• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), tepatnya di kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan di beberapa Dusun yaitu Dusun Sosutan, Dusun Mranggen, Dusun Tamengbayan, Dusun Ngemplak, Dusun Kajan, Dusun Santan, Dusun Jobodan, Dusun Combongan, Dusun Tegalrejo dan Dusun Priyan Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan. Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang telah bergulir di Desa Tambakboyo ini telah berjalan selama kurang lebih sembilan tahun dari mulai tahun 2007 silam hingga sekarang. Dalam bergulirnya program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo, terdapat empat pendamping program yang aktif memfasilitasi peserta selama bergulirnya program. Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis seperti bahasa, kepercayaan, adat-istiadat masih terjalin kuat pada masyarakat di Desa Tambakboyo ini. Oleh karena itu, lokasi ini dianggap representatif untuk mempelajari peran pendamping dan partisipasi peserta dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Alasan memilih lokasi tersebut dikarenakan:

1. Desa Tambakboyo memiliki jumlah peserta yang paling banyak pada program SPP di wilayah Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten yaitu 119 peserta, sehingga jumlah anggota yang paling banyak ini merupakan salah satu indikasi tingkat partisipasi yang aktif dari peserta.

2. Desa Tambakboyo merupakan kelompok SPP yang paling aktif di Kecamatan Pedan dengan total jumlah kelompok adalah 13 kelompok . 3. Lokasi dipilih untuk melihat sejauh mana hubungan peran pendamping

dengan partisipasi peserta pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP).

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe penelitian eksplanatori (explanatory research). Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun 2012). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif untuk memperkaya data dan informasi yang diperoleh, sehingga fenomena sosial yang terjadi di lapang dapat lebih dipahami. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan instrumen berupa kuesioner (Lampiran 1) yang diberikan kepada responden untuk mengetahui persepsi terhadap berbagai peran pendamping yang ada pada program pemberdayaan masyarakat yang mereka ikuti. Sementara itu, data kualitatif diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara (Lampiran 2) kepada informan, observasi dan studi dokumentasi terkait. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk menelusuri presepsi tentang tingkat kemampuan

pendamping dan tingkat partisipasi peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan.

Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan atau responden melalui metode wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan, data sekunder, adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor pemerintahan seperti profil Desa Tambakboyo, buku seperti buku Potensi Desa Tambakboyo, serta internet seperti peta Desa Tambakboyo serta profil UPK Kecamatan Pedan. Dokumen-dokumen tersebut meliputi Profil Desa Tambakboyo 2015, Kecamatan Pedan dalam Angka 2015, serta data mengenai Profil Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) di Kecamatan Pedan dan khususnya di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Sebelum digunakan, kuesioner telah diuji validitasnya terlebih dahulu dengan ketentuan nilai alpha >0.50. Serta telah dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif dengan 10 kuesioner kepada peserta program SPP di tempat lain atau kelompok SPP lain dengan karakteristik yang setara. Uji reliabelitas dilakukan dengan cara menguji data dari 10 kuesioner yang telah diberikan kepada kelompok yang dijadikan sample kemudian data diolah menggunakan SPSS for windows 19.0. Hasil Cronbach’s Alpha adalah 0.650, hasil tersebut telah memenuhi syarat dan sudah reliabel karna nilai Alpha > 0.50 .

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Sumber data dalam penelitian ini adalah responden dan informan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan yang berjumlah 119 orang. Populasi ini diperoleh secara purposive berdasarkan data yang dimiliki Unit Pelayanan Kegiatan (UPK) Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 54 responden selaku peserta program SPP. Unit analisis yang diteliti adalah individu yakni peserta program SPP. Berikut adalah perhitungan rumus Slovin:

� = �

+ ��2= + . 2= . = . ≈ Keterangan:

N: jumlah populasi e: batas toleransi kesalahan (eror tolerance) n: jumlah sample

Penentuan sampel dari populasi menggunakan teknik Proportional Cluster Random Sampling, yaitu teknik pengambilan responden yang diambil dengan cara membagi populasi menurut karakteristik usaha responden, kemudian dari setiap lapisan dapat diambil sampel acak sederhana. Jumlah tersebut sudah melewati batas minimal responden dalam penelitian Starta Satu dan mampu merepresentasikan populasi penelitian. Nama-nama dari responden dapat dilihat pada kerangka sampling (Lampiran 5). Sementara itu, jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, yang berasal dari tokoh masyarakat serta dari pihak pendamping program yakni Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Kecamatan Pedan. Pemilihan informan telah dilakukan dengan teknik bola salju (snowball

sampling) yang memungkinkan perolehan data dari satu informan ke informan lainnya.

Pencarian informan berhenti apabila tambahan informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru atau sudah berada pada titik jenuh. Responden diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang telah disusun. Data seluruh peserta program didapatkan dari data yang dimiliki oleh UPK Kecamatan Pedan. Adapun informan dipilih dalam penelitian ini berdasarkan kepemilikan informasi yang mendalam mengenai peran pendamping dan partisipasi masyarakat setempat.Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat mendukung keberlangsungan informasi penelitian secara lancar. Informan dalam penelitian ini adalah Dewi selaku ketua UPK Kecamatan Pedan, Anik selaku bendahara UPK Kecamatan Pedan, Rosyid selaku sekretaris UPK Kecamatan Pedan, serta Teddy selaku staff UPK Kecamatan Pedan. Selain itu terdapat pula dari tokoh masyarakat yakni Dodik selaku perangkat desa bagian Kaur Pemerintahan, Evelyn, dan Yanto.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian mengenai peran pendamping dan tingkat partisipasi peserta dalam program SPP ini merupakan penelitian kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya data dan informasi yang diperoleh serta untuk membangun kuesioner. Singarimbu (2012) menyatakan bahwa usaha penambahan informasi kualitatif pada data kuantitatif bermanfaat untuk memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti.

Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data menggunakan kuesioner, sedangkan untuk data kualitatif dilakukan dengan cara wawancara kepada informan untuk mengetahui persepsi terhadap peran pendamping, dan tingkat partisipasi peserta. Hasil wawancara mendalam telah dicatat dalam catatan tematik (Lampiran 6). Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengolahan data secara kuantitatif, yaitu menggunakan tabel frekuensi, tabulasi silang, dan analisis statistik uji korelasi. Data tersebut diolah menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS (Statistical Program for Social Sciences) for Windows versi 19.0.

Pengolahan data kuantitaif dilakukan dengan menggunakan uji korelasi

Rank Spearman untuk melihat hubungan antar variabel dari data yang bersifat ordinal seperti hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi responden terhadap tingkat kemampuan pendamping (Lampiran 8), hubungan karakteristik usaha dengan persepsi responden terhadap tingkat kemampuan pendamping, serta hubungan persepsi responden terhadap tingkat kemampuan pendamping dan tingkat partisipasi peserta dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Cara yang dilakukan adalah menjumlahkan skor item-item pada setiap variabel untuk mendapatkan skor total variabel. Lalu, lakukan rangking skor total x (rx) dan ranking skor total y (ry). Perhitungan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Setelah data dihitung dalam tabel, masukkan ke dalam rumus uji korelasi

Rank Spearman.

Setelah mendapatkan hasil perhitungan tersebut, nilai korelasi Spearman hitung (rs) dibandingkan dengan Spearman tabel (rs tabel). Keputusan dapat

diambil dari perbandingan tersebut, jika nilai signifikan< rs tabel, H0 ditolak dan H1 diterima begitupun sebaliknya. Artinya, terdapat hubungan antara variabel x dengan y.

Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan data yang sesuai kebutuhan variabel-variabel penelitian dengan apa yang telah dicatat dalam catatan lapangan, penyederhanaan, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, membuat catatan transkripsi proses pertemuan, dan studi dokumen yang diperoleh di lapang. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data dengan menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi rangkaian kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada dosen pembimbing.

Data kualitatif diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara kepada informan, observasi terhadap kegiatan rutin SPP dan studi dokumentasi terkait. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk menelusuri hubungan yang terjadi antara peranan pendamping dengan tingkat partisipasi peserta dalam program terkait, selain hal tersebut teknik wawancara mendalam ini juga dilakukan untuk menelusuri sejarah dari berbagai informasi seperti profil UPK selaku pendamping, profil SPP, mekanisme kerja program SPP, hambatan yang dialami dalam berjalannya program SPP serta pendapat tokoh masyarakt mengenai program SPP ini.

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:

A. Karakteristik Individu :adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program simpan pinjam khusus perempuan. Dalam karakteristik individu ini terdiri dari beberapa variabel antara lain usia, tingkat pendidikan, tingkat lamanya bergabung menjadi anggota SPP, serta tingkat pendapatan.

B. Karakteristik Usaha : kegiatan utama yang dilakukan responden untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari. Karakteristik usaha akan dibagi menjadi dua yaitu menurut jenis dan ukuran. Data ini diperoleh secara emik atas dasar wawancara terhadap pendamping yaitu Unit Pelayanan Kegiatan (UPK) Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

C. Peran Pendamping: penilaian responden atas tugas yang melekat pada seorang pekerja pengembangan masyarakat (pendamping) dalam melaksanakan tugasnya untuk mendampingi masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok atau program pemberdayaan masyarakat. Tingkat

peran pendamping ini berasal dari akumulatif tingkat kemampuan fasilitator, tingkat kemampuan pendidik, tingkat kemampuan perwakilan masyarakat dan tingkat kemampuan peran-peran teknis. Di mana :

Rendah : Skor 4-6

Sedang : Skor 7-9

Tinggi : Skor 10-12

D. Partisipasi : keikutsertaan peserta program SPP dalam setiap kegiatan program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi kegiatan SPP. Partisipasi anggota dala program SPP ini dapat diukur menggunakan tingkatan partisipasi menurut Arnstein (2007), dalam teorinya Arnstein memiliki tahapan untuk mengkategorikan tingkatan sejauh mana seorang dikatakan berpartisipasi. Hal tersebut terbagi ke dalam delapan tangga partisipasi, yaitu manipulation, therapy,

informing, consultation, placation, partnership, delegated power, dan

citizen control. Kedelapan tangga tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu non-partisipasi (manipulation dan therapy), tokenisme (informing, consultation, dan placation), serta kontrol masyaraka (partnership , citizen control). Setiap variabel diberikan dua pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak. Gambaran tentang masyarakat yang berada pada level partisipasi dapat dikategorikan berdasarkan skornya sebagai berikut:

Citizen Power : Skor 26 – 30, Tokenisme : Skor 21 – 25, Non-Partisipasi : Skor 15 – 20.

Tabel 1 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Indikator Jenis Data

a. Usia Selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Usia responden akan dibulatkan ke bawah sebelum ulang tahun terakhir. Penggolongan usia akan dihitung dengan menggunakan rumus standar deviasi berdasarkan data penelitian di lapang sebagai berkut: Rendah = usia ≤ x-1/2 SD Sedang = x-1/2 SD < x < x+1/2 Tinggi = usia ≥ x+1/2 SD

Maka setelah dihitung hasil dari perhitungan tersebut adalah berikut:

Rendah = usia < 41 tahun Sedang = usia 41-51 tahun Tinggi = usia > 51 tahun

 Rendah = 1  Sedang = 2  Tinggi = 3 Ordinal b. Tingkat Pendidikan

Jenis pendidikan sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden. Tidak Sekolah, tidak tamat SD, tamat SD /MA/Sederajat = Rendah

Tamat SMP/MTS/Sederajat = Sedang

SMA /SMK/MAN Sederajat = Tinggi  Rendah = 1  Sedang = 2  Tinggi = 3 Ordinal c. Tingkat Lamanya Bergabung Menjadi Anggota

Lama responden menjadi anggota pada program SPP dihitung dalam satuan waktu (bulan) sejak pertama kali bergabung sampai penelitian ini dilakukan. Penggolongan tingkat lama bergabung akan dihitung dengan menggunakan rumus standar deviasi berdasarkan data penelitian di lapang sebagai berkut: Rendah = x-1/2 SD Sedang = x-1/2 SD < x < x+1/2 Tinggi = ≥ x+1/2 SD  Rendah = 1  Sedang = 2  Tinggiv = 3 Ordinal

Maka setelah dihitung hasil dari perhitungan tersebut adalah berikut: Rendah = < 5 tahun Sedang = 5-9 tahun Tinggi = > 9 tahun d. Tingkat Pendapatan

Total penghasilan yang diperoleh

responden dari mata

pencahariannya. Dalam penelitin ini terdapat tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program SPP yaitu pada tahun 2006 dan juga setelah bergabung dengan program SPP yaitu pada tahun 2016 yang ditanyakan kepada responden yang sama. Penggolongan tingkat pendapatan

akan dihitung dengan

menggunakan rumus standar deviasi berdasarkan data penelitian di lapang sebagai berikut:

Rendah = pendapatan ≤ x-1/2 SD Sedang = pendapatan x- 1/2 SD < x < x+1/2 Tinggi = pendapatan ≥ x+1/2 SD

Maka setelah dihitung hasil dari perhitungan tersebut, berikut adalah tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program : Rendah = pendapatan < Rp. 729817 Sedang = Rp. 729817 - Rp. 1210924 Tinggi = pendapatan > Rp. 1210924

Serta tingkat pendapatan setelah bergabung dengan program :

Rendah = pendapatan < Rp. 1477403 Sedang = Rp. 1477403 - Rp. 2228152 Tinggi = pendapatan > Rp. 2228152  Rendah = 1  Sedang = 2  Tinggi = 3 Ordinal

a. Petani/ Peternak

Petani dan peternak digolongkan dalam karakteristik usaha yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dalam arti luas, yaitu menanam padi/ tanaman palawija dan tanaman sejenisnya sedangkan peternak merupakan jenis usaha yang berhubungan dengan

memelihara dan

mengembangbiakkan hewan ternak (sapi, kambing, ayam, kelinci, burung, dll) yang dijadikan kegiatan untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari.

 Kecil = 1

 Sedang = 2

Ordinal

b. Jasa Jenis usaha yang berhubungan dengan kegiatan menjual keahlian, kemampuan fisik dan juga ketrampilan yang dijadikan kegiatan untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari.

 Kecil = 1

 Sedang = 2

Ordinal

c. Pedagang Jenis usaha yang berhubungan dengan kegiatan jual-beli barang/jasa yang dijadikan kegiatan untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari.

 Kecil = 1

 Sedang = 2

Ordinal

d. Konveksi Jenis usaha yang berhubungan dengan kegiatan pengadaan / memproduksi berbagai jenis pakaian secara mandiri, yang diperjual- belikan, kemudian dijadikan kegiatan untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari.

 Kecil = 1

 Sedang = 2

Ordinal

e. Industri Jenis usaha yang berhubungan dengan kegiatan memproduksi secara mandiri suatu produk yang diperjual-belikan kemudian dijadikan kegiatan untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hari.

 Kecil = 1

 Sedang = 2

a. Tingkat Kemampuan Memfasilitasi

Pendamping yang memiliki peranan yang berkaitan dengan

pemberian motivasi,

kesempatan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi,

membangun konsensus bersama.  Rendah = Skor 5 -12  Tinggi = Skor 13-20 Ordinal b. Tingkat Kemampuan Mendidik

Pendamping memiliki fungsi

berusaha menumbuhkan

kesadaran, menyampaikan informasi kepada anggota SPP,

memberikan pelatihan

berdasarkan topik yang sesuai dengan kebutuhan anggota program SPP.  Rendah = Skor 5 -12  Tinggi = Skor 13-20 Ordinal c. Tingkat Kemampuan Menjadi Perwakilan Masyarakat

Pendamping mejalin hubungan dengan lembaga-lembaga eksternal yang memberi keuntungan pada komunitas melalui penggunaan media,

hubungan masyarakat,

hubungan antara pekerja pengembangan masyarakat dan pekerja yang relevan, dan

sharing pengalaman serta pengetahuan, baik secara formal maupun informal antara pendamping dengan peserta SPP.  Rendah = Skor 5 -12  Tinggi = Skor 13-20 Ordinal d. Tingkat Kemampuan Peran-Peran Teknis

Pendamping berperan dalam hal teknik-teknik yang khas terutama untuk melakukan need assessment. Need assessment

sendiri adalah proses analisis dalam mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan sehingga dapat diperoleh data mengenai kebutuhan pelatihan.  Rendah = Skor 5 -12  Tinggi = Skor 13-20 Ordinal

a. Tingkat Non- Partisipasi

Pada level ini peserta berada pada tingkatan manipulation dan

theraphy, merupakan tingkat dimana peserta belum berpartisipasi seutuhnya.  Ya = 2  Tidak = 1 Ordinal b. Tingkat Tokenisme

Pada level ini peserta berada pada tingkatan informing,

consultation, dan placation

merupakan derajat partisipasi peserta mulai terlibat dan berperan dalam program.

 Ya = 2  Tidak = 1 Ordinal c. Tingkat Citizen Control

Pada level ini peserta berada pada tingkatan partnership,

delegated power, dan citizen control, merupakan tingkat partisipasi dimana peserta mencapai tingkatan partisipasi tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peserta memiliki kedudukan untuk mengontrol program.

 Ya = 2

 Tidak = 1

GAMBARAN UMUM DESA TAMBAKBOYO