• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Desa dan Kawasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Informasi Desa dan Kawasan"

Copied!
299
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

<jilid 2>

Erik Triadi, dkk

(5)

Penyunting : Erik Triadi, dkk Tata letak : Prasetyo

Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi

Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (Prakarsa Desa):

Gedung Permata Kuningan Lt 17 Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9C Jakarta Selatan 12910 Jl. Tebet Utara III-H No. 17 Jakarta Selatan 10240 t/f. +6221 8378 9729 m. +62821 2188 5876 e. office@bp2dk.id w. www.prakarsadesa.id Cetakan Pertama, 2015

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Erik Triadi, dkk (penyunting) Pengorganisasian SIDeKa jilid 2 Cet. 1—Jakarta:

298 hal., 14 x 20 cm ISBN: 978-602-0873-10-7

(6)

PENGANTAR

Pengembangan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDEKA) adalah langkah sejarah, dengan kandungan maksud menciptakan suatu cara baru menghadirkan negara. Konsepsi ini tentu saja bukan suatu konsepsi yang bersifat eksklusif, yang seakan-akan berdimensi “negara” (baca: pemerintah), melainkan suatu konsepsi yang didalamnya memuat pergerakan yang mengandalkan dua jalur sekaligus, yakni jalur kemasyarakatan dan jalur kenegaraan. Yag pertama mengandalkan prakarsa dari masyarakat sipil, dan yang kedua mengandalkan kerja pemerintahan, yang dijalankan sepenuhnya dengan kaidah demokrasi, keadilan social dan kemajuan. Segi dasar yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menjadikan kedua jalur tersebut menjadi satu kesatuan pergerakan dengan arah yang sama. Hal ini berarti bahwa yang diharapkan oleh masyarakat sama dan sebangun dengan apa yang dilakukan oleh negara, dan demikian sebaliknya.

(7)

kancah perjuangan. Rumus ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai maksud yang besar dan bermakna, dan memiliki dimensi perubahan mendasar, maka tiada pilihan lain, kecuali melibatkan rakyat secara keseluruhan – tentu saja dengan porsi masing-masing, atau dengan jenis sumbangan yang berbeda pada setiap elemennya. Namun, hal tersebut, tidak mengubah syarat, bahwa keterlibatan keseluruhan menjadi mutlak. Bagaimana hal tersebut dimungkinkan? Pengorganisasian adalah jawaban utamanya.

Mengapa demikian? Dalam hal ini kita berurusan dengan tiga hal sekaligus, yakni: Pertama, berkait dengan pengetahuan dan kesadaran. Rakyat hanya akan dapat terlibat secara utuh, apabila terbangun suatu kesadaran baru di kalangan rakyat – bahwa tidak mungkin suatu perubahan mendasar berlangsung, apabila rakyat hanya berpangku tangan di rumah saja. Kedua, berkait dengan kemampuan dan keterlibatan kongkrit. Kesadaran yang baik dan nyata adalah kesadaran yang mendorong kemamuan dan perbuatan. Dan ketiga, berkait dengan pilihan-pilihan langkah, yang secara demikian adalah suatu jenis ketrampilan untuk menyusun langkah yang sedemikian rupa sehingga seluruh warga dapat ambil bagian.

(8)

dasar-dasar pengorganisasian, dalam uraian yang lebih umum (di bawah tajuk: Pedoman Umum Pengorganisasian) dan Kedua, naskah yang merupakan kumpulan tulisan dari para Pandu Desa, yang didalamnya termuat pandangan dan rencana para Pandu dalam melakukan pengorganisasian SIDEKA. Besar harapan bahwa dengan penerbitan ini, diperoleh respon balik, dan juga pemikiran-pemikiran baru yang lebih segar, yang dengan itu, kita benar-benar akan memiliki teknik-teknik baru pegorganisasian, dan pada gilirannya hasil yang baru.

Semoga.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

Pengantar ~~~ v

1. AKHMAD SYAFRIL HARAHAP [Indramayu – Jawa Barat] ~~~ 1

2. ABDUL HANNAN [Situbondo – Jatim] ~~~ 3

3. ABDUL QODIR [Gresik – Jawa Timur] ~~~ 6

4. ABDUL WAHAB [Waikabubak] ~~~ 10

5. ST. AGUNG DWI PRAMONO [Kendal – Jawa Tengah] ~~~ 12

6. AGUS ALI THOMAS [Indramayu – Jawa Barat] ~~~ 16

7. AGUS DASUKI [Gresik – Jawa Timur] ~~~ 17

8. ANDI ALBAR [Tolitoli – Sulawesi Tengah] ~~~ 23

9. ATMAWATI [Pesisir Selatan – Sumatera Barat] ~~~ 26

10. BADRUT TAMAM [Kabupaten Pati Jawa Tengah] ~~~ 30

11. BUDI AFIYANTO [Lamongan – Jawa Timur] ~~~ 34

12. BUDI LAKSANA [Indramayu – Jawa Barat] ~~~ 37

(11)

14. DARMONO [Karanganyar – Jawa Tengah] ~~~ 46

15. DEDY DHARMA RIZAPUTRA [Banyuasin – Sumatera Selatan] ~~~ 50

16. DWI KURNIAWAN [Gorontalo] ~~~ 53

17. EDY SAPUTRA [Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah] ~~~ 60

18. FANDHOLI, S.Pd [Batang – Jawa Tengah] ~~~ 63

19. FATIN CATUR LESTARI [Pekalongan – Jawa Tengah] ~~~ 68

20. HAMIM [Banyuwangi – Jawa Timur] ~~~ 74

21. HAPPY SURYANI HEREFA, S.SI [Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan dan Gunungsitoli – Sumatera Utara] ~~~ 80

