BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
KAJIAN PUSTAKA
B. Religiusitas Anak
6. Pokok-pokok Religiusitas (keberagaman) anak
Pada dasarnya sifat asal manusia adalah baik dan selalu ingin kembali
pada kebenaran sejati (Allah). Salah satu konsep yang menonjol berkenaan
dengan masalah ini adalah fitrah. Fitrah manusia adalah mempercayai dan
mengakui Allah sebagai Tuhannya.
Setiap orang tua dituntut untuk mendidik dan membimbing anak-anak
menuju agama yang sesuai dengan fitrah naluri manusia, agar mereka kelak
memiliki akhlak mulia dan menjadi manusia taqwa. Anak bagaikan kertas
kehendaki. Inilah pentingnya mengapa pendidikan anak dimulai sejak dini,
karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak kecil.
Tujuan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan diciptakannya
manusia dimuka bumi ini. Tujuan yang ingin dicapai oleh Islam dalam aspek
pendidikan adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsinya
sebagai hamba Allah dan khalifah_Nya. Shihab (1999:173) menyatakan: “Manusia yang dibina, yang digambarkan Al Qur’an adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur material (jasmani) dan immaterial (akal dan jiwa). Unsur-unsur itulah yang harus dibina dan dikembangkan. Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu. Pembinaan jiwanya akan menghasilkan kesucian dan etika. Sedangkan pembinaan jasmaninya akan menghasilkan keterampilan. Dengan mengabungkan unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk dwi dimensi dalam satu keseimbangan dunia dan akhirat, ilmu dan iman. Itu sebabnya dalam pendidikan Islam dikenal istilah adab al-din dan adab al-dunya”.
Pendidikan Islam haruslah diarahkan untuk pengembangan
aspek-aspek jasad, akal, akidah, emosi, estetika dan sosial pada hal-hal yang
bermanfaat dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain pendidikan Islam
ingin membentuk manusia yang sadar akan tanggungjawabnya sebagai
khalifah dibumi serta memperkaya diri dengan khasanah ilmu pengetahuan
tanpa mengenal batas usia. Namun manusia juga harus menyadari bahwa
segala sesuatu termasuk ilmu pengetahuan bersumber dan bermuara pada
Allah. Berikut ini adalah bentuk-bentuk ajaran Islam yang harus diajarkan
oleh orang tua kepada anaknya:
1. Pembinaan akidah
Akidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminologis berarti
dasar mengenai keimanan seorang muslim, landasan dari segala
perilakunya bahkan akidah sebenarnya merupakan landasan bagi ketentuan syari’ah yang merupakan pedoman bagi seseorang berperilaku dimuka bumi (Daradjat, 1992:317).
Akidah ialah keyakinan hidup, yaitu iman dalam arti khas, yakni
pengikraran yang bertolak dari hati (Anshari, 1986:32). Akidah dalam
agama Islam memiliki 6 aspek yaitu: percaya pada Allah sebagai zat
yang Maha Pencipta, percaya malaikat sebagai ciptaan Allah, percaya
kitab-kitab Allah, percaya nabi dan rasul sebagai utusan dalam membawa
risalah kebajikan, percaya adanya hari akhir (kiamat), serta percaya akan
adanya qadha dan qadar Allah.
Dalam QS Al Baqarah ayat 2-5, Allah SWT berfirman yang artinya:
َيِقَّتُمْلِلًدُه ِهيِف َبْيَر َلَ ُباَتِكْلا َكِلَذ
َنوُقِفْنُ ي ْمُهاَنْ قَزَر اَِّمَِو َة َلََّصلا َنوُميِقُيَو ِبْيَغْلاِب َنوُنِمْؤُ ي َنيِذَّلا
اَِبِ َنوُنِمْؤُ ي َنيِذَّلاَو
َنوُنِقوُي ْمُه ِةَرِخ ْلْاِبَو َكِلْبَ ق ْنِم َلِزْنُأ اَمَو َكْيَلِإ َلِزْنُأ
َنوُحِلْفُمْلا ُمُه َكِئَلوُأَو ْمِِّبَِّر ْنِم ىًدُه ىَلَع َكِئَلوُأ
Artinya:“Sesungguhnya kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan
didalamnya petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada
mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al qur’an yang
telah kami turunkan kepadamu dan kitab-kitab sebelummu, serta mereka yakin adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Ayat tersebut memperkuat keimanan manusia melalui cara-cara
yang ghaib, melalui ayat-ayat Al Qur’an dan cara beribadah yaitu shalat dan zakat. Dengan melalui pola dasar pembinaan akidah seperti
mengajarkan kalimat tauhid pada anak, mengajari anak mengaji,
mengajari shalat, menanamkan rasa iman kepada malaikat sebagai
ciptaan Allah, meyakinkan bahwa rasul adalah para utusan Allah,
memberi zakat kepada kaum yang tidak mampu serta meyakinkan pada
anak tentang adanya hari akhir.
