KELOMPOK PEREMPUAN (SPP)
DENGAN PARTISIPASI PESERTA DALAM PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP).
Informan : UPK selaku pendamping SPP
Topik :Hubungan Peran Pendamping dengan Partisipasi Peserta dalam Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP).
Tujuan : Menggali informasi terkait topik tersebut.
Hari/tanggal wawancara : Lokasi wawancara : Nama dan umur informan :
Pekerjaan :
1. Bagaimana partisipasi warga perempuan terhadap kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
2. Apa saja peran BKAD, UPK, dan Fasilitator dalam pengembangan kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
3. Mengapa warga perempuan mau mengikuti kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
4. Bagaimana proses untuk pembentukan kelompok Simpan Pinjam Perempuan? Rumit atau tidak dalam birokrasi pengurusan?
5. Dalam bentuk apa saja partisipasi yang dilakukan anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
6. Bagaimana kondisi tingkat partisipasi anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan sebelum mengikuti kegiatan?
7. Bagaimana kondisi tingkat partisipasi anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan setelah mengikuti kegiatan?
8. Apa saja hambatan yang dialami dalam mengikuti kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
9. Bagaimanakah cara mengatasi hambatan yang dialami dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan?
10.Bagaimana respon dari masyarakat akan adanya program Simpang Pinjam Kelompok Perempuan ini?
11.Apa saja tantangan yang anda hadapi selama menjadi pendamping dalam program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan ini ?
Lampiran 3 Peta Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
Gambar 12 Lokasi Penelitian
Keterangan : Letak Desa Tambakboyo
Batas-batas Geografis:
• Utara : Desa Kedungan • Timur : Desa Sobayan • Selatan : Desa Bendo • Barat : Desa Jambu Kidul
Lampiran 4 Jadwal pelaksanaan penelitian Januari-Juni 2016
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Penyusunan Proposal Skripsi Uji Kelayakan dan Revisi Uji Reliabilitas dan Faliditas Kolokium Pengambilan data lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi
Lampiran 5 Kerangka Sampling Peserta Program SPP
No Nama Alamat
1 SRI Dukuh Tembayang Desa Tambakboyo
2 Kasimah Indriati Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
3 Suginem Dukuh Kajan Desa Tambakboyo
4 MEN Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
5 Retno Dwi Dukuh Tembayang Desa Tambakboyo
6 Purnami Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
7 LIS Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
8 MIN Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
9 Semi Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
10 Endah Supadmi Dukuh Mranggen Desa Tamabkboyo
11 SUR Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
12 Siti Suyatmi Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
13 SUY Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
14 WIN Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
15 Elis Sulistyawati Dukuh Santan Desa Tambakboyo
16 Nur Casanah Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
17 Tatik Dukuh Santan Desa Tambakboyo
18 TUK Dukuh Kajan Desa Tambakboyo
19 HES Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
20 Wiryo Sumarmo Dukuh Kajan Desa Tambakboyo
21 Dinar Indrawati Dukuh Mranggen Desa Tamabkboyo
22 IST Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
23 SIT Dukuh Santan Desa Tambakboyo
24 SRI Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
25 Ekamti Sri Wardani Dukuh Santan Desa Tambakboyo 26 Etik Hartati Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
27 RIN Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
28 Ririn Dwi H Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
29 Retno Wahyu Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
30 Eri Sriwahyuni Dukuh Combongan Desa Tambakboyo 31 Yuyun Tri Utami Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
32 SUG Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
33 Sri Sulastri Dukuh Santan Desa Tambakboyo
34 EKA Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
35 Kamti Dukuh Kajan Desa Tambakboyo
36 BUD Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
37 SRI Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
38 Sunarti Dukuh Santan Desa Tambakboyo
39 Anik Susilowati Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
40 Tatik Kusuma Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
41 EVI Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
42 Sri Wahyu Utami Dukuh Kajan Desa Tambkboyo
43 SRI Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
Lampiran 5 Kerangka Sampling Penelitian (Lanjutan)
45 MAR Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
46 SRI Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
47 Sri Mahmudi Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
48 Eri Dwi R Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
49 Ninis Indah W Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
50 TIN Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
51 SRI Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
52 Dwi Eka R Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
53 Esti Rahayu Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
54 ALI Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
55 Sri Sutarti Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
56 SRI Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
57 Eri Dwi Hastuti Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
58 Imas Eka Putri Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
59 HAR Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
60 Heri Tri Utami Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
61 Siti Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
62 Imah Muhtadi Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
63 TRI Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
64 SUM Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
65 SAP Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
66 Laraswati Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
67 Tika Maimunah Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
68 DIN Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
69 END Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
70 Tentrem Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
71 ANG Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
72 DES Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
73 Puji Rahayu Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
74 Etik Harwati Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
75 Dulgani Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
76 SIS Dukuh Santan Desa Tambakboyo
77 Ratmo Supadmo Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
78 SUP Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
79 TUT Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
80 Surip Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
81 DWI Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
82 PAN Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
83 Kamsiati Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
84 Tutik Sudarwadi Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
85 Eni Hartati Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
86 NAN Dukuh Tamengbayan Desa Tambakboyo
87 TRI Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
88 SAR Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
No Nama Alamat
90 Ngatmini Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
91 Padmi Ernawati Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
92 Jaudah Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
93 WIN Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
94 ROH Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
95 Ratmo Suharjo Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
96 Karyatun Dwi H Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
97 Sulistyaningsih Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
98 NGA Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
99 TAT Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
100 Ratna Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
101 Galuh Eka K Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
102 Nur R Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
103 SUG Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
104 Dyah Dwi P Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
105 HAR Dukuh Tegalrejo Desa Tambakboyo
106 SUR Dukuh Jobodan Desa Tambakboyo
107 Endang Tri U Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
108 Ernawati Eka K Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
109 WAR Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
110 Mardiyem Dukuh Sosutan Desa Tambakboyo
111 SUM Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
112 Suminem Dukuh Combongan Desa Tambakboyo
113 Turasih Dwi H Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
114 SUH Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
115 Samto Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
116 SIT Dukuh Ngemplak Desa Tambakboyo
117 Lilis Indah K Dukuh Mranggen Desa Tambakboyo
118 Sri Handayani Dukuh Priyan Desa Tambakboyo
Lampiran 6 Tulisan Tematik
Kemampuan Pendamping
Kemampuan pendamping meliputi tingkat kemampuan fasilitator, pendidik,
perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi masyarakat yang didampinginya. Dalam penelitian ini pendamping yang mendampingi dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan dilakukan oleh anggota Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Kecamatan Pedan. Kegiatan dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan ini sudah berjalan selama sembilan tahun yang dimulai pada tahun 2007 silam yang merupakan lanjutan dari program PNPM Mandiri. Setelah penelitian dilakukan dapat diketahui bahwa mayoritas responden menilai tingkat kemampuan pendamping pada tingkat sedang, dalam artian sudah baik namun masih perlu adanya peningkatan. Hal ini sejalan dengan penuturan beberapa responden berikut :
“...menurut saya ya sudah baik mbak tapi saya ya punya harapan
kalau misalnya ada informasi atau pengumuman apa gitu disampaikan ke seluruh anggota tidak hanya kepada pengurus jadi semua bisa terbuka dan lebih jelas. Sekarang ini ya semua yang mengurus hanya pengurus inti seperti ketua kelompok, sekretaris dan bendahara. Biasanya juga yang berhubungan langsung dan lebih sering dengan orang UPK yang pengurus jadi kami hanya terima jadi saja. Terus kalau misalnya ada masalah seperti ada anggota di kelompok saya yang tidak lancar membayar, kami harus tanggung semua jadi seluruh anggota kena imbasnya, saya sih pengennya dari UPK bisa kasih solusi selain gandheng renteng seperti sekarang,
sehingga semua tidak merasa merugi gitu...”(SUM 44th).
“...secara keseluruhan dari saya ikut dengan program SPP ini mbak
sudah bagus dan ada peningkatan lah. Dulu itu tidak ada dana sosial, reward bagi yang tepat waktu. Jadi ya dulu pada kurang semangat ngangsurnya mbak, kalau segara malah pada berlomba-lomba biar
tepat waktu ngangsurnya supaya dapat reward gitu...” ( TRI 45th). “...dulu mbak pas pertama kali dibentuk SPP ini dimana SPP ini lanjutan dari danaa PNPM kemudian dibuatlah program SPP ini dengan tujuan untuk memberdayakan ibu-ibu agar mandiri, punya usaha dan dapat menambah pendapatan. Eh ya sekarang sudah berjalan, banyak anggota dari SPP yang dulunya tidak ada pekerjaan sekarang ada, dulu ndak ada penghasilan sekarang ada, lumayan lah
mbak...” (YAN 45th).
“...semakin tahun semakin bagus menurut saya mbak. Misalnya
sekarang ada dana sosial dulu tidak ada kemudian ada dana pengharagaan apabila satu kelompok dapat tepat waktu dalam mengembalikan angsuran serta terdapat dorprice yang di undi saat
kita membayar angsuran tepat waktu. Hal-hal tersebut membuat saya menjadi lebih semangat.Anggota UPK juga baik mbak kalau ada usulan saran gitu ya diterima...”(TUT 51 th).