22. HAPSAK AYU SAPUTRI [Malang – Jawa Timur] ~~~ 83

23. HASANUDIN [Lampung Timur – Lampung] ~~~ 89

24. HELMI SUDRAJAT [Sukabumi – Jawa Barat] ~~~ 92

25. I MADE DANAMERTHA [Tabanan – Bali] ~~~ 96 26. I NYOMAN BUDIARTA, SE [Tabanan – Bali] ~~~ 99

27. IIN ARINTA FAHADIANA [Rembang – Jawa Tengah] ~~~ 102

28. IMAM GHAZALI Ms [Bangkalan – Jawa Timur] ~~~ 106

29. IQBAL ALI HUSNI [Pemalang – Jawa Tengah] ~~~ 109

30. IWAN KUSTIAWAN [Tasikmalaya – Jawa Barat] ~~~ 112

31. JEFFRY SENTANA S. PUTRA, SE ~~~ 115

32. JUNAIDI [Banyuwangi - Jawa Timur] ~~~ 118

33. KHAIRUL ISHAQ [Probolinggo – Jawa Timur] ~~~ 120

(12)

35. MOH KHUSNUL KOWIM [Pekalongan – Jawa Tengah] ~~~ 128

36. M ZAENAL ARIFIN [Blitar – Jawa Timur] ~~~ 132

37. RADA MARUDUT SINAGA [Medan – Sumatera Utara] ~~~ 136

38. MISBAHUL MUNIR [Probolinggo – Jawa Timur] ~~~ 139

39. MISRIATUL HIKMAH SPd.I [Lamongan – Jawa Timur] ~~~ 143

40. MOH. FAOZAN [Pekalongan – Jawa Tengah] ~~~ 152

41. MUHYAR [Labuhanabtu – Sumatera Utara] ~~~ 158

42. MUNAWAROH [Pemalang – Jawa Tengah ~~~ 162]

43. MUSTAMIM [Mamuju Tengah] ~~~ 165

44. NEHEMIA FANPADA [Alor – Nusa Tenggara Timur] ~~~ 167 45. NUR YULIAS, S.Pd.I., AMd.Kom. [Serang – Banten] ~~~ 172

46. LALU NURUL ANWAR [Lombok Barat – Nusa Tenggara Barat] ~~~ 176

47. NURUL HADI IKH [Kebumen – Jawa Tengah] ~~~ 180

48. PEPEN EPENDI [Serang Banten] ~~~ 184

49. RAHDIAN, S.IP [Karimun – Kepulauan Riau ] ~~~ 187

50. RAMLI PAPALIA [Buru – Maluku] ~~~ 191

51. ROSINAH [Sumenep – Jawa Timur] ~~~ 194

52. MUHAMAD RIDHO DINATA [Serang – Banten] ~~~ 201

53. ROFIYONO [Jepara – Jawa Tengah] ~~~ 206

54. ROSYIDI [Cirebon – Jawa Barat] ~~~ 212

(13)

56. SUHADI PURNAWAN, ST [Kota Bandar Lampung – Lampung] ~~~ 224

57. UKRIADI ADIPUTRA [Majene – Sulawesi Barat] ~~~ 227

58. SUPIANI [Banjarmasin – Kalimantan Selatan] ~~~ 230

59. SUPRIADI K. MAKMUR [Topoyo Mamuju Tengah – Sulawesi Barat] ~~~ 234

60. SUYANTO [Beji Pasuruan – Jawa Timur] ~~~ 238

61. MOH SYAFI”IL ANAM [Demak – Jawa Tengah] ~~~ 243

62. SYAIFUL [Jember –Jawa Timur] ~~~ 247

63. TAMSUL [Sampang – Jawa Timur] ~~~ 250

64. UBAIDILLAH [Lamongan – Jawa Timur] ~~~ 253

65. VALEND BURDAM [Raja Ampat] ~~~ 261

66. WAHID ACHMAD [Pasuruan Jawa Timur ] ~~~ 267

67. Drs. YOHANES, TB [Kota Bandar Lampung – Lampung] ~~~ 271

68. YONATHAN ALFRIN MARASUT [Minahasa Utara – Sulawesi Utara] ~~~ 275

69. YUSUP MAULANA [Bekasi Jawa Barat] ~~~ 279

(14)

AKHMAD SYAFRIL HARAHAP

[Indramayu – Jawa Barat]

“BERIKAN AKU 11 DESA MAKA INDONESIA

AKAN MENDUNIA”

Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan oleh karena itu dalam bernegara perlu adanya terobosan atau pembaruan dalam tata kelola Pemerintahan yang bisa mencakup seluruh wilayah Negara dalam membangun segala aspek Pembangunan.

Maka SIDeKa adalah inovasi yg konkret dan tepat dgn mengedepankan desa tidak lagi sebagai obyek tapi sebagai subyek yg menempatkan desa di garis depan pembangunan seperti yg di sebut dalam Nawacita (sembilan program prioritas) Pemerintahan JKW-JK dalam menerjemahkan Trisaktinya Bung Karno.

(15)

yg kita harapkan dan inginkan.inilah kerangka pikir yg harus di kembangkan agar pandu desa bisa bersinergi membangun desa dalam wadah SIDeKa.

(16)

ABDUL HANNAN

[Situbondo – Jatim]

1. Pandangan tentang Sideka dalam posisinya sebagai cara baru menghadirkan Negara sedemikian rupa sehingga Negara menempuh jalan benar dalam merealisasikan tujuannya

Desa merupakan struktur pemerintah paling bawah dalam Negara, desa dengan segenap problematikanya perlu mendapat perhatian semua pihak karena keterbatasan SDM masyarakat desa, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan informasi dll, seiring pergantian dinasti kepemimpinan bangsa ini maka silih berganti pula pola pandang mereka terhadap desa, pada masa orde baru didesa dijadikan objek pembangunan, semua program di sentralisir oleh pemerintah di atasnya sehingga kebebasan terbelenggu potensi kreatifitas dibatasi sehingga terbangunlah budaya ketergantungan pada pemerintah, begitujuga ketika diganti masa reformasi, akan tetapi ada sebagian perubahan, pada masa ini desa sudah bisa lebih leluasa bergerak dengan diberi kewenangan melalui musrenbangdes, musrenbangcam yang nantinya akan dibawa dalam musrenbangkan dan seterusnya.

