• Tidak ada hasil yang ditemukan

HADI ISMANTO

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 84-93)

[Lampung Selatan – Lampung]

Jawaban pertanyaan tulisan paska pelatihan

1. Pandangan tentang sideka dalam posisinya sebagai cara baru menghadirkan negara, sedemikian rupa sehingga negara menempuh jalan benar dalam merealisasikan tujuanya? Pandangannya adalah : Sideka (Sistem Informasi Desa dan Kawasan) ini merupakan salah satu wujud nyata dari program nawacita sekaligus sistem pelaksana kerja dari UU No.06 th 2014 tentang desa. Oleh karna itu dengan adanya sideka ini semua pihak dijajaran kementrian dan lembaga terkait haruslah bersyukur dan mendukung untuk dijadikan acuan sistem kerja demi majunya Negara Repoblik Indonesia. Kenapa demikian ? alasanya karna sideka ini sangatlah efektif dalam rangka sebagai cara baru menghadirkan negar sehingga negara dapat menempuh jalan yang benar dalam mereliasikan tujuannnya dan juga sideka ini sangat efisien ikut andil dalam mewujudkan Nawacita atau sembilan program prioritas pemerintahan Jokowi-JK pandangan selanjutnya adalah sideka ini sangat praktis dalam merealisasikan undang- undang No.06 Th 2014 tentang desa, yang menjadikan desa sebagai

subjek dalam mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masarakat. sideka juga prakmatis, dalam pemanfaatan sistem ini sangat sesuai, serasi dengan kebutuhan zaman dan kemajuan teknologi di bidang informasi, komunikasi.

2. Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan ? yaitu : dengan strategi pergerakan pendekatan hubungan secara emosional pada posisi level bawah yaitu pendekatan terhadap aparatur desa, lembaga desa, dan organisasi masarakat desa dalam mensosialisasikan sideka. kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan :

a. Dapat menumbuhkembangkan minat bakat sumber daya manusia masyarakat yang ada di desa akan sadar betapa pentingnya IT (Informasi Teknologi) dengan cara membentuk komunitas masyarakat / pemuda sadar IT dengan tujuan memiliki relawan desa untuk menjadi jurnalis warta warga dan redaktur program sideka.

b. Dapat mandiri dan berkelanjutan dalam melaksanakan program sideka dengan cara pembentukan dan pemanfaatan badan usaha milik desa diantaranya membentuk koprasi nelayan desa dan koprasi tani desa yang bergerak di bidang serba usaha termasuk pengolaan limbah tani menjadi produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, pengelolaan retribusi hasil tangkapan ikan dan pemanfaatan limbah nelayan atau limbah ikan menjadi pupuk untuk tanaman panagan.

Selanjutnya dapat mandiri dan berkelanjutan dalam melaksanakan program sideka dengan cara menggali potensi desa / bekerjasama dengan perusahaaan-perusahaan yang ada di desa melalui pemanfaatan CSR.

3. Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah- langkah percepatan dalam mewujudkan sideka yang bermakna bagi desa yaitu :

a. Pergerakan pada level bawah yaitu didesa untuk segera dibentuk desa percontohan dalam menggunakan sideka sebagai cara baru untuk menghadirkan negara.

b. Pergerakan padalevel menengah yaitu melakukan presentabel desa percontohan, yang sudah menuai manfaat dalam melaksanakan sideka kepada kepala daerah dan komisi DPRD yang membidangi KOMINFO, dengan tujuan agar sistem ini mendapatkan payung hukum secara permanen padapemerintah daerah setempat.

HAMIM

[Banyuwangi – Jawa Timur]

Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) dalam posisinya sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasikan tujuannya.

Dengan adanya SIDeKa, masyarakat akan lebih mengetahui tentang segala informasi tentang desanya, potensi dan peluang yang dimiliki desa, desa akan akan lebih bisa menentukan arah pembangunan, merencanakan masa depan desa sesuai dengan harapan masyarakat. Pembangunan yang selama ini bersifat sentralistik akan terurai karena dengan adanya SIDeKa , partisipasi dan usulan bersifat botton up (dari bawah). Masyarakat yang merencanakan sesuai dengan kondisi riildan kebutuhan masyarakat. Jadi tatanan masyarakat yang demokratis dari rakyat, oleh rakyat dan untukrakyat akan segera terwujud. Dengan adanya SIDEKA, desa akan lebih mengetahui dan menerima hak dari anggaran daerah/ Pusat dan merealisasikan hak tersebut sesuai sesuai dengan keinginan masyarakat.

Selama ini masyarakat “ Desa” hanya menerima program”proyek” dari pusat/ daerah. Yang kadang dalam proyek

tersebut belum tentu sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan kebutuhan yang urgent bagi masyarakat. Banyak kasus/ contoh yang terjadi didesa. Desa hanya sebagai obyek pembangunan dari pusat, banyak proyek yang turun dari pusat ke desa dan masyarakat “desa” hanya sebagai penonton dan hanya menikmati limbah dari proyek pembangunan tersebut. Dengan adanya SIDeKa, pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang desa wajib melibatkan desa.dan apabila perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan , dan pendayagunaan aset desa untuk pembangunan tidak sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat di desa ( Musyawarah Desa) maka desa dapat menolak hasil rancangan dari Pemerintah Daerah / Pusat. Manfaat lain dari SIDeKa ketika ada Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh Pemerintah baik oleh pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan pihak ketiga Wajib adanya mendayagunakan potensi sumber daya alam yang ada di desa kawasan tersebut dan sumber daya manusia yang ada didesa kawasan. Ini dapat mengurangi penganggguran yang ada di desa.

Dengan adanya SIDeKa, Masyarakat “Desa” bisamenjadi pelaku dan menikmati hasil dari pembangunan yang ada di desa nya sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat sendiri.tidak lagi menjadi Penonton dan Terdampak dari limbah “pembangunan” yang ada di desanya.

Posisi dan Strategi Pergerakan Pendampingan SIDeKa

Kegiatan pemberdayaan masyarakat (community empowering) yang baik, pada umumnya mensyaratkan adanya proses pendampingan. Ini menjadi penting karena objek pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat dengan dinamikanya yang beragam. Fungsi pendampingan adalah untuk memfasilitasi,

memotivasi masyarakat serta mengawasi agar kegiatan pemberdayaan sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta dilaksanakan secara berkelajutan.

PERAN PENDAMPING

Peran pendampingan sangat menentukan kerberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu: fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi masyarakat yang didampinginya.

1. Fasilitator

Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.

2. Pendidik

Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan

dan pengalaman masyarakat yang didampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran pendidik.

3. Perwakilan masyarakat.

Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.

4. Peran-peran teknis

Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis. Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi ‘manajer perubahan” yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti; melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber dana.

Untuk mengimbangi peran pendamping perlu diambil langkah kebijakan strategis diantaranya sebagai berikut :

a. Meningkatkan Kapasitas dan Standar Kompetensi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat melalui Penguatan terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi

b. Penyusunan Standar Remunerasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat setara dengan Profesi Pengabdian lainnya

c. Peningkatan Peran dan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Keberlanjutan Pemberdayaan d. Mengembangkan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk

Membentuk Program Studi Pemberdayaan Masyarakat guna meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi setiap Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat.

Langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam percepatan dalam mewujudkan SIDeKa, antara lain :

1. Sosialisasi menyeluruh untuk stakeholer di desa tentang UU RI No. 6 tahun 2014 tentang Desa

Sosialisasi tentang UU Desa terutama tentang pemahaman tentang SIDeKa harus segera dilaksanakan secara menyeluruh, tidak hanya bagi Kepala Desa sebagai pemganku jabatan di desa tapi juga bagi setiap stakeholder yang ada didesa agar semua dapat mengerti dan memahami SIDeKa dan menerapkan dalam pembangunan di desanya.

2. Alokasi Anggaran SIDeKa

Dalam pelaksanaan SIDeKa perlu didukung dengan adanya anggaran pelaksanaan SIDeKa. Anggaran ini di gunakan untuk pelatihan bagi administratur desa dan juga pengadaan hardware juga software bagi desa.

3. Pelatihan yang intensif bagi Administratur / tenaga IT yang menangani SIDeKa

Pelatihan ini mendesak untuk dilaksanakan karena SIDeKa membutuhkan tenaga ahli dalam pelaksanaanya.

4. Adanyan Pendampingan SIDeKa

Untuk mempercepat program pembangunan dibutuhkan pendamping yang intensif dalam mengawal program pembangunan yang ada didesa. Pendampingan bisa dilakukan disetiap jenjang pemerintahan, mulai dari tingkat desa, tingkat Kecamatan

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 84-93)