• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Ke’te Kesu, Kampung Bonoran, Kelurahan Panta’nakan Lolo, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara dan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara di Rantepao.

1. Objek Wisata Ke’te Kesu

Kete' Kesu' adalah salah satu tempat yang dimanfaatkan oleh suku Toraja untuk melakukan upacara pemakaman yang pastinya disebut Rambu Solo.

Destinasi Kete' Kesu' industri wisata sudah ada sejak zaman para pendahulu Suku Toraja, namun sebagai tempat wisata Ke'te' Kesu' sudah mulai menyelesaikan kegiatan fungsionalnya sesuai standar pemerintah dari tahun 1970 hingga saat ini. Destinasi wisata Ke'te' Kesu' sudah terkenal di kalangan wisatawan lokal dan asing mulai sekitar tahun 1979 dan dalam jangka panjang pemerintah terus-menerus menyiapkan kantor untuk mendukung iklim tempat liburan.

Kete Kesu ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan nomor pendaftaran 290 yang harus dijaga atau diamankan. Tempat wisata Ke'te' Kesu' ini sangat menarik karena memiliki kompleks penginapan tradisional khas Toraja yang terdiri dari enam Tongkonan lengkap dengan 12 alang sura' (tempat berteduh kuda). Tongkonan dari nenek moyang Puang di Kesu berfungsi sebagai tempat untuk merenungkan, membuat aturan, meletakkan dan melaksanakan pedoman standar, baik aluk dan pemali yang digunakan sebagai aturan hidup dan masyarakat di seluruh Tana Toraja yang disebut aluk Sanda Pituma. Tongkonan

Apalagi, kebebasan kepemilikan tempat wisata Ke'te' Kesu' belakangan ini dari zaman ke zaman dan kerabat Puang ri Kesu masih hidup sampai sekarang. Tongkonan telah menjadi warisan sosial, masih digunakan sebagai tempat latihan adat namun saat ini tongkonan belum banyak ditempati namun Ke'te' Kesu' saat ini diawasi oleh beberapa keluarga dan pejabat publik yang bekerja sama dalam berurusan dengan tujuan liburan Ke'te' Kesu'.

Kete Kesu adalah representasi terlengkap dari budaya raksasa di Tana Toraja. Tongkonan di Kete' Kesu' memiliki ukiran yang indah. Tanduk banteng yang disusun berkonotasi status sosial pemilik rumah. Tongkonan dan alang sura bersifat genetik. Tongkonan-tongkonan yang ada di Kete' Kesu' sudah tua, bahkan ada yang diperkirakan berusia sekitar 300 tahun.

Bagian atas tongkonan yang terbuat dari bambu itu ditumbuhi ilalang, namun Badan Pengurus sengaja tidak membersihkannya karena rumput ini bisa berguna untuk menahan tumpahan air.

Ke'te' Kesu' terletak di Desa Panta'nakan Lolo, Jl. Ke'te Kesu' 98A, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Destinasi liburan Ke'te Kesu' bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari kota Rantepao sekitar lima km dan memakan waktu sekitar 20 hingga 25 menit. Mengingat pembagian usaha gerak menurut Spille (1987), Ke'te' Kesu' mengkonsolidasikan usaha gerak untuk budaya dan alam yang merupakan tempat belajar adat serta tempat untuk mengunjungi bangunan dan benda-benda rekaman, peninggalan-peninggalan masa lalu dan berpartisipasi dalam adegan. tempat liburan bersama. dengan keadaan biasa tempat liburan Ke'te' Kesu' 2013, termasuk tidak terlalu diperhatikan.

35

Visi dan Misi Obyek Wisata Ke'te Kesu : Visi:

"Menjadi titik fokus tempat liburan yang berharga, terlindungi dan menyenangkan dengan menjaga adat dan budaya Toraja."

Misi:

1. Lakukan upacara peringatan sesuai adat Toraja

2. Bekerja pada pemeliharaan dan keamanan iklim, struktur dan benda-benda warisan sosial.

3. Membuat budaya perilaku.

4. menggunakan, mengawasi, dan menjatah aset reguler dengan menjalankan kerangka kerja penebangan tertentu.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara Sulawesi Selatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara di bidang kebudayaan dan industri perjalanan sesuai dengan pedoman kemandirian daerah.

Dari tempat kerja dinas pariwisata dan budaya atau yang dikeluarkan dari Disparbud, selesailah berbagai urusan pemerintahan lingkungan yang terkait dengan industri perjalanan dan kawasan budaya. Usaha Disparbud adalah sebagai agen masalah pemerintah lingkungan di bidang industri perjalanan wisata dan pelestarian sosial di wilayah fungsinya. Kapasitas Disparbud adalah membentuk strategi di bidang industri perjalanan wisata, ekspresi, budaya dan film, koordinator industri perjalanan dan budaya, pelatihan dan bimbingan industri perjalanan dan penghibur sosial di wilayah

fungsinya, penyelenggara UPTD, hingga mengumumkan dan mengkoordinasikan industri perjalanan dan usaha sosial.

Berkaitan dengan kewajiban dan kapasitasnya, Disparbud disetujui untuk memberikan hibah di bidang industri perjalanan wisata termasuk Izin Usaha Pariwisata bagi perencana perjalanan dan lain-lain, mengatur Izin Usaha Tetap Pariwisata (ITUP), Tanda Daftar Usaha Pariwisata atau TDUP termasuk Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan, Tanda Daftar Usaha Pariwisata Daftar Usaha Penyedia Akomodasi, Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata, dan lain-lain. Selain perizinan di bidang pariwisata, Disparbud juga memiliki posisi untuk memberikan hibah yang berkaitan dengan bidang sosial seperti kegiatan sosial, pemindahan elemen bangunan bersejarah dan lain-lain. Untuk data lainnya bisa mengunjungi kantor Disparbud terdekat, menghubungi telepon, atau mengakses situs otoritas Disparbud untuk data umum..

Berikut Kepala Dinas dan Sekretaris dari tahun 2010-sekarang : Tabel 4.1

Nama Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara 2020-2021 Yorry R. lesawengen,

AP.M.Tr.AP

Kepala Dinas

37

Yamarlin Mangiri, SE Sekretaris

2022-Sekarang

Matius Sampelalong, SE.

M.Si

Mudaril A. Rantetondok

Kepala Dinas Sekretaris

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara Tahun 2022 Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara adalah : Visi:

“Menjadikan Kabupaten Toraja Utara Sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan”

Misi:

1. Pemajuan atraksi industri perjalanan wisata. Misi ini menyimpulkan kebutuhan untuk bekerja pada sifat objek industri perjalanan lokal, membangun provinsi yang tak tertandingi industri perjalanan/wilayah ODTW, membuat teritorial item industri perjalanan lebih berfluktuasi, dan bekerja pada administrasi normal dan sosial provinsi industri perjalanan.

2. Peningkatan SDM dan perusahaan industri perjalanan. Misi ini menyarankan perlunya peningkatan partisipasi institusional, antara otoritas publik, area privat dan area lokal dalam teritorial kemajuan industri perjalanan.

3. Kemajuan ekonomi industri perjalanan. Misi ini menyimpulkan kebutuhan untuk meningkatkan teritorial latihan kemajuan industri perjalanan, serta untuk membuka ruang seluas mungkin bagi pendukung keuangan untuk tanpa henti menempatkan sumber daya ke dalam industri perjalanan, sehingga posisi baru dibuka.

4. Pelestarian adat dan budaya. Misi ini mengandung makna, kebutuhan untuk terus menciptakan dan melindungi tradisi dan budaya teritorial, serta upaya peningkatan untuk menumbuhkan kualitas sosial.

5. Kemajuan keanekaragaman dan kelimpahan sosial. Misi ini mengandung makna, yang terus-menerus dan tak henti-hentinya membina pengelolaan keanekaragaman sosial yang ada, serta mengusahakan pengelolaan kekayaan sosial teritorial.

Dokumen terkait