Namun dapat dilihat pula walaupun sudah dinilai baik, responden juga menilai bahwa tingkat kemampuan pendamping ini perlu adanya peningkatan dalam berbagai hal yang salah satunya adalah peningkatan kualitas peran sebagai pendamping yang mencakup sebagai fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat dan peran-peran teknis lain. Responden menilai bahwa, kinerja dari keempat peran tersebut sudah baik namun perlu adanya peningkatan dalam berbagai peran agar dapat mencapai tujuan program dengan baik dan sukses. Hal ini selaras dengan penuturan dari berbagai responden sebagai berikut :
“...saya gak pernah dapat pelatihan apa-apa mbak, apalagi pelatian misalnya biar saya bisa mengembangkan usaha saya ini atau pelatihan dalam hal lain. Biasanya hanya pengurus yang diberikan pelatihan tapi itu pun pelatihan buat pembukuan misalnya kalau pelatihan yang lain untuk meningkatkan kemampuan kami tidak ada. Tapi misalnya ada saya juga mau biar bisa nambah-nambah pengetahuan syukur-syukur bisa nambah pendapatan...” (SUG 43th) . “...ya gitu mbak, baik kok mbak ya tapi perlu juga diperbaiki agar
makin baik. Contohnya itu misal gimana caranya semua anggota SPP ini bisa lebih maju maksudnya dengan ikut program ini kita lebih baik keadaan ekonominya, ada kemajuan diberi pelatihan gitu buat tambah-tambah pengetahuan, kan siapa tau bisa jadi penghasilan...”
(NGA 50th).
“...kalau stahu saya ya mbak dari kelurahan ada yang terlibat seperti bapak kepala desa yang memberikan tanda tangan sebagai persetujuan kalau mau bergabung dan buka kelompok baru. Kalau
yang lain saya nggak tau mbak...”(SUM 34th).
“...iya mbak dari kantor desa dulu seingat saya ya wajib terlibat, pak
kepala desa harus menyetujui warganya apabila mau bergabung dengan program SPP ini. Pas dulu pertama kali penyuluhan juga dari pihak pemerintah desa ada perwakilan datang untuk ikut mengawasi gitu. Sampai sekarang juga masih terlibat untuk pemberian tanda
tangan...” (DOD 49 th).
“...dalam kelompok saya semakin kesini semakin banyak yang malas
mengangsur mbak, ada tiga orang dari tujuh orang. Lalu semuanya jadi kena imbas. Saya sebagai ketua, lalu setelah ini saya tidak mau lagi mbak, dari pihak UPK juga sementara ini menyerahkan semuanya pada kelompok dan sistem gandheng renteng. Saya tidak sepakat peraturan dari UPK itu, tapi hal itu tetap dijalankan dan
“...baik mbak sudah baik. Kalau perbaikan ya ada lah mbak.
Contohnya seperti bagaimana UPK itu mampu menemukan solusi dari berbagai permasalahan, kaya tentang Gandheng Rentheng itu lho mbak, saya masih kurang setuju soalnya kok ya memberatkan bagi anggota yang tertib. UPK ya harus cari solusi agar tidak merugikan
yang lain gitu...” (DES 33th).
Menurut keadaan dilapang, UPK selaku pendamping telah mampu melaksanakan perannya dalam menjalankan tugas sebagai pendamping program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini. UPK Kecamatan pedan telah melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator seperti membuat undangan pertemuan, mengatur pelaksanaan kegiatan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, menyediakan contoh proposal pada saat pembentukan kelompok baru dan lain- lain. Sebagai pendidik seperti melakukan pelatihan pada pengurus yang berkaitan dengan program, memberikan motivasi dan semangat kepada peserta program, melakukan kegiatan sharing. Sebagai perwakilan masyarakat seperti melibatkan pihak-pihal lain seperti pemerintah desa, kecamatan, anggota BKAD dalam rangkaian program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Serta sebagai peran-peran teknis lain seperti pemenuhan kebutuhan peserta program, peningkatan kinerja dalam hal inovasi program.
Karakteristik Individu Peserta Program SPP
Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat lama bergabung, tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan dan tingkat pendapatan setelah bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa tingkat usia dari responden mayoritas adalah berada pada tingkat sedang yaitu dewasa (30-51 tahun). Mayoritas tingkat pendidikan responden berada pada tingkat tinggi yaitu tamat SMA/ sederajat sebanyak 27 orang. Setelah itu untuk lama menjadi anggota SPP dalam penelitian ini rata-rata, sudah berada pada tingkat tinggi yaitu sebanyak 26 orang. Mereka telah bergabung antara > 9 tahun.
Tingkat pendapatan responden, dalam hal ini dilihat pada saat tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program dengan tingkat pendapatan setelah bergabung. Setelah dilakukan penelitian ternyata pada saat sebelum bergabung dengan program SPP jumlah responden yang berada pada tingkat pendapatan rendah cukup mendominasi yaitu 21 orang atau 38.89 persen, namun setelah bergabung jumlah tersebut turun menajdi 16 orang atau 29.63 persen serta terjadi kenaikan jumlah responden yang berada pada tingkat pendapatan tinggi yaitu terjadi kenaikan sebesar 3.70 persen.
Dalam penelitian ini menghubungkan antara karakteristik individu dengan tingkat kemampuan pendamping. Berdasarkan data dilapang dan juga setelah melewati pengolahan data tidak ditemukan hubungan yang signifikanantara karakteristik individu yakni usia, tingkat pendidikan, tingkat lama bergabung, tingkat pendapatan sebelum bergabung dengan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan dan tingkat pendapatan setelah bergabung dengan program Simpan
Pinjam Khusus Perempuan dengan tingkat kemampuan pendamping, walaupun terdapat pula hubungan yang lemah yang tercipta antara variabel. Hal ini sejalan dengan penuturan berbagai responden berikut :
“...untuk saya sendiri tidak begitu memperhatikan bagaimana
anggota UPK bekerja untuk mendampingi saya, yang penting semua proses lancar terutama pinjaman dana. Untuk kinerja UPK ya saya rasa baik namun masih perlu ada peningkatan terutama agar peserta tidak dirugikan seperti adanya sistem gandheng renteng...”(ROH 61th).
“...saya menilai sudah bagus sih mbak, cuman ya masih perlu
ditingkatkan karena saya sering misalkan lagi mau setir uang angsuran kelompok saya ke kantor UPK tapi sampai sana sudah tutup padahal masih jam kerja. Saya harap anggota UPK dapat
memperhatikan hal ini agar tidak menyusahkan anggota...”(MIN 38 th).
“...sudah baik sih mbak kalo menurut saya ya, soalnya ya kami juga dulu tahu soal program SPP ini dari penjelasan bu Dewi (anggota UPK) pas ada kumpulan di PKK dulu, saya tertarik terus gabung.
Sekarang nggeh dilayani dengan baik kok mbak...”(IST 34 th).
“...selama saya bergabung dengan SPP ini kurang lebih 8 tahun, ya saya juga semakin baik hubungannya dengan anggota UPK. Dulu waktu pertama kali saya bergabung saya kurang aktif hanya sebagai anggota. Sekarang saya telah dipercaya menjadi bendahara kelompok. Anggota UPK juga menurut saya kerjanya semakin baik karena sekarang banyak kemajuan-kemajuan kinerjanya untuk menarik masyarakat agar mau bergabung...” (NIN 34 th).
“...ya saya dulu pas dapat sosialisasi program ini langsung terpikir
mbak mau buka usaha toko di rumah. Awalnya kecil-kecilan dulu lha wong modal dari SPP pas itu hanya lima ratus ribu lalu ditambah tabungan saya yang tidak seberapa juga sih mbak. Saya buka toko kelontong kecil-kecilan dulu, dagangan sedikit gak lengkap. Sekarang Alhamdulilllah sudah bisa begini, pinjaman yang makin besar saya manfaatkan sebaik mungkin buat modal agar uangnya bisa berputar
nanti bisa melunasi dan pinjam lagi lebih banyak lebih banyak gitu...” (EVI 37 th).
“...saya berharapnya ya lewat SPP ini dapat membantu saya dalam
mengembangkan usaha saya mbak agar pendapatan makin meningkat. Saya harap anggota UPK mampu menampung seluruh aspirasi dan keinginan saya terkait dengan kebutuhan saya dalam
Karakteristik Usaha Peserta Program SPP
Menurut data di lapang, jenis usaha yang dijalankan oleh para peserta yang tergabung dalam program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Tambakboyo ini cukup beragam. Jenis usaha yang dimaksud antara lain adalah sebagai pedagang, konveksi, jasa, industri, serta peternak. Rata-rata ukuran usaha yang dijalankan berada pada tingkat kecil. Artinya, usaha mereka masih dalam lingkup kecil baik dalam hal modal, produk, kegiatan produksi dan penjualan. Rata-rata responden yang berjualan pada tingkat kecil ini berjualan di rumah masing-masing atau juga di sekolah-sekolah. Modal yang mereka dapatkan rata- rata berasal dari program Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini. Hal tersebut selaras dengan penuturan responden berikut ini:
“... usaha saya ya masih gini mbak dagang kecil-kecilan, saya harap dengan ikut program Simpan Pinjam Perempuan ini saya bisa lebih baik lagi kedepannya. Saya harap ya dari UPK dapat bantu saya, karena selama ini saya gabung ya ada peningkatan dagangan saya walaupun tidak langsung banyak tapi saya ya senang...”(LIS 38 th ). “... ya seperti ini mbak masih usaha kecil-kecilan saja dagang es sama makanan jajanan anak-anak. Kalau pagi sampai siang saya ke SD mbak, ke SD Tambakboyo dekat lapangan tenis itu lho. Terus siang pulang nanti saya lanjut buka di rumah . ya siapa tau ada anak-
anak mau jajan sekitar sini gitu...” (HES 43th).
Responden yang berada ukuran dengan taraf sedang, rata-rata telah menjalankan usaha nya sebelum bergabung dengan Simpan Pinjam Khusus Perempuan dan juga modal yang didapatkan tidak hanya berasal dari program Simpan Pinjam Khusus Perempuan saja namun juga modal dari suami, keluarga ataupun bank. Hal tersebut seperti yang dikutip dari penuturan responden berikut :
“...ya lumayan mbak, saya sudah buka sepuluh tahun yang lalu dapat modal dari suami dan pinjam ke bank. Awalnya saya buka ya kecil- kecilan dulu. Dulu paling beli beras Cuma dua karung gitu buat seminggu dagang minyak juga paling 10kg seminggu, mie juga paling ada 4 kerdus tapi sekarang sudah Alhamdulillah mbak, berjalan
bagus dan stok saya sudah lebih banyak seperti yang mbak lihat...” (WIN 40th).
Penelitian ini juga menghubungkan antara karakteristik usaha dengan tingkat kemampuan pendamping, yang hasilnya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik usaha dengan tingkat kemampuan pendamping. Hal tersebut dikarenakan, baik usaha dengan jenis dan ukuran kecil maupun sedang menilai bahwa tingkat kemampuan pendamping berada pada taraf tinggi. Artinya, mereka merasa bahwa pendamping telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik dan sesuai harapan mereka. Walaupun lebih banyak responden dengan jenis dan ukuran yang rendah lebih dominan hubungannya dengan peran pendamping
karena memang jumlah responden dengan jenis dan ukuran kecil lebih banyak dibanding dengan responden dengan jenis dan ukuran sedang.
Tingkat Partisipasi Peserta Program SPP
Tingkat partisipasi dalam penelitian ini menggambarkan keikutsertaan reponden program Simpan Pinjam Khusus Perempuan, dalam hal ini responden mampu terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan program Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang meliputi kegiatan prencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi. Berdasarkan data dilapang ditemukan bahwa mayoritas peserta berada pada tingkat partisipasi non-partisipasi yang dalam artian mereka belum terlibat secara aktif hanya sebagai formalitas dan kewajiban belaka. Responden menuturkan bahwa hanya pengurus kelompok saja yang aktif dalam rangkaian program kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan ini. Hal ini selaras dengan penuturan responden berikut:
“...setau saya ya mbak semua itu yang mengurus ya cuma pengurus,
kalau yang setor uang itu bendahara, pembukuan sekretaris , buat proposal juga bu ketua sama sekretaris. Ketemu-ketemu kaleh anggota UPK nggeh cuma pengurus mbak. Nek saya ya cuma ikut aja keputusannya yang diambil sama pengurus. Kalau ada apa-apa ya saya ngomong sama bu ketuanya aja mbak. Saya ikut kumpul itu pas ada verifikasi sama pencairan aja mbak selain niku mboten...”(END 52 th).
“...kalau saya ya cuma ikut aja ketentuan dari atas mbak, semua yang urus ya bu ketua sama pengurus lain. Saya kalau datang juga yang wajib-wajib mawon. Soal e nggeh banyak kerjaane mboten saget
ditinggal mbak...” (SUM 44th).
Selain itu terdapat penuturan dari salah satu informan yaitu Ibu Elisabeth, MSi yang dlu nya juga pernah menjadi kader pada program Simpan Pinjam