BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.2. Fokus Layanan Pilihan
2.3.2. Fokus Layanan Pilihan
2.3.2.1. Pertanian
Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Kabupaten Tambrauw. Di bidang ketenagkerjaaan, sektor pertanian menjadi tulang punggung mata pencaharian masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya sektor pertanian di Kabupaten Tambrauw. Selain itu, pentingnya sektor pertanian juga dilihat dari fungsinya sebagai sumber pangan utama bagi masyarakat dan kontribusinya terhadap perekonomian.
99.55 97.19 98.83 96.00 96.50 97.00 97.50 98.00 98.50 99.00 99.50 100.00 Laki-laki Perempuan TKK
77
Tanaman Pangan
Jenis tanaman pangan yang dibudidayakan penduduk di Kabupaten Tambrauw adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan keladi. Kondisi lahan di Kabupaten Tambrauw secara umum tidak mendukung untuk pertumbuhan optimal padi sehingga padi bukan merupakan produksi pertanian utama khususny untuk tanaman pangan. Luas panen padi di Kabupaten Tambrauw selama periode 2011-2013 mengalami penurunan dari 100 ha pada tahun 2011 menjadi sebesar 24 ha pada tahun 2013. Penurunan luas panen padi tersebut kemudian menyebabkan produksi padi di Kabupaten Tambrauw juga mengalami penurunan dari 290 ton pada tahun 2011 menjadi hanya sebesar 48 ton pada tahun 2013. Produktivitas padi di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah sebesar 2 ton per ha. Jika dirinci menurut distrik, produksi padi di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 hanya berasal dari 2 distrik yaitu Distrik Sausapor dan Yembun dengan produksi masing-masing sebesar 40 dan 8 ton. Sama seperti pada padi, luas panen jagung di Kabupaten Tambrauw juga mengalami penurunan dari 54 ha pada tahun 2011 menjadi sebesar 16 ha pada tahun 2013. Walaupun luas panen mengalami penurunan hingga lebih dari 100 persen, namun produksi jagung hanya mengalami penurunan 5 ton (dari 32 ton menjadi sebesar 27 ton) karena adanya peningkatan produktivitas lahan dari hanya sebesar 0,59 ton per ha pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,69 ton per ha pada tahun 2013. Produksi jagung di Kabupaten Tambrauw berasal dari 5 distrik dengan produksi terbesar berada di Distrik Sausapor yaitu sebesar 18 ton. 4 distrik lain yang menjadi produsen jagung adalah Distrik Fef (3 ton), Abun (1,2 ton), Kwoor (1,2 ton), dan Yembun (3,6 ton).
Ubi kayu merupakan tanaman pangan utama di Kabupaten Tambrauw jika dilihat dari sisi produksi. Luas panen ubi kayu di Kabupaten Tambrauw mengalami penurunan dari 85 ha pada tahun 2011 menjadi seluas 37 ha. Produksi ubi kayu di Kabupaten Tambrauw mengikuti pola peningkatan atau penurunan luas panen, jika luas panen meningkat maka produksi juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Produksi ubi kayu pada tahun 2011 adalah sebesar 340 ton dan mengalami penurunan menjadi sebesar 263 ton pada tahun 2013. Produksi ubi kayu merupakan yang terbesar diantara tanaman pangan lainnya di Kabupaten Tambrauw dan tersebar merata di seluruh distrik yang datanya telah tersedia. Distrik yang memiliki produksi ubi kayu terbesar adalah Distrik Sausapor yaitu sebesar 92 ton, sedangkan distrik dengan produksi ubi kayu terkecil adalah Distrik Syujak yaitu sebesar 12 ton. Produktivitas ubi kayu di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah sebesar 7,122 ton per ha. Komoditas ubi jalar termasuk salah satu makanan utama pengganti beras yang sudah familiar baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat karena tanaman ubi jalar relatif mudah tumbuh pada kondisi yang beraneka ragam. Hal tersebut terlihat dimana komditas ubi jalar hampir diproduksi di seluruh distrik. Distrik dengan produksi ubi jalar tertinggi adalah Distrik Sausapor yaitu sebesar 20 ton, sedangkan distrik dengan produksi ubi jalar terendah adalah Distrik Syujak dan Miyah dengan produksi masing-masing sebesar 3 ton. Luas panen ubi jalar pada tahun 2013 adalah seluas 55 ha dengan produktivitas sebesar 4,23 ton per ha.
78
Gambar 2.47 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Pangan, 2013
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Luas panen kacang tanah pada tahun 2013 adalah seluas 8 ha dengan produksi sebesar 12 ton, jadi produktivitas tanaman kacang tanah di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah sebesar 1,5 ton per ha. Produksi kacang tanah di Kabupaten Tambrauw cenderung fluktuatif selama periode 2011-2013. Pada tahun 2011, produksi kacang tanah adalah sebesar 23 ton, kemudian meningkat menjadi 63 ton pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar 12 ton. Produksi kacang tanah di Kabupaten Tambrauw berasal dari 3 distrik yaitu Distrik Fef, Abun, dan Sausapor. Luas panen keladi di Kabupaten Tambrauw mengalami penurunan dari sebesar 43 ha pada tahun 2011 menjadi sebesar 19 ha pada tahun 2013. Dari sisi produksi, juga terjadi penurunan dari sebesar 129 ton pada tahun 2011 menjadi sebesar 106 ton pada tahun 2013. Produsen keladi terbesar pada tahun 2013 adalah Distrik Kwoor yaitu sebesar 24 ton, diikuti Distrik Sausapor sebesar 20 ton, dan Distrik Syujak sebesar 18 ton. Produktivitas tanaman keladi pada tahun 2013 adalah sebesar 5,58 ton per ha.
Tanaman Hortikultura
Usaha tanaman hortikultura yang dikembangkan oleh penduduk di Kabupaten Tambrauw masih dalam skala tradisional dan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan subsistennya. Jenis sayur yang ditanam masyarakat adalah kubis, cabai, tomat, terung, sawi, kangkung, dan bayam. Secara keseluruhan, luas panen komoditas sayur di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah seluas 47 ha. Jika dibandingkan dengan luas panen sayuran pada tahun 2011 yang seluas 225 ha, maka terdapat penurunan luas panen yang signifikan sehingga produksi sayur juga mengalami penurunan dari 448 ton pada tahun 2011 menjadi hanya sebesar 40 ton pada tahun 2013. Jika produksi dirinci menurut jenis sayur pada tahun 2013, produksi
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00
Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Keladi Kacang Tanah Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
79
kubis adalah sebesar 1 ton, cabai sebesar 12 ton, tomat sebesar 2 ton, terung sebesar 2 ton, sawi sebesar 2 ton, kangkung sebesar 10 ton, dan bayam sebesar 9 ton.
Gambar 2.48 Persentase Produksi Sayur Menurut Jenis, 2014
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Berbeda dengan luas penen komoditas sayur yang mengalami penurunan signifikan, luas panen komoditas buah di Kabupaten Tambrauw selama periode 2011-2013 justru mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2011, luas panen komoditas buah adalah seluas 204 ha, maka pada tahun 2013 luasnya mengalami peningkatan menjadi seluas 351 ha. Jenis buah yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Tambrauw adalah pisang, nanas, alpukat, mangga, rambutan, duku/langsat, durian, pepaya, jeruk nipis, melinjo, dan nangka. Secara keseluruhan, produksi komoditas buah di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah sebanyak 356 ton. Produksi buah terbesar di Kabupaten Tambrauw adalah durian yaitu sebanyak 100 ton, diikuti pisang sebanyak 64 ton, rambutan sebanyak 50 ton, duku/langsat sebanyak 40 ton, mangga sebanyak 35 ton, nangka sebanyak 26 ton, nanas sebanyak 12 ton, melinjo sebanyak 9 ton, alpukat sebanyak 8 ton, pepaya sebanyak 7 ton, dan jeruk nipis sebanyak 5 ton. Kubis 2.50% Cabai 30.00% Tomat 5.00% Terung 5.00% Sawi 10.00% Kangkung 25.00% Bayam 22.50%
80
Gambar 2.49 Persentase Produksi Buah Menurut Jenis, 2014
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Tanaman Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan penduduk di Kabupaten Tambrauw adalah kelapa, kakao, cengkeh, pala, kopi, sagu, jarak, dan pinang. Jika dilihat dari sisi produksi dan rumah tangga yang membudidayakan tanaman perkebunan, maka tanaman perkebunan utama di Kabupaten Tambrauw adalah pinang, sagu, kakao dan kelapa. Pada tahun 2011, luas area tanaman pinang di Kabupaten Tambrauw adalah seluas 75 ha dengan total produksi sebanyak 7.500 ton. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tambrauw (2015), produksi pinang berasal dari 3 distrik yaitu Distrik Abun, Kwoor, dan Sausapor dengan jumlah rumah tangga yang membudidayakan tanaman pinang sebanyak 75 rumah tangga. Luas area tanaman sagu pada tahun 2011 adalah seluas 67 ha dengan produksi mencapao 488 ton. Rumah tangga yang membudidayakan sagu pada tahun 2011 adalah sebanyak 57 rumah tangga. Jika dirinci menurut distrik, produksi sagu terbesar berasal dari Distrik Miyah yang mencapai 160 ton, sedangkan produksi terendah berasal dari Distrik Abun dan Sausapor dengan produksi masing-masing sebesar 4 ton. Tingginya produksi sagu di Kabupaten Tambrauw disebabkan karena wilayahnya yang cocok untuk perkembangan optimal tanaman sagu dan tanaman tersebut merupakan salah satu makanan pokok yang ada di Kabupaten Tambrauw.
Untuk tanaman kakao, luas area tanaman tersebut pada tahun 2011 adalah seluas 995 ha dengan produksi sebanyak 195,10 ton. Distrik dengan produksi kakao terbesar adalah Distrik Sausapor dengan produksi sebesar 160 ton dimana produksi tersebut berasal dari area seluas 800 ha. Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kakao pada tahun 2011 adalah sebanyak 985 orang. Luas area tanaman kelapa pada tahun 2011 adalah sebanyak 2.315 ha dengan area terluas berada di
Durian 28.09% Pisang 17.98% Rambutan 14.04% Duku/langsat 11.24% Mangga 9.83% Nangka 7.30% Nanas 3.37% Melinjo 2.53% Alpukat 2.25% Pepaya 1.97% Jeruk nipis 1.40%
81
Distrik Sausapor yaitu seluas 1.200 ha dan Distrik Kwoor seluas 1.000 ha. Namun, jika dilihat dari sisi produksi, produsen kelapa terbesar ditempati oleh Distrik Kwoor yaitu sebesar 15 ton, diikuti Distrik Sausapor sebesar 12 ton, dan Distrik Abun sebesar 10 ton. Rumah tangga yang membudidayakan tanaman kelapa merupakan yang terbanyak dibandingkan komoditas tanaman perkebunan lainnya yaitu sebanyak 1.365 rumah tangga. Produksi tanaman perkebunan lainnya seperti cengkeh pada tahun 2011 adalah sebesar 0,52 ton, pala sebesar 0,09 ton, kopi sebesar 0,03 ton, dan jarak sebesar 0,02 ton.
Tabel 2.12. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Kabupaten Tambrauw, 2011
No. Distrik
Kelapa Kakao Pinang Sagu
Luas Area (ha) Produksi (ton) Luas Area (ha) Produksi (ton) Luas Area (ha) Produksi (ton) Luas Area (ha) Produksi (ton) 1. Fef 5 0,05 15,00 0,05 - - 10,00 80,00 2. Syujak - - 10,00 2,00 - - 10,00 80,00 3. Abun 100 10,00 50,00 10,00 25 2.500,00 2,00 4,00 4. Miyah 5 0,05 15,00 3,00 - - 20,00 160,00 5. Kwoor 1.000 15,00 100,00 20,00 25 2.500,00 10,00 80,00 6. Sausapor 1.200 12,00 800,00 160,00 25 2.500,00 5,00 4,00 7. Yembun 5 0,05 5,00 0,05 - - 10,00 80,00 Jumlah 2.315 37,15 995 195,10 75 7.500,00 67 488,00
Keterangan: * = Data belum tersedia Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015
Peternakan
Ternak adalah hewan hasil domestikasi oleh manusia yang diatur segala kehidupannya (reproduksi, produksi kesehatan, pemeliharaan, dan lain-lain) oleh manusia dan dapat dimanfaatkan produk dan jasanya (daging, telur, susu, kulit, lemak, tenaga, wool, dan lain-lain) untuk kepentingan manusia. Sektor peternakan di Kabupaten Tambrauw dapat dikatakan belum berkembang karena usaha yang dilakukan masyarakat masih dalam skala rumah tangga. Jenis ternak yang dibudidayakan penduduk di di Kabupaten Tambrauw adalah sapi, kambing, dan babi. Pada tahun 2013, populasi sapi di Kabupaten Tambrauw adalah sebanyak 1.919 ekor. Populasi tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dari hanya sebanyak 248 ekor pada tahun 2011. Jika dirinci menurut distrik, populasi sapi terbanyak berada di Distrik Kebar dengan jumlah sebanyak 1.005 ekor, diikuti Distrik Sausapor sebanyak 363 eko, dan Distrik Senopi sebanyak 310 ekor. Populasi kambing di Kabupaten Tambrauw selama periode 2011-2013 mengalami peningkatan dari hanya sebanyak 320 ekor pada tahun 2011 menjadi sebanyak 794 ekor pada tahun 2013. Populasi kambing terbanyak di Kabupaten Tambrauw berada di Distrik Sausapor dan Abun dengan jumlah masing-masing sebanyak 286 dan 132 ekor. Populasi babi di Kabupaten Tambrauw juga mengalami peningkatan dari 256 ekor pada tahun 2011 menjadi sebanyak 547 ekor pada tahun 2013. Populasi babi di Kabupaten Tambrauw sebagian besar berada di Distrik Sausapor dengan jumlah sebanyak 228 ekor.
82
Selanjutnya untuk ternak unggas, jenis unggas yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Tambrauw adalah ayam kampung. Populasi ayam kampung hampir tersebar merata di seluruh distrik dimana populasi ayam kampung terbesar berada di Distrik Sausapor yaitu sebanyak 2.112 ekor, sedangkan populasi terendah berada di Distrik Abun yaitu sebanyak 89 ekor. Selama periode 2011-2013, populasi ayam kampong di Kabupaten Tambrauw mengalami peningkatan dari hanya sebanyak 2.746 ekor pada tahun 2011.
Tabel 2.13 Populasi Ternak Menurut Distrik dan Jenis, 2013
No. Distrik Sapi Kambing Babi Ayam
Kampung 1. Fef - - 50 292 2. Syujak - - - 198 3. Abun - 132 30 89 4. Miyah - 10 - 176 5. Kwoor 18 35 25 195 6. Sausapor 363 286 228 2.112 7. Yembun 24 46 40 273 8. Kebar* 1.005 52 38 850 9. Senopi* 310 50 29 254 10. Amberbaken* 25 46 27 150 11. Mubrani* 58 68 53 260 12. Moraid* 116 69 27 189 Jumlah 1.919 794 547 5.038
Keterangan: * = Data belum tersedia Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015
Kehutanan
Pembangunan sektor kehutanan mencakup semua upaya memanfaatkan sumber daya hutan secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan ekologi, dan sosial masyarakat untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat terutama masyarakat tempatan. Oleh karena itu, potensi sektor kehutanan harus diolah sebaik mungkin sebagai salah satu pendorong kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Tambrauw. Pengembangan sektor kehutanan harus melingkupi berbagai usaha pemanfaatan hutan secara maksimal dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan hidup dalam arti luas, pada hakekatnya harus berprinsip dapat memberikan manfaat optimal jangka panjang, meliputi sistem dan manajemen pengelolaan kawasan hutan beserta isinya sebagai sumber pendapatan daerah dan masyarakat agar sejahtera dan berkeadilan. Namun pada kenyataannya banyak dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam sistem dan manajemen pengelolaan hutan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berdampak negatif bahkan sudah mencapai pada taraf ancaman hari depan. Untuk itu perlu adanya peninjauan terhadap sistem dan manajemen pengelolaan hutan beserta peraturan dan pengaturan yang berlaku baik langsung maupun yang saling terkait.
83
Gambar 2.50 Persentase Luas Hutan Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten Tambrauw, 2012
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tambrauw merupakan wilayah hutan sehingga sektor kehutanan merupakan salah satu sektor strategis. Kabupaten Tambrauw pada tahun 2012 memiliki kawasan hutan seluas 593.475,03 ha. Dari seluruh luasan tersebut, sebagian besar luasan hutan merupakan hutan lindung dan hutan PPA dengan luasan masing-masing seluas 242.363,39 dan 215.594,02 ha. Untuk hutan produksi, luas hutan produksi terbatas pada tahun 2012 adalah seluas 112.035,47 ha, hutan produksi yang dikonversi seluas 14.520,50 ha, dan hutan produksi tetap seluas 8.760,57 ha. Sementara hutan untuk penggunaan lainnya adalah seluas 201,08 ha. Produksi hasil hutan di Kabupaten Tambrauw adalah jenis kayu bulat dimana produksi kayu bulat selama periode 2010-2013 terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010, produksi kayu bulat adalah sebesar 1.000,99 m3, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1.568,18 m3, dan pada tahun 2012 meningkat kembali sebesar 6.493,45 m3.
Perikanan
Kabupaten Tambrauw memiliki potensi sumberdaya perikanan yang tinggi baik untuk perikanan darat maupun laut. Di perikanan darat, Kabupaten Tambrauw memiliki potensi yang besar dengan wilayahnya yang banyak dilewati sungai besar, sedangkan di perikanan laut mengandalkan sumberdaya di Samudera Pasifik yang besar. Produksi perikanan Kabupaten Tambrauw sebagian besar berasal dari perikanan tangkap laut. Wilayah perikanan tangkap Kabupaten Tambrauw berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI 717) yaitu Samudera Pasifik. Terkait dengan potensi sumberdaya perikanan di laut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kepetusan Menteri (KEPMEN) Nomor 45 Tahun 2011 telah memetakan potensi sumberdaya ikan di
Hutan Lindung 40.84% Hutan PPA 36.33% Hutan Produksi Terbatas 18.88% Hutan Produksi Tetap 1.48%
Hutan Produksi yang Dikonversi
2.45%
Hutan Penggunaan Lainnya
84
seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Total potensi sumberdaya ikan (SDI) di WPP 717 adalah sebesar 299,1 ribu ton per tahun terdiri atas potensi ikan pelagis besar sebesar 105,2 ribu ton per tahun, ikan pelagis kecil sebesar 153,9 ribu ton per tahun, ikan demersal sebesar 30,2 ribu ton per tahun, udang penaeid sebesar 1.400 ton per tahun, ikan karang konsumsi sebesar 8.000 ton per tahun, lobster sebesar 200 ton per tahun, dan cumi-cumi sebesar 300 ton per tahun.
Tingkat eksploitasi sumberdaya ikan pada WPP-NRI 717 yang dapat diakses nelayan Kabupaten Tambrauw sebagian besar berada dalam tingkat eksploitasi
moderate untuk kelompok ikan demersal, pelagis kecil, dan cakalang. Untuk WPP-NRI
717, jika diasumsikan nelayan yang berbasis di Kabupaten Tambrauw mampu memanfaatkan 10 persen dari total potensi sumberdaya ikan, maka diperoleh potensi produksi sekitar 29.910 ton per tahun. Produksi perikanan Kabupeten Tambrauw masih jauh dari potensi produksi yang ada di mana total produksi perikanan tangkap pada tahun 2013 hanya sebesar 19.000 ton. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana penangkapan ikan yang dimiliki nelayan misalnya keterbatasan armada kapal dan alat penangkapan, serta terbatasnya modal usaha yang dimiliki nelayan sehingga tidak dapat mengembangkan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Tambrauw.
Gambar 2.51 Peta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPP RI
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2011
Produksi perikanan di Kabupaten Tambrauw berasal dari kegiatan perikanan tangkap laut, perairan darat, dan perairan umum. Seperti telah diuraikan sebelumnya, produksi perikanan di Kabupaten Tambrauw sebagian besar berasal dari perikanan tangkap laut. Produksi perikanan tangkap laut selama periode 2010-2013 mengalami
85
peningkatan setiap tahun dari hanya sebesar 13.000 ton pada tahun 2010 menjadi sebesar 19.000 ton pada tahun 2013. Rata-rata pertumbuhan produksi perikanan tangkap laut selama periode tersebut adalah sebesar 14,07 persen per tahun dengan pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 30,77 persen. Untuk produksi perikanan budidaya di darat, terjadi peningkatan produksi dari periode 2010-2012 dimana produksi pada tahun 2010 hanya sebesar 5.000 ton kemudian meningkata menjadi sebesar 11.000 ton pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013, tidak tercatat adanya produksi ikan yang berasal dari perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap di perairan umum juga mengalami peningkatan dari 1.500 ton pada tahun 2010 menjadi sebesar 2.500 ton pada tahun 2012.
Gambar 2.52 Produksi Perikanan Laut, Darat, dan Perairan Umum di Kabupaten Tambrauw, 2010-2013
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Jika dilihat berdasarkan produksi per jenis ikan pada tahun 2013, beberapa jenis ikan yang menjadi tangkapan utama nelayan di Kabupaten Tambrauw diantaranya adalah laying, tenggiri, cakalang/tuna, kurisi, manyung, lencam/bobara, kerapu, ikan merah, dan lobster.
2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 2010 2011 2012 2013
86
Gambar 2.53 Persentase Produksi Menurut Jenis Ikan, 2013
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015 (diolah)
Dalam mendukung kegiatan perikanan tangkap, salah satu prasyarat keberhasilan kegiatan penangkapan adalah ketersediaan armada penangkapan (kapal). Jenis armada penangkapan yang digunakan yang digunakan nelayan di Kabupaten Tambrauw adalah perahu tanpa motor dan perahu motor tempel. Secara keseluruhan jumlah armada perikanan tangkap di Kabupaten Tambrauw pada tahun 2013 adalah sebanyak 749 unit yang terdiri atas 582 unit perahu tanpa motor (77,70 persen) dan peragu motor tempel sebanyak 167 unit (22,30 persen). Jika dirinci menurut distrik, maka jumlah armada perikanan tangkap terbesar berada di Distrik Yembun yaitu sebanyak 523 unit terdiri atas perahu tanpa motor sebanyak 463 unit dan perahu motor tempel sebanyak 60 unit. Distrik lain yang memiliki armada perikanan tangkap adalah Distrik Abun dan Kwoor dengan jumlah armada masing-masing sebanyak 118 dan 108 unit. Untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap, diperlukan armada penangkapan yang lebih modern (kapal motor) sehingga mampu mengakses daerah tangkapan lebih luas dibandingkan perahu papan dan jukung.
Tabel 2.14 Jumlah Armada Perikanan Tangkap Menurut Distrik, 2013
No. Distrik Perahu Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Jumlah
1. Abun 59 59 118
2. Kwoor 60 48 108
3. Yembun 463 60 523
Jumlah 582 167 749
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015
Layang 18.32% Tenggiri1.57% Cakalang/Tuna 20.60% Kurisi 6.82% Manyung 0.27% Lencam/Bobara 13.64% Kerapu 10.92% Merah 27.29% Lobster 0.56%
87
2.3.2.2. Energi dan Sumberdaya Mineral Jaringan Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah karena semua memerlukan listrik dari rumah tangga, instansi pemerintah, perkantoran, dan industri. Jaringan listrik di Kabupaten Tambrauw belum tersebar merata di semua distrik karena akses lokasi yang masih terisolir dan keterbatasan daya listrik. Dengan selesainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Tambrauw dengan kapasitas 1,6 megawatt, maka ketersediaan daya listrik di Kabupaten Tambrauw akan meningkat sehingga distribusi listrik di Kabupaten Tambrauw akan menyebar secara lebih merata di berbagai distrik.
Tabel 2.15 Jumlah Pelanggan Listrik PLN dan non PLN di Kabupaten Tambrauw Menurut Distrik, 2014
No. Distrik Pelanggan PLN Pelanggan non PLN Jumlah
1. Fef - 511 511 2. Syujak - 62 62 3. Abun - 203 203 4. Miyah - 79 79 5. Kwoor - 166 166 6. Sausapor 263 773 1.036 7. Yembun - 25 25 Jumlah 263 1.819 2.082
Sumber: BPS Kabupaten Tambrauw, 2015
Hingga tahun 2014, jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Tambrauw adalah sebanyak 2.082 pelanggan yang terdiri atas 263 pelanggan listrik PLN dan 1.819 listrik non PLN. Jaringan listrik PLN di Kabupaten Tambrauw hanya berada di Distrik Sausapor, sedangkan jaringan listrik non PLN mengaliri 7 distrik yaitu Distrik Fef, Syujak, Abun, Miyah, Kwoor, Sausapor, dan Yembun.
Pertambangan
Pulau Papua terbentuk sebagai hasil benturan Lempeng Benua Australia (Australia Plate) yang bergerak ke Utara dengan Lempeng Pasifik (Pacific Crustal
Plate) yang bergerak ke arah Barat. Akibat benturan antara lempeng tersebut di atas
menimbulkan penerobosan batuan beku dengan komposisi sedang ke dalam batuan sedimen di atasnya, memungkinkan terbentuknya mineralisasi logam yang berasosiasi dengan perak dan emas. Adapun potensi mineral logam dan non logam di Kabupaten Tambrauw disajikan pada Tabel 2.16.
88
Tabel 2.16 Potensi Mineral Logam dan Non Logam di Kabupaten Tambrauw
Potensi Tambang Distrik Volume Cadangan
Timah Distrik Ambarbaken
(sepanjang Sungai Waturi) Deposit mineral belumdiketahui, kandungan timahnya berkisar antara 345-685
Seng dan tembaga Distrik Ambarbaken
(kampung Sutera dan Kampung Bomas) Distrik Sausapor)
Deposit mineral
belumdiketahui dan sampai saat ini potensi belum dimanfaatkan
Emas Distrik Ambarbaken
Distrik Sausapor Deposit mineral belumdiketahui dan belum dieksplorasi
Granit Distrik Ambarbaken
Distrik Kebar Volume cadangan sebesar 96,83 miliyar metric ton
Pasir kuarsa Distrik Kebar (Kampung
Atay Selatan) Volume cadangan 137,5 mt berdasarkan penelitian SiO2 – rata-rata 77,6% ; A12O3 – Rata-rata 13,65%; Fe2O3 rata-rata 0,84 % pausri gelas kaca
Tanah hitam Distrik Sausapor
Bijih besi Distrik Sausapor
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Tambrauw 2011-2031
2.3.2.3. Pariwisata
Kabupaten Tambrauw memiliki kekayaan alam berupa hutan pegunungan yang luas dimana terdapat banyak sungai di dalamnya. Selain keindahan alam, budaya masyarakat Kabupaten Tambrauw juga merupakan salah satu pesona wisata yang ada. Sektor pariwisata merupakan sektor yang diharapkan akan menjadi leading sektor di Kabupaten Tambrauw. Saat ini sektor pariwisata belum menunjukkan kontribusi yang cukup signifikan dalam perekonomian di Kabupaten Tambrauw. Secara makro sektor pariwisata merupakan industri yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat melalui: penyediaan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan taraf hidup, serta secara simultan dapat mengaktifkan sektor-sektor produksi lain, sehingga pariwisata sering disebut lokomotif perekonomian. Obyek wisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten Tambrauw pada umumnya berupa wisata alam, untuk