Pertamina terus mengoptimalkan berbagai peluang yang ada untuk melaksanakan pengelolaan bisnis gas, energi baru dan terbarukan secara terpadu dari hulu sampai hilir, agar mampu menjadi pemain utama di bisnis gas baik di lingkup domestik maupun regional.
Sepanjang tahun 2013, Pertamina terus mengupayakan pembangunan infrastruktur gas yang akan menyediakan interkoneksi secara nasional antara sumber-sumber pasokan gas dengan sentra-sentra industri. Termasuk dalam infrastruktur gas nasional ini adalah jaringan pipa transmisi, sarana transportasi gas antar-pulau berupa kapal tanker LNG/LPG, serta sarana penunjang seperti fasilitas penampungan LNG/LPG dan fasilitas regasifikasi LNG.
FSRU Jawa Barat
Dalam tahun pertamanya beroperasi secara penuh, fasilitas Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat telah menyalurkan gas sebanyak 65.610 BBTU untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang dan Tanjung Priok milik PT PLN (Persero), serta sebanyak 4.702 BBTU gas untuk PT PGN (Persero). Pasokan LNG diperoleh sebanyak 1,35 juta ton dalam 24 pengapalan standard cargo, 22 kargo dari kilang LNG Badak dan 2 kargo dari kilang LNG Tangguh. Penyaluran gas ke pembangkit listrik Tanjung Priok akan dapat lebih maksimal setelah selesainya pembangunan infrastruktur permanent tie-in, yang sampai akhir tahun 2013 masih dalam proses penyelesaian.
Anak perusahaan Pertamina, PT Nusantara Regas, adalah operator dari FSRU Jawa Barat yang diberi nama Nusantara Regas Satu, yang memiliki kapasitas pengolahan maksimum 3 juta metrik ton LNG per tahun, dan merupakan fasilitas penampungan dan regasifikasi terapung yang pertama beroperasi di Asia Tenggara. Selain dari kilang LNG Badak, pasok LNG untuk FSRU Nusantara Regas Satu juga diperoleh kargo dari kilang LNG Tangguh, Papua.
Proyek FSRU merupakan inisiatif strategis Pertamina dalam mendukung kemandirian dan ketahanan energi nasional, dengan membantu Pemerintah mengurangi beban subsidi Bahan Bakar Minyak yang digunakan di pembangkit listrik PLN.
Terminal Regasifikasi dan Hub LNG Arun
Kilang LNG Arun diperkirakan akan segera berhenti beroperasi karena pasokan gas alam yang sudah mulai menipis dan belum ditemukannya prospek baru di wilayah tersebut, sementara kontrak-kontrak penjualan LNG dari kilang Arun juga akan berakhir di akhir tahun 2014. Oleh karena itu, pemanfaatan aset Negara (Pemerintah melalui Pertamina memiliki 55% saham di PT Arun NGL) melalui pembangunan proyek terminal Penampungan LNG, Hub & Regasifikasi yang menjadi salah satu prioritas Pertamina di tahun 2013.
Pertamina continues to optimize various existing opportunities to manage the gas business, new and renewable energy in an integrated manner from upstream to downstream, in order to become the major player in the gas business both domestically and regionally.
Throughout 2013, Pertamina continues to pursue the development of gas infrastructures that will provide nationwide interconnection between the sources of gas supply to industrial centers. Included in the national gas infrastructure is the transmission pipelines, inter-island gas transportation facilities in the form of LNG/ LPG tanker, as well as supporting facilities such as LNG/ LPG storage facility and LNG regasification facilities.
West Java FSRU
In its first year of full operation, Floating Storage and Regasification facility unit (FSRU) in West Java has channeled gas as many as 65,610 BBTU for the needs of the Muara Karang and Tanjung Priok Steam Gas Power Plant (PLTGU) of PT PLN (Persero), and as many as 4,702 BBTU of gas for PT PGN (Persero). LNG supply is obtained in the amount of 1.35 million tons in 24 standard cargo shipping, 22 cargo from Badak LNG refinery and 2 cargo of Tangguh LNG refinery. Distribution of gas to the Tanjung Priok power plant will be able to be better after the completion of the construction of permanent infrastructure tie-in, which until the end of 2013 was still in the process of completion.
Pertamina’s subsidiary, PT Nusantara Regas, is the operator of the West Java FSRU which is named Nusantara Regas Satu, which has a maximum processing capacity of 3 million metric tons of LNG per year, and the first floating storage and regasification facility in operations in Southeast Asia. In addition to the Badak LNG refinery, the supply of LNG to the Nusantara Regas Satu FSRU is also obtained from the Tangguh LNG refinery, Papua.
FSRU project is a strategic initiative of Pertamina in supporting the national energy independence and security, by helping the Government in reducing the burden of fuel oil subsidies used in power generation.
Regasification Terminal and Arun LNG Hub
Arun LNG refinery is expected to immediately cease operations due to the supply of natural gas that has begun to thin and new prospects in the region have not been found, while Arun LNG refinery sales contracts will also expire at the end of 2014. Therefore, utilization of state assets (the government through Pertamina has a 55% stake in PT Arun NGL) through the construction project of LNG storage terminal, Hub & Regasification which became one of the priorities of Pertamina in 2013.
Pengerjaan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) terminal penampungan LNG, Hub & regasifikasi oleh kontraktor EPC telah dimulai pada bulan Maret 2013, dan diperkirakan fasilitas dengan nilai investasi sebesar US$ 84 juta tersebut akan dapat beroperasi secara komersial mulai bulan November 2014. Pertamina dalam hal ini telah menandatangani HoA dengan PT PLN (Persero) untuk memasok gas bagi pembangkit listrik PLN di Aceh dan Medan dari regasifikasi LNG yang dipasok dari Kilang LNG Tangguh, Papua.
Selain pembangunan terminal Penampungan LNG, Hub & Regasifikasi Arun, Pertamina pada tahun 2013 juga mulai melaksanakan pembangunan jalur pipa gas sepanjang 340 km dari Arun ke Belawan. Pipa gas Arun-Belawan berkapasitas 200 MMSCFD dimaksudkan untuk mengangkut gas hasil regasifikasi Arun guna memenuhi kebutuhan PLN dan konsumen industri di Sumatera Utara, dan direncanakan akan on-stream pada kuartal IV tahun 2014 sebagai bagian integral dari terminal regasifikasi dan hub LNG Arun.
Proyek CNG untuk Transportasi & Industri
Proyek Compressed Natural Gas (CNG) untuk transportasi diawali pada tahun 2012 untuk mendukung program Pemerintah dalam diversifikasi penggunaan BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan transportasi umum. Pada tanggal 10 Desember 2013, Pertamina telah meresmikan Mobile Refueling Unit (MRU), suatu unit pengisian bahan bakar gas berupa Compressed Natural Gas (CNG) yang dapat berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain (mobile). Dengan sifatnya yang mobile, MRU sangat cocok digunakan untuk melayani kebutuhan Bahan Bakar Gas (CNG) langsung di lokasi konsumen, seperti pool taksi dan kendaraan umum, pool kendaraan operasional instansi pemerintah, BUMN & swasta, sehingga dapat mengakselerasi program diversifikasi Bahan Bakar Minyak ke Bahan Bakar Gas untuk sektor transportasi.
Realisasi penjualan CNG untuk transportasi pada SPBG yang ada di wilayah DKI Jakarta dan Palembang adalah sebanyak 31.735.798 LSP (Liter Setara Premium). Sementara itu, proyek CNG untuk industri dimaksudkan untuk memanfaatkan peluang bisnis dengan menjual gas kepada konsumen industri di lokasi yang tidak terjangkau oleh jaringan pipa gas open access di Pulau Jawa. Pada tahun 2013, Pertamina telah mulai mengoperasikan fasilitas Stasiun Induk CNG di Bitung, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. Fasilitas dengan kapasitas 4 MMSCFD ini berfungsi untuk mengkompresi gas ke dalam CNG Tube yang mudah diangkut menggunakan truk untuk didistribusikan ke pemakai akhir gas industri di lokasi masing-masing.
The implementation of engineering, procurement and construction (EPC) of LNG storage terminal, Hub and regasification by EPC contractor has commenced in March 2013, and it is estimated that the facilities with an investment of U.S. $ 84 million will be able to begin commercial operations in November 2014. Pertamina in this regard has signed an HoA with PT PLN (Persero) for the supply of gas for PLN’s power plants in Aceh and Medan from LNG regasification supplied from the Tangguh LNG Refinery, Papua.
In addition to the construction of Arun LNG Storage terminals, Hub & Regasification, in 2013 Pertamina also began to implement the construction of a gas pipeline along the 340 km from Arun to Belawan. The Arun-Belawan gas pipeline has a capacity of 200 MMSCFD, intended to transport Arun gas regasification results to meet the needs of PLN and industrial consumers in North Sumatra, and is planned to be on-stream in the fourth quarter of 2014 as an integral part of the Arun LNG regasification terminal and LNG hub.
CNG Project for Transportation & Industry
Compressed Natural Gas (CNG) project for transportation commenced in 2012 to support the Government’s program to diversify the use of fuel to Fuel Gas (CNG) for public transport vehicles. On 10 December 2013, Pertamina has launched the Mobile Refueling Unit (MRU), a gas refueling unit in the form of Compressed Natural Gas (CNG) that can be migrated from one location to another (mobile). With its mobile nature, MRU is very suitable to serve Fuel Gas (CNG) needs directly to the location of the consumer, such as taxi and public transportation fleet garage, government agencies operational vehicles fleet garage, SOW and private, so as to accelerate the diversification of fuel to fuel Gas in the transportation sector.
The realized sales of CNG for transportation on the existing gas fuel stations in Jakarta and Palembang is in the amount of 31,735,798 LSP (Liters Premium Equivalent). Meanwhile, the project of CNG for industry is intended to capitalize on business opportunities by selling gas to industrial consumers in locations not covered by the open access gas pipelines in Java. In 2013, Pertamina has started to operate the CNG Base Station facilities in Bitung, Tangerang Regency, West Java. The facility with the capacity of 4 MMSCFD capacity serves to compress gas into CNG Tube which is easily transported by trucks to be distributed to end users of gas industries at their respective locations.
SEKTOR USAHA GAS
Proyek Donggi-Senoro LNG
Pertamina, melalui anak perusahaan Pertamina Hulu Energy (PHE), memiliki 29% saham pada proyek Donggi-Senoro LNG, yang merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang memisahkan kegiatan usaha hulu (pemasok gas) dan usaha hilir (kilang LNG). Sampai dengan Desember 2013, proses pembangunan fisik Kilang LNG Donggi-Senoro telah mencapai 96,26%, dengan pengapalan pertama LNG dijadwalkan pada awal tahun 2015. Kilang Donggi-Senoro LNG akan memperoleh pasokan feedstock gas alam dari lapangan migas Blok Senoro dan Blok Matindok.
Penjualan LNG/LPG Ekspor & Domestik
Pertamina bertindak sebagai penjual LNG dari kilang LNG Arun dan LNG Badak untuk pasar domestik maupun ekspor. Pertamina juga menjual bagian Pemerintah RI dari produksi LNG dari kilang LNG Tangguh. Pada tahun 2013, Pertamina melakukan ekspor LNG sebanyak 584.918.400 MMBTU (11,3 juta metrik ton) ke Jepang, Korea Selatan dan Taiwan dalam 218 pengapalan mix cargo. Ekspor LNG tersebut merupakan realisasi kontrak-kontrak
Donggi-Senoro LNG Project
Pertamina, through its subsidiary, Pertamina Hulu Energy (PHE), has a 29% stake in the Donggi-Senoro LNG project, which is the first LNG project in Indonesia, which separates upstream activities (gas supplier) and downstream business (LNG). As of December 2013, the physical development process of Donggi-Senoro LNG refinery has reached 96.26%, with the first shipment of LNG scheduled in early 2015. Donggi-Senoro LNG refinery will acquire the supply of natural gas feedstock from the Senoro Block and Matindok Block oil and gas fields.
Export & Domestic Sales of LNG/ LPG
Pertamina acts as a seller of LNG from the Arun LNG refinery and Badak LNG refinery for domestic and export markets. Pertamina also sells portion of the Government of Indonesia LNG production results from the Tangguh LNG refinery. In 2013, Pertamina exports 584,918,400 MMBTU (11.3 million metric tons) of LNG to Japan, South Korea and Taiwan in 218 mix cargo shipment. The LNG exports is a realization of the LNG sales contracts existing on and
penjualan LNG yang sudah ada sebelumnya dari kilang LNG Arun dan kilang LNG Badak. Volume penjualan LNG untuk ekspor terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun (605.992.950 MMBTU pada tahun 2012) akibat terus berkurangnya pasokan feed gas ke kilang-kilang LNG Arun dan Badak dari lapangan produksi migas setempat di satu sisi serta pemenuhan kebutuhan LNG untuk domestik di sisi lain.
Selain itu, pada tahun 2013 Pertamina telah melakukan 2 pengapalan (mix cargo) LNG dari Kilang LNG Tangguh ke Tohoku Electric, Jepang.
Volume penjualan LNG untuk pasar domestik oleh Pertamina pada tahun 2013 dari kilang LNG Badak tercatat sebesar 64.581.340 MMBTU (1,2 juta metrik ton) melalui 22 pengapalan LNG mix cargo. Kilang LNG Badak juga menghasilkan produk LPG, dimana pada tahun 2013 tercatat terdapat 13 pengapalan LPG (238.442 ton Propane dan 235.585 ton Butane).
Arun and Badak LNG refineries. The volume of LNG for export sales continues to show a decline from year to year (605,992,950 MMBTU in 2012) due to the continued reduced supply of feed gas to the LNG refineries of Arun and Badak from the local oil and gas production fields on the one hand, and meeting the domestic LNG needs.
In addition, in 2013 Pertamina has conducted 2 shippings (mixed cargo) of LNG from Tangguh LNG refinery to Tohoku Electric, Japan.
LNG sales volumes for the domestic market by Pertamina in 2013 from the Badak LNG refinery was recorded at 64,581,340 MMBTU (1.2 million metric tons) through 22 shipments of LNG cargo mix. Badak LNG refinery also produces LPG, which in 2013 recorded 13 shipments of LPG (238,442 tons of Propane and 235,585 tons of Butane).
SEKTOR USAHA GAS
Gas Trading & Logistic Business
In order to meet the needs of domestic LNG and LNG portfolio formation, Pertamina conducted efforts on LNG purchases both domestically and abroad. The discussion process of the Sales and Purchase Agreement for both long-term contracts and spot contracts have been made carried out with several sellers of LNG in Indonesia and abroad.
On December 4, 2013, Pertamina has successfully recorded a history in the Indonesian LNG business with the approval of Purchase of LNG from the United States through the signing of the Sales and Purchase Agreement between Pertamina and Corpus Christi Liquefaction LLC of 0.8 MTPA for a 20-year contract period. This supply will be used to meet the needs of Domestic Gas and as the Pertamina’s LNG Trading Portfolio commencing in 2018.
Bisnis Gas Trading & Logistic
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan LNG domestik dan pembentukan portofolio LNG, Pertamina melakukan upaya pembelian LNG baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Proses pembahasan Sales Purchase Agreement baik untuk kontrak jangka panjang maupun spot kontrak telah dilakukan dengan beberapa penjual LNG dalam dan luar negeri.
Pada tanggal 4 Desember 2013, Pertamina telah berhasil mencatat sejarah di bisnis LNG Indonesia dengan disepakatinya Pembelian LNG dari Amerika Serikat melalui penandatanganan Sales and Purchase Agreement antara Pertamina dengan Corpus Christi Liquefaction LLC sebesar 0,8 MTPA untuk periode kontrak 20 tahun. Pasokan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Gas Domestik dan sebagai Portofolio LNG Trading Pertamina mulai tahun 2018.