• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HASIL PENELITIAN

B. Interaksi Guru dan Siswa pada Pertemuan II

5. Guru dan siswa membahas kaidah pencacahan

Interaksi guru dan siswa membahas soal latihan tentang bilangan faktorial pada buku ajar meliputi :

a. Guru meminta siswa membaca buku ajar tentang kaidah pencacahan dan membahas bersama siswa

b. Siswa meminta soal dan guru memberikan soal kemudian dibahas bersama siswa

c. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan pada buku ajar dan siswa bertanya saat guru berkeliling melihat pekerjaan siswa

a. Guru meminta siswa membaca buku ajar tentang kaidah pencacahan dan membahas bersama siswa

Guru mengajak siswa melanjutkan tentang kaidah pencacahan sambil guru dan beberapa siswa membuka buku ajar. Guru meminta siswa membaca buku ajar kemudian siswa diminta membuat catatan. Guru menyatakan bahwa bila ada bagian yang tidak dipahami siswa dipersilahkan bertanya. Salah satu siswa bertanya tentang contoh soal. (perhatikan cuplikan 5.13 dari transkip pertemuan II).

Cuplikan 5.13 ”Siswa diminta membaca kaidah pencacahan”

218.G : “Key baik, [G kembali ke meja G] berikutnya kita akan melihat tentang [G berhenti berbicara sebentar membuka buku ajar, BS terlihat juga membuka buku melihat materi selanjutnya] kaidah pencacahan halaman 56-58, masing-masing secara individual kamu membaca dulu, memahami gitu ya kalau perlu membuat catatan, coretan buatlah, key kamu baca sendiri, nanti kalau selesai pada bagian akhir nanti saya beri kesempatan untuk bertanya kalau kamu tidak paham dari apa yang kamu baca. Cukup jelas? [G bertanya pada SS]. Key, cukup jelas yang dilakukan? Baca halaman 56-58, pahami kalau perlu buat catatan coretan sendiri kemudian selesai kalau ada bagian yang tidak tahu bertanya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219.[SS mulai tertunduk membaca buku ajar, G pun duduk di kursi G sambil membuka-buka dan membaca buku ajar]

220.G : [G berjalan ke depan kelas] “Sudah? Ada pertanyaan? Ada pertanyaan dulu? Mudah?”

221.S6 : “Susah”

222.G : “Susah? Mana yang susah? [bertanya pada S7 dan S7 hanya tersenyum]. [G kembali melihat ke arah SS] Oke apakah ada pertanyaan dulu, ada bagian yang kamu tidak tahu, tidak paham, tidak bisa?”

223.[BS mengangkat tangan]

224.G : “yak?” [melihat ke arah S6]

225.S6 : “Contoh 7 halaman 58”

Guru kemudian menawarkan kepada siswa lain yang sudah paham untuk menjelaskan. Kemudian salah satu siswa maju ke depan menjelaskan kepada temannya yang belum paham.

b. Siswa meminta soal dan guru memberikan soal kemudian dibahas bersama siswa

Salah satu siswa meminta soal lain kepada guru sebagai latihan. Guru kemudian meminta siswa mengerjakan latihan soal pada buku ajar tentang kaidah pencacahan. Sambil siswa mengerjakan guru menulis soal tentang menyusun banyak bilangan dari angkar-angka yang sudah ditentukan dengan syarat tertentu. Guru meminta siswa mengerjakan soal dari guru dan guru berkeliling melihat pekerjaan siswa. Guru dan siswa kemudian membahas bersama. Guru menambahkan syarat dari soal yang dibuatnya tentang menyusun banyak bilangan dari angkar-angka yang sudah ditentukan. Guru dan siswa membahas bersama dengan tanya jawab. (perhatikan cuplikan 5.14 dari transkip pertemuan II).

Cuplikan 5.14 ”Siswa meminta soal dan guru memberi soal” 255.S7 : “Soal pak” [S7 usul kepada G untuk diberikan soal lainnya]

87

257.S7 : “Soal yang lain”

258.G : “Soal yang lain, okey. Kamu kerjakan latihan dari nomor 5 sampai nomor 9 dulu [BS mulai membuka buku ajarnya]. Masing-masing mengerjakan itu.”

259.[sambil menunggu SS mengerjakan, G menulis soal lain di papan tulis]

Tulisan 2.11

260.G : “Key, coba ini dulu sebelum memasuki itu [sambil melingkari Tulisan 2.11]. Diketahui angka 1,2,3,6,7,8,9. Tentukan banyaknya bilangan terdiri dari tiga angka yang lebih besar dari 300 yang dapat dibuat atau disusun dari angka-angka tersebut. Lebih besar dari 300.” [G membacakan soal]

261.[BS berdiskusi dengan teman sebangkunya]

262.[G berkeliling melihat dan memperhatikan BS yang berdiskusi]

263.G : “Dah? Berapa?” 264.S15 : “196”

265.G : “Berapa?” 266.BS : “245”

267.G : “Ko beda-beda? 196 dari mana?” [sambil melihat ke arah S15]

268.S15 : “Kan empat kemungkinan, berbeda” [S15 bicara dengan ragu-ragu, lalu G tersenyum]

269.G : “Salah, berapa?” 270.BS : “245”

271.G : “245dari? Okey tempat pertama ratusan yang mungkin adalah?” 272.BS : “Lima”

273.G : [G mulai menjelaskan proses pengerjaannya] “Ini kita kan membuat bilangan terdiri dari tiga angka, angka pertama, angka kedua, angka ketiga gitu kan [sambil membuat tiga kotak dengan lingkaran di bawahnya]. Ini kan sebenernya apa? ratusan kan? Okey tempat pertama ratusan yang mungkin berapa?”

274.BS : “Lima”

275.G : “Bukan tujuh, meskipun tersedia tujuh tapi bukan tujuh. Mengapa? Karena syaratnya ini tadi kan, lebih besar dari 300. Berarti yang mungkin adalah ni [memberi garis di bawah 3, 6, 7, 8, 9]. 3 masih mungkin?”

276.BS : “Masih”

277.G : “Key, berarti akan ada?”

278.BS dan G: “Lima” [sambil G menulis angka “5”] 279.G : “Key. Puluhan?”

280.BS : “Tujuh”

281.G : “Semua bilangan di situ, tujuh, key. Tahu ya?” 282.BS : “Tahu”

283.G : “Nah sekarang berikutnya, kalau ganjil [menunjuk Tulisan 2.11], sekarang ditambah lagi yang ganjil, yak, yang ganjil.”

284.S9 : “Di atas 300?”

285.G : “Yak, lebih dari 300 yang ganjil.” 286.BS : “140”

287.G : “Darimana?”

288.BS : “Ratusannya kemungkinan lima, puluhannya tujuh, satuannya empat”

289.G : “Key, ini lima [menunjuk bagian ratusan], tujuh [menunjuk bagian puluhan], empat [menunjuk bagian satuan], berarti?”

290.BS : “140” 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9

Tentukan banyaknya bilangan terdiri dari 3 angka yang lebih besar dari 300 yang dapat dibuat/disusun dari angka-angka tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291.G : “140 [G menulis “140”], key, ngerti? Saya tambah syarat lagi yang lebih dari 300, ganjil, tetapi tidak boleh ada angka yang berulang, tidak boleh ada angka yang berulang, tahu? 335 boleh nggak?” [G menulis “335”]

Siswa mengalami kebingungan pada saat guru menambahkan syarat yang ketiga yaitu menyusun lebih dari 300, ganjil, tetapi tidak boleh ada angka yang berulang. Kemudian salah satu siswa menyatakan bagaimana kalau dihitung manual dan guru meminta semua siswa membuktikan dengan manual dan dengan aturan filling slots.

c. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan pada buku ajar dan siswa bertanya saat guru berkeliling melihat pekerjaan siswa

Guru memberikan masukan kepada siswa agar siswa melihat profil siswa yaitu kerja keras, disiplin, gigih. Guru menyatakan bahwa siswa harus mengimplementasikan hal tersebut di dalam matematika yaitu dalam mengerjakan soal. Guru kemudian meminta siswa melanjutkan latihan soal tentang kaidah pencacahan dan guru berkeliling melihat pekerjaan siswa. Beberapa siswa yang sedang berdiskusi bertanya pada guru saat guru menghampiri mereka. (perhatikan cuplikan 5.15 dari transkip pertemuan II).

Cuplikan 5.15 ”Siswa diminta mengerjakan soal pada buku ajar” 365.[G menghampiri S3, S4, S, dan S9 yang berdiskusi]

366.S4 : “Ini pak”

367.G : “Nomor berapa?” 368.S5 : “14 yang a”

369.S3 : “Kan dia bisa duduk tanpa batasan apa-apa” [S3 dan S5 berdiskusi di depan G dan G memperhatikan]

370.S5 : “Iya si,”

371.S3 : “Berarti dia kan bisa di sini, bisa di sini, di sini, di sini” 372.S5 : “Berarti bisa delapan tempat to? Berarti 8x7x6x..? 8!?” 373.G : “8!”

89

374.S3 : “Berarti begitu dah diduduki, ini nggak bisa ditempati pak?” 375.G : “Ya iya to, mosok dah diduduki meh dingo lungguh neh” 376.S3 : “Oiyo”

377.G : “Kalau dia sudah duduk di sini, berarti yang tersisa kan tinggal tujuh” 378.S3 : “Berarti 8! Pak”

6. Guru menutup pelajaran dengan mengecek jawaban soal yang