• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. SPIRITUALITAS GEMBALA BAIK BAGI PENDAMPINGAN

B. Inspirasi Spiritualitas Gembala Baik Bagi Pendampingan Personal

2. Fungsi Pendampingan Personal

Dalam mendampingi tentu setiap guru harus melalui proses yang panjang, namun setiap proses yang dilalui memiliki tujuan yang jelas, yaitu semakin berkembangnya dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setiap proses pendampingan diciptakan untuk memberikan dampak positif serta memperlancar berjalannya proses pendampingan, terutama untuk proses pendampingan personal. Hal ini tentu sejalan dengan pendapat dari Prayitno dan Erman Amti (2004: 196) yang mengatakan bahwa

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besanya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud.

Sejalan dengan hal tersebut, pendampingan personal memiliki berbagai macam fungsi dalam dunia pendidikan ditinjau dari kegunaan, manfaat atau keuntungan yang diperoleh, antara lain:

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman dalam pendampingan personal, tidak hanya sekadar mengenal diri siswa, melainkan lebih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi siswa, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungan siswa sendiri (Prayitno dan Erman Amti, 2004: 197). Pemahaman guru tentang siswa akan menjadi bahan acuan baginya dan pihak lain, terutama orang tua, untuk memahami siswa lebih baik. Tanpa pemahaman terhadap masalah, penanganan terhadap masalah itu tidak mungkin dilakukan. Oleh sebab itu, fungsi pemahaman menjadi tugas yang paling awal dalam setiap penyelenggaraan proses pendampingan personal bagi setiap anak.

b. Fungsi Pencegahan

Jika siswa dalam proses perkembangnya tidak mengalami suatu masalah, maka besar kemungkinan ia dapat berkembang dengan baik dalam setiap tahap perkembangannya. Akan tetapi, bila anak mengalami suatu masalah pada salah satu masa perkembangan, tentu ia akan mengalami kesulitan dalam menempuh

tahap perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, diharapkan anak dapat melalui setiap tahap perkembangannya dengan baik.

Sehubungan dengan hal di atas, pendidikan pun memiliki fungsi pencegahan. Fungsi ini berguna untuk mencegah sesuatu hal yang tidak diharapkan di masa depan dan mengurangi kemungkinan yang buruk. Upaya pencegahan memang telah disebut orang sejak puluhan tahun yang lalu. Pencegahan diterima sebagai sesuatu yang baik dan perlu untuk dilaksanakan (Prayitno dan Erman Amti, 2004: 202).

Berkaitan dengan hal di atas, dalam pendidikan luar biasa, fungsi pencegahan ini kurang begitu berperan terutama untuk fisik, karena sebagian besar telah mengalami kecacatan, sebelum atau setelah dilahirkan. Namun jika fungsi ini diterapkan dalam suatu proses pendidikan dengan tujuan untuk pencegahan di masa depan, terutama untuk proses interaksi mereka dengan orang lain, tentu akan sangat membantu. Misalnya saja, anak yang tunarungu yang sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. Jika diajarkan bahasa isyarat dengan baik dan benar, seperti mengucapkan selamat pagi atau bertanya siapa nama dan dari mana asalnya, tentu anak akan mengalami perkembangan. Perkembangan dalam hal ini bukan hanya berkembang secara kognitif, namun afektif dan psikomotoriknya mereka juga.

c. Fungsi Pemeliharaan

Apabila berbicara tentang “pemeliharaan” maka pemeliharaan yang baik

bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakan agar

hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-waktu sebelumnya (Prayitno dan Erman, 2004: 215). Hal-hal yang dapat dinyatakan dalam fungsi ini, antara lain; intelegensi, bakat, minat seseorang, sikap atau kebiasaan yang baik, cita-cita, kesehatan rohani dan jasmani, hubungan dengan orang lain, serta lingkungan kehidupan seseorang.

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada dalam diri setiap individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini (Prayitno dan Erman, 2004: 215). Seperti seorang petani yang selalu menjaga tanaman padinya dengan baik. Ia selalu menjaga apakah kebutuhan air sudah terpenuhi, apakah ada hama yang menggangu tanaman atau adakah tanaman liar yang menggangu. Begitu pun dalam dunia pendidikan, guru bertugas menjaga anak-anaknya. Ia selalu memperhatikan apakah perkembangan anak terhambat atau tidak. Jika ada hambatan, apakah yang penyebab hambatan tersebut dan mencari cara untuk menyelesaikannya dengan baik.

Hal ini pun tidak jauh beda dengan pendidikan luar biasa, guru pun selalu memantau perkembangan anak. Guru selalu melihat perkembangan anak setiap hari, apa saja yang sudah dipelajarinya, apa yang sudah ia kuasai dan belum dikuasainya, dan kalau mengalami suatu kemunduran pada diri anak, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

d. Fungsi Pengembangan

Berbicara tentang fungsi pemeliharaan, tentu saja akan berbicara juga tentang fungsi pengembangan. Alasannya karena fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang logam. Jika satu sisi cacat, maka sisi yang lain tidak bernilai (Prayitno dan Erman, 2004: 215).

Dalam kamus bahasa Indonesia (2007: 538), pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan; pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Fungsi pengembangan pada dasarnya merupakan tujuan umum dari seluruh upaya pelayanan pemuliaan manusia (Prayitno dan Erman, 2004: 217). Selain itu juga, fungsi ini pun dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan program yang ada.

Dalam dunia pendidikan, fungsi ini sangat berperan penting di dalamnya. Guru berperan memelihara apa yang baik di dalam diri setiap anak. Seperti halnya fungsi pemeliharaan, fungsi pengembangan pun bertujuan untuk menjaga intelegensi yang dimiliki anak, bakat yang ada di dalam diri seseorang, minat seseorang, sikap atau kebiasaan yang baik, cita-cita, kesehatan rohani dan jasmani, hubungan dengan orang lain, serta lingkungan kehidupan seseorang. Guru berusaha sebaik mungkin untuk mengembangkan hal baik yang sudah terbentuk atau telah ada sebelumnya, sehingga anak semakin berkembang ke arah yang lebih baik.

Selain itu juga, fungsi pengembangan pun tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi sebelumnya, karena fungsi-fungsi ini merupakan salah satu kunci agar proses pendampingan berjalan dengan baik. Setiap proses tentu memiliki suatu tujuan

dan tujuan tersebut tentu menuju ke arah perkembangan anak. Oleh sebab itu, fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi lain dalam konteks pendampingan personal.