(17)

desa, akan tetapi seiring perjalanan waktu musrenbang tak mampu membangun desa dengan baik, karena ada dua factor yaitu karena sistem yang kurang baik dan adanya penyimpangan dari pelaksana di lapangan, sistem dikatakan tidak baik karena pertama desa belum sepenuhnya dapat bangkit, menggali potensi desa baik potensi SDM maupun SDA. kedua musrenbang hanyalah formatilas faktanya masyarakat tidak turut andil aktif dalam perencanaan, karena hak mereka diambil alih oknum PNPM dan partai politik, fakta di lapangan RKPDes disulap oleh kepala desa dan tim suksesnya, Kouta kecamatan yang sudah disepakati hilang ditingkat kabupaten karena dibintangi oleh DPR. Karena dpr punya kepentingan program kue untuk dibagikan pada pendukungnya.mengapa ini semua terjadi?Ini semua terjadi karena masyarakat tidak punya akses untuk mengetahui program desa, pemerintah pusat juga tak punya akses untuk mengontrol kegiatan pemerintahan desa atau memang pemerintah pusat sengaja pura pura tidak tahu.

Dari beberapa permasalahan di atas SIDeka diharapkan akan mampu menyelasaikan problematika desa. Ada beberapa alasan SIDeka akan mampu menjawab permaslahan desa yaitu : Sideka akan menjadi pusat informasi untuk diakses oleh masyarakat dan pemerintah pusat sehingga membatasi ruang gerak oknum partai dan kepala desa beserta timnya.

2. Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu di uraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut

a. Kemampuan yang harus dimiliki pandu yaitu :

(18)

tujuan SIDeka

- Memahami UU Desa dan segala sesuatu tentang pemerintahan desa

b. Kemampuan dapat diperoleh melalui : - Pelatihan

- Membaca referensi dari buku, internet dll

3. Usulan kongkrit tentang bagaimana melakukan langkah langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeka yang bermakna bagi Desa

(19)

ABDUL QODIR

[Gresik – Jawa Timur]

1. Pandangan tentang “Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya.

Seiringan ditepatkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang salah satu misi UU Desa, untuk melindungi, menguatkan dan memberdayakan desa agar lebih maju, mandiri dan demokratis.Disamping itu Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui Sistem informasi Desa dan Kawasan, seperti amanat Undang-Undang Desa pasal 86. Sistem Informasi Desa ini dari terdiri data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan sehingga dibutuhkannya sistem yang mampu mengintegrasikan kawasan desa sebagai wadah baru dalam bertukar informasi secara up date.

(20)

integritas aparat desa dalam mengelola dana desa ini. Transparansi dan akuntabilitas tata kelola data pemerintahan desa juga harus disajikan lebih berteknologi sehingga dibutuhkannya sebuah sistem informasi desa yang mampu menjawab tantangan kedepan demi tercapainya masyarakat yang mandiri dan terintegrasi.

Pemerintah desa sebagai bagian terkecil bagi sebuah negara dalam tata kelola pemerintah selama ini kurang dalam pelayanan terhadap warganya, keterbatasan sumber daya yang dimiliki maupun dukungan sistem yang ada masih minim sehingga harus memberikan pelayanan apa adanya.

Atas permasalahan di atas, Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK) mengembangkan salah satu sistem informasi terpadu (sideka) yang dirancang untuk dapat dioperasikan secara mudah dengan kebutuhan perangkat yang murah sehingga bisa dimanfaatkan sebagai perbaikan pelayanan publik pada masyarakat, pemetaan kondisi sosial ekonomi masyarakat seperti kemiskinan, kondisi kesehatan masyarakat, mengetahui produk unggulan di suatu desa yang selanjutnya dapat diarahkan untuk mewujudkan one village one product.

Serta kemudahan lain adalah manajemen pembagian tugas yang jelas antar lembaga sehingga mendukung mengelolah pelayanan yang prima terhadap masyarakat yang menjadi salah satu cita-cita pemerintah desa yaitu memperbaiki sistem pendataan di tingkat desa, mengingat adanya berbagai masalah yang terkait dengan data.Dan memberikan akses kepada masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan.

(21)

tersebut.

Konsepsi pendampingan desa dijabarkan dalam PP 43 / 2014 Tentang Peraturan pelaksana UU Desa pasal 128 - 131 dengan sub paragrap Pendampingan Masyarakat Desa adalah tugas pendampingan menjadi tugas dari jenjang pemerintah disemua level, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten (pasal 128 ayat 1).

Posisi pendamping tidak hanya hanya memberdayakan kelembagaan dan aparatur desa, melainkan juga ikut merencanakan program yang aspiratif sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa serta memastikan pembangunan desa dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, namun juga penyelenggaraan pemerintahan desa juga harus demikian.

Pendamping desa juga dituntut mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan melalui musyawarah Desa.Kebijakan-kebijakan strategis yang berkaitan dengan desa, utamanya pengelolaan pembangunan desa, harus dipertanggungjawabkan melalui musyawarah desa.

Selanjutnya, Pendamping juga bertugas mendorong pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa, pendamping desa bisa menjadi gerakan sosial yang memiliki gaung besar untuk mendorong tumbuhnya kemandirian desa.

(22)

tersebut seorang pendamping dituntut untuk peka terhadap permasalahan dimasyarakat sehingga mampu mengidentifikasi masalah dan mengantisipasi masalah serta memberikan pemecahan masalah secara logis maupun sistematis.

3. Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

Langkah strategis yang dilaksanakan pendamping merupakan pola awal dalam grand design yang diamanatkan UU desa tersebut dalam mensosialisasi sistem infomasi desa dan kawasan (SIDEKA) melalui forum pelatihan dan workshop.sehingga virus (Sideka) mampu menyebar luas didaerah desa dan pesisir.

Pendamping berperan memberikan berbagai masukan dan pertimbangan yang diperlukan oleh kelompok dalam menghadapi masalah. Pendamping tidak memutuskan apa yang perlu dilakukan, akan tetapi kelompoklah yang nantinya membuat keputusan, sebagai katalisator dan dinamisator juga memberikan berbagai kemampuan dasar yang diperlukan oleh kelompok seperti mengelola rapat, pembukuan, administrasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan dan sebagainya yang terakhir sebagai penghubung masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terkait (stakeholder) dan diperlukan bagi pengembangan kelompok.

(23)

ABDUL WAHAB

[Waikabubak]

(24)

sebagai alat teknis belaka tanpa muatan ideologi. Oleh karenanya, ketangguhan para pandu secara ideologis maupun taktis-aplikatif dalam mengelola dinamika Sideka perlu ada. Ketangguhan tersebut aka nada pada setiap diri pandu melalui berbagai forum pembelaran, baik pembelajaran mandiri berdasarkan inisiatif pandu itu sendiri secara kolektif antar sesama pandu, maupun pembelajaran yang difasilitasi oleh inisiator Sideka yang dalam hal ini Badan Prakarsa Pembangunan Desa dan Kawasan (BP2DK). Forum-forum pembelajaran tersebut diharapkan mampu mengingkatkan kapasitas pandu dalam penerapan Sideka.

(25)

ST. AGUNG DWI PRAMONO

[Kendal – Jawa Tengah]

MENGHADIRKAN NEGARA DENGAN MEMBANGUN

SISTEM INFORMASI DESA DAN KAWASAN

Memajukan kesejahteraan umum dan keadilan sosial dalam pembukaan UUD 1945 Alenia IV menjelaskan bahwa tujuan dan fungsi dari sebuah Negara didirikan atara lain adalah agar masyarakat bisa mencapai apa yang disebut kesejahteraan secara umum serta terjadi sebuah keadilan di seluruh pelosok negeri ini. Dalam mencapai fungsi dan tujuan tersebut maka Negara melakukan pembangunan diberbagai sektor, terus menerus dan sebisa mungkin menjangkau wilayah atau wilayah terpencil. Namun pada kenyataanya kesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih jauh dari yang diharapkan undang-undang dasar kita. Kesenjangan antar wilayah, kesenjangan atar warga Negara diberbagai aspek kehidupan masih sangat jelas terlihat.

(26)

undang-undang agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam melaksanakan pembangunan. Disisi lain prosedur, administrasi ataupun mekanisme kadang dirasakan justru menghambat terciptanya kesejahteraan umum dan keadilan sosial tersebut hal ini dikarenakan sumber daya manusia di berbagai daerah, wilayah ataupun kawasan di Negara ini belum setara, sehingga banyak cerita tentang tidak dilaksanakanya pembangunan terjadi hanya karena masalah prosedur, administrasi ataupun mekanisme yang tidak bisa dipenuhi.Banyak cerita tentang kebutuhan masyarakat, permasalah ataupun potensi dari satu wilayah yang tidak pernah tersampaikan kepada Negara.

Di sinilah peran Sistem Informasi Desa dan Kawasan (sideka) diharapkan mampu menghadirkan Negara di seluruh pelosok negeri ini.Teknologi Informasi memungkinkan setiap daerah, wilayah, desa dan kawasan bisa menyusun seperangkat data baik itu kuantitatif atau pun kualitatif, berupa informasi tulisan ataupun media, foto, audio video dan sebagainya secara “real time” tertata dengan baik dan kapanpun dibutuhkan ada dan tersedia. Sehingga hal-hal yang bersifat prosedur, administrasi ataupun mekanisme tidak akan menjadi penghambat bagi Negara untuk menjangkau semua wilayah. Teknologi Informasi yang dikembangkan menjadi Sistem Informasi tentunya akan mempercepat proses pembangunan, mulai dari pengenalan potensi dan masalah (mapping), analisis potensi masalah, penyusunan rencana pembangunan, penyusunan rencana investasi pembangunan, penyusunan sekala prioritas dan lain sebagainya.

(27)

mampu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Posisi dan Strategi Pergerakan Pendampingan

Pengembangan Sistem Informasi Desa dan Kawasan tentunya bukan sekedar mengembangkan sebuah web desa saja. Melainkan sebuah Sistem Informasi yang mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk mewujudkan keadilan sosial. Untuk itu kemanfaatan Sistem Informasi yang harus dikembangkan haruslah mampu mengakomodir banyak aspek. Namun melihat kondisi masyarakat yang belum sepenuhnya akrab dengan Teknologi Informasi maka peran pendamping sangatlah diperlukan agar masyarakat bisa membangun sistem informasi tersebut tanpa adanya kendala yang berarti. Belum lagi ketika masyarakat belum memahami/merasakan manfaat dari keberadaan sistem informasi tersebut tentunya masyarakat juga akan sedikit enggan menjalankanya.

(28)

akhirnya kelembagaan ataupun pengelola sistim informasi desa yang dimaksut mampu secara mandiri melanjutkan tanpa adanya pendampingan. Satu catatan terpenting adalah pendamping bukanlah pengambil keputusan, pendamping adalah pelayan masyarakat dalam mewujudkan sistem informasi desa dan kawasan.

Langkah Kongkret Percepatan Sistem Informasi Desa dan Kawasan di Kabupaten Kendal

1. Kabupaten Kendal memiliki 6 desa dengan Basis Data yang cukup baik

2. Dalam pelaksanaan pilot project (6 desa) ini, rencananya akan diupayakan melibatkan pemerintah daerah dan pihak swasta (sponsorship) dalam prosesnya.

3. Ke enam desa ini selanjutnya akan dijadikan Pilot Project sehingga kami yang di Kendal bisa melakukan “kajian praktis” dari hasil Pilot Project tersebut.

