• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran utama dari program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini adalah kelompok ibu-ibu atau PKK yang memiliki kegiatan usaha. Hal tersebut dalam artian setiap peserta yang tergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini wajib memiliki usaha sebagai syarat untuk dapat meminjam uang. Pinjaman kemudian dapat dipergunakan untuk memulai atau mengembangkan usaha yang telah mereka jalani sebelumnya. Menurut data di lapang, jenis usaha yang dijalankan oleh para peserta yang tergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini cukup beragam. Jenis usaha yang dimaksud antara lain adalah sebagai pedagang, membuat pakaian jadi atau konveksi, jasa, industri, serta peternak.

Usaha tersebut merupakan jenis usaha yang merupakan kegiatan utama yang dilakukan responden untuk mencari nafkah/ pendapatan/ menjalani kehidupan sehari-hariyang ditekuni oleh responden, baik sebelum mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan dan setelah mereka bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini. Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis usaha dapat dilihat pada diagram dibwah ini:

Gambar 7 Sebaran jenis usaha responden peserta program SPP Berdasarkan data pada diagram di atas, dapat ditunjukkan bahwa jumlah responden yang bermatapencaharian sebagai pedagang adalah sebanyak 32 orang atau 59 persen, lalu jumlah responden yang bermatapencaharian pada pembuatan pakaian jadi atau konveksi adalah sebanyak 10 orang atau 19 persen, kemudian sebanyak 7 orang atau 13 persen bermatapencaharian di sektor jasa, lalu terdapat 3 orang atau 6 persen responden bermatapencaharian di sektor industri serta hanya 2

59% 18%

13% 6% 4%

Jenis Usaha Responden

Pedagang Konveksi Jasa Industri

orang atau 4 persen bermatapencaharian dalam bidang pertanian / peternakan. Bila ditelaah lebih lanjut, peserta yang bermatapencaharian sebagai pedagang kebanyakan berjualan makanan, minuman dan juga sembako. Mereka berjualan makanan dan minuman dan juga sembako karena uang yang mereka dapatkan hanya cukup untuk membantu untuk menambah modal berdagang dalam skala kecil. Umumnya mereka berdagang di rumah, di pasar ataupun di sekolah-sekolah seprti sekolah dasar di desa mereka.

Matapencaharian lain peserta yang tergabung menjadi anggota Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo adalah konveksi. Konveksi ini berhubungan dengan kegiatan pengadaan/ memproduksi berbagai jenis pakaian secara mandiri, yang kemudian nantinya akan diperjual-belikan. Produk yang dihasilkan dari konveksi di Desa Tambakboyo ini khususnya yang digeluti oleh para responden antara lain adalah kaos, celana, kmeja, gamis dan pakaian olahraga. Tentu saja sektor ini menyerap cukup banyak tenaga kerja dan juga mendatangan penghasilan yang lumyan menjanjikan, namun rata-rata konveksi yang tengah digeluti oleh para peserta yang tergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan masih dalam skala kecil dan sedang saja. Hal ini dikarenakan modal mereka belum mencukupi untuk berkembang menjadi lebih besar lagi dan terkendala dengan peralatan produksi yang mahal serta kendala pemasaran produk dari sektor konveksi ini.

Terdapat tujuh orang atau sekitar 13 persen peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo yang bermatapencaharian di sektor Jasa. Dalam sektor jasa ini berhubungan dengan kegiatan menjual keahlian, kemampuan fisik dan juga ketrampilan. Peserta program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang bergerak di sektor jasa ini antara lain sebagai terapis yang menyediakan jasa pijat dan lulur, jasa jahit pakaian, laundry serta jasa catering.

Peserta yang bergerak di bidang jasa ini menjual keahlian, ketrampilan dan kemampuan fisik mereka untuk dapat membantu pendapatan rumah tangga mereka. Jasa pijat dan juga lulur biasanya melayani konsumennya berdasarkan permintaan dengan cara sms ataupun telfon, kemudian pemijat akan datang ke rumah untuk melayani konsumen. Selain itu untuk penyedia jasa jahit pakaian, mereka biasanya menerima pesananan berdasarkan permintaan konsumen dan juga sesuai dengan model yang konsumen inginkan.

Besarnya upah yang diberikan merupakan kesepakatan antara penyedia jasa dan juga konsumen. Selain pemijat dan juga jasa penjahit, terdapat pula jasa laundry. Jasa laundry biasanya mereka lakukan di rumah mereka. Selain laundry mereka juga menerima jasa menyuci saja, ataupun menyetrika saja. Besarnya upah telah ditentukan oleh penyedia jasa yang rata-rata dihitung per kilogram yaitu sebesar tiga ribu rupiah per kilogram. Terakhir adalah penyedia jasa catering, penyedia jasa catering ini biasanya mengerjakan permintaan pemesanan makanan dan minuman sesuai dengan permintaan konsumen baik jenis maupun harganya.

Jenis usaha lain adalah industri. Sektor industri ini berhubungan dengan kegiatan memproduksi secara mandiri suatu produk yang diperjual-belikan. Jumlah responden yang bermatapencaharian di sektor industri ini sebanyak 3 orang atau 6 persen. Produk yang dihasilkan dari sektor industri oleh peserta program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan ini antara lain industri mebel, membuat peti mati serta industri tempe. Kegiatan usaha industri dilakukan oleh

peserta program di rumah dengan peralatan yang masih sederhana seperti palu, pisau kayu, gergajiuntuk membuat mebel seperti kursi, meja serta rak. Sedangkan, untuk industri tempe hanya memerlukan peralatan sederhana seperti baskom, tampah, pengaduk dan juga daun pisang untuk membungkus.

Pemasaran dari berbagai produk sektor industri ini masih bersifat lokal, dalam artian hanya sebatas berdasarkan pemesanan dari konsumen. Seperti contohnya industri mebel, barang akan diproduksi sesuai dengan permintaan dari konsumen. Sedangkan untuk industri tempe biasanya diproduksi menurut ketersediaan kedelai yang dimiliki oleh produsen yang sebelumnya telah dibeli di pasar. Menurut penuturan dari responden yang bekerja di sektor industri, jumlah tempe yang di produksi setiap harinya adalah berkisar 2500 sampai dengan 3000 buah tempe yang kemudian akan dijual kepada konsumen seharaga Rp 300,- per biji nya.

Sektor yang terakhir adalah pertanian / peternakan. Sektor pertanian dan peternakan ini hanya terdapat 2 orang responden atau 4 persen dari responden yang bermatapencaharian di sektor pertanian dan peternakan. Jenis pertanian yang dilanakan oleh responden adalah padi sawah yang merupakan milik sendiri. Responden juga menggarap sawah miliknya sendiri tidak menggunakan buruh tani. Hal ini dikarenakan sawah yang dimiliki rata-rata tidak begitu luas yakni sekitar 1 pathok saja atau 500 meter persegi sehingga responden mampu untuk menggarap sawahnya sendiri.

Selain itu terdapat jenis usaha sektor peternakan, dalam sektor ini jenis hewan yang diternakkan adalah kambing yang kemudian akan dijual bila sudah layak jual/ umur kambing sudah memenuhi untuk dijual. Biasanya pula kambing disediakan untuk acara-acara tertentu seperi Aqiqah ataupun pada saat Hari Raya Idul Adha. Pada awal beternak responden hanya memiliki 2 ekor kambing saja setelah bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan selama kurang lebih 5 tahun, pinjaman yang didapatkan dapat menambah modal responden untuk menambah hewan ternaknya yang kemudian akan dikembangbiakkan sehingga mereka memiliki lebih dari satu kambing serta investasi yang lebih menjanjikan.