Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
2.3.2.1 Urusan Wajib Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan urusan wajid. Beberapa informasi terkait dengan ketenaga kerajaan disajikan antara lain angka sangketa pengusaha pekerja, kasus terhadap perjanjian Bersama, keselamatan dan perlindungan, kepersetaan pekerja dalam BPJS, tenaga kerja yang mendapat kompetensi yang berbasis berkompeten, tenaga kerja yang mendapat kompetensi yang berbasis masyarakat dan tenaga kerja yang mendapat keterampilan kewirausahaan.
Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun selama kurun waktu tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif. Selama kurun waktu lima tahun, angka sangketa ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.85
Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah sengketa pengusahaan 10 10 10 11 12
Jumlah perusahaan 72 155 215 277 605
Angka sengketa 0,1389 0,0645 0,465 0,0397 0,0033
Sumber : Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Terhadap besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) di Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurun waktu tahun 2016-2020 dapat diselesaiakan semuanya dari kasus yang ada.
Gambaran besaran kasus tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.86
Besaran Kasus yang Diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah kasus yang diselesaikan dengan PB 10 10 10 11 12
Jumlah kasus yang dicatatkan 10 10 10 11 12
Besaran kasus Yang diselasaikan 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber : Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Terhadap keselamatan dan perlindungan kerja selama kurun waktu tahun 2016-2020 di Kabupaten Lima Puluh Kota secara rata-rata telah optimal, dimana dari jumlah perusahaan yang menerapkan K3 dan
II - 78 jumlah perubahan di Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap keselamatan dan perlidungan kerjanya telah mencapai optimal. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.87
Keselamatan dan Perlindungan Kerja Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 72 155 215 277 605
Jumlah perusahaan di Kab. Lima Puluh Kota 72 155 215 277 605
Keselamatan dan perlindungan Kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Terhadap kepesertaan pekerja/buruh yang menjadi peserta program BPJS selama kurun waktu tahun 2016-2020 mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2020 kepesertaan pekerja menjadi anggota BPJS mencapai 100%. Artinya jumlah pekerja peserta BPJS sama dengan jumlah pekerja. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.88
Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi Peserta Program BPJS Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurun waktu tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Pekerja peserta BPJS 1205 3041 4576 5343 5343
Jumlah pekerja 1465 3751 4896 5665 5343
Besaran pekerja yang menjadi anggota
BPJS 82,25% 81,07% 93,46% 94,32% 100%
Sumber : Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Dari sisi besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi selama kurun waktu 2016-2019 dari jumlah tenaga kerja yang mendaftar pelatihan, kesemuanya ditampung dan memperoleh pelatihan yang berbasis kompeten. Sedangkan di Tahun 2020, tidak dilaksanakan pelatihan akibat dari refocusing anggaran di Tahun 2020.
Tabel 2.89
Besaran Tenaga Kerja Yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompeten Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurun waktu tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah tenaga kerja yang dilatih 162 102 179 176 0
Jumlah tenaga kerja yang mendaftar
pelatihan 162 102 179 176 0
Besaran tenaga kerja yang mendapat
pelatihan 100% 100% 100% 100% 0%
Sumber Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Terhadap besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat selama kurun waktu tahun 2016-2020 sebanyak 100%. Untuk tahun 2019, tidak ada tenaga kerja yang dilatih sehingga besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan adalah 0% dan pada tahun 2020 kembali dilaksanakan pelatihan dengan tingkat capaian 100%. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.90
Besaran Tenaga Kerja Yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurun waktu tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah tenaga kerja yang dilatih 150 390 60 0 70
Jumlah tenaga kerja yang mendaftar
pelatihan 150 390 60 0 70
II - 79
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Besaran tenaga kerja yang mendapat
pelatihan 100% 100% 100% 0% 100%
Sumber Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
Dari sisi besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan selama kurun waktu tahun 2016-2019, persentase besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatiah kewirausahaan adalah 100%, sedangkan di Tahun 2020 tidak dilaksanakan pelatihan kewirausahaan akibat dari refokusing anggaran untuk penanggulangan pandemi Covid 19. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan selama kurun waktu tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.91
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurun waktu tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah tenaga kerja yang dilatih 90 90 60 60 0
Jumlah tenaga kerja yang mendaftar
pelatihan 90 90 60 60 0
Besaran tenaga kerja yang mendapat
pelatihan 100% 100% 100% 100% 0%
Sumber Disperinaker Kab. Lima Puluh Kota
2.3.2.2 Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Perkembangan indikator pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.92
Perkembangan Indikator Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
No. Indikator Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1 Indeks Pembangunan Gender
(IPG) 94,64 95,5 94,62 94,33 94,93
2 Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) N/A N/A 46,89 50,18 51,09
3 Data kekerasan terhadap
perempuan 7 7 11 10 10
4 Data kekerasan terhadap anak 43 78 78 66 69
5 Tingkat pencapaian
Kabupaten Layak Anak Inisiasi Pratama Pratama Madya N/A
6 Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintahan 86,45 86,53 86,62 86,71 86,79
7 Ratio KDRT 6,66 6,53 6,4 6,27 6,15
Sumber Dinas PPKBPPPA Kab. Lima Puluh Kota
Indeks Pembangunan Gender adalah indikator yang menggambarkan perbandingan (rasio) capaian antara Indeks Pembangunan Manusia Perempuan dengan Indeks Pembangunan Manusia Laki-laki.
Berdasarkan tabel diatas, mengindikasikan bahwa pembangunan antara perempuan dan laki-laki di Kabupaten Lima Puluh Kota sudah semakin setara. Hal ini bertolak belakang dengan Indeks Pemberdayaan Gender yang pencapaiannya masih cukup rendah sampai tahun 2020, yaitu sebesar 51,09.
Indikator ini menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dalam kehidupan ekonomi dan politik, dengan demikian menjelaskan bahwa peranan perempuan di Kabupaten Lima Puluh Kota dalam hal kehidupan ekonomi dan politik masih cukup rendah.
II - 80 Terkait dengan Kabupaten Layak Anak yaitu kabupaten yang mampu merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak, Kabupaten Lima Puluh Kota sudah berada pada level Madya. Dan hal ini dibuktikan juga dengan adanya penurunan jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan ratio KDRT di Kabupaten Lima Puluh Kota dari tahun 2016-2020. Hal ini berbanding terbalik dengan semakin meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan, sehingga dalam 5 tahun ke depan perlu menjadi perhatian.
2.3.2.3 Urusan Wajib Pangan
Urusan wajib pangan dilaksanakan oleh Dinas Pangan Kabupaten Lima Puluh Kota. Indikator pada urusan ini adalah ketersediaan pangan utama yang sudah dijelaskan pada Sub bab 2.2.11 Penguatan Cadangan Pangan pada halaman II-55.
2.3.2.4 Urusan Wajib Pertanahan
Ada dua indikator kinerja program pada urusan pertanahan, yaitu : a. Jumlah Terfasilitasinya penyelesaiaan konflik-konflik pertanahan (kasus).
Untuk tahun 2020, target terfasilitasinya penyelesaian konflik- konflik pertanahan adalah 2 kasus.
Untuk realisasinya, jumlah kasus yang terfasilitasi penyelesaian konflik pertanahannya ada 2 kasus.
Capaian kinerja untuk indikator terfasilitasinya penyelesaiaan konflik-konflik pertanahan sudah mencapai target.
b. Luas terlaksananya penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (hibah tanah, tanah objek reformasi agraris dan pengadaan tanah).
Tahun 2020, dilihat dari capaian Dilihat dari capaian kinerja terhadap indikator ini belum terealisasi dengan baik dan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan sehingga perlu perhatian terhadap indikator ini. Selain itu, dilihat dari kebutuhan akan tanah untuk peningkatan berbagai aspek di Kabupaten Lima Puluh Kota seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, perumahan, lingkungan hidup dan sebagainya maka perlu ada nya penataan dan pemanfaatan yang baik dalam pertanahan.
2.3.2.5 Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Selanjutnya Lingkungan Hidup merupakan salah satu sub urusan wajib pelayanan non dasar. Kinerja penyelenggaraan sub urusan ini selama tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.93
Indikator Sub Urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
NO Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup 66,211 68,169 69,119 68,348 69,13
2 Indeks Kualitas Air (IKA) 47,50 51,72 54,17 52,51 50,00 3 Indeks Kualitas Udara
(IKU) 90,87 91,67 92,88 91,97 90,87
4 Indeks Kualitas Tutupan
Lahan (IKTL) 61,75 92,88 62,51 62,51 61,75
Sumber Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman Kab. Lima Puluh Kota
Pada urusan lingkungan hidup didapatkan target akhir Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) pada tahun 2020 sebesar 69,13 dengan kondisi pada tahun 2016 sebesar 66,211. Komponen utama IKLH adalah Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU) dan Indeks Tutupan lahan (IKTL).
Pengelolaan sampah dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Untuk Kabupaten Lima Puluh Kota, capaian pengurangan dan penanganan sampah mengalami peningkatan dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Sedangkan tahun 2016 dan 2017, Kabupaten Lima Puluh Kota belum menghitung timbulan sampah, pengurangan dan penanganan sampah.
Tabel 2.94
Capaian pengurangan dan penanganan sampah di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2018-2020
No Indikator 2018 2019 2020
1 Timbulan Sampah 55.455 55.993 56.536,00
II - 81
2 Pengurangan 4.920 9,709 9.709,00
3 Penanganan 3.832 5.731 6.591,90
Sumber Dokumen Jakstrada Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman Kab. Lima Puluh Kota 2.3.2.6 Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Perkembangan indikator dalam urusan wajib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.95
Perkembangan Indikator Urusan Wajib Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020
No. Indikator Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1 Perekaman KTP Elektronik 93,38 92,90 96,16 98,44 98,48
2 Persentase anak usia 0-17 tahun kurang 1 (satu) yang memiliki KIA
- - 2,79 8,97 24,99
3 Persentase Kepemilikan akta
kelahiran 31,56 36,53 40,05 42,30 44,52
4 Persentase Kepemilikan akta
kelahiran 0-18 tahun 74,26 81,97 86,99 90,08 91,09
Sumber Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lima Puluh Kota
Perkembangan pencapaian indikator Perekaman KTP Elektronik di Kabupaten Lima Puluh Kota setiap tahunnya sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 selalu mengalami peningkatan dengan realisasi sebesar 98,48. Beberapa faktor pendorong capaian tersebut dipengaruhi salah satunya oleh Inovasi daerah dalam memberikan pelayanan secara online, sehingga masyarakat tidak perlu lagi datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Hal diatas berbanding terbalik dengan Persentase anak usia 0-17 tahun kurang 1 (satu) yang memiliki KIA dan Kepemilikan akta kelahiran , dimana persentasenya masih sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa masih rendahnya jangkauan layanan kepada anak usia 0-17 tahun dalam hal kepemilikan KIA serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya kepemilikan Akta Kelahiran. Untuk Persentase Kepemilikan akta kelahiran 0-18 tahun sudah cukup tinggi.
2.3.2.7 Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian Desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan Dana Desa serta Pendamping Desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi Masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah Desa yaitu tipologi dan modal sosial.
Dalam pengukuran status desa oleh Kementerian Desa, terdapat lima klasifikasi status desa dalam Indeks Desa Membangun (IDM) dengan rentang skor pengukuran status desa dalam IDM dari 0,27–0,92.
Adapun lima status itu adalah:
1) Desa Sangat Tertinggal (< 0,491);
2) Desa Tertinggal (> 0,491 dan < 0,599);
3) Desa Berkembang (> 0,599 dan < 0,707);
4) Desa Maju (> 0,707 dan < 0,815); dan 5) Desa Mandiri (> 0,815).
Tabel 2.96
Status Nagari berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2020 Tahun Nagari
Sangat Tertinggal
Nagari
Tertinggal Nagari
Berkembang Nagari
Maju Nagari
Mandiri Jumlah Nagari
2016 4 29 41 5 0 79
2017 0 9 51 19 0 79
II - 82
Berdasarkan tabel diatas, masih ada nagari dengan status tertinggal di Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu Nagari Koto Lamo dan Nagari Galugua di Kecamatan Kapur IX. Dengan demikian, Nagari Galugua dan Koto Lamo perlu menjadi prioritas pembangunan Lima Puluh Kota dalam 5 tahun ke depan. Dengan adanya 2 nagari tertinggal dan masih cukup banyaknya nagari yang berstatus nagari berkembang, dapat di artikan bahwa nagari masih belum bisa mengoptimalkan potensi yang ada.
IDM Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2020 sebesar 0,7398 dengan Indeks Ketahanan Sosial sebesar 0,8063, Indeks Ketahanan Ekonomi sebesar 0,7017 dan Indeks Ketahanan Lingkungannya sebesar 0,7114. Rincian pencapaian komponen masing- masing indeks ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi adalah sebagai berikut :
Tabel 2.97
Pencapaian Pemenuhan Komponen Indeks Desa Membangun Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2020
INDEKS