4. “Kajian praktis” (monitoring dan evaluasi) dari pelaksanaan Pilot Project tersebut akan menjadi dasar penyusunan strategi pembangunan Sistem Informasi Desa dan Kawasan di seluruh desa yang berada di Kabupaten Kendal.

(29)

AGUS ALI THOMAS

[Indramayu – Jawa Barat]

1. Sistem Informasi Desa dan Kawasan dengan programnya sangatlah menunjang dalam perceptan tumbuh kembang Desa dan Kawasan dimana informasi antar Desa, tentang hal-hal yang mengenai Desa akan lebih cepat di dapat untuk pusat pemerintahan.

2. Untuk sosialisasi akan program SiDeKa ke Desa-Desa perlulah pelatihan khusus para pelaksana program SiDeKa masing-masing Desa, dimana nanti para Pandu Desa berkoordinasi dengan Team Pusat SiDeKa BP2DK akan menberi arahan program SiDeKa sesuai target dan sasaran.

(30)

AGUS DASUKI

[Gresik – Jawa Timur]

“ Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas....”

“....memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia...”

SIDeka dan Posisinya:

Cara baru menghadirkan negara dalam jalur yang benar dalam merealisasikan tujuannya.

Indonesia merupakan negara besar, tidak hanya besar dan luas secara geografis tetapi juga besar dan melimpah dalam sumber daya alam, apa yang tidak ada dinegeri bernama Indonesia ini. Sebagai bentuk syukur kepada tuhan atas karunia itu, maka para pendiri bangsa ini menuangkan rasa syukur itu dalam naskah teks pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada Alinea ke-2 dan merumuskan tujuan dan arah bangsa ini pada Alinea ke-4.

(31)

karena sering kita baca dan kita dengar tidak hanya pada moment upacara kenegaraan atau tujuhbelasan melainkan setiap harisenin saat upacara di sekolah semenjak kita masih kecil, bahkan rutinitas tersebut terusberlangsung hingga putra-putri kita sekarang ini.

Pertanyaannya adalah setelah hampir 70 tahun Indonesia merdeka; Sudahkah kalimat yang kita baca dan dengar tersebut terwujud? atau apakah negara telah hadir di tengah-tengah rakyatnya ? Sudahkah negara berhasil mensejahterakan rakyatnya? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, maka sebagai gambaran akan kasus yang dihadapi sebagian rakyat banga ini. Pusat data dan Informasi yang dihimpun KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) menyebutkan bahwa Hingga hari ini, tidak ada kerangka perlindungan dan pemberdayaan terhadap nelayan tradidional atau nelayan skala kecil, bahkan sampai periode Juni 2014 kita mencatat setidaknya ada 255 nelayan tradisional hilang dan meninggal dunia di laut, jumlah tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Fakta menunjukkan lebih dari 95,6% dari 2,7 juta jiwa nelayan adalah nelayan tradisional/nelayan kecil yang beroperasi dipesisir pantai atau beberapa mil saja dari lepas pantai.

(32)

lagi masalah di lapangan.

Dari sekelumit paparan di atas, maka jawabandari beberapa pertanyaan adalah, apa yang tertuang dalam naskah Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 tersebut saat ini masih sebatas tulisan dan pelengkap seremoni upacara tujuhbelasan atau upacara di sekolah-sekolah, karena implementasinya di lapangan “masih Jauh Panggang dari api “, apa yang kita lihat di lapangan menunjukkan akan jauhnya keinginan dan kenyataan.

SIDeKa merupakan terobosan baru sekaligus langkah strategis yang diambil oleh beberapa orang yang tergabung dalam BP2DK yang menjadi embrio untuk terus mengggerakkan, membakar serta menggelorakan semangat keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan desa dan Kawasan.

Gaung dari langkah bijak orang-orang cerdas dalam BP2DK ini, tidak lain bukan untuk mengawasi apalagi mengontrol pemerintah akan tetapi menjadi mitra agar pembangunan dan pengembangan desa dan Kawasan terus melaju pada jalur yang benar, sehingga tujuan awal berdirinya bangsa ini - tetap sesuai dengan apa yang tertulis dalam naskah Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - sebagai kerangka fundamental lahirnya bangsa ini segera terwujud.

SIDeKa, menorehkan secercah harapan baru untuk mengarahkan gerbong besar bernama Indonesiaagar tetap terarah pada tujuan awalnya dan merealisasikan tujuan tersebut dalam bentuk pemerataan, kemakmuran, keadilan, kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Posisi dan Strategi Pergerakan Pendampingan

(33)

keberlangsungan program pendampingan pengembangan Desa dan Kawasan yang digagas BP2DK ini, dimana Pandu menjadi jembatan penghubung antara desa - sebagai bagian terkecil dari pemerintahan - di satu pihak dengan BP2DK sebagai Inisiator, sehingga Pandu merupakan kepanjangan tangan BP2DK diseluruh nusantara, sehingga Ruh dari keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kemampuan seorang Pandu di lapangan. Seorang Pandu tidak cukup hanya bermodal kepandaian, melainkan harus disertai kerja keras, kemauan dan komitmen yang kuat untuk mengubah bangsa ini kearah yang lebih baik, mengubah budaya masyarakat yang acuh, cuek terhadap keberlangsungan jalannya pemerintahan desa menuju masyarakat yang ikut terlibat untuk mengawal, memberi masukan, gagasan dan solusi positif.

Mungkin ada yang berpikir negatif bahkan apriori terhadap gagasan BP2DK ini, namun pandu-pandu diseluruh wilayah Indonesia harus tetap yakin, tetap fokus dengan tugas mulia ini, terus mengasah kemampuan karena mengubah kearah yang lebih baik tidak semudah membalik telapak tangan dan membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Adapun beberapa kemampuan yang harus dimiliki, antara lain: 1. Kemampuan dalam menterjemahkan gagasan BP2DK untuk

di implem asikan di lapangan.

2. Kemampuan melakukan Analisis Sosial (AnSos), pemetaan sosial terhadap klasif ikasi masyarakat, sehingga dapat menentukan langkah-langkah yang diambil di lapangan beserta solusi dan antisipasinya.

3. Kemampuan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan hak dan kewajibannya terhadap negara / Desa.

(34)

Kemampuan tersebut dapat diperoleh seorang pandu tidak serta merta diperoleh dari bangku sekolah / kuliah, melaikan dapat pula dari media sosial, media electronik, gemar membaca, pengalaman di lapangan, ditempah dari organisasi, mengikuti pelatihan-pelatihan, memahami tujuan berdirinya serta tetap berkomunikasi secara kontinyu dengan BP2DK sebagai regulator dan inisiator.

Langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi Desa

Rasanya kurang afdzol menunda-nunda inisiatif yang sangat baik dan bermanfaat bagi desa, karena semakin lama program ini dilakukan, maka semakin lama pula waktu yang terbuang, maka BP2DK haruslah memaksimalkan pandu dengan melakukan percepatan Program SIDeKa melalui langkah yang terstruktur dan terencana antara lain :

a. Menjalin komunikasi Struktural

Komunikasi ini dilakukan dengan pemangku dan penentu kebijakan (Camat, Kepala Desa, Lurah)

b. Menjalin komunikasi horizontal

Komunikasi dilakukan dengan tokoh masyarakat (BPD, tokoh masyarakat, Ulama)

c. Menjalin komunikasi dengan pemuda, karang taruna, organisasi masyarakat, organisasi profesional.

(35)

profil desa yang terkonek dengan desa.id. Penjelasannya bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok, bagi mereka yang mengerti akan manfaat SIDeKa maka mereka akan menjadi corong dan akan berpartisipasi secara tidak langsung terhadap percepatan program ini.

(36)

ANDI ALBAR

[Tolitoli – Sulawesi Tengah]

“Sideka” dalam posisinya sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara”. Dalam menempuh jalan benar untuk merealisasi tujuannya.

Tentunya dalam mewujudkan cita-cita yang mulia ini, perlu adanya informasi dan data-data yang dibutuhkan yang akan digunakan dalam mengkaji serta merumuskan strategi yang tepat, cepat serta terarah pada sasarannya. Keakurasian data sangatlah menentukan keberhasilan strategi yang diterapkan, kesalahan data dapat mengakibatkan kesalahan fatal yang disebabkan informasi yang diperoleh berbeda dengan faktanya sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam membuat formulasi yang akhirnya tujuan dan sasaran tidak tercapai.

(37)

berada pada wilayah perdesaan. Bukan hanya itu dengan adanya sistim informasi akan terjadi transfer informasi baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah khususnya mengenai kebijakan dan informasi lainnya yang dibutuhkan desa dan para pihak lainnya.

Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

Tentunya dalam mewujudkan tercapai tujuan SIDEKA, akan sangat sulit tanpa adanya peran pendampingan/pandu. Dimana seorang pandu harus memiliki kapasitas, kemampuan dalam memfasilitasi serta komunikasi secara efektif sehingga dapat memberikan semangat serta motifasi kepada masyarakat di desa untuk segera mengetahui dan melibatkan secara langsung dirinya dalam sistim informasi.

(38)

lewat pelatihan dasar.

Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan sideka yang bermakna bagi desa.

1. Memberikan penguatan kapasitas lewat pelatihan para Pandu yang sesuai dengan tugas-tugasnya

2. Memberikan penempatan tugas kepada pandu ke wilayah-wilayah desa sasaran sesuai dengan daerah asalnya, yang diharapkan sudah mengetahui keadaan kultur budaya, adat-istiadat daerahnya.

3. Mengkordinir para pandu dengan menugaskan tenaga Koordinator di wilayah kabupaten guna memudahkan komunikasi yang efektif kaitannya terhadap tugas.

(39)

ATMAWATI

[Pesisir Selatan – Sumatera Barat]

1. Pandangan tentang “Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai cara baru menghadirkan Negara sedemikian rupa sehingga “negara” menempuh jalan benar dalam merealisasikan tujuannya.

a. Membangun Sistem Informasi Desa dan kawasan (SIDeKa) sangat penting dan dibutuhkan desa untuk memperkuat database di desa sehingga data base dapat tertata dengan baik, pelayanan menjadi lebih efisien.sehingga perencanaan pembangunan serta kebijakan di desa diputuskan berdasarkan data lapangan .pentingnya kebijakan satu data dengan kualitas data yang baik, akurat dan mutakhir serta tepat dapat bermanfaat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan dasar dalam memutuskan sebuah perencanaan di desa.

(40)

desa.

c. SIDeKa akan dapat membantu desa dalam membuat kebijakan yang diambil benar benar dapat menyentuh dan menyelesaikan persoalan rakyat sesuai dengan tujuan Negara dan didukung dengan UU No. 6 Tentang desa Pasal 86 mengenai Dasar Hukum Sistem Informasi Desa.

2. Pandangan tentang posisi dan Strategi pergerakan pendampingan , dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

Posisi dan Strategi pergerakan Pendampingan :

Posisi pendamping peranannya sangat penting dan strategis, saat ini masih sangat dibutuhkan oleh negara dan masyarakat, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh Negara untuk mengawal pembangunan desa dan sangat dibutuhkan desa/ masyarakat untuk memperkuat pemerintahan desa .

Seorang pendamping harus mempunyai kemampuan adaptasi yang baik. Kemampuan mengorganusir masyarakat, peningkatan kapasitas dan berbaur hidup bersama masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat dan mendorong kemandirian masyarakat sehingga tidak bergantung pada Pendamping dalam keberlanjutan program kedepan.

Kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu:

1. Pemahaman tentang UU Desa no.6 Tahun 2014 dan PP Pendukungnya.

(41)

3. Teknik Fasilitasi , Advokasi dan Mediasi 4. Teknik PRA(Participatori Rural Appraisal) 5. Teknik Perencanaan Pembangunan Desa.

6. Kemampuan dalam mengelola Sistem Informasi (dalam hal kaitannya dengan SIDeKa)

Cara mendapatkan kemampuan tersebut dengan membaca, belajar, berlatih/melalui pelatihan, diskusi.

3. Usulan konkrit tentang bagaimana melakukan langkah-langkah

percepatan dalam meujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

1. Melakukan Koordinasi dan Sosialisasi dengan pemerintahan setempat (Bupati, Camat, Kepala Desa) tentang Program SIDeKa dan sekaligus menentukan jadwal yang tepat (singkronisasi/ Integrasi dengan acara kecamatan) untuk mengumpulkan seluruh Kepala desa per Kecamatan untuk Sosialisasi.

2. Melakukan Sosialisasi dengan Kepala Desa tentang Program SIDeka, menyangkut Tujuan, Manfaat dan Peran SIDeKa kedepan dalam memyongsong Pembangunan desa yang lebih Transparan dan akuntable.

3. Menfasilitasi dan mendampingi desa dalam SIDeKa (Mengisi Form Pendaftaran, Membuatkan email desa, membuatkan website desa)

4. Memfasilitasi agar di masing masing desa terdapat pandu yang bisa dikaderkan agar website desa dapat diisi dan di update sesuai dengan perkembangan informasi yang ada di desa. 5. Menfasilitasi Pemerintahan daerah agar dapat

(42)

tunjangan insentif untuk kader pandu yang mengupdate web desa.

(43)

BADRUT TAMAM

tamampati@yahoo.com. tamamb9@gmail.com. [Kabupaten Pati Jawa Tengah]

Negara Indonesia adalah negara yang penduduknya sangat besar dan padat, yang terdiri dari berbagai kepulauan. Jumlah penduduknya sekitar 350 juta yang menempati ribuan pulau-pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke dengan latar belakang agama, suku, ras yang berbeda. Untuk mengelola masyarakat yang sangat besar ini tentu tidaklah mudah, membutuhkan seorang leadhership (kepemimpinan) yang matang, profesional dan demokratis.

Indonesia sudah mengalami sejarah yang amat panjang, mulai dari sejak penjajahan, orde lama, orde baru, sampai dengan reformasi dengan tipe-tipe kepemimpinan yang berbeda-beda, dengan pola-pola pembangunan yang berbeda-beda pula. Dan sampai hari ini bisa kita saksikan tingkat kemiskinan dan pengangguran di indonesia masih sangat tinggi. Isu-isu tentang pengangguran, kelaparan, penggusuran, penindasan terhadap rakyat kecil, penegakan hukum yang masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah masih selalu menghiasi media di Indonesia, baik media elektronik maupun media cetak.

(44)

yang pada 2014 lalu berhasil memenangkan pemilu. Pemerintahan Jokowi – Jk tentu sudah paham dengan kondisi Indonesia, baik dari aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum dan keamanan. Oleh karena itu dibutuhkan cara dan terobosan baru untuk mengelola negara ini. Dan salah satu program/terobosan pemerintahan Jokowi-JK adalah menghidupkan lagi Trisakti (berdaulat dibidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan). Lebih jauh lagi pemerintahan Jokowi-JK menerjemahkan Trisakti didalam pembangunan yang disebut dengan Nawacita (sembilan program prioritas), yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesai menlalui peningkatan kualitas pendidikan, keehatan dan kesejahteraan rakyat.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor startegis ekonomi domestik.

(45)

penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Tentu program ini sangat membanggakan dan kita nantikan realisasinya untuk kita semua sebagai warga negara. Kita sangat berharap banyak terhadap pemerintahan Jokowi-Jk karena selama ini kita hidup dalam kepura-puraan dan kebohongan belaka. Program-program swasembada pangan, larangan impor beras, gula dan garam adalah bentuk nyata dukungan pemerintahan terhadap rakyat.

Kemudian munculnya UU Desa No. 6 th 2014 memberi harapan dan angin segar untuk rakya bawah. Sistem pembangunan yang dulunya bersifat top down (dari atas), akan dibalik menjadi bottom up (dari bawah). Pembangunan akan dimulai dari desa. Dari sinilah akan muncul partisipasi dan peran serta masyarakat yang cukup masif dalam pembangunan. Dari UU ini pemerintah benar-benar akan menempatkan desa sebagi subjek pembangunan, bukan objek pembangunan. Desa akan menjadi pusat lokomotif pembangunan yang selama ini termarginalkan.

(46)

orang-orang mancanegara akan berbondong-bondong melihat dan berinvestasi di desa-desa di Indonesia.

(47)

BUDI AFIYANTO

[Lamongan – Jawa Timur]

1. Pandangan tentang “Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya.

SIDeka, Merupakan langka positif dalam menyiapkan peran serta masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses membangun bangsa. Langka ini dirasa perlu dan harus ditindak lanjuti sebagai terobosan baru yang selama ini belum perna dilakukan oleh pemerintah sebelumnya.

Program ini, tidak dan tidak bukan sebagai persiapan penterjemah Nawacita yang berisi 9 (sembilan) cita-cita andalan pemerintah sekarang yang beberapa poin pentingnya adalah memulai pembangunan sosial dari daerah pinggir (Pesisir) dan mewujudkan indonesia sebagai negara poros maritim dunia.

(48)

bangsa Indonesia.

SIDeka sebagai cara baru kehadiran bangsa indonesia yang kongkrit,yang mampu menjadi jawaban atas masalah-masalah rakyat, khususnya masalah-masalah masyarakat desa.

2. Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

Menambah ilmu sehingga mempunyai kemampuan dan kecakapan untuk bekal sebagai pandu serta menambah jaringan pertemanan dengan latar belakang yang berbeda dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan dan kemajuan negara khususnya didaerah pesisir.

Fasilitator pada intinya menjadi pendamping dalam program tertentu dengan tujuan tertentu, jangan lupa posisi pendamping adalah menfasilitasi semua kegiatan berjalan sesuai tujuan, hindari menjadi nara sumber atau guru dan sok intelek.

3. Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

Memberikan kesadaran bagi masyarakat, kesadaran yang menempatkan informasi sebagai titik penting dalam pergerakan desa untuk membangun serta keterampilan dalam menghimpun, mengelolah dan menggunakan informasi, termasuk penggunaan tegnologi informasi.

(49)
(50)

BUDI LAKSANA

[Indramayu – Jawa Barat]

SIDeKA ; Membangun Indonesia dari Pinggir

Sejarah kelam hubungan Negara-Desa tidak lepas dari Undang-Undang Desa Nomor 74 Tahun 1975 tentang pemerintahan desa. Pemerintah menyeragamkan susunan kelembagaan dan organisasi desa. Desa ditempatkan menjadi satuan wilayah pemerintahan di bawah pemerintahan kecamatan. Kemudian sejak reformasi bergulir pada tahun 1999 muncul UU Otonomi Daerah yang menghapus keberadaannya karena dianggap bertentangan dengan UUD 1945. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah menempatkan desa dalam bingkai otonomi daerah. Lalu muncul UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian menjadi sub-ordinat yang menjadikan desa sebagai bagian dari pemerintahan daerah.

(51)

kedudukan yang jelas dan tidak dipandang sebagai sub-ordinat kekuasaan karena Desa punya asal-usul, sejarah, sebelum tatanegara modern ini berdiri. UU No.6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa pengaturan desa berdasarkan asas rekognisi dan subsidiritas yang mempunyai pengakuan keragaman budaya, serta peran partisipatif masyarakatnya dengan menjamin kewenangan lokal bersekala desa.

(52)

keunggulan alam untuk menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan bagi masyarakatnya. Hubungan antar jaringan kawasan perdesaan membuka peluang untuk melakukan akses distribusi, pasar, bagi masyarakat perdesaan.

Dalam konteks masyarakat pesisir tentu saja ini menjadi tantangan yang harus dilakukan karena berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 ada 10.640 desa pesisir dan 25 persen menyumbang kemiskinan nasional. Persoalan karakter masyarakat pesisir (nelayan) secara sosial-budaya dengan menggantungkan hidupnya kepada wilayah lautan yang selalu berpindah-pindah tentu sangat berebeda dengan kehidupan masyarakat agraris (bertani). Dengan mayoritas di Indonesia nelayan adalah nelayan tradisonal (nelayan kecil) yang mengandalkan alam dalam melakukan pekerjaannya dengan resiko yang sangat besar. Hal yang menarik tentu saja SIDEKA ini bisa menjadi tukar informasi berbasis data terkait cuaca, musim ikan, harga ikan pasaran, tentu saja kecelakaan kerja dilaut. Karena para nelayan tradisional tidak pernah dibekali terkait informasi tersebut.

Pendamping Kawan Inti Rakyat

(53)

menjadi kunci bagaimana pendamping masuk dan menjadi kawan inti masyarakat desa.

Pendamping bukan menjadi guru, bukan yang lebih tahu sehingga model mentranformasikannya seperti memindahkan pikiran pendamping kepada subjek yang akan menjadi pendamping lokal. Tetapi bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang jawabannya ada pada dirinya sendiri. Sehingga dalam melakukan pendampingan, pendampingan tidak menjadi kaku dalam melaksanakan tugasnya sebagai pandu desa tidak terjebak kepada hal-hal yang birokratis yang kemudian akan dijauhi oleh subjek masyarakat desa dan kemudian menjadi tertutup.

Sebagai subjek pembangunan masyarakat desa, pendampingan desa dalam melaksanakan SIDEKA ini adalah mengetahui informasi mendasar terkait peraturan. Seperti regulasi yang ada, analisa sosial dalam masyarakat pedesaan, mengetahui penerapan teknologi IT, kemampuan menfasilitasi masyarakat, pengetahuan terkait informasi berbasis media teknologi (web dsb). Ini hal umum yang memang harus dimiliki oleh para pendamping walau memang tidak semua pendamping memiliki ketrampilan tersebut, karena pendampingan dalam potret masa lalu (orde baru) dan sekarang (nawa cita) tentu berbeda. Tetapi itu menjadi tantangan tersendiri bagi pendamping untuk terus belajar dari perkembangan yang terjadi saat ini juga berupaya mendapatkan pengetahuan dari pihak luar dengan cara berjaringan dengan pendamping yang lain untuk diberi pelatihan khusus terkait kebutuhan di lapangan.

Hal yang Harus Dilakukan untuk SIDeKa

(54)
(55)

DARMAWAN D TAMBUSAI

[BaganSiaapiapi, RokanHilir – Riau]

Tingkat perekonomian masyarakat desa pada umumnya masihlah rendah. Juga tidak semua memiliki harta dan benda. Beberapa keluarga hanya bergantung kehidupan pada kekayaan alam semata. Bila banyak usaha yang dilakukan maka akan mendapatkan hasil alam yang bertambah. Pada saat tertentu, iklim tidak bersahabat dan mempengaruhi hasil bumi yang diperoleh. Sedangkan alam masa kini telah mengalami situasi mengglobal terhadap sifat perubahan alam dan juga pencemaran alam lokal yang sangat mempengaruhi usaha untuk dapat merengkuh kekayaan alam itu sendiri. Kenyataan, pengetahuan dan kemampuan menguasai usaha dan teknologi juga masih rendah.

Beberapa keluarga memiliki sumber lahan olahan dan pertanaman yang besar dan usaha memetik kekayaan alam laut di perairan desa untuk mengkokohkan kehidupan demi kesejahteraan. Kegiatan ini tidak selalu lancer sebagai akibat sulitnya pemasaran dengan persaingan. Terkadang juga dalam proses produksi mengalami kekurangan bahan proses yang dibutuhkan.

(56)

itu, menjangkau tempat-tempat tertentu tidak juga mudah.Dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Kebaikan Jaringan Informasi zaman sekarang, “SistemInformasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)”dapat secