• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Wilayah

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Berdasarkan penggunaan lahan, sebagian besar wilayah Kabupaten Tambrauw merupakan wilayah hutan dengan luas keseluruhan mencapai 10.819 km2. Wilayah hutan tersebut terdiri atas hutan lahan kering primer seluas 8.184,83 km2 (71,39 persen) dan hutan lahan kering sekunder seluas 2.635,16 km2 (22,99 persen). Luas lahan yang digunakan untuk budidaya pertanian terdiri atas ladang seluas 38,47 km2 (0,34 persen) dan lahan tanaman campuran seluas 81,73 km2 (0,71 persen). Sementara itu, lahan yang digunakan untuk permukiman penduduk masih sangat kecil yaitu hanya seluas 7,45 km2 (0,06 persen).

Gambar 2.9 Persentase Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan, 2014

Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Tambrauw 2011-2031 (diolah)

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

2.1.2.1. Potensi Sektor Pertanian

Kabupaten Tambrauw memiliki potensi pengembangan sektor pertanian yang tinggi mengingat adanya ketersediaan lahan yang besar. Akan tetapi, mengingat teknologi pertanian yang digunakan oleh masyarakat masih tradisional dan belum bersifat komersial, maka sektor pertanian di Kabupaten Tambrauw dapat dikatakan masih belum berkembang. Ditilik dari pengunaan lahan, dari lahan seluas 11.529,18 km2, sebagian besar lahan di Kabupaten Tambrauw merupakan hutan dimana lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan masih relatif kecil (kurang dari 1 persen). Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling dominan dalam perekonomian Kabupaten Tambrauw diukur dari kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sektor ini menjadi tumpuan sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk, akan tetapi sejauh ini pengelolaannya belum berkembang secara optimal baik pada tahap proses produksi, pengolahan hasil maupun pemasaran.

Hutan lahan kering primer 70.99% Hutan lahan kering

sekunder 22.86% Ladang 0.33% Tanaman campuran 0.71% Permukiman 0.06%

Semak dan belukar 4.48% Lahan terbuka 0.48% Beting pantai 0.09%

23

Pada tahap produksi, sebagian besar kegiatan pertanian masih bersandar pada ketersediaan sumber daya alam. Masukan teknologi dan manajemen hampir tidak ada untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Pada tahap pengolahan hasil-hasil pertanian, hanya sedikit saja jenis komoditi yang mengalami proses pengolahan. Demikian pula, rantai proses pengolahan tidak begitu panjang, sehingga nilai tambah yang diberikan ke dalam hasil pertanian tidak terlalu banyak. Pada tahap pemasaran, potensi pasar yang tersedia relatif terbatas karena masih minimnya jumlah penduduk. Di lain pihak, pemasaran ke luar wilayah Kabupaten Tambrauw dihadapkan pada biaya transportasi yang mahal, yang pada akhirnya menekan pendapatan petani ke tingkat yang rendah.

2.1.2.2. Potensi Kemaritiman

Kabupaten Tambrauw mempunyai wilayah perairan laut yang luas di sebelah utara. Dengan keadaan wilayah yang demikian, maka sebagian besar masyarakat memiliki ketergantungan hidup yang tinggi di sektor kelautan dan perikanan. Selain itu, posisi kabupaten ini yang langsung berhadapan dengan Samudera Pasifik mengakibatkan tersedianya potensi perikanan tangkap yang cukup melimpah karena dilewati oleh jalur ruaya berbagai jenis ikan terutama jenis ikan pelagis besar (tuna dan cakalang). Di lain pihak, dengan hamparan hutan bakau dan terumbu karang yang cukup luas, memungkinkan terciptanya peluang pengembangan, penangkapan dan budidaya ikan demersal serta jenis pelagis kecil yang cukup menjanjikan. Kondisi ini menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor unggulan yang diharapkan dapat menyumbangkan pendapatan bagi daerah, di samping meningkatkan pendapatan masyarakat terutama nelayan yang pada akhirnya akan mendorong taraf hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih tinggi.

Potensi wisata bahari yang ada di Kabupaten Tambrauw banyak yang belum tersentuh, sehingga potensi alam yang masih sangat alami ini dapat dimanfaatkan para investor dan dunia wisata lainnya bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan pendapatan daerah di masa mendatang. Keberadaan potensi wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta keanekaragaman jenis ikan hias, merupakan potensi utama dalam rangka mengembangkan wisata bahari.

2.1.2.3. Potensi Pariwisata

Pada dasarnya sektor pariwisata memegang peranan sangat penting dalam menunjang peningkatan perekonomian daerah. Penunjang pengembangan sektor pariwisata adalah peningkatan sarana dan prasarana, bimbingan dan penyuluhan sadar wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pelibatan secara bertahap partisipasi swasta dan masyarakat. Potensi wisata di Kabupaten Tambrauw meliputi wisata alam dan budaya. Obyek wisata di Kabupaten Tambrauw terdiri dari objek wisata alam dan bahari. Obyek wisata tersebut meliputi:

24

o Wisata Alam Pantai Jamursba Medi, terletak di Kampung Saubeba, Distrik Sausapor, dengan panorama pantai dan air laut yang jernih, dan penyu belimbing.

o Obyek wisata alam air terjun, terletak di akses Distrik Fef menuju Miyah yang tepatnya terletak di Kampung Tabamsere, Distrik Miyah, dengan panorama hutan yang lebat dan beraneka ragam jenis tumbuhan tropis serta jenis burung di lokasi tersebut.

Untuk wisata budaya dan sosial, yang ditonjolkan adalah keunikan budaya masyarakat yang ada di Kabupaten Tambrauw. Dengan mengapresiasi latar belakang perkembangan wilayah Kabupaten Tambrauw khususnya, dan bersama-sama dengan Kota Sorong umumnya, dapat diindikasikan karakter kutural/budaya yang ada.

o Masyarakat yang ada di Kabupaten Sorong terdiri atas masyarakat asli (Papua) dan masyarakat pendatang (transmigran dan pendatang lainnya).

o Masyarakat asli Papua cenderung tersebar pada permukiman-permukiman baik di bagian barat maupun di bagian timur/utara. Khusus untuk masyarakat di bagian timur/utara ini ada kecenderungan interaksi dengan masyarakat di Kabupaten Manokwari, baik di pesisir maupun di Dataran Tinggi Kebar; dan interaksi dengan masyarakat di bagian utara Kabupaten Sorong Selatan. Kedua bagian wilayah tersebut memang mempunyai jarak yang lebih dekat jika dibandingkan dengan bagian barat Kabupaten Sorong.

o Pendatang transmigran cenderung dominan di bagian barat, begitu juga kemudian pendatang lainnya yang bukan transmigran.

o Atas dasar itu, maka interaksi kuat antar kultur/budaya dominan terjadi di bagian barat wilayah ini. Dengan interaksi dan heterogenitas demikian ini akan menjadi pendorong perkembangan sosial-ekonomi di masa datang. Sementara di bagian timur/utara interaksi demikian ini relatif lebih kecil, dengan kata lain akan sangat kuat konsep pengembangan wilayah yang khusus, dengan memperkenalkan interaksi yang lebih luas melalui pembangunan infrastruktur perhubungan/transportasi yang memberikan akses baik internal maupun eksternal wilayah.

Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa arah perkembangan kultur/budaya melalui interaksinya akan bermula di bagian barat (Kota Sorong serta Aimas dan sekitarnya) yang kemudian dapat dijalarkan ke arat timur/utara tersebut, selain ada juga interaksi bagian wilayah timur/utara ini dengan wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong Selatan. Objek wisata di Kabupaten Tambrauw yang fokus pada alam dan budaya merupakan langkah yang tepat mengingat kondisi alam yang masih belum banyak terpengaruh budaya luar. Jika objek wisata ini dapat dipasarkan secara menarik, akan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Tambrauw. Namun demikian, perlu diperhatikan sarana pendukung pariwisata seperti transportasi dan penginapan.