BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Paparan Data
1. Gambaran Lokasi Penelitian a.Sejarah Desa Medayu
Desa Medayu diambil dari nama salah satu dusun yang ada
di Desa Medayu. Nama Medayu sendiri konon diambilkan dari
nama cikal bakal orang Medayu, yakni seorang perempuan yang
berinisial Bu Kursiyah yang berparas indah dan ayu. Karena
keinginan masyarakat supaya desanya selamat, indah dan ayu,
sebagai bukti sejarah Desa Medayu yang sampai saat ini masih
melegenda adalah tempat dimakamkannya Bu Kursiyah yang
dikenal dengan nama Bukur. Tepatnya berada di wilayah Desa
Medayu sebelah timur (ditengah sawah) menuju Dusun Geneng.
Pada Tahun 1950an tempat tersebut dijadikan tempat sesaji
bagi setiap ada orang yang punya hajatan/slametan. Konon dahulu
secara tidak kasat mata dalam makam tersebut ada seperangkat
gamelan lengkap. Jika ada orang yang ingin meminjam gamelan
tersebut, haruslah memberi sesaji ditempat orang yang
mengadakan acara hajatan tersebut, lalu akan ada seperangkat alat
musik tradisional gamelan diatas makam tersebut. Setelah selesai
digunakan, gamelan tersebut haruslah dikembalikan secara utuh
meminjam gamelan untuk suatu acara, dan alat tabuhnya tidak
dikembalikan. Hingga saat itu tidak diperbolehkan lagi jika ada
orang yang ingin meminjamnya. Sampai saat ini makam Bu
Kursiyah masih dikeramatkan oleh sebagian besar penduduk Desa
Medayu.
b. Keadaan Geografis
Desa Medayu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang
yang berada dijalur lintas Kabupaten Boyolali, jalur alternatif Jawa
Timur dan jalur menuju ke Solo merupakan posisi strategis yang
dapat mendorong pembangunan Desa Medayu. Desa Medayu
terletak diketinggian 475 M diatas permukaan laut. Dengan luas
kemiringan lahan datar 57,50 Ha dan pegunungan 254,90 Ha. Suhu
di Desa medayu rata-rata 26-29 derajat Celcius, dengan curah hujan
2000-3000 mm. Luas lahan pertaniannya terdiri dari sawah
teririgasi 180 Ha, sawah tadah hujan 20 Ha dan tanah kering 40 Ha.
Luas lahan pemukimannya mencapai 65 Ha. Pembagian wilayah
Desa Medayu terdiri dari 5 dusun yaitu:
1) Dusun Congol
2) Dusun Sawit
3) Dusun Rejosari
4) Dusun Medayu
5) Dusun Geneng
Batas-batas wilayah Desa Medayu antara lain:
1) Utara : Desa Gunung Tumpeng
3) Selatan : Ketanggi
4) Barat : Desa Reksosari
c. Keadaan Penduduk
Menurut data pemerintah Desa Medayu tahun 2017,
keadaan warga Desa Medayu dapat dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Data Penduduk Tahun 2016/2017
No Uraian Jumlah 1. Jumlah Penduduk 2593 2. Jumlah KK 822 3. Jumlah laki-laki a. 0-15 tahun b. 16-55 tahun c. Diatas 55 tahun 425 646 252 4. Jumlah perempuan a. 0-15 tahun b. 16-55 tahun c. Diatas 55 tahun 400 645 225 5. Agama : a. Islam b. Kristen 2577 16
(Diambil dari papan data kependudukan di Kantor Kelurahan Desa Medayu)
Menurut data tersebut dapat disimpulkan jika usia produktif
lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia.
Perbandingan usia anak-anak, produktif dan lansia adalah sebagai
berikut 27,3% ,52%, 20,3%. Dari jumlah penduduk yang berada
pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya
1356 jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Medayu beragama
d. Keadaan Sosial dan Budaya
Menurut data kependudukan pemerintah Desa Medayu,
kondisi sosial warga Medayu dapat dirangkum dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 3.2
Data keadaan sosial penduduk tahun 2016/2017
No Uraian Jumlah 1. Kesejahteraan sosial a. Jumlak KK Sejahtera b. Jumlah KK Sedang c. Jumlah KK Miskin 350 149 323 2. Mata Pencaharian a. Buruh Tani b. Petani c. Peternak d. Pedagang e. Tukang Kayu f. Tukang Batu/buruh g. Buruh Industri h. PNS i. Pensiunan j. TNI/POLRI k. Perangkat Desa l. Pengrajin m. Industri Kecil n. Lain-lain 242 616 16 8 15 188 231 31 167 5 14 6 10 1038
Dari data diatas dapat disimpulkan mayoritas penduduk
Desa Medayu bermata pencarian sebagai buruh tani, petani dan
buruh bangunan. Hal ini disebabkan karena wilayah Desa Medayu
merupakan daerah pertanian/agraris dan juga minimya tingkat
dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani dan
buruh bagunan.
Sebagian besar warga Desa Medayu masih berpegang pada
tradisi nenek moyang dahulu. Misalnya pada acara acara-acara
tertentu (bulan Muharram) yang masih berpegang pada hal-hal
mistis. Kesenian Reog menjadi budaya kebanggaan warga Desa
Medayu. Hingga saat ini kesenian Reog masih sering
dipertunjukkan pada acara-acara tertentu misalnya acara hajatan,
khitan, peringatan 17 Agustus, hari jadi desa dan acara-acara
lainnya.
e. Ekonomi
Pendapatan Desa Medayu dan sumber pendapatan desa
untuk mencukupi kebutuhan desa baik yang bersifat rutin dan
pembangunan diambil dari:
1) Bantuan Pemerintah Pusat, Daerah tingkat 1, dan APBD
Kabupaten Semarang
2) Hasil polorogo desa dan tanah kas desa
3) Pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat
4) Hibah
f. Pendidikan
Keadaan pendidikan di Desa Medayu belum berkembang
sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini diakibatkan masih
bagi anak. Banyak anak-anak di Desa Medayu yang hanya
berpendidikan sampai tingkat SD saja. Selain itu juga disebabkan
karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan anak untuk
melanjutkan pendidikan tinggi, sehingga mereka tidak sekolah dan
akhirnya bekerja seadanya.
g. Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Desa Medayu belum maksimal, hal
ini dikarenakan kualitas dan kuantitas di Desa Medayu masih
kurang, sarpras kesehatan yang belum memadai. Selain itu
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan juga masih
sangat rendah. Desa Medayu terdapat 1 puskesmas yang melayani
kesehatan masyakarat kelurahan Medayu.
h. Sarana dan Prasarana Desa
Dalam mendukung program-program pemerintah agar
berjalan sesuai harapan haruslah didukung adanya sarana dan
prasarana yang mamadai. Sarana dan prasarana merupakan dua hal
yang saling melengkapi satu sama lain, sehingga perlu adanya
optimalisasi dalam pengadaannya. Berikut ini adalah tabel sarana
Tabel 3.3
Sarana dan prasarana No Jenis sarana dan
prasarana
Jumlah Keterangan
1. Balai desa 1 Sedang
2. Kantor desa 1 Sedang
3. Gedung SLTP 2 Baik
4. Gedung SD 1 Baik
5. Gedung MI 2 Sedang
6. Gedung TK 2 Rusak Berat
7. Gedung TPQ 7 Sedang
8. Masjid 11 Sedang
9. Mushola 1 Sedang
10. Gereja 1 Rusak
11. Pasar desa 1 Rusak
12 Polindes 4 Sedang
13. Pos kamling 7 Rusak
14. Jembatan 2 Sedang
15. Kantor GAPOKTAN 1 Baik
16. Kantor LDK 1 Baik
17. PKD 1 Baik
i. Visi dan Misi Desa Medayu
Visi
Terwujudnya Desa Medayu yang aman, tentram, damai dan
religius berbasis pertanian, peternakan, industri rumah tangga
didukung dengan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Misi
1) Meningkatkan kesadaran hukum dan pengembangan budaya
hukum
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta profesionalisme
LINMAS
4) Meningkatkan kesejahteraan LINMAS
5) Memasyarakatkan pentingnya pendidikan agama yang dimulai
sejak dini
6) Mengoptimalkan fungsi dan peran tempat ibadah untuk
bimbingan dan pelayanan keagamaan bagi masyarakat
7) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengamalan ajaran agama
8) Meningkatkan mutu intensifikasi terpadu dikawasan sentra
pertanian, perkebunan, perikanan, dan hutan tanaman rakyat.
9) Mengembangkan tanaman buah-buahan, intensifikasi
pekarangan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
10) Meningkatkan keterampilan masyarakat dibidang pertanian,
peternakan, dan industri rumah tangga melalui pelatihan
magang dan lokakarya.
11) Melaksanakan monitoring terhadap penyelenggaraan
pemerintah desa.
12) Melaksanakan kualitas, kuantitas serta profesionalisme aparat
pemerintah desa.
13) Melaksanakan pembangunan sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) secara baik
j. Sejarah Pemerintahan Desa Medayu
Pemerintahan Desa Medayu telah mengalami 14 kali
pergantian kepala desa. Pemerintahan kepala pertama kali dibentuk
pada tahun 1925 ketika masih jaman penjajahan Belanda. Untuk
lebih jelasnya terangkum pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4
Sejarah Pemerintahan Desa Medayu NO Periode Nama kepala Keterangan
1. 1925-1926 Joyo Diwiryo Bentuk pemerintahan Belanda 2. 1926-1942 Joyo Sumarto Bentuk pemerintahan Belanda 3. 1942-1945 Joyo Sumarto Bentuk pemerintahan Jepang 4. 1934-1947 Joyo Sumarto Bentuk pemerintahan RI (lurah) 5. 1947-1951 Jumeri Lurah Rekomba (Belanda) 6. 1951-1965 Joyo Sumarto Bentuk pemerintahan RI (lurah) 7. 1965-1967 KARTEKER
8. 1967-1987 M. Sururi Bentuk pemerintahan RI (lurah) 9. 1987-1989 Syaefuddin Bentuk pemerintahan Transisi 10. 1989-1997 Hasyim Kepala Desa
11. 1997-1998 Sugeng Bentuk pemerintahan transisi 12. 1998-2006 Hasyim Kepala Desa
13. 2006-2012 Juwari, S. Pd.I Kepala Desa 14. 2012-2018 Juwari, S. Pd.I Kepala Desa
k. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pemerintahan Desa Medayu
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2006 tentang
susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa adalah sebagai
berikut:
Kepala desa : Juwari, S.Pd.I
Kaur Pemerintahan : Muchsin Sumarno
Kaur Pembangunan : Muh. Lazim
Kaur Kemasyarakatan : Mugimin
Kepala Seksi keuangan : Khoirudin
Kepala Seksi umum : Busro
Kepala Dusun Congol : -
Kepala Dusun Sawit : Slamet Widodo
Kepala Dusun Rejosari : Zumri
Kepala Dusun Medayu : Muh Zaehan
Kepala Dusun Geneng : Syarif Hidayarurrahman
Pelaksana Teknis Pertanian : Suryani
Pelaksana Teknis Kesehatan : Istiqamah
Pelaksana Teknis Kantrantib : Junaidi
l. Gambaran Wanita Karier di Desa Medayu
Desa Medayu merupakan desa dengan jumlah penduduk
yang cukup besar. Banyak wanita yang memilih menjalani peran
ganda antara mengurus keluarga dan pekerjaan secara bersamaan.
waktu namun ada pula yang tidak terikat waktu. Wanita karier di
Desa Medayu menurut tempat kerjanya dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Daerah sekitar
Wanita karier yang bekerja di sekitar daerah tempat
tinggal mereka umumnya berprofesi sebagai pedagang,
wirausaha, penjahit, pekerja garmen, pembuat kerajinan,
pegawai pemerintahan dan lain sebagainya yang dapat pulang
setiap harinya, sehingga mereka dapat mengurus keluarga dan
pekerjaan secara maksimal. Kebanyakan wanita karier di Desa
Medayu ini berprofesi sebagai pekerja garmen dan pembantu
rumah tangga.
2) Luar Daerah
Wanita karier yang bekerja diluar daerah tempat tinggal
mereka, dan tidak dapat pulang setiap harinya mereka
memiliki kecenderungan tidak dapat mengurus keluarganya
setiap hari secara langsung, dan tidak dapat mengontrol
pendidikan anaknya secara maksimal. Resiko yang harus
mereka hadapi juga semakin besar. Kebanyakan wanita karier
ini berprofesi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan