• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi objek wisata Ke’te Kesu sebagai unsur Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten Toraja Utara yang dilihat dari pendapatan objek wisata Ke’te Kesu dari Tahun 2019-2021.

Hasil wawancara dan pengumpulan data dokumen pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara diperoleh hasil penelitian yaitu pengunjung wisata ke’te kesu di bagi menjadi empat yaitu ada Wisatawan Mancanegara, Wisatawan Nusantara, Pelajar dan Pemda.

1. Wawancara dengan Pemangku Adat Objek Wisata Ke’te Kesu

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Pemangku Adat yang bernama Layuk Sarunggallo pada objek wisata Ke’te Kesu’ pada tanggal 12 maret 2022 dengan pertanyaan Apakah ada kepercayaan atau aturan yang di anut atau berlaku di Objek Wisata Ke’te Kesu ? Pemangku Adat mengatakan bahwa :

“Pada objek wisata ke’te kesu masih terikat dengan norma yang disampaikan oleh nenek moyang yang masih menunjang hidup mereka seperti yang di atur dalam aluk dikenal dengan istilah 7777”.

Dalam pelajaran Aluk Sanda Pitunna/Aluk 7777 hanya 777 yang diubah menurut adat dan 7000 dikeluarkan. Wajar saja, standar sanda pitunna

39

memang tidak diragukan lagi, namun bagi masyarakat sekitar Tana Toraja, konsep standar ini memasukkan unsur kepercayaan dan persetujuan kepada pemberi kehidupan. Akibat dari pengabaian standar ini akan menimbulkan kedisiplinan bagi masyarakat Toraja, misalnya kekecewaan panen, peristiwa bencana dan kutukan bawaan. Sikap ini dapat disinggung sebagai kearifan local yang khas.

Ketika berkunjung ke objek wisata ke’te kesu kita harus mengikuti kebiasaan besar seperti perjalanan ke tempat pemakaman para pendahulu.

Karena menjaga sikap sangat berarti bagi masyarakat Toraja. Lokasi ini menjadi pemakaman para leluhur mereka, oleh karena itu kita harus menjaga sikap jika berkunjung kesini. Selain itu ketika para wisatawan melanggar aturan maka aka nada hukuman adat yang diberikan, hukum adat akan bervariasi tergantung dari pelanggaran yang dilakukan, mulai dari denda sebagai kontribusi makhluk yang disembelih, ke administrasi dan penahanan adat.

Adapun wawancara lain dengan pemangku adat yang bernama Layuk Sarungallo pada tanggal 12 Maret 2022 dengan pertanyaan bagaimana komiten masyarakat dalam merawat peninggalan warisan terdahulu ? Pemangku Adat mengatakan bahwa :

“Komiteman masyarakat merawat peninggalan nenek moyang sama dengan mereka tetap hidp berdampingan dengan almarhum nenek moyang maupun orang tua. Serta keterlibatan masyarakat dalam pengembangan wisata Ke’te kesu seperti dalam bentuk tenaga, bentuk harta benda, keterampilan dan kemahiran serta partisipasi social.”

Ke’te kesu memiliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki oleh objek wisata yang lain. Beberapa keunikan yang berada di objek wisata ke’te kesu seperti rumah adat tongkonan, kuburan toraja, ukiran khas toraja, kuburan

batu, peti kayu kepala kerbau dan tengkorak, patung leluhur serta ada gua yang dimana di dalam gua hanya ada terdapat satu kuburan, di dalam goa ada batu berbentuk kepala buaya, jari tangan, bentuk hidung manusia, tulang belakang dan mengkilap.

Keunikan di atas menjadi daya Tarik para wisatawan berkunjung ke objek wisata ke’te kesu. Selain keunikan yang telah di sebutkan objek wisata ke’te kesu memiliki galeri yang berisi berbagai macam barang kuno Toraja konvensional. Seperti ukiran, senjata tajam, tembikar dan bendera merah putih yang pertamakali di kibarkan di Toraja. Selain itu ke’te kesu merupakan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja, seperti Rambu Solo dan Rambu Tuka.

Pada wawancara yang dilakukan dengan pemangku adat yang bernama Layuk Sarungallo dengan pertanyaan Bagaimana atau apa yang menjadi potensi objek wisata ke’te kesu untuk menarik para wisatawan berkunjung sehingga dapat menjadi unsur PAD ? Pemangku Adat mengatakan bahwa :

“Hal yang paling menonjol di objek wisata ke’te kesu adalah upacara rambu solo atau biasa di sebut dengan upacara kematian. Pada daerah ini keseriusan mereka terhadap kematian dapat dilihat dari ritual maupun upacara adat yang mewah, kuburan yang mewah, kuburan yang menggantung dan situs pemakaman yang penuh dekorasi.”

Selain itu yang menjadi potensi objek wisata ke’te kesu yaitu terdapat suatu tanduk hewan, dimana semakin banyak maka semakin tinggi status social seseorang. Serta pengelolaan yang ada pada objek wisata ke’te kesu yang menunjang banyaknya wisatawan karena merasa nyaman ketika berkunjung kesana.

Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah objek wisata ke’te kesu dengan segala keunikan yang dimiliki dan tidak dimiliki oleh daerah lain

41

dikelola dan dikembangkan oleh pemilik notaris dan non yayasan objek wisata ke’te kesu atau kepala adat. Walaupun ada beberapa masyarakat yang ikut berpartisipasi menjaga dan merawat lingkungan sekitar objek wisata ke’te kesu tetapi objek wisata ke’te kesu dikelolah oleh Pemanngku Adat. Adapun peran pemerintah hanya mengawasi kegiatan yang ada di objek wisata ke’te kesu.

2. Wawancara dengan Wisatawan

Hasil wawancara dengan beberapa wisatawan yang dapat di simpulkan dan hampir semua hasil wawancara wisatawan sama mengatakan bahwa mereka tertarik berkunjung ke ke’te kesu karena tertarik dengan keunikan dan ingin melihat langsung dan mendapatkan informasi langsung dari pemandu objek wisata ke’te kesu. Seperti hasil wawancara oleh salah satu wisatawan Risma pada tanggal 12 Maret 2020 dengan pertanyaan Apa yang menjadi daya Tarik objek wisata ke’te kesu ? Risma mengatakan bahwa :

“Saya tertarik berkunjung ke objek wisata ke’te kesu karena keunikan yang dimiliki seperti rumah adat tongkonan dan upacara penguburannya.”

Mereka dapat menggali informasi mengenai keunikan dan nilai yang masih melekat di objek wisata ke’te kesu atau biasa di sebut kearifan lokal yang melekat disana. Mereka beranggapan bahwa banyak nilai yang masih melekat atau biasa di sebut kearifan lokal yang ada di ke’te kesu. Serta pada objek wisata ini fasilitas ibadah sangat menunjang seperti mushallah dan fasilitas yang lain seperti wc.

Banyaknya keunikan yang dimiliki objek wisata ke’te kesu menarik wisatawan berkunjung ke objek wisata ke’te kesu. Selain itu fasilitas dan pengolaan objek wisata ini sangat bagus serta enaknya di pandang ketika

memasuki lokasi objek wisata ke’te kesu. Rasa penasaran yang tinggi juga yang di lihat dari dunia maya seperti informasi yang ada di google, intagram dan facebook yang membuat ingin menggali sendiri informasi dan melihat secara langsung keunikan dan potensi-potensi yang dimiliki objek wisata ke’te kesu.

3. Wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara

Berdasarkan wawancara dengan kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Toraja Utara Bapak Matius Sampelalong,SE.M.Si pada tanggal 09 Maret 2022 dengan pertanyaan Apakah objek wisata ke’’te kesu memberikan kontrubisi terhadap PAD Kabupaten Toraja Utara ?? Kepala Dinas mengatakan bahwa :

“Objek wisata Ke’te Kesu memberikan kontribusi kepada PAD, terutama wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantaranya, seperti yang dikatakan bahwa objek wisata ke’te kesu selalu memberikan kontribusi sebesar 40% dari hasil keseluruhan pendapatan.”

Objek wisata ke’te kesu selalu ramai di kunjungi karena objek wisata ke’te kesu memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh daeraah lain.

Kemudian cara pengelolaan objek wisata ke’te kesu sehingga dapat memberikan kontribusi adalah memberikan pelayanan khusus kepada wisatawan yang berkunjung sehingga wisatawan nyaman ketika berada di lingkungan objek wisata. Dan objek wisata ke’te kesu memberikan pengaruh atau dampak positif kepada PAD.

Pendapatan 40% yang dilaporkan kepada Pemda diperoleh dari hasil penjualan tiket kepada para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ke’te kesu. Dimana setiap wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ke’te kesu memiliki tarif yang berbeda-beda.

43

Pendapatan dari objek wisata ke’te kesu dilaporkan kepada bendahara penerima pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tana Toraja. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Dinas Bapak Matius Sampelalong,SE.,M.Si dengan pertanyaan Apakah ada pengakuan pencatatan untuk penerimaan dari objek wisata ke’te kesu ? Kepala Dinas mengatakan bahwa :

“Pencatatan pendapatan yang diperoleh dari objek wisata ke’te kesu di laporkan kepada bendahara penerima dan di catat pada buku pencatatan pemasukan yang di catat setiap hari kemudian di rekapitulasi setiap bulannya.”

Berdasarkan informasi dan pengumpulan data dari Dinas Pariwsata dan Kebudayaan Toraja Utara bahwa pada kemitraan pemerintah, masyarakat dan swasta dalam proses pembangunan pariwisata Toraja Utara merupakan salah satu cara yang sangat strategis dalam penyediaan infrastuktur dan pelayanan publik. Sektor pariwisata juga memberikan dampak perekonomian yang baik kepada masyarakat. Tetapi hasil dari Objek Wisata Ke’te Kesu tidak semunya dilaporkan ke Pemda, sebagian dibagi berdasarkan hasil pungutan retribusi yang di atur dalam Peraturan Bupati No. 47 Tahun 2019 tentang tata cara pemungutan retribus tempat rekreasi dan olahraga, untuk teknis pembagian retribusi sebagai berikut :

Tabel 4.2

Teknis Pembagian Retribusi Objek Wisata Ke’te Kesu

NO Pengelolah Objek Wisata Pembagian Hasil

1 Yayasan (Akte Notaris)

60% untuk Yayasan 40% untuk Pemda

2 Non Yayasan (Keluarga/Petani)

60% untuk Objek Wisata 40% untuk Pemda Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara Tahun 2022

Adapun data pengunjung dan jumlah pendapatan objek wisata Ke’te kesu pada tahun 2019-2020 yaitu :

a. Data pengunjung dan jumlah pendapatan objek wisata Ke’te Kesu pada tahun 2019

Pada Tahun 2019 pemasukan terbanyak dari Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Objek Wisata Ke’te Kesu, kemudian Wisatawan Nusantara kemudian Pelajar. Pada Tahun 2019 tidak ada pemasukan dari pengunjung Pemda. Pada tahun 2019 pemasukan yang di dapatkan sebanyak Rp 553.750.000 dari jumlah pengunjung keseluruhan 35.050 orang yang dimana dari hasil pemasukan di alokasikan ke Pengelola dan di berikan kepada Pemda. Hasil yang di setorkan ke Pengelola sebesar 60% dari hasil pendapatan keseluruhan yaitu sebanyak Rp.332.250.000 sedangkan yang di setorkan ke Pemda sebesar 40% dari hasil keseluruhan yaitu sebanyak Rp 221.500.000., (Lihat Lampiran Tabel 4.1)

b. Data pengunjung dan jumlah pendapatan objek wisata Ke’te Kesu pada tahun 2020

Pada Tahun 2020 pemasukan terbanyak dari wisatawan nusantara, kemudian wisatawan mancanegara. Pada tahun 2020 tidak ada pemasukan dari Pemda dan pelajar. Pada tahun 2020 jumlah pemasukan yang di dapatkan sebanyak Rp. 237.000.000 dari jumlah wisatawan sebanyak 15.350 orang. Dimana dari hasil pemasukan di alokasikan ke Pengelola dan di berikan ke Pemda. Hasil yang di setorkan ke Pengelola sebesar 60% dari hasil pendapatan keseluruhan yaitu sebanyak Rp.

142.200.000 sedangkan yang di setorkan ke Pemda sebesar 40% dari

45

hasil keseluruhan yaitu sebanyak Rp 94.800.000. (Lihat Lampiran Tabel 4.2)

c. Data pengunjung dan jumlah pendapatan objek wisata Ke’te Kesu pada tahun 2021

Pada Tahun 2021 pemasukan terbanyak dari wisatawan nusantara, kemudian Pelajar dan terakhir wisatawan mancanegara. Pada tahun 2021 tidak ada pemasukan dari Pemda. Pada tahun 2021 jumlah pemasukan yang di dapatkan sebanyak Rp. 587.750.000 dari jumlah wisatawan sebanyak 39.600 orang. Dimana dari hasil pemasukan di alokasikan ke Pengelola dan di berikan ke Pemda. Hasil yang di setorkan ke Pengelola sebesar 60% dari hasil pendapatan keseluruhan yaitu sebanyak Rp.

352.650.000 sedangkan yang di setorkan ke Pemda sebesar 40% dari hasil keseluruhan yaitu sebanyak Rp 235.100.000. (Lihat Lampiran Tabel 4.3)

Dokumen terkait