2. Pembinaan ibadah
Akidah tidak hanya diyakini saja, melainkan juga harus
dikerjakan dalam ibadah (Nipan, 1997:201). Setelah anak-anak
mengetahui dan memahami dengan pendidikan akidah, maka
anak-anakpun perlu merealisasikan dalam bentuk ibadah.
Pembinaan ibadah ini merupakan wujud dari kapatuhan seorang
hamba kepada penciptanya. Ibadah ini sebagai bukti keimanan seseorang
dalam menjalankan aturan-aturan dalam agama yang telah diyakininya.
Ibadah ini adalah bagian dari rukun islam, yang wajib dikerjakan bagi
umat islam tanpa terkecuali.
Tugas utama manusia diturunkan kebumi adalah untuk beribadah
kepada Allah, baik itu manusia maupun jin. Hal ini dijelaskan dalam QS.
Adz Zariyat ayat 59 sebagai berikut:
Artinya:
“Dan kami tidak menciptakan jin dan manusia melainkan utuk
beribadah kepadaku”.
Telah jelas bahwa tugas utama manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah semata, baik ibadah amaliyah maupun ibadah nakliyah.
Pembinaan ibadah ini sebagai mana rukun islam, yaitu:
a) Shalat
Shalat adalah kewajiban yang harus ditegakkan bagi setiap
muslim yang beriman. Shalat adalah wujud dari ketaatan seorang
hamba pada Rabb_Nya. Sebagai orang tua haruslah mengajarkan
shalat pada anak, kewajiban shalat, syarat, rukun, maupun hal-hal
yang membatalkan shalat.
b) Zakat
Zakat merupakan pendidikan kemanusiaan yang tujuannya
adalah takwa kepada Allah, dengan materi media yang ekonomis,
dan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat
dengan perasaan kebersamaan, solodaritas sosial dalam suasana
lapang dan sempit. Zakat merupakan suatu amalan yang dianjurkan
oleh Allah kepada manusia. Zakat ini wajib bagi orang yang mampu
untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan. Zakat dapat
berupa, harta maupun tenaga. Orang tua haruslah menanamkan rasa
kepedulian kepada sesama terhadap anaknya sejak masih usia dini,
agar anak senantiasa memiliki rasa cita dan kasih sayang terhadap
c) Puasa
Puasa merupakan pendidikan spiritual yang dibebankan bagi
individu dalam suasana kolektif. Semua puasa dalam waktu yang
sama dan berbuka pula dalam waktu yang sama pula. Setiap individu
dalam masyarakat merasakan perasaan saudaranya dalam aspek rasa,
material dan kegiatan yang harus dilaksanakan (Hafidz, 2009:128). Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183.
اَهُّ يَأ اَي
ْنِم َنيِذَّلا ىَلَع َبِتُكاَمَك ُماَيِّصلا ُمُكْيَلَع َبِتُك اوُنَمآ َنيِذَّلا
َنوُقَّ تَ ت ْمُكَّلَعَل ْمُكِلْبَ ق
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan bagi kamu untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”.
Ayat tersebut sudah jelas bahwa puasa Ramadhan merupakan
ibadah wajib yang harus dilaksanakan bagi umat Islam, khususnya.
Barang siapa yang tidak mengerjakannya akan mendapat hukuman
dari Allah. Puasa sebagai penahan hawa nafsu manusia terhadap
kecintaan pada dunia sebagai wujud ketakwaan kita kepada Allah.
d) Haji
Ibadah haji merupakan ibadah kolektif bagi kaum muslimin,
mereka dari berbagai wilayah dan daerah berkumpul, tanpa
memandang jenis kulit, warna kulit, dan bahasa. Mu’tamar haji merupakan mu’tamar yang terbesar, bahkan paling besar yang dilakukan umat manusia dan selalu terulang-ulang dalam setiap
tahun agar mereka dapat berbagi pengalaman, saling tolong
menolong dalam kebajikan dan takwa.
e) Membaca Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang turunkan kepada Nabi Muhammad, sebagai pedoman dan petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa. Membaca Al Qur’an sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Barang siapa yang membacanya dan menerapkan
kandungannya dalam kehidupan, maka ia akan selamat dari siksaan
di dunia dan di akhirat. Orang tua sebaiknya menanamkan dan
mengajari anak-anaknya untuk mencintai Al Qur’an sejak dalam kandungan hingga akhir hayat dari mulai membaca dan
mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembinaan Akhlak
Menurut Hafidz, (2009:107) Akhlak adalah buah dari Islam yang
diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlak
menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak, yang
merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan
masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan
kehidupan hewan dan binatang.
Pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan
sikap yang baik sebagai watak seorang anak. Orang tua haruslah
memperkenalkan dasar-dasar etika dan moral melalui uswatun hasanah
kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkannya tidaklah mudah,
dibutuhkan kerja keras serta kesabaran yang ekstra dari orang tua selaku
pendidik. Ada 5 dasar pembinaan akhlah pada anak yaitu:
1) Pembinaan bersikap jujur
2) Pembinaan budi pekerti dan sopan santun
3) Pembinaan menjaga rahasia
4) Pembinaan menjaga kepercayaan
5) Pembinaan menjauhi sifat dengki