• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM DESA TAMBAKBOYO Kondisi Geografis dan Kondisi Alam

Desa Tambakboyo merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Desa Tambakboyo terdiri dari sepuluh dusun yang letaknya saling berdekatan, yaitu Dusun Sosutan, Dusun Mranggen, Dusun Tamengbayan, Dusun Ngemplak, Dusun Kajan, Dusun Santan, Dusun Jobodan, Dusun Combongan, Dusun Tegalrejo dan Dusun Priyan, serta terdiri dari 11 RW dan 35 RT. Secara geografis, Desa Tambakboyo berbatasan langsung dengan Desa Kedungan Kecamatan Pedan di sebelah utara, Desa Bendo Kecamatan Pedan di sebelah selatan, Desa Sobayan Kecamatan Pedan di sebelah timur serta Desa Jambu Kidul Kecamatan Ceper di sebelah barat.

Perjalanan menuju Desa Tambakboyo dapat ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor maupun kendaraan non bermotor seperti sepeda kayuh, becak dan lain-lain. Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan menuju desa adalah sekitar 0.5 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 5 menit. Jarak dari ibu kota kabupaten sendiri sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 25 menit menggunakan kendaraan bermotor. Terdapat kendaraan umum yaitu bus kota yang melintas jalan utama di desa tersebut dengan rute kota kabupaten Klaten - Ceper - Pedan - Cawas - Semin yang dapat digunakan pula untuk menuju kota kabupaten oleh masyarakat di Desa Tambakboyo. Jarak dari ibu kota Provinsi Jawa Tengah menuju Desa Tambakboyo sendiri adalah sekitar 110 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam dengan kendaraan bermotor dan 12jam dengan kendaranan non bermotor.

Luas Desa Tambakboyo kurang lebih 88.05 ha, yang terbagi atas dua lahan yaitu lahan sawah 41.81 ha serta bukan lahan sawah 46,08 ha. Luas lahan bukan sawah ini terbagi kembali menjadi bangunan halaman seluas 37.59 ha, tegal, kebon, dan ladang seluas 0.58 ha serta tanah lainnya seluas 7.91. Sedangkan untuk lahan sawah dibagi menurut jenis pengairannya (irigasi) yaitu secara teknis 40.8 ha, dan ½ teknis seluas 10.00 ha. Ketinggian wilayah Desa Tambakboyo sendiri yaitu sekitar 100-500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu rata-rata harian di Desa Tambakboyo adalah 320C dan jumlah bulan hujan yaitu 6 bulan. (Profil Desa Tambakboyo 2015).

Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Desa Tambakboyo yaitu 3.594 jiwa dengan 1.195 KK. Total penduduk terdiri dari 1.745 laki-laki dan 1.849 perempuan. Kepadatan penduduk di Desa Tambakboyo ini adalah 4.081,68 per kilometer. Jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikan dari data tahun 2014 Kecamatan Pedan dalam angka yaitu sebesar 14.57 persen.

Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk menurut golongan usia di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan tahun 2015

No Usia (tahun) Jumlah %

1 0-4 319 8.88 2 5-9 348 9.62 3 10-14 367 10.22 4 15-19 342 9.51 5 20-24 373 10.38 6 25-29 347 9.66 7 30-34 245 6.82 8 35-39 192 5.35 9 40-44 165 4.59 10 45-49 170 4.74 11 50-55 258 7.18 12 ≥55 430 11.98 Jumlah 3594 100.00

Sumber : Profil Desa Tambakboyo 2015

Mayoritas penduduk Desa Tambakboyo memeluk agama Islam yaitu sebanyak 3350 jiwa. Sedangkan penduduk dengan agama Kristen sebanyak 151 jiwa, serta Katholik 94 jiwa. Tingkat pendidikan di wilayah Desa Tambakboyo tergolong sedang, hal ini karena sebanyak 47 jiwa usia 18-56 tahun tidak tamat SD berarti hanya sekitar 1,5 persen, sedangkan untuk usia 12-56 tahun sebanyak 48 jiwa tidak tamat SLTP yakni sekitar 2 persen dan usia 18-56 tahun sebanyak 32 jiwa tidak tamat SLTA yakni sekitar 1,7 persen. Namun hanya sebanyak 90 jiwa penduduk Desa Tambakboyo yang dapat lulus dari bangku SLTA dan hanya sebanyak 26 jiwa yang tamat kuliah di tingkat D-1, D-2 serta S-1.

Menurut data pada buku potensi desa sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani maupun buruh tani. Sebagian besar lainnya bermatapencaharian sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang termasuk didalamnya TNI dan POLRI, terdapat pula penduduk yang bermatapencaharian sebagai purnawirawan atau pensiunan. Namun kondisi di lapang menunjukkan bahwa terdapat penduduk yang bermatapencaharian lain. Hal ini karena kepala rumahtangga mengizinkan anggota rumahtangganya yang lain untuk mencari sumber penghasilan di sektor lain seperti berdagang, menawarkan jasa, industri, konveksi serta beternak. Tentunya dalam rangka untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Karakteristik Sosial Ekonomi

Fasilitas yang terdapat di Desa Tambakboyo mencakup bidang keagamaan, kesehatan, pendidikan, dan sosial. Dalam bidang keagamaan, terdapat beberapa sarana berupa masjid dan musholla sebab mayoritas penduduk di Desa Tambakboyo beragama Islam. Masjid dan musholla digunakan oleh masyarakat untuk dan melakukan kegiatan pengajian dan beribadah. Terdapat 8 buah masjid di Desa Tambakboyo, yaitu Masjid Al-Huda, Masjid Al-Hidayah, Masjid As- Shidiq, Masjid Al-Islam, Masjid Al-Ikhlas, Masjid Al-Rahman, Masjid Al-Aqsho, dan Masjid At-Taqwa serta terdapat 5 buah musholla. Selain itu terdapat pula satu

gereja khatolik. Fasilitas kesehatan sudah cukup lengkap di desa ini karena sudah terdapat beberapa tenaga medis seperti bidan yang berjumlah 1 orang dan terdapat 5 unit posyandu. Terdapat pula satu dokter umum, 1 dokter gigi, 1 paramedis, 1 dukun bersalin yang terlatih, serta 1 perawat. Namun, di wilayah Desa Tambakboyo ini tidak tersedia fasilitas berupa rumah sakit hanya ada 1 puskesmas.

Selain bidang keagamaan dan kesehatan, di Desa Tambakboyo juga terdapat fasilitas pendidikan formal. Desa ini memiliki 3 SD yaitu SD Negeri Tambakboyo 1, SD Negeri Tambakboyo 2 dan SD Negeri Tambakboyo 3, terdapat pula 2 Taman Kanak-Kanak , 1 Perpustakaan Desa/ Kelurahan dan 1 Lembaga Pendidik Agama. Fasilitas sosial juga terdapat di desa ini yaitu berupa MCK Umum 1 unit, gedung/kantor PKK 1 unit, kantor/gedung Kader Pemberdayaan Masyarakat 1 unit yang biasa dijadikan temapt untuk pertemuan, serta sharing antara kader dan masyarakat, Lapangan sepak bola 1 buah, Lapangan bulu tangkis 1 buah, lapangan tenis 1 buah, dan lapangan voli 1 buah.

Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat Desa Tambakboyo adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia karena sebagian besar merupakan penduduk asli. Terdapat beberapa kelembagaan di Desa Tambakboyo seperti PKK, Bumdes, LKMD/LPM, Karang Taruna, Hansip, Linmas, serta SPP. Kondisi perumahan warga cukup beragam, ada yang masih menggunakan kayu berpondasi semen untuk dinding rumah dan beralaskan tanah ataupun semen, ada pula alas rumah yang sudah menggunakan keramik dan dinding terbuat dari GRC. Prasarana berupa listrik PLN sudah tersebar dan digunakan oleh warga. Prasarana air bersih berupa PAM dari pemerintah pun sudah masuk ke desa ini.

Potensi ekonomi yang terdapat di desa ini adalah potensi pertanian, serta usaha membuat pakaian jadi atau yang sering disebut konveksi. Luas sawah yang hampir setengah luas Desa Tambakboyo yaitu 41.81 ha menjadikan penduduknya banyak yang bermatapencaharian sebagai petani maupun buruh tani. Jenis tanaman yang ditanam di sektor pertanian ini antara lain adalah jagung dengan hasil produksi 5 ton/ha dalam lingkup luas produksi 5 ha, kacang kedelai 1 ton/ha dengan luas produksi 20 ha, serta padi sawah dengan hasil produksi 7 ton/ha dengan luas produksi 41 ha. Selain itu banyak pula penduduk di Desa Tambakboyo ini yang mendirikan konveksi.

Profil Unit Pelayanan Kegiatan Kecamatan Pedan

Unit Pelayanan Keigatan adalah unit yang mengelola operasional pelaksanaan kegiatan PNPM-PPK di tingkat Kecamatan termasuk mengkoordinasikan pertemuan. Di sisi lain juga melakukan pembinaan kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP), memfasilitasi terbentuknya Paguyuban Kelompok SPP dan memantau kegiatan Paguyuban Kelompok SPP tersebut. Pengurus UPK terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara, dan staf UPK. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh Desa berdasarkan Musyawarah Desa (Musdes) dan selanjutnya dipilih dalam Musyawarah Antar Desa (MAD).

Unit Pelayanan Keigatan Kecamatan Pedan dipilih dan dibentuk dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) II PPK Rehabilitasi Pasca Bencana pada tanggal 07 September 2006 di Aula Kecamatan Pedan. Dan telah memiliki Badan Hukum

dengan No.02/ tanggal 01 Nopember 2012 dengan nama BKAD LURIK. Berdasarkan Rapat Koordinasi PPK Kecamatan Pedan pada tanggal 09 April 2007 memutuskan bahwa Sekretariat PPK Kecamatan Pedan di sebelah Barat Aula Kecamatan Pedan. Alamat Sekretariat adaah di Jalan Pemuda No 44. Kec. Pedan, Kab. Klaten Kode Pos 57468. Berikut ini merupakan susunan anggota UPK Kecamatan Pedan:

1) Ketua UPK : Dewi Kumalasari, SEI

2) Sekretaris UPK : Rosyid Karyadi, S.Si 3) Bendahara UPK : Aniek Kristiani, SE

4) Staf UPK : Teddy Hartanto, Amd

Unit Pelayanan Keigatan Kecamatan dibentuk dikarenakan begitu penting tugas dan tanggungjawab UPK, antara lain 1. Bertanggungjawab terhadap seluruh pengelolaan dana SPP; 2. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh transaksi kegiatan SPP; 3. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dokumen SPP; 4. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana bergulir dari Bantuan Langsung Masyarakat, yang dialokasikan untuk kegiatan SPP, maupun sumber dana lain dari program pemerintah dan swasta; 5. Melakukan pembinaan terhadap kelompok SPP; 6. Melakukan sosialisasi dan penegakan prinsip-prinsip kegiatan SPP dalam perencanaan; 7. Pelaksanaan dan pelestarian program SPP bersama dengan pelaku yang lain; 8. Melakukan administrasi dan pelaporan setiap transaksi, baik keuangan maupun non- keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan program; 9. Membuat perencanaan keuangan (anggaran) dan rencanakerja sesuai dengan kepentingan program yang disampaikan dalam MAD; 10. Membuat pertanggung jawaban keuangan dan realisasi rencana kerja dalam MAD sesuai kebutuhan; 11. Melakukan evaluasi dan pemeriksaan langsung terhadap RPD (Rencana Penggunaan Dana) dan LPD (Laporan Penggunaan Dana) yang dibuat oleh desa dalam setiap tahapan proses program SPP dan sesuai dengan ketentuan; 12. Melakukan bimbingan teknis dan pemeriksaan secara administratif dan pelaporan pelaku desa; 13. Membuat draf aturan perguliran yang sesuai dengan prinsip dan mekanisme program SPP untuk disahkan oleh MAD dan menegakkan dalam pelaksanaan dengan tujuan pelestarian dana SPP.

Unit Pelayanan Keigatan juga memfasilitasi kerjasama dengan pihak luar/ pihak lain dalam kaitannya dengan pengembangan potensi wilayah, melakukan penguatan kelompok SPP dalam kelembagaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan memfasilitasi pengembangan usaha kelompok SPP/ pemanfaat SPP, membantu pengembangan kapasitas pelaku program melalui pelatihan, pendampingan dalam setiap kegiatan program SPP, mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan, laporan perkembangan program dan informasi lainnya, melalui papan informasi dan menyampaikan secara langsung kepada pihak yang membutuhkan, memfasilitasi (bersama pelaku program yang lain) penyelesaian permasalahan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan - kegiatan program SPP.

Unit Pelayanan Keigatan bertanggungjawab akan semua kegiatan yang dilaksanakannya kepada Musyawarah Antar Desa. Pembagian kerja antara Ketua, Sekretaris dan Bendahara UPK sesuai dengan hasil pelatihan UPK.Rencana kegiatan tahunan UPK tertuang dalam Rencana Kerja Tindak Lanjut yang disepakati dalam MAD, sekaligus tentang pendanaan kegiatan tahunan UPK,

dalam bentuk cash flow yang juga disepakati dalam MAD. Dalam bergulirnya program SPP ini UPK terjun langsung ke lapangan/ Pendampingan kelompok SPP sesuai dengan jadwal pertemuan di masing - masing kelompok, agar dapat saling tukar-menukar informasi yang penting serta bisa seragam dan sesuai dengan standart administrasi yang benar. Berikut adalah struktur organisasi UPK Lurik Pedan:

Keterangan :

■■■■ hubungan koordinasi hubungan tugas

Untuk memperlancar kerja UPK, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pelestarian PNPM-PPK, maka diadakan Rapat koordinasi UPK Kecamatan Pedan dua pekan sekali dan Rapat Koordinasi PNPM-PPK Kecamatan Pedan sebulan sekali dengan agenda untuk mengevaluasi kegiatan yang telah berjalan, sedang berjalan dan merencanakan kegiatan selanjutnya untuk mensukseskan tujuan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, memperkuat kelembagaan dan mendorong terciptanya kinerja pemerintahan yang baik dalam jangka panjang.

Profil Simpan Pinjam Khusus Perempuan Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Simpan Pinjam Khusus Perempuan atau yang sering dikenal dengan sebutan SPP di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten merupakan salah satu program lanjutan dari PNMP tahun 2006 silam. Sisa dana dari program PNPM sebanyak 500 juta rupiah, kemudian digulirkan ke dalam suatu program pemberdayaan masyarakat khususnya kaum perempuan yaitu program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Simpan Pinjam Khusus Perempuan di wilayah Desa Tambakboyo sendiri telah bergulir selama kurang lebih sembilan tahun yang pertama kali didirikan tahun 2007. Dalam memberikan dukungan terhadap PPK- PNPM (Program Pengembangan Kecamatan – Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang mempunyai tujuan percepatan penanggulangan kemiskinan, maka kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu kegiatan yang memberikan kemudahan akses bagi RTM (Rumah Tangga Miskin) untuk mendapatkan permodalan usaha dalam bentuk kegiatan SPP (Simpan Pinjam Khusus Perempuan).

Kegiatan pengelolaan dana bergulir dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada RTM dalam pemenuhan kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat, kemudian bertujuan pula untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan kegiatan dana bergulir di tingkat wilayah pedesaan, selain itu hal ini bertujuan pula untuk pelestarian dan pengembangan dana bergulir yang sesuai dengan tujuan program, terakhir program ini bertujuan untuk menyiapkan kelembagaan UPK (Unit Pelayanan Kegiatan) sebagai pengelola dana bergulir yang mengacu pada tujuan program secara akuntabel, transparan dan berkelanjutan.

Sasaran utama dari program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini tentu saja adalah kelompok-kelompok ibu-ibu atau PKK yang memiliki kegiatan usaha. Skim atau ketentuan pinjaman bergulir adalah sebagai berikut :

1. Peminjam adalah warga yang tergabung dalam kelompok PKK di dukuh atau desa se- Kecamatan Pedan, dengan anggota minimal 5 (lima) orang dan 100% adalah wanita.

2. Memiliki pengurus minimal 3 (tiga) orang yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara.

3. Pinjaman untuk mengembangkan usaha produktif yang dimiliki anggota. 4. Kelompok memiliki administrasi / pembukuan sederhana.

5. Besar pinjaman pertama kali RP 500.000,- (syarat dan ketentuan beraku) per orang. Besar pinjaman berikutnya bertahap dan tergantung pada angsuran, dengan besar pinjaman terakhir maksimal Rp 7.000.000,- .

6. Jasa pinjaman ditetapkan dalam MAD (Musyawarah Antar Desa) yaitu 1.45% per bulan, dan dibayar bersama dengan pembayaran angsuran pokok pinjaman.

7. Jangka waktu pinjaman anata 6 bulan s/d 12 bulan. 8. Angsuran pinjaman adalah bulanan.

Untuk dapat menjadi peminjam dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini tentu melewati berbagai tahapan, dari mulai tahap pengajuan pinjaman, tahap pemeriksaan pinjaman, tahap putusan (Persetujuan/Penolakan) Pinjaman, tahap Realisasi/Pencairan Pinjaman, Tahap pembayaran kembali pinjaman serta terdapat bula tahap pemberian bonus atau insentif kepada anggota yang mampu membayar angsuran bulanan secara tepat waktu dan tepat jumlah sebesar 0.1% dari pokok dan diikuti operasional untuk kepala desa 0.05% dari pokok tersebut. Insentif ini biasanya diberikan pada angsuran terakhir atau jatuh tempo. Namun insentif ini tidak akan diberikan/ hangus apabila tanggal angsuran meleset dari jadwal angsuran walaupun hanya 1 kali saja.

Terdapat pula sanksi yang akan diberlakukan apabila kelompok terlambat mengangsur 7 hari dari tanggal yang sudah disepakati kelompok, kemudian akan dikenakan denda keterlambatan angsuran sebesar 1.5% dari pokok angsuran. Bagi Desa yang tingkat tunggakannya kecil atau nol, setiap tahun akan mendapatkan alokasi pembagian dana sosial untuk masyarakat miskin (syarat dan ketentuan berlaku) dan berlaku untuk sebaliknya. Dalam setiap kelompok SPP menganut sistem “Gandheng Renteng” yang maksudnya adalah apabila terdapat anggota yang tidak mampu melaksanakan kewajibannya untuk membayar dana angsuran wajib setiap bulannya, maka anggota lain harus ikut menanggung angsuran dari anggota yang tidak mampu membayar ini baik dengan uang pribadi maupun kas kelompok.