• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Kearifan Lokal

Lokal wisdom adalah segala pengaturan dalam pandangan nilai-nilai yang diterima, dilaksanakan dan didukung oleh perkumpulan-perkumpulan tertentu dari satu zaman ke zaman lain sebagai tempat tinggalnya. Dimana kecerdikan lingkungan terbentuk dengan melihat sikap daerah yang baik, rasa sayang yang mendalam terhadap tempat lahir, jenis karakter yang bersifat intrinsik dan tersampaikan ketika terintegrasi dengan berbagai jaringan atau kondisi, teori kehidupan dan keinginan yang luar biasa untuk mengikutinya.

dengan kebiasaan atau yang sudah lama ditinggalkan oleh zaman.(Ahmad Baedowi, dalam Khalis 2018).

Local wisdom juga ialah kepribadian atau karakter sosial suatu negara yang menjadikan negara tersebut memiliki pilihan untuk menelan, bahkan mengembangkan budaya dari luar atau negara yang berbeda menjadi kepribadian dan kapasitas tersendiri. (Wibowo 2015:17). Kearifan local juga merupakan sudut pandang dan informasi serta sistem kehidupan yang berbeda sebagai latihan yang dilakukan oleh jaringan terdekat dalam menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Adapun menurut Alfian (2013:428) kearifan local di defenisikan sebagai gaya hidup dan informasi serta sistem kehidupan sehari-hari sebagai latihan yang dilakukan oleh jaringan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Pendapat Alfian dapat diartikan bahwa kearifan local nerupakan adat dan kebiasaan yang selama ini umumnya dilakukan oleh perkumpulan dari satu

zaman ke zaman lainnya hingga saat ini, keberadaannya masih tersaingi oleh jaringan peraturan standar tertentu di daerah tertentu. Dari gambaran di atas, cenderung diartikan bahwa kecerdasan lingkungan dapat dipahami sebagai pemikiran terdekat yang berwawasan, cerdik, berjasa, yang dipasang dan diikuti oleh individu-individu dari daerah setempat..

2. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal

Menurut Haryanto (2014:212) mendefenisikan jenis-jenis kecerdasan lingkungan adalah kesesuaian yang berbeda sebagai praktik persahabatan berdasarkan wawasan budaya. Jenis wawasan yang dekat di arena publik dapat berupa budaya (nilai, standar, moral, keyakinan, adat istiadat, peraturan baku dan pedoman unik). Sifat-sifat mulia yang berhubungan dengan kecerdasan lingkungan meliputi Cinta kepada Tuhan, alam semesta dan isinya, kewajiban, disiplin, otonomi, kepercayaan, rasa hormat dan kesopanan, empati dan kepedulian, kepercayaan diri, daya cipta, kerja keras dan pantang menyerah, kesetaraan dan administrasi, kebajikan dan kerendahan hati, ketangguhan, cinta, harmoni dan solidaritas.

Adapun bentuk-bentuk kearifan lokal yang lain yang ada di arena publik dapat berupa standar, moral, keyakinan, adat istiadat, peraturan standar, dan pedoman unik. Wawasan lingkungan dapat berupa aturan di mana persetujuan kelembagaan dan sosial, pengaturan penggunaan ruang dan pengukur musim untuk budidaya, pelestarian dan keamanan daerah rawan, jenis transformasi dan perpindahan rumah ke lingkungan, bencana atau bahaya lainnya.

9

3. Objek Pariwisata

Menurut UU No.1 tahun 2009 pasal 1 wisata adalah suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh perorangan atau perkumpulan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan hiburan, pengembangan diri atau pemusatan pada keunikan tempat tujuan wisata yang dikunjungi dalam waktu singkat. Sedangkan wisatawan adalah individu yang melakukan industri perjalanan. Bisnis pergerakan adalah serangkaian latihan industri pergerakan dan didukung oleh berbagai tempat kerja dan organisasi yang diberikan oleh distrik setempat, pakar keuangan, pemerintah dan negara bagian terdekat. Industri perjalanan adalah gerakan umum yang terkait dengan industri perjalanan dan bersifat multi-faceted dan multidisiplin yang muncul sebagai penampilan kebutuhan setiap individu di negara serta kolaborasi antara wisatawan dan jaringan lingkungan, wisatawan individu, pemerintah , administrasi negara teritorial dan visioner bisnis. Sedangkan tempat liburan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keunggulan, dan nilai keragaman, misalnya kelimpahan yang teratur, budaya dan barang-barang buatan yang diminati atau dikunjungi wisatawan.

Sedangkan dapat kita ketahui bahwa dijelaskan dalam UU No.9 tahun 2009 tentang kepariwisataan tempat liburan adalah tujuan wisata yang memiliki ciri khas utama yang memikat wisatawan dengan tujuan wisata yang berbeda karena fokus wisatawan yang memiliki ciri khas yang ada. Dikatakan bahwa penampilan wisatawan akan meningkatkan bayaran untuk daerah yang dikunjungi sedangkan untuk wisatawan asing penampilan mereka akan meningkatkan perdagangan asing untuk negara yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai sebagai keragaman, misalnya kekayaan normal, budaya

dan barang-barang buatan manusia yang ada ditunjuk atau dikunjungi oleh wisatawan. (Yoeti, 2008).

Dijelasakan pendapat lain oleh (Austriana,2005) Semakin lama wisatawan tinggal di suatu lokasi wisatawan, maka semakin banyak pula uang yang mereka keluarkan di lokasi wisatawan tersebut, terutama untuk alasan makan, minum dan tempat tinggal. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama berwisata akan mendorong konsumen melakukan tindakan terhadap barang-barang yang ada di lokasi wisata tersebut.

Kapasitas kabupaten untuk menyelesaikan kemandiriannya adalah dengan tetap berdiri tegak atau mengandalkan mata air dari pendapatan asli daerah (PAD). Negara-negara terdekat diharapkan memiliki pilihan untuk membantu diri mereka sendiri dengan menangani kapasitas mereka yang sebenarnya, karena pekerjaan untuk mendapatkan sumber aset yang tepat adalah persyaratan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Lompatan baru ke depan dalam mendapatkan aset untuk mendanai penggunaan pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunya adalah kawasan industri perjalanan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan daerah dari sektor pariwisata

Rantai modern seperti penginapan atau hotel, kafe atau administrasi katering, organisasi industri perjalanan (barang liburan, kenang-kenangan, dan hiburan), dan bisnis perjalanan (perencana perjalanan atau pendamping lokal) dapat menjadi sumber pendapatan provinsi bagi Kabupaten Toraja Utara sebagai biaya lingkungan, tol provinsi, manfaat BUMD, retribusi dan non pungutan. Berikut adalah beberapa faktor yang

11

dapat mempengaruhi pendapatan lokal dari kawasan industri perjalanan, khususnya:

1) Jumlah Objek Wisata, Indonesia sebagai negara yang memiliki keunikan dan keragaman sosial memiliki peluang untuk menawarkan keindahan alam dan daya tarik sosial kepada wisatawan asing dan lokal yang akan mengikuti wisata alam dan wisata sosial. Jelas, penampilan para pelancong akan membawa pengakuan atas daerah yang mereka kunjungi. Bagi pelancong asing yang datang dari luar negeri, penampilan mereka akan mendapatkan perdagangan asing di dalam negeri.

2) Jumlah Wisatawan, Secara hipotesis (disimpulkan) semakin lama wisatawan tinggal di lokasi wisatawan, semakin banyak uang yang dihabiskan di lokasi wisatawan, pada dasarnya untuk motivasi di balik makan, minum, dan perumahan sementara pada saat yang sama tetap berada di dekatnya.

3) Gaji perkapita, Gaji per kapita merupakan salah satu penanda penting untuk menentukan keadaan moneter suatu daerah pada periode tertentu, yang ditunjukkan oleh Pendapatan Regional Bruto (PDRB) baik pada biaya saat ini maupun pada biaya tetap. Gaji per kapita yang tinggi pada umumnya akan mendorong ekspansi dalam tingkat pemanfaatan per kapita yang dengan demikian membuat dorongan.

b. Manfaat dan Dampak Pariwisata

Dalam perjalanan, wisatawan membutuhkan perkembangan administrasi dan barang-barang industri perjalanan, dari saat mereka pergi

sampai mereka kembali ke tempat asal mereka yang unik. Administrasi dan item industri perjalanan ini ditetapkan sebagai "Komponen industri perjalanan" yang dapat diberikan oleh visioner bisnis, masyarakat umum, atau siapa pun yang berkepentingan. Bagian industri perjalanan meliputi:

a) Objek dan daya Tarik wisata b) Akomodasi

c) Angkutan wisata

d) Sarana dan fasilitas wisata e) Prasarana wisata.

Dengan asumsi bahwa kemajuan dan peningkatan industri perjalanan diatur dan dikoordinasikan dengan baik, akan ada banyak keuntungan dan efek, antara lain:

a) Manfaat Ekonomi (kesejahteraan), Meningkatnya perjalanan wisatawan, baik lokal maupun asing, ke suatu wilayah menuntut berbagai administrasi dan kantor yang semakin bertambah jumlah dan ragamnya. Ini memberikan keuntungan finansial bagi penduduk, visioner bisnis, dan otoritas publik.

b) Manfaat Sosial Budaya seperti menyelamatkan masyarakat dan adat istiadat, memperluas pengetahuan individu, mengupayakan kesejahteraan dan kesehatan fisik atau dunia lain dan mengurangi perselisihan sosial.

c) Manfaat dalam berbangsan dan bernegara seperti memperkuat solidaritas dan kehormatan, menumbuhkan rasa memiliki tempat, keinginan untuk mengikuti dan menjaga negara yang pada akhirnya

13

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menjaga hubungan dunia yang baik tentang peningkatan industri perjalanan.

d) Manfaat bagi lingkungan, Pergantian peristiwa dan kemajuan industri perjalanan ditujukan untuk memuaskan keinginan para wisatawan, misalnya hidup damai, bersih, jauh dari pencemaran, melepas penat dan memiliki pilihan untuk memulihkan kembali kepenatan fisik dan mental. Dengan demikian, peningkatan industri perjalanan.

4. Potensi Pendukung Keberadaan perkampungan Ke’te Kesu Sebagai Objek Wisata

Objek wisata adalah tempat yang menjadi tempat kunjungan wisatawan karena memiliki aset, baik alam maupun buatan, seperti keindahan alam atau pegunungan, vegetasi pantai yang sangat beragam, kebun binatang, bangunan kuno yang terkenal, landmark, kuil, pergerakan, atraksi dan masyarakat tertentu lainnya. Adapun sekutu yang diharapkan dari kota konvensional Ke'te Kesu sebagai tempat liburan, antara lain:

a. Jejeran Rumah Adat Toraja (Tongkonan)

Ke'te kesu adalah kota konvensional di Kabupaten Toraja Utara, sebuah wilayah yang terdiri dari 6 Tongkonan yang saat ini masih kokoh berdiri.

Tongkonan adalah rumah adat Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan diperkaya dengan ukiran berwarna merah, gelap dan kuning. Dari perspektif luas tongkonan adalah tempat untuk berbicara tentang sesuatu atau seluruh masalah.

Selain sebagai tongkonan Layuk, keberadaan tongkonan Kesu' ini juga dianggap unik dibandingkan dengan tongkonan lainnya secara

keseluruhan. Hal ini sangat baik dilihat dari jumlah titik penyangga atau ruas yang dimiliki oleh tongkonan Kesu', secara spesifik terdapat 7 ruas atau titik penyangga, sedangkan secara keseluruhan di Toraja tongkonan hanya memiliki 5 ruas yang disusun selebar strukturnya. Di kompleks wisata Ke'te Kesu terdapat 6 Tongkonan dan masing-masing tongkonan berkapasitas sebagai MPR atau Kepala Adat, Puskesmas, Perekonomian, POKAM dan Pemangku Adat.. (syafwandi, 1993). Nama-nama masing-masing tongkonan di kompleks tempat wisata Ke'te Kesu adalah Tongkonan Bamba, Tongkonan Sendana, Sepang dan To'kaluku, Tongkonan Kesu', Tongkonan Tonga, Tongkonan Rura Lompo yang saat ini menjadi galeri, dan Tongkonan anonim (dalam terang). fakta bahwa itu baru diadakan pada tahun 2018 melalui acara Mangara Banua atau acara syukuran rumah/tongkonan lain).

b. Lumbung (Alang)

Satuan Tongkonan yang cocok adalah Alangsura' (Lumbung Padi).

Gudang tersebut memiliki bentuk yang mirip dengan Rumah Adat Toraja namun hanya memiliki satu ruangan, ukurannya kecil. Selain tongkonan, Ke'te Kesu juga memiliki 12 istal.

c. Areal Pemakaman

Gua alam, berjalan 100 meter ke belakang dan menaiki tangga hingga batas terjauh dari anak tangga, kita akan melacak gua yang khas. Ini benar-benar kuburan utama masyarakat Toraja, lebih tepatnya gua biasa (Malillin). Erong, adalah peti mati yang terbuat dari kayu yang kuat dan berbentuk gambar banteng untuk laki-laki dan gambar babi untuk perempuan. Di sana juga terlihat seperti rumah Tongkonan. Patene, adalah

15

bangunan berbentuk bujur sangkar atau bujur sangkar yang berisi peti-peti dari satu keluarga besar.

d. Pengrajin Ukiran Pahat

Di kompleks tempat wisata, Ke'te Kesu menunjukkan kepiawaian masyarakat sekitar melalui latihan menebang atau menebang kayu yang hasilnya berbeda-beda, ada yang mirip tongkonan dan tidak ada rumah serta patung-patung kecil orang Toraja.

e. Tempat Upacara (Rante)

Rante adalah tempat yang luar biasa di setiap kota untuk menyembelih bison di acara kematian. Terletak di sebelah timur kota konvensional Ke'te Kesu yang dilengkapi dengan menhir/monumen batu, dalam bahasa Toraja disebut Simbuang.

f. Museum

Pusat sejarah di tempat wisata Ke'te Kesu ini digarap oleh Yayasan "Balai Pameran Indo' Ta'dung" (MIT) mulai 26 Desember 1994 dan selesai April 1998, selain "katik" yang diperkenalkan sejak awal. Juli 2000. Benda-benda yang tercatat disimpan di pusat-pusat sejarah, diperkirakan berumur puluhan bahkan bertahun-tahun.

g. Upacara Adat

Rambu Solo’ (Upacara Kematian), Kabupaten Toraja Utara memiliki budaya yang dikenal dengan budaya “alukta” yang merupakan salah satu keyakinan yang dirasakan masyarakat Toraja Utara. Layanan utama dalam budaya Toraja, khususnya Ke'te Kesu adalah fungsi kematian konvensional (rambu solo') yang merupakan salah satu kebiasaan menarik dan suci dari individu Toraja yang dikejar oleh wisatawan asing dan lokal.

Rambu Tuka' (Upacara Sukacita), selain ibadat Rambu Solo' konvensional, Tana Toraja juga memiliki fungsi adat yang tak kalah seru atau tak kalah terkenal, khususnya ibadat rambu tuka' adat. Ibadah rambu tuka' adalah suatu acara yang berkaitan dengan penghargaan, kegembiraan, kelahiran, perkawinan dan perkumpulan yang berbuah, yang diselenggarakan di Aluk Rampe Matallo dengan tempat pelaksanaan di timur tongkonan atau arah ke timur..

5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Suatu daerah harus memiliki sumber keuangannya sendiri, pada dasarnya untuk menutupi rencana keuangan rutin teritorial sehingga tidak bergantung pada alokasi dan komitmen dari pemerintah pusat atau biasa.

Pemerintah daerah yang dikelola negara harus memiliki opsi untuk menggunakan PAD mereka untuk mengawasinya secara tepat sehingga dapat memberikan hasil yang dapat mengatasi masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung pendanaan APBD. (BPS,2012).

Sementara itu, mengingat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, Pasal 1 angka 18 menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah. Selanjutnya disebut sebagai PAD, adalah gaji yang diperoleh lokal yang dikumpulkan berdasarkan taruhan wilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.. (Wasito,2001:3).

Menurut (Nasir,2019) Gaji unik lokal merupakan salah satu jenis pendapatan yang berasal dari kabupaten dan digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pergantian acara provinsi dan hasilnya dinikmati oleh daerah setempat. Jadi, semakin menonjol pembayaran lokal pertama yang diperoleh, semakin cepat laju pergantian peristiwa provinsi. Sumber pendapatan unik

17

teritorial diperoleh dari penilaian provinsi, tuntutan lokal, konsekuensi dari kelimpahan provinsi yang terisolasi dewan dan PAD otentik lainnya..

Menurut UU No.33 tahun 2004 pasal 6 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa : a. Pendapatan Asli Daerah bersumber dari :

1. Tugas daerah, khususnya beban negara yang diserahkan kepada kabupaten sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Iuran Wajib yang dilakukan oleh orang atau unsur kepada kabupaten tanpa disesuaikan dengan pembayaran langsung yang dapat mendukung pelaksanaan pergantian daerah provinsi..

2. Tugas daerah, khususnya tuntutan terhadap orang atau barang kepada Pemerintah Daerah sehingga Pemerintah Daerah menawarkan bantuan atau hibah tertentu yang dapat langsung dirasakan oleh pembayar balas dendam..

b. PAD substansial lainnya sebagaimana dimaksud pada bagian 1 mencakup kelanjutan dari penawaran sumber daya lokal yang tidak terisolasi, penyimpanan permintaan, pembayaran premi, keuntungan perbedaan dalam standar konversi rupiah terhadap standar moneter dan komisi yang tidak dikenal, batasan atau struktur yang berbeda. karena kesepakatan atau perolehan barang dagangan dan administrasi.

UU No.33 tahun 2004 ayat 3 dan ayat 4 menyatakan bahwa untuk mengetahui potensi sumber-sumber PAD hal-hal yang perlu diketahui yaitu

a. Keadaan yang mendasari suatu daerah antara lain besarnya keinginan pemerintah lingkungan untuk menetapkan pasti, kemampuan daerah setempat untuk membayar semua tol yang ditetapkan oleh pemerintah

provinsi, perluasan derajat atau peningkatan dan penguatan pendapatan PAD sebagai upaya menumbuhkan besarnya pendapatan PAD.

b. Perkembangan PDRB per kapita riil c. Pertumbuhan penduduk

d. Tingkat inflasi

e. Penyesuaian tarif dengan mempertimbangkan laju inflasi f. Pembangunan baru

g. Sumber pendapatan baru dimana adanya kegiatan usaha baru dapat mengakibatkan bertambahnya sumber pendapatan pajak atau retribusi yang sudah ada

h. Perubahan peraturan dimana dengan adanya perubahan peraturan baru khususnya yang berhubungan dengan pajak atau retribusi jelas akan meningkatkan PAD

Retribusi menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pengertian retribusi adalah tol provinsi sebagai angsuran untuk administrasi atau mengakui tertentu memungkinkan secara eksplisit diberikan atau berpotensi diberikan oleh legislatif teritorial untuk melayani orang atau elemen. Mengenai pungutan, klarifikasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang penilaian daerah dan pengeluaran klien teritorial hanya mengarahkan standar dalam menentukan jenis tugas yang dapat dibebankan oleh daerah, dua wilayah dan wilayah/masyarakat perkotaan diberikan kekuasaan untuk memutuskan jenis-jenis tol selain yang ditentukan dalam undang-undang tidak resmi..

6. Pengakuan Pendapatan a. Pengertian Pengakuan

19

Pengakuan adalah mencatat suatu ukuran rupiah (biaya) ke dalam kerangka pembukuan sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu hal dan tercermin dalam laporan keuangan. Jadi pengakuan terhubung dengan masalah terlepas dari apakah pertukaran dicatat. Norma pembukuan mengarahkan pengakuan ini dengan memberikan beberapa langkah pengakuan, untuk lebih spesifik kondisi apa yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat dirasakan dan pada jam pengakuan. Pengakuan juga merupakan pencatatan sesuatu dalam catatan dan laporan anggaran seperti sumber daya, kewajiban, pembayaran, biaya, keuntungan atau kerugian..

b. Kriteria Pengakuan

Suatu hal dapat dirasakan secara resmi, dengan asumsi memenuhi salah satu makna dari berbagai komponen laporan fiskal. Ikatan Akuntan Indonesia menggambarkan aturan pengakuan sebagai simpan: suatu hal yang memenuhi arti suatu komponen harus dirasakan jika: Kemungkinan besar keuntungan finansial yang terkait dengan barang tersebut akan mengalir ke atau dari organisasi dan barang tersebut memiliki nilai atau biaya yang dapat diperkirakan oleh Anda..

c. Pengakuan Pendapatan

Isu utama dalam mewakili pendapatan adalah dianggap memutuskan kapan pendapatan. Menyinggung aturan memahami komponen laporan fiskal dalam sistem dasar penyusunan dan penyajian ringkasan anggaran, dengan cara ini, pendapatan dirasakan ketika kemungkinan besar keuntungan finansial akan mengalir ke organisasi dan nilai keuntungan ini dapat diperkirakan dengan andal.

Pada titik ketika kerentanan muncul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah diingat untuk pendapatan, jumlah tersebut tidak dapat ditagih atau jumlah yang saat ini berada di luar kemungkinan untuk diharapkan pulih, jumlah tersebut dianggap sebagai biaya, tidak ada perubahan sesuai dengan seberapa besar pendapatan yang awalnya dirasakan.

Pengakuan pendapatan harus memenuhi langkah-langkah pengakuan seperti yang diungkapkan oleh IAI: pengakuan adalah suatu proses membentuk sesuatu yang memenuhi arti komponen dan model pengakuan yang belum ditentukan lembar atau artikulasi gaji. Ketidakmampuan untuk memahami hal-hal seperti itu tidak dapat diubah melalui pendekatan pembukuan yang digunakan melalui catatan atau materi informatif.

B. Tinjuan Empiris

Penelitian terdahulu penting untuk menggambarkan efek samping dari pemeriksaan masa lalu dan membandingkannya dengan penelitian yang dilakukan, mengenai eksplorasi masa lalu didaparkan dalam table berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul

Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Masri Ridwn,

21

2 Fawaidul Khoir,hety Mutika Ani,Wiwin membayar dari kawasan industri perjalanan telah meluas. Komitmen terbesar pada 2011 adalah

3,96%, karena

pembayaran kawasan industri perjalanan dari penerimaan balasan untuk tempat parkir yang luar biasa dan sedikit ekspansi pendapatan. daerah PAD riil lainnya kontras dengan tahun sebelumnya.

Komitmen paling minimal pada tahun 2017 adalah

2,87%, karena

peningkatan pendapatan

yang besar dari berbagai sumber pendapatan asli daerah. industri perjalanan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah Kutai Kartanegara dari tahun 2007 hingga 2012 semakin berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel. Adapun tingkat pengaruh pembayaran daerah industri perjalanan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 24,3%..

4 Ika Kristianti,Meity Bala (2019)

Thematic Analisis Komitmen kawasan industri wisata terhadap PAD Toraja Utara sebesar 2,3%, administrasi dan pembenahan kawasan industri wisata di Toraja Utara telah berjalan positif meskipun masih terdapat beberapa kelemahan, seperti jalan rusak menuju destinasi liburan. PAD Toraja Utara pada tahun

23

2012 telah diakui bertambah menjadi Rp2.548.696.398

sedangkan pada tahun 2013 hingga 2017 tidak

Akibat dari eksplorasi tersebut dapat dipahami bahwa dampak signifikan perolehan Pendapatan mempengaruhi gaji unik provinsi, menunjukkan seberapa besar komitmen semua faktor otonom

terhadap variabel terikat, PDRB (x3 ) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah dan kuantitas atraksi (x1), jumlah wisatawan (x2),

dan PRDB (x3)

berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pesisir didominasi oleh wisata budaya,wisata alaam dan wisata religi. Identifikasi pengaruh sektor pariwisataa terdhadap PAD menunjukkan adanya penngaruh yang signifikan dengan nilai determinan 95% dengan jumlah kunjungan wisatawan dan

pajak restoran

berpengaruh positif tidak signifikan sedangkan retribusi objek wisata dan pajak hotel berpengaruh positif signifikan dengan nilai koefisien 40,35 dan 183,87.

25 menunjukkan bahwa daya Tarik budaya adalah salah satu nilai unggul yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah DDaerah.

Kearifan lokal dapat dimasukkan dalam daya Tarik wisata budaya.

Kearifan lokal yang terjaga dapat memberikan nilai

ekonomi bagi

Hasil penelitian yaitu aspek pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal dalam menunjanng daya Tarik wisata pada kawasan pemukiman Balla Peu meliputi beberapa aspek yaitu aspek potensi perwujudan kawasan pemukiman seperti upacara adat, kesenian, bentuk kerajinan rakyat, cerita rakyat, keindahan alam dan keberagaman flaura dan fauna. Tetapi selain itu ada juga beberapa spek yang menjadi pokok ancaman dan kelemahan seperti

aspek infrastruktur di bidang pariwisata masih terbatas bahkan sebagian beelum tersedia sedangkan untuk aspek aksesibilitas yang rendah akibat kondisi jalan yang menunjukkan bahwa desa sade terdapat kearifan lokal yang merupakan hasil dari kebudayaan yang masih dilestarikan sebagaai dayaa taarik pariwisata seperti

aspek infrastruktur di bidang pariwisata masih terbatas bahkan sebagian beelum tersedia sedangkan untuk aspek aksesibilitas yang rendah akibat kondisi jalan yang menunjukkan bahwa desa sade terdapat kearifan lokal yang merupakan hasil dari kebudayaan yang masih dilestarikan sebagaai dayaa taarik pariwisata seperti

Dokumen terkait