• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRANCIS BACON 1561-1626

---78. FRANCIS BACON 1561-1626

Mestinya dia ini sekandang dengan politikus. Bertahun dia dikenal selaku politik us Inggris terkemuka. Hampir sebagian terbesar masa hidup dan energi dia tumpahk an dalam urusan karier politik. Tetapi, di buku ini Francis Bacon dimasukkan sem ata-mata karena tulisan-tulisan filosofinya. Dalam tulisan-tulisan itu dia bagai kan "dukun"nya babak baru ilmu pengetahuan; dialah filosof besar pertama yang me nyadari bahwa ilmu pengetahuan dan falsafah dapat mengubah dunia, dan dengan san gat efektif menganjurkan penyelidikan ilmiah.

Bacon lahir di London tahun 1561, putera pegawai eselon tinggi masa Ratu Elizabe th. Tatkala menginjak usia dua belas tahun dia masuk belajar di Trinity College di Cambridge, tetapi baru tiga tahun keluar begitu saja tanpa menggondol gelar a pa pun. Mulai umur enam belas dia kerja sebentar di staf Kedubes Inggris di Pari s. Tetapi begitu umurnya masuk delapan belas sang ayah mendadak meninggal dengan hanya mewariskannya uang sedikit. Mungkin lantaran itu, dia belajar hukum dan d i umur dua puluh satu dia jadi pengacara.

Karier politiknya segera mulai sesudah itu. Umur dua puluh tiga dia terpilih jad i anggota Majelis Rendah. Tetapi, kendati dia punya sanak famili dan kerabat tin gkat atas, dan kendati kecerdasannya yang menonjol, Ratu Elizabeth senantiasa me nolak pengangkatannya pada kedudukan yang penting dan menguntungkan. Salah satu alasan adalah karena keberaniannya menentang suatu rancangan pajak di parlemen y

ang dengan gigih disokong sang Ratu. Karena hidup Bacon boros, slebor, dan seena knya, dia senantiasa dikepung oleh hutang sana hutang sini (satu kali pernah dit ahan karena urusan hutang tidak bayar) dia bisa atasi hidup secara bebas begitu. Bacon jadi sahabat dan penasihat Pangeran Essex, seorang bangsawan muda yang pop uler dan punya ambisi politik besar. Sebaliknya, Pangeran Essex punya teman Baco n yang jujur dan sekaligus bertindak sebagai pelindungnya. Tetapi, tatkala Pange ran Essex punya ambisi yang keterlaluan, minta pimpin dia susun rencana sebuah k up menggulingkan Ratu Elizabeth, Bacon menasihatinya supaya tetap setia kepada R atu. Biar sudah dinasihati begitu, Pangeran Essex nekad meneruskan niat percobaa n kupnya. Ternyata kup itu gagal dan Bacon pegang peranan aktif dalam proses pen untutan sang Pangeran atas tuduhan pengkhianatan. Pangeran Essex dipancung kepal anya, menggelinding bagai kelereng. Keseluruhan peristiwa itu menimbulkan kesan buruk pada publik terhadap Bacon.

Ratu Elizabeth tutup usia tahun 1603 dan Bacon menjadi penasihat penggantinya, R aja James I. Raja James I tak selalu mengindahkan nasihat Bacon, kendati dia men ghormatinya. Dalam masa pemerintahan James I, Bacon maju pesat di kalangan pemer intahan. Tahun 1607 jadi konsultan umum bidang hukum dan tahun 1613 dia menjadi jaksa agung. Anak tangganya tidak sampai di situ, tahun 1618 dia ditunjuk jadi k etua Majelis Tinggi, satu kedudukan yang kasarnya setarap dengan hakim agung pad a Mahkamah Agung di Amerika Serikat. Di tahun itu juga dia peroleh gelar "baron" dan tahun 1621 dinobatkan lagi jadi "viscount", satu gelar kebangsawanan di ata s "baron" tetapi di bawah "earl."

Tetapi, datanglah pukulan. Selaku hakim, Bacon terima "hadiah" dari tertuduh. Me skipun macam begini agak umum juga terjadi saat itu, toh tetap merupakan perbuat an terlarang. Lawan-lawan politiknya di parlemen tak menyia-nyiakan kesempatan b aik ini untuk mendepaknya dari kursinya. Bacon mengaku dan dijebloskan di penjar a yang terletak di "Tower of London," menara kota London. Bukan cuma itu, dia pu n mesti bayar denda yang besar jumlahnya. Dan bukan cuma itu, dia dilarang kerja di kantor pemerintahan selama-lamanya. Raja segera membebaskan Bacon dari penja ra dan membebaskan pula beban dendanya. Tetapi, dengan kejadian ini tamatlah riw ayat politik Bacon.

Sekarang, orang hanya bisa ingat sedikit sekali contoh-contoh politikus kelas ka kap yang ditangkap karena memeras, atau tingkah laku semacamnya yang merusak kep ercayaan umum. Biasanya, yang sering, jika orang-orang macam begituan tertangkap , mereka melolong-lolong dan pertahankan diri dengan umbar omong bahwa yang lain -lain pun sama brengseknya, sama penipunya, sama bangsatnya. Jika lolongan ini d idengarkan dan diterima dengan serius, tak akan ada bajingan politik yang harus dihukum kecuali semua bajingan sejenis dihukum lebih dulu. Komentar Bacon dalam pengakuannya berbeda. Dia bilang, "Saya adalah hakim terjujur di Inggris selama lima puluh tahun, dan saya tukang ngomel dan tukang kritik yang terpolos di parl emen Inggris selama 200 tahun."

Karier politik yang begitu aktif dan begitu kreatif tampaknya cuma punya sedikit waktu tersisa buat kerjaan-kerjaan lain. Kendati begitu, kemasyhuran Bacon yang begitu tahan lama, dan tempatnya dalam daftar buku ini, adalah karena pertimban gan tulisan-tulisan filosofisnya ketimbang keaktifan politiknya. Karya penting p ertamanya ialah bukunya yang berjudul Essays, pertama muncul tahun 1597 dan sedi kit demi sedikit diperluas. Essays ini yang ditulis dengan padat dan gaya luar b iasa bagus, mengandung kekayaan mendalam, bukan saja dalam masalah politik melai nkan juga menyangkut hal ihwal pribadi pula. Beberapa contoh yang khas misalnya: Orang muda lebih cocok mencipta ketimbang mengambil keputusan, lebih cocok berti ndak ketimbang beri pertimbangan, lebih cocok untuk menggarap proyek baru ketimb ang berbisnis yang sudah mapan ... Orang berumur terlalu sering menolak, berundi ng terlalu lama, berbuat terlalu sedikit ... Tentu bagus jika bisa menggabungkan kedua pekerjaan itu, karena nilai yang terkandung pada masing-masing usia bisa

melempangkan kekurangan yang melekat pada tubuh keduanya ... Tentang Orang muda dan usia

Dia yang punya istri dan anak-anak punya risiko yang tak mengenakkan di masa dep an.

Tentang perkawinan dan hidup membujang

(Bacon sendiri kawin, tetapi tak punya anak).

Tetapi, tulisan Bacon terpenting adalah menyangkut falsafah ilmu pengetahuan. Di a merencanakan suatu kerja besar Instauratio Magna atau Great Renewal dalam enam bagian. Bagian pertama dimaksud untuk meninjau kembali keadaan ilmu pengetahuan kita. Bagian kedua menjabarkan sistem baru penelaahan ilmu. Bagian ketiga bersi sikan kumpulan data empiris. Bagian keempat berisi ilustrasi sistem baru ilmiahn ya dalam praktek. Bagian kelima menyuguhkan kesimpulan sementara. Dan bagian kee nam suatu sintesa ilmu pengetahuan yang diperoleh dari metode barunya. Taklah me ngherankan, skema raksasa ini --mungkin pekerjaan yang paling ambisius sejak Ari stoteles--tak pernah terselesaikan. Tetapi, buku The Advancement of Learning (16 05) dan Novum Organum (1620) dapat dianggap sebagai penyelesaian kedua bagian da ri kerja raksasanya.

Novum Organum atau New Instrument mungkin buku Bacon terpenting. Buku ini dasarn ya merupakan pernyataan pengukuhan untuk penerimaan metode empiris tentang penye lidikan. Praktek bertumpu sepenuhnya pada logika deduktifnya Aristoteles adalah tak ada guna, merosot, absurd. Karena itu diperlukan metode baru penelaahan, sua tu metode induktif. Ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu titik tempat bertolak dan mengambil kesimpulan darinya; tetapi ilmu pengetahuan adalah sesuatu tempat samp ai ke tujuan. Untuk memahami dunia ini, pertama orang mesti "mengamati"nya. Pert ama, kumpulkan fakta-fakta. Kemudian, kata Bacon, ambil kesimpulan dari fakta-fa kta itu dengan cara argumentasi induktif yang logis. Meskipun para ilmuwan tidak mengikuti metode induktif Bacon dalam semua segi, tetapi ide umumnya yang diuta rakannya penelitian dan percobaan penting yang ruwet jadi gerak dorong dari meto de yang digunakan oleh mereka sejak itu.

Buku terakhir Bacon adalah The New Atlantis, sebuah penjelasan tentang negeri ut opis terletak di pulau khayalan di Pasifik. Meskipun pokok cerita diilhami oleh Utopia Sir Thomas More, keseluruhan pokok masalah yang terdapat dalam buku Bacon sepenuhnya berbeda. Dalam buku Bacon, kemakmuran dan keadilan dalam negara idea lnya tergantung pada dan hasil langsung dari hasil pemusatan penyelidikan ilmiah . Dengan tersirat, tentu saja, Bacon memberitahu. pada pembacanya bahwa pengguna an intelegensia dalam penyelidikan ilmiah dapat membuat Eropa makmur dan bahagia seperti halnya penduduk yang hidup di pulau khayalan itu.

Orang selayaknya boleh bilang bahwa Francis Bacon merupakan filosof modern perta ma. Pandangan keseluruhannya adalah sekuler dan bukannya religius (kendati dia p ercaya kepada Tuhan dengan keyakinan teguh). Dia seorang rasionalis dan bukan or ang yang percaya kepada takhayul; seorang empiris dan bukannya seorang dogmatis yang logikanya mencla-mencle. Di bidang politik dia seorang realis dan bukan seo rang teoritikus. Dengan pengetahuannya yang mendalam dalam pengetahuan klasik se rta keahlian sastranya yang mantap, dia menaruh simpati terhadap ilmu pengetahua n dan teknologi.

Meskipun dia seorang Inggris yang setia, Bacon punya pandangan berjangka jauh me lampaui batas negerinya. Dia membedakan 3 jenis ambisi:

Pertama, mereka yang berselera meluaskan kekuasaannya di negerinya sendiri, suat u selera yang vulgar dan tak bermutu. Kedua, ialah mereka yang bekerja meluaskan kekuasaan atas negerinya sendiri dan penguasaannya atas penduduk. Ini tentu leb ih bermutu meskipun kurang baik. Tetapi, jika orang mencoba mendirikan dan melua skan kekuasaan dan dominasi terhadap umat manusia di seluruh jagad, ambisinya in i tak salah lagi lebih bijak dari kedua ambisi yang disebut duluan.

Biarpun Bacon seorang pengkhotbah ilmu pengetahuan, dia sendiri bukan seorang il muwan, ataupun setara dengan kemajuan-kemajuan yang diperbuat orang sejamannya. Bacon anggap sepi samasekali Napier (yang baru saja menemukan logaritma) dan Kep ler, bahkan teman sejawat Inggrisnya William Harvey. Bacon dengan tepat menggang gap bahwa "panas merupakan bentuk dari gerak," suatu ide ilmiah yang penting. Te tapi, di bidang astronomi dia menolak pikiran-pikiran Copernicus. Haruslah diing at, Bacon tidak mencoba menyuguhkan hukum-hukum ilmiah secara komplit dan tepat. Dia sekadar hanya mencoba menyuguhkan hasil pengamatan apa-apa yang perlu dipel ajari. Perkiraan-perkiraan ilmiahnya hanya bermaksud mendorong adanya diskusi le bih lanjut, dan bukannya suatu jawaban final.

Francis Bacon bukanlah orang pertama yang menemukan arti kegunaan penyimpulan ak liah secara induktif, dan juga bukan dia orang pertama yang memahami keuntungan-keuntungan yang mungkin diraih oleh masyarakat pengembangan ilmu pengetahuan. Te tapi, tak ada orang sebelum Bacon yang pernah menerbitkan dan menyebarkan gagasa n seluas itu dan sesemangat itu. Lebih dari itu, sebagian karena Bacon seorang p enulis yang begitu bagus, dan sebagian karena kemasyhurannya selaku politikus te rkemuka, sikap Bacon terhadap ilmu pengetahuan betul-betul punya makna penting y ang besar. Tatkala "Royal Society of London" (kelompok elit orang pilihan) didir ikan tahun 1662 untuk menggalakkan ilmu pengetahuan, para pendirinya menyebut Ba con sebagai sumber inspirasinya. Dan ketika Encyclopedie yang besar itu ditulis jaman "Pembaharuan Perancis," para penyumbang tulisan utama seperti Diderot dan d'Alembert, juga menyampaikan pujiannya kepada Bacon yang memberikan inspirasi t erhadap kerjanya. Andaikata Novum Organum dan The New Atlantis agak kurang dibac a orang ketimbang dulu, ini disebabkan pesan-pesan yang disampaikan oleh buku it u sudah begitu luas diterima orang.

Bacon layak dibandingkan setara dengan filosof Perancis Rene Descartes, tokoh pe ndorong lain bagi masa depan ilmu pengetahuan mendatang. Bacon hidup lebih dulu segenerasi dari Descartes dan dia lebih gigih dari Descartes dalam hal mengumand angkan pentingnya penelitian dan percobaan-percobaan. Tetapi, arti penting orang Perancis ini dalam hal penemuan matematika membuat ia sedikit lebih tinggi dala m perbandingannya dengan Bacon.

---79. VOLTAIRE 1694-1778

Voltaire itu sebetulnya nama samaran. Nama yang diberikan bapaknya ketika dia di seret keluar oleh bidan adalah Francois Marie Arouet. Siapa pun panggilannya, ya ng jelas dia tokoh terkemuka pembaharu Perancis. Fungsinya tidak cuma dwi, tetap i jauh lebih banyak dari itu: penyair, penulis drama, penulis esai, penulis ceri ta pendek, ahli sejarah, dan filosof. Dia betul-betul juru bicaranya pemikiran b ebas liberal.

Voltaire lahir tahun 1694 di Paris dari keluarga menengah, dan ayahnya seorang a hli hukum. Di masa mudanya Voltaire belajar di perguruan Jesuit Louis-le-Grand d i Paris. Selepas itu dia belajar ilmu hukum sebentar tetapi kemudian ditinggalka nnya. Selaku remaja di Paris dia dikenal cerdas, pandai humor tingkat tinggi dan tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat satire. Di bawah ancient regime alias p emerintahan lama, tingkah laku macam itu bisa mengundang bahaya. Dan betul saja! Karena ucapan-ucapannya yang mengandung politik dia ditahan "diamankan" di penj ara Bastille. Hampir setahun penuh dia meringkuk di situ. Tetapi dia tidak sebod oh pemerintah yang menjebloskannya. Dia bukannya bengong-bengong seperti orang b ego, tetapi disibukkannya dirinya dengan menulis sajak-sajak kepahlawanan Henria de yang kemudian dapat penghormatan tinggi. Tahun 1718, tak lama sesudah Voltair e menghirup udara bebas, drama Oedipe-nya diprodusir di Paris dan merebut sukses besar. Di umur dua puluh empat tahun Voltaire sudah jadi orang termasyhur, dan dalam sisa enam puluh tahun hidupnya dia betul-betul jadi jagonya kesusasteraan Perancis.

Voltaire punya kepintaran ganda yang langka: pintar dalam hubungan uang dan pint ar dalam hubungan ucapan. Tak heran jika setingkat demi setingkat dia menjadi se orang yang hidup bebas dengan kantong penuh uang. Tetapi tahun 1726 dia dapat ke sulitan. Voltaire sudah menempatkan dirinya selaku orang yang cerdas dan brilian dalam adu pendapat, bukan saja menurut ukuran jamannya tetapi mungkin untuk uku ran sepanjang jaman. Tetapi, dia kurang supel dan rendah hati yang oleh kalangan aristokrat Perancis dianggap suatu persyaratan yang mesti dipunyai oleh seorang kebanyakan seperti dia. Hal ini menyebabkan pertentangan antara Voltaire dengan kaum aristokrat, khususnya Chevalier de Rohan yang dikalahkan oleh kecerdasan V oltaire dalam adu kata. Selang beberapa lama, Chevalier mengupah tukang-tukang p ukul mempermak Voltaire dan menjebloskannya lagi kedalam penjara Bastille. Volta ire dibebaskan dari situ dengan syarat dia mesti meninggalkan Perancis. Karena i tu dia berkeputusan menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana selama dua seteng ah tahun.

Tinggalnya dia di Inggris rupanya merupakan titik balik dalam kehidupan Voltaire . Dia belajar bercakap dan menulis dalam bahasa Inggris dan karenanya menjadi te rbiasa dengan karya-karya besar orang Inggris masyhur seperti John Locke, Franci s Bacon, Isaac Newton dan William Shakespeare. Dia juga berkenalan secara pribad i dengan sebagian besar cerdik cendikiawan Inggris masa itu. Voltaire amat terke san dengan Shakespeare dan ilmu pengetahuan Inggris serta empirisme, faham yang berpegang pada perlunya ada percobaan secara praktek dan bukannya berpegang pada teori melulu. Tetapi, dari semuanya itu yang paling mengesankannya adalah siste m politik Inggris. Demokrasi Inggris dan kebebasan pribadi memberi kesan yang am at berlawanan dengan apa yang Voltaire saksikan di Perancis. Tak ada bangsawan I nggris bisa mengeluarkan letre de cachet yang dapat menjebloskan Voltaire ke dal am bui. Sebab, kalau toh dia ditangkap secara semena-mena, perintah pembebasan s egera diperolehnya.

Tatkala Voltaire kembali ke Perancis, dia menulis karya falsafahnya yang pertama Lettres philosophiques yang lazimnya disebut Letters on the English. Buku itu y ang diterbitkan tahun 1734 merupakan tanda sesungguhnya dari era pembaharuan Per ancis. Dalam Letters on the English, Voltaire menyuguhkan gambaran umum yang men yenangkan tentang sistem politik Inggris berikut pikiran-pikiran John Locke dan pemikir-pemikir Inggris lainnya. Penerbitan buku itu membikin berang para pengua sa Perancis dan sekali lagi Voltaire dipaksa angkat kaki dari Paris.

Voltaire menghabiskan waktu lima belas tahun di Cirey, sebuah kota di sebelah ut ara Perancis. Di sana dia menjadi kekasih Madame du Chatelet, istri seorang marq uis (bangsawan). Nyonya ini cerdas dan berpendidikan. Tahun 1750, setahun sesuda h sang nyonya meninggal dunia, Voltaire pergi ke Jerman atas undangan pribadi Fr ederick yang Agung dari Prusia. Voltaire menetap tiga tahun di kediaman Frederic k di Potsdam. Mulanya dia cocok dengan Frederick yang intelektual dan brilian it u tetapi tahun 1753 mereka bertengkar dan Voltaire meninggalkan Jerman.

Sesudah meninggalkan Jerman Voltaire menetap di sebuah perkebunan dekat Jenewa. Di situ dia bisa aman baik dari gangguan Perancis maupun raja-raja Prusia. Tetap i, pandangannya yang liberal membuat bahkan Swiss tidak aman lagi baginya. Tahun 1758 pindahlah ia ke suatu perkebunan baru di Ferney, terletak di dekat perbata san Perancis-Swis, sehingga memudahkan ia lari ke sana atau ke sini andaikata ad a kesulitan dengan pihak penguasa. Di situ dia tinggal selama dua puluh tahun, m embenamkan diri dalam karya kesusasteraan dan falsafah, bersurat-suratan dengan pemimpin-pemimpin intelektual di seluruh Eropa dan menerima tamu-tamunya.

Sepanjang tahun-tahun itu, karya sastra Voltaire mengalir terus tak henti-hentin ya. Dia betul-betul seorang penulis dengan gaya fantastis, mungkin penulis yang paling banyak bukunya dalam daftar buku ini. Semua bilang, kumpulan tulisannya m elebihi 30.000 halaman. Ini termasuk sajak kepahlawanan, lirik, surat-surat prib adi, pamflet, novel, cerpen, drama, dan buku-buku serius tentang sejarah dan fal safah.

Voltaire senantiasa punya kepercayaan teguh terhadap toleransi beragama. Tatkala usianya menginjak 60-an, terjadi sejumlah peristiwa yang mendirikan bulu roma p erihal pengejaran dan pelabrakan terhadap orang-orang Protestan di Perancis. Ter gugah dan marah besar, Voltaire mengabdikan dirinya ke dalam "jihad intelektual " melawan fanatisme agama. Kesemua surat-suratnya senantiasa ditutupnya dengan k alimat "Ecrasez l'infame" yang maknanya "Ganyang barang brengsek itu!" Yang dima ksud Voltaire "barang brengsek" adalah kejumudan dan fanatisme.

Tahun 1778, ketika umurnya sudah masuk delapan puluh tiga tahun, Voltaire kembal i ke Paris, menyaksikan drama barunya Irene. Publik berjubel meneriakinya "Hidup jago tua! Hidup biangnya pembaharuan Perancis!" Beribu pengagum, termasuk Benja min Franklin, menjenguknya. Tetapi, umur Voltaire sudah sampai di tepi, Dia meni nggal di Paris tanggal 30 Mei 1778. Akibat sikap anti gerejanya, dia tidak perol eh penguburan secara Kristen. Tetapi, tiga belas tahun kemudian, kaum revolusion er Perancis yang telah merebut kemenangan menggali makamnya kembali dan mengubur nya di Pantheon Paris.

Karya tulis Voltaire begitu amat banyaknya sehingga sulit membuat seluruh daftar nya di sini meskipun yang kakap-kakapnya saja dalam artikel yang begini singkat. Meskipun begitu banyak karya tulisnya, yang lebih penting sebetulnya gagasan po kok yang dikemukakannya selama hidupnya. Salah satu pendiriannya yang tergigih a dalah mutlaknya terjamin kebebasan bicara dan kebebasan pers. Kalimat masyhur ya ng sering dihubungkan dengan Voltaire adalah yang berbunyi "Saya tidak setuju ap a yang kau bilang, tetapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk mengucapkan itu ." Meskipun mungkin saja Voltaire tidak pernah berucap sepersis itu, tetapi yang jelas kalimat itu benar-benar mencerminkan sikap Voltaire yang sebenarnya. Prinsip Voltaire lainnya ialah, kepercayaannya akan kebebasan beragama. Seluruh kariernya, dia dengan tak tergoyahkan menentang ketidaktoleransian agama serta p enghukuman yang berkaitan dengan soal-soal agama. Meskipun Voltaire percaya adan ya Tuhan, dia dengan tegas menentang sebagian besar dogma-dogma agama dan dengan mantapnya dia mengatakan bahwa organisasi berdasar keagaman pada dasarnya suatu penipuan.

Adalah sangat wajar bilamana Voltaire tak pernah percaya bahwa gelar-gelar kenin gratan Perancis dengan sendirinya menjamin kelebihan-kelebihan mutu, dan pada da sarnya tiap orang sebenarnya mafhum bahwa apa yang disebut "hak-hak suci Raja" i tu sebenarnya omong kosong belaka. Dan kendati Voltaire sendiri jauh dari potong an seorang demokrat modern (dia condong menyetujui suatu bentuk kerajaan yang ku at tetapi mengalami pembaharuan-pembaharuan), dorongan pokok gagasannya jelas me nentang setiap kekuasaan yang diperoleh berdasarkan garis keturunan. Karena itu tidaklah mengherankan jika sebagian terbesar pengikutnya berpihak pada demokrasi . Gagasan politik dan agamanya dengan demikian sejalan dengan faham pembaharuan Perancis, dan merupakan sumbangan penting sehingga meletusnya Revolusi Perancis tahun 1789.

Voltaire bukanlah seorang ahli ilmu pengetahuan, tetapi dia menaruh minat besar terhadap ilmu dan pendukung gigih sikap pandangan empiris dari John Locke dan Fr ancis Bacon. Dia juga seorang ahli sejarah yang serius dan berkemampuan. Salah s atu karyanya yang terpenting ialah buku yang menyangkut sejarah dunia Essay on t he Manners and Spirit of Nations. Buku ini berbeda dengan umumnya uraian sejarah yang pernah ada sebelumnya dalam dua segi: Pertama, Voltaire mengakui bahwa Ero pa hanyalah merupakan bagian kecil dari dunia secara keseluruhan, karena itu dia menitikberatkan sebagian dari pengamatannya pada sejarah Asia. Kedua, Voltaire menganggap bahwa sejarah kebudayaan adalah --pada umumnya-- jauh lebih penting d