• Tidak ada hasil yang ditemukan

Responden pada penelitian ini merupakan peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Mereka terdiri dari berbagai kelompok, total kelompok dalam satu Desa khususnya di Desa Tambakboyo ini berjumlah 13 yang antara lain adalah Kelompok Melati, Kelompok Mawarsari MG A, Kelompok Teratai, Kelompok Mawarsari NGP, Kelompok PKK Blog 7, Kelompok Mawarsari MG B, Kelompok Mawarsari Desa, Kelompok Bougenvil, Kelompok Aster, Kelompok Dahlia, Kelompok Mekarsari, Kelompok Mawasari Priyan dan terakhir adalah kelompok PKK RT/RW Jobodan A. Total keseluruhan anggota ataupun peserta yang tergabung pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini adalah sebanyak 119 peserta yang kemudian terbagi ke dalam 13 kelompok tersebut diatas dengan jumlah anggota berbeda-beda setiap kelompoknya.

Setiap kelompok terdiri dari minimal lima peserta dan di dalam satu kelompok terdapat tiga pengurus inti yaitu sebagai ketua, sekretaris dan juga bendahara. Wanita yang menjadi peserta kelompok program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini diwajibkan memiliki usaha. Usaha yang mereka gelutipun bermacam-macam seperti pedagang, jasa, industri, peternak serta konveksi. Volume usaha yang mereka jalankan pun juga beragam, yaitu pada taraf sedang dan kecil. Responden pada penelitian ini rata-rata sudah bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan antara kurun waktu 1 tahun sampai dengan 9 tahun sehingga mereka memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di desa mereka khususnya. Besar dana pinjaman yang diberikan pun beragam tergantung lama mereka bergabung menjadi anggota program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu karakteristik individu yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, lamanya menjadi anggota, serta tingkat pendapatan sebelum dan sesudah bergabung dengan program. Serta terdapat pula karakteristik usaha responden yang terdiri dari jenis dan ukuran usaha.

Karakteristik Individu Usia Responden

Usia adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Usia responden bervariasi dari 29 tahun hingga 70 tahun. Usia responden digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu usia muda (< 41 tahun), usia dewasa (41-51 tahun), dan usia tua (>51 tahun). Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kategori usia peserta program SPP di Desa Tambakboyo tahun 2016

Usia Responden n % Rendah (< 41 tahun) 1 1.85 Sedang(41-51 tahun) 36 66.67 Tinggi (>51 tahun) 17 31.48 Jumlah 54 100.00

Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas, dapat ditunjukkan bahwa jumlah responden yang tergolong usia muda adalah 1 orang (1.85 persen) yaitu usia 29 tahun.Hal ini karena banyak penduduk usia muda yang lebih memilih untuk bekerja di luar kota khususnya di ibu kota Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan kategori usia yang memiliki persentase tertinggi adalah usia dewasa. Hal ini terjadi karena mayoritas peserta memiliki usia yang produktif untuk mampu bekerja baik sebagai tulang punggung keluarganya ataupun sekedar menambah pundi-pundi rupiah, sedangkan peserta dengan usia tua masih banyak pula yang bekerja ataupun membuka usaha untuk menambah pendapatak keluarganya. Selain itu, mayoritas peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini berusia 41-51 tahun karena sebagian besar dari peserta tersebut berpendidikan rendah dan hanya memiliki kemampuan yang mengandalkan fisik seperti menawarkan jasa ataupun keahlian yang mereka miliki conyohnya seperti menjadi jasa pemijat atau lulur, berdagang, membuat produk olahan, berternak dan lain sebagainya.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan adalah jenis pendidikan/ sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah jika responden tidak sekolah atau tamat SD/ sederajat, sedang jika responden tamat SMP/ sederajat, dan tinggi jika responden tamat SMA/ sederajat. Jumlah dan persentase tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4 Jumlah dan persentase responden peserta program SPP berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Tambakboyo tahun 2016

Tingkat Pendidikan Responden

n %

Rendah (Tidak sekolah atau tamat SD/ sederajat)

16 29.63

Sedang (Tamat SMP/ sederajat) 11 20.37

Tinggi (Tamat SMA/ sederajat) 27 50.00

Jumlah 54 100.00

Berdasarkan Tabel 4 di atas, diketahui bahwa sebanyak 16 orang atau sekitar 29.63 persen berpendidikan rendah, yaitu tidak sekolah atau hanya menamatkan SD/ sederajat. Sebanyak 11 orang atau sekitar 20.37 persen peserta program berpendidikan sedang, yaitu tamat SMP/ sederajat, sedangkan 27 orang lainnya atau sekitar 50.00 persen peserta program berpendidikan tinggi yaitu

tamat SMA/ sederajat. Berdasarkan hasil tersebut, mayoritas peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo berpendidikan tinggi. Adapun peserta program yang berpendidikan tinggi merupakan peserta yang masih berusia muda dan dewasa, sedangkan peserta program yang berpendidikan rendah adalah peserta yang berusia tua. Hal ini karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membayar biaya sekolah. Kesadaran masyarakat Desa Tambakboyo zaman dahulu terkait pendidikan masih sangat rendah, sehingga banyak anak usia sekolah yang lebih memilih untuk bekerja, baik dengan cara menawarkan jasa mereka, membantu orang tuanya untuk berdagang maupun pekerjaan lainnya yang tidak menuntut untuk berpendidikan tinggi.

Namun, kini mayarakat Desa Tambakboyo sudah mulai menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya sekolah seperti SD yang dibangun di wilayah Desa Tambakboyo sendiri hingga berjumlah tiga buah SD. Selain itu, anak-anak dari peserta program pun banyak yang disekolahkan oleh orang tuanya agar memiliki pendidikan yang tinggi sehingga memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari orang tuanya. Biaya sekolah pun tidak terlampau mahal karena sudah diberi keringanan dan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Lama Menjadi Anggota SPP

Tingkat lama bergabung responden menjadi anggota pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini dihitung dalam satuan waktu (tahun) sejak pertama kali bergabung sampai penelitian ini dilakukan. Berdasarkan pada data di lapang, ditemukan bahwa program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo sendiri telah berlangsung selama 9 tahun. Maka dari itu tingkat lama bergabug menjadi anggota dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: rendah jika responden sudah menjadi anggota selama <5 tahun; sedang jika responden sudah menjadi anggota selama 5-9 tahun; dan tinggi jika responden sudah menjadi anggota selama >9 tahun. Jumlah dan persentase responden berdasarkan lama bergabung responden menjadi anggota pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden peserta program SPP di Desa Tambakboyo berdasarkan lamanya menjadi anggota tahun 2016

Lama bergabung menjadi anggota SPP (tahun) Responden n % Rendah (< 5 tahun) 11 20.37 Sedang (5-9 tahun) 17 31.48 Tinggi (>9 tahun) 26 48.15 Jumlah 54 100.00

Berdasarkan Tabel 5 di atas, sebanyak 11 orang atau 20.37 persen telah menjadi anggota program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyoselama <5 tahun. Sebanyak 17 orang atau 31.48 persen sudah menjadi anggota pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo selama 5-9 tahun. Sebanyak 26 orang atau 48.11 persen sudah menjadi anggota pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa

Tambakboyo >9 tahun. Responden yang telah lama bergabung menjadi anggota pada program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo umumnya adalah mereka yang sejak awal mengikuti kegiatan sosialisasi dari pihak pendamping dan pemerintah desa, saat diadakannya sosialisasi tentang program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini.

Sedangkan responden yang tergolong masih baru adalah mereka yang bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan setelah melihat manfaat atau hasil yang diterima dan dicapai oleh peserta yang telah bergabung sejak awal program bergulir. Kebanyakan dari mereka menjadi tertarik dan mau untuk bergabung ataupun membentuk kelompok baru setelah mereka melihat tetangga atau orang terdekatnya berhasil dan merasa lebih baik taraf hidupnya setelah bergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini.

Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan total penghasilan yang diperoleh responden dari mata pencahariannya. Tingkat pendapatan dalam penelitia ini dilihat dari sebelum responden bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan dan setelah responden bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Hal ini karena, dengan melihat sebelum dan sesudah responden bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan dapat dilihat bagaimana hal tersebut berpengaruh terhadap ketertarikan untuk berpartisipasi dalam rangkaian program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, baik itu mulai dari saat adanya sosialisasi program hingga evaluasi program Simpan Pinjam Khusus Perempuan.

Tingkat pendapatan digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan rata-rata pendapatan responden, pertama adalah untuk pendapatan sebelum bergabung menjadi anggota program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yaitu: rendah jika pendapatan kurang dari Rp 729 817; sedang bila pendapatan responden antara Rp 729 817 sampai dengan Rp 1 210 924; dan tinggi jika pendapatan responden lebih dari Rp 1 210 924. Kemudia setelah bergabung menjadi anggta dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yaitu rendah jika pendapatan kurang dari Rp 1 477 403; sedang jika pendapatan responden antara Rp 1 477 403 sampai dengan Rp 2 228 152; dan tinggi jika pendapatan responden lebih dari Rp 2 228 152. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Jumlah dan persentase responden peserta program SPP menurut tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program SPP di Desa Tambakboyo tahun 2007

Tingkat Pendapatan Sebelum Bergabung dengan SPP Responden n % Rendah 21 38.89 Sedang 18 33.33 Tinggi 15 27.78 Jumlah 54 100.00

Berdasarkan Tabel 6 di atas, sebanyak 21 orang atau 38.89 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan yang rendah pada saat sebelum mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini. Sebanyak 18 responden atau 33.33 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan sedang pada saat sebelum mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, serta terdapat 15 responden atau 27.78 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan tinggi. Dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan yang tergolong rendah, menempati urutan pertama pada saat responden belum tergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Berikut ini adalah jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendapatn setelah bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, yang dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 7 Jumlah dan persentase responden peserta program SPP menurut tingkat pendapatan setelah bergabung dengan program SPP di Desa Tambakboyo tahun 2016

Tingkat Pendapatan Setelah Bergabung dengan SPP Responden n % Rendah 16 29.63 Sedang 21 38.89 Tinggi 17 31.48 Jumlah 54 100.00

Berdasarkan Tabel 7 di atas, sebanyak 16 orang atau 29.63 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan yang rendah pada saat setelah mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini. Hal ini berarti bahwa jumlah peserta program yang tergolong memiliki pendapatan rendah jumlahnya menurun sebanyak lima orang atau 9.3 persen. Sebanyak 21 responden atau 38.89 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan sedang pada saat setealah mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan.

Maka hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah peserta program yang tergolong memiliki pendapatan sedang yaitu bertambah empat orang atau 7.4 persen. Terdapat 17 responden atau 31.48 persen peserta program tergolong memiliki pendapatan tinggi, yang berarti terdapat peningkatan pula pada jumlah peserta program yang tergolong memiliki pendapatan tinggi yaitu bertamabah dua orang atau 3.7 persen.

Penurunan jumlah peserta program yang tergolong memiliki pendapatan rendah disebabkan karena sebagian besar dari mereka telah bergabung cukup lama dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini, yaitu antara kurun waktu > 9 tahun, sehingga besar pinjaman yang mereka peroleh pun semakin tinggi yang kemudian dapat mereka jadikan modal untuk mengembangkan usaha mereka yang kemudian berdampak positif pada peningkatan jumlah pendapatan mereka. Peningkatan jumlah peserta program yang tergolong memiliki pendapatan sedang serta tinggi juga tidak lepas dari pengaruh lama mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini, yang kemudian berpengaruh terhadap besar pinjaman dana yang mereka peroleh. Berdasarkan pada Tabel 7 dan Tabel 8 dapat kita ketahui sebagai berikut :

Tabel 8 Jumlah dan persentase responden peserta program SPP menurut

tingkat pendapatan di Desa Tambakboyo tahun 2007 sampai tahun 2016

Tingkat Pendapatan Responden

n %

Menurun 0 0.00

Tetap 0 0.00

Meningkat 54 100.00

Jumlah 54 100.00

Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh responden peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo mengalami peningkatan pendapatan dari tahun 2007 saat pertama kali program Simpan Pinjam diguirkan hingga tahun 2016 saat ini. Tingkat pendapatan yang meningkat ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah mulai berkembangnya usaha responden yang telah mereka rintis sebelumnya, usaha ini berjalan salah satunya dengan suntikan dana program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang mereka dapatkan setiap tahunnya.

Pinjaman yang terus meningkat setiap tahunnya menjadikan modal usaha yang semakin besar pula bagi responden untuk dapat mengembangkan usaha mereka menjadi lebih baik. Hal ini selaras dengan peneturuan salah satu informan yaitu YAN yang merupakan tokoh masyarakat di Dusun Jobodan Desa Tambakboyo, beliau adalah perwakilan dari masyarakat yang turut hadir dalam perencanaan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini :

“...dulu mbak pas pertama kali dibentuk SPP ini dimana SPP ini lanjutan dari danaa PNPM kemudian dibuatlah program SPP ini dengan tujuan untuk memberdayakan ibu-ibu agar mandiri, punya usaha dan dapat menambah pendapatan. Eh ya sekarang sudah berjalan, banyak anggota dari SPP yang dulunya tidak ada pekerjaan sekarang ada, dulu ndak ada penghasilan sekarang ada, lumayan lah

mbak...” (YAN 45th).

Penuturan di atas juga selaras dengan kenyataan yang dialami oleh salah satu responden dalam penelitian ini, yang telah bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Responden dapat membuka usaha dan hingga saat ini usahanya berkembang dari ukuran usaha yang berskala kecil pada saat responden memulai usahanya yaitu dalam sektor perdagangan, hingga saat ini sudah dalam ukuran sedang dengan ukuran dan jumlah produk yang semaki besar .

“...ya saya dulu pas dapat sosialisasi program ini langsung terpikir

mbak mau buka usaha toko di rumah. Awalnya kecil-kecilan dulu lha wong modal dari SPP pas itu hanya lima ratus ribu lalu ditambah tabungan saya yang tidak seberapa juga sih mbak. Saya buka toko kelontong kecil-kecilan dulu, dagangan sedikit gak lengkap. Sekarang Alhamdulilllah sudah bisa begini, pinjaman yang makin besar saya manfaatkan sebaik mungkin buat modal agar uangnya bisa berputar nanti bisa melunasi dan pinjam lagi lebih banyak lebih banyak gitu...”

Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) di Desa Tamabakboyo Kecamatan Pedan telah mampu mendorong peningkatan pendapatan dan pengembangan kemampuan peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Karakteristik Usaha Responden