• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Koor Di HKBP (Aplikasi Pada Teori Fungsi Alan P. Merriam) Merriam143 mengungkapkan ada sepuluh fungsi musik, bila dikaitkan dengan

FUNGSI KOOR DI GEREJA HKBP

4.3. FUNGSI KOOR DI Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

4.3.2 Fungsi Koor Di HKBP (Aplikasi Pada Teori Fungsi Alan P. Merriam) Merriam143 mengungkapkan ada sepuluh fungsi musik, bila dikaitkan dengan

fungsi koor di gereja HKBP maka kesepuluh fungsi-fungsi tersebut adalah:

1. Fungsi Pengungkapan Emosional. Koor yang dinyanyikan dalam gereja bukanlah semata mata hanya pengisi tata ibadah, tetapi nyanyian koor yang di tentukan melalui konteks nya dapat Memberi bobot yang mempertajam pengungkapan makna iman dan perasaan yang tak dapat

      

141

Transkripsi hasil wawancara dan responden dapat dilihat pada lampiran diakhir thesis ini pada bagian fungsi 10.

142

Transkripsi hasil wawancara dan responden dapat dilihat pada lampiran diakhir thesis ini pada bagian fungsi 11.

143 ibid

hanya diungkapkan dengan kata-kata. Sehingga kegiatan ibadah tidak jatuh hanya pada ruang akal-perasaan semata, tetapi membantu mengekspresiksan sedikit jauh kedalaman (depth) spiritual. Melalui puji-pujian ruang spiritual penghayatan dan kesadaran tentang kebesaran kuasa dan kasih Tuhan, orang-orang percaya menjadi lebih diperkaya dalam iman144.

2. Fungsi Penghayatan Estetis. Mengekspresikan iman jemaat kepada Tuhan. Puji-pujian yang dinyanyikan bukanlah sekedar penampilan untuk menampilkan nyanyian yang bagus, indah, dan menarik tetapi mengekspresikannya dalam cerminan pada sikap iman kepada Kristus. Membantu memberi kesempurnaan penghayatan dalam ibadah melalui keutuhan, kekhidmatan dan kesucian ibadah sehingga nyanyian- nyanyian yang dinyanyikan mampu bisa menyentuh batin tiap jemaat.145 Dalam penghayatan estetis ini menurut Pontas Purba146 Kualitas teknik vokal yang dituntut dalam melayani khusus dibidang lagu-lagu pujian juga merupakan hal yang sangatlah penting. Sebab paduan suara adalah sekelompok penyanyi yang menyanyikan lagu pujian dalam tugasnya memandu keseluruhan jemaat juga memberi contoh kepada jemaat tenteng bagaimana sebuah lagu dinyanyikan, karena paduan suara merupakan cerminan tentang pemberita firman

      

144

Wawancara dengan Bapak Bonar Gultom tanggal 12 Januari 20011 di kantor Yayasan Musik Gereja Jakarta

145

Wawancara dengan Bapak Bonar Gultom tanggal 12 Januari 20011 di kantor Yayasan Musik Gereja Jakarta

146

Wawancara dengan Bapak Pontas Purba tanggal 12 Januari 20011 di kantor Yayasan Musik Gereja Jakarta

Tuhan yang dicetuskan melalui musik vokal147. Penekanan pada kualitas suara yang berlebihan tanpa memperhitungkan motivasi dan komitmen pelayanan yang ada, faktor usia serta latar belakang kemampuan bernyanyi pada setiap pribadi lepas pribadi yang ambil bagian dalam pelayanan itu merupakan sebuah sikap yang kurang tepat. Lain halnya jika suatu paduan suara dibentuk untuk tujuan festival, konser atau yang sengaja dibentuk dengan kriteria tertentu untuk tujuan yang tertentu pula dalam suatu jemaat148. Sangat baik apabila keduanya (motivasi pelayanan dan kemampuan dalam menyanyi) terus dikembangkan. Sebab, baik motivasi pelayanan maupun kemampuan vokal dalam menyanyi bagi kelompok paduan suara dan kelompok vokal lainnya amatlah penting. Dua hal ini merupakan kunci sukses pelayanan sebuah paduan suara yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

3. Fungsi Hiburan. Dalam penghayatan tertentu koor dapat memancarkan daya kuasa yang dapat menyegarkan, memperbaharui dan bahkan mengubah sikap hidup seseorang (I Samuel 16: 16, 23). Juga dapat memberi rangsangan pada indra manusia.

4. Fungsi Komunikasi. Koor yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan Tuhan: sebagai bagian dari jemaat, kelompok Paduan Suara bukanlah kelompok elit dan eksklusif.

      

147

Wawancara dengan Bapak Bonar Gultom tanggal 12 Januari 2011 di kantor Yayasan Musik Gereja Jakarta.

148 Ibid.

Sehingga melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan itu, terbilng sedang mengkomunikasikan iman dan kepercayan nya secara pribadi dengan Allah. Puji-pujian yang dinyanyikan adalah untuk menyatakan kesaksian iman kepada dunia. Tentang kebesaran Tuhan, kita dipanggil untuk bersaksi kepada dunia ini bahwa Allah di dalam Kristus adalah Allah yang mengasihi dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Sehingga melalui nyanyian puji-pujian yang dinyanyikan itu merupakan komunikasi/berbicara langsung dengan Tuhan, meminta pengampunan dosa, pertobatan, dan untuk memanggil seluruh umat manusia untuk datang kepada Kristus atas kasih kasihNya. Paduan suara memberitakan firman melalui setiap pujian yang mereka naikkan baik itu dalam musik vocal juga musik instrumental. Setiap lagu pujian yang dinaikkan hendaknya disesuaikan dengan tema bacaan dan khotbah yang akan disampaikan dalam ibadah pada hari itu . Sehingga menolong jemaat yang hadir untuk semakin dapat memahami berita sukacita yang terdapat dalam Kitab suci dan dapat lebih mudah mengkomsumsi isi firman Tuhan yang diberitakan149.

5. Fungsi Perlambangan. Lagu koor dari Mazmur 133 memberikan penegasan yang amat kuat pentingnya sebuah persekutuan sebagai dasar kehidupan bersama. Kehidupan akrab yang menghasilkan pertumbuhan pribadi dan rohani yang baik dilambangkan dengan

      

149

A. Panggabean, ”Dasar Theologia Operational HKBP bersama atau tanpa Nommensen (Dari mana sumber theologia HKBP?) dalam HKBP, Benih yang Berbuah: Hari Peringatan 150 tahun Ompui Ephorus Dr.Ingwer Ludwig Nommensen Almarhum 6 Februari 1834- 6 Februari 1984 (Pematang Siantar : Bagian Ilmu Sejarah Gereja dan Pekabaran Injil STT-HKBP bidang Penelitian dan Pengembangan, 1984), 121-1124.

embun yang turun dari Hermon ke bukit Sion. Sedangkan pentingnya setiap anggota memainkan peran yang menyejukkan hati sesama, saling membangun semangat dan motivasi diantara sesama, serta saling menyembuhkan luka batin yang dihadapi dalam kehidupan; disimbolkan oleh minyak dan embun. Sangat sulit bagi sebuah kelompok untuk mempertahankan keberadaan dirinya dan meningkatkan mutu persekutuan antar anggota dan pelayanannya kepada jemaat apabila di dalam diri mereka terdapat ganjalan hubungan antar pribadi yang satu dengan yang lainnya. Ganjalan hubungan antar pribadi akan melemahkan semangat kebersamaan. 6. Fungsi Reaksi Jasmani. Mengekspresikan iman jemaat kepada Tuhan.

Puji-pujian yang dinyanyikan bukanlah sekedar suatu untuk menampilkan nyanyian yang bagus, indah, dan menarik. Tetapi apakah dalam nyanyian itu mencerminkan sikap iman kepada Kristus. Padahal Paduan Suara yang hadir dan menyanyian berbagai pujian dalam suatu kebaktian, pada hakikatnya untuk memuliakan nama Tuhan, yang mana mereka ekspresikan melalui persembahan pujian yang mencerminkan kasih, iman dan pengharapan jemaat Tuhan yang sedang berziarah dalam kehidupan ini.

7. Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial. Puji-pujian yang dinyanyikan oleh Paduan Suara dalam kebaktian sama sekali tidak bermaksud menggantikan tugas dan ekspresi jemaat untuk memuji Tuhan. Karena itu Paduan Suara dalam menyanyikan puji-pujian perlu

berusaha untuk senantiasa mengikutsertakan jemaat atas kesadarannya sendiri.

8. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama. Melalui pujian yang dinaikkan oleh paduan suara isi firman Tuhan ditafsirkan, diperdalam sehingga iman umat diperkuat, kesatuan antar warga gereja dipererat dan keterlibatan warga gereja dalam kehidupan gereja dan di lingkungan masyarakatnya dapat semakin terlihat. Dengan demikian kita dapat katakan bahwa paduan suara gerejawi juga mempunyai makna sosial. Ia bernyanyi bukan saja untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk jemaat. Paduan suara juga merupakan salah satu bagian yang juga slalu pro aktif yang juga memberikan peranan penting pada upacara agama, pada kesimpulan nya adat,ibadah, selalu sama-sama mempunyai peranan aktif yang saling mempunyai keterikatan150.

9. Fungsi Kesinambungan kebudayaan. Budaya adat istiadat yang terdapat pada suku-suku kususnya Batak Toba memiliki budaya. Budaya bernyanyi yang diwariskan turun temurun oleh leluhur itu tidaklah sasuatu hal yang perlu diangap sepele. Agar terdapatnya kesinambungan yang baik terutama pada kelompok penyanyi. Perlunya seorang pemerhati yang berkompetensi dalam bidang tersebut.

10. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat. Puji-pujian yang dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan anggota jemaat

      

150

Bandigkan dengan E. Martasudjita dan Karl Edmund, Musik Gereja Zaman Sekarang, (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009), hal., 35-36.

pada umumnya. Dalam hal ini Paduan Suara merupakan bagian yang integral dengan jemaat. Mereka memuji Tuhan untuk menguatkan persekutuan dengan jemaat. Melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan, mereka sedang merajut bersama persekutuan sebagai tubuh Kristus. Melalui puji-pujian yang dinyanyikan, Paduan Suara sedang memerankan tugas gereja Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan dan pengajaran gereja. Apabila seorang Pendeta memberitakan firman Tuhan secara verbal, maka melalui nyanyian puji-pujian dari Paduan Suara, gereja sedang menyampaikan firman Tuhan melalui nyanyian agar jemaat terpanggil untuk melaksanakan firman Tuhan dengan setia. Hal lain yang perlu kita perhatikan agar pelayanan sebuah paduan suara gerejawi dapat melakukan pelayanannya dengan baik ialah dengan menciptakan suasana persekutuan yang hangat diantara anggotanya. Persekutuan yang hangat antar anggota dapat tercipta apabila dalam kelompok paduan suara tersebut dapat dikembangkan rasa saling percaya, saling menghargai pendapat dan talenta yang ada, menjalin komunikasi yang terbuka tanpa harus mengorbankan dan melukai perasaan orang lain. Setiap ide atau pemikiran untuk mengembangkan kelompok hendaknya dibicarakan bersama. Sebab bagaimana pun dibutuhkan sebuah kerja sama tim yang berakar dari sebuah persekutuan yang hangat dalam pelayanan untuk melakukan pekerjaan yang besar dari Allah.

4.3.3. Analisis Fungsi Koor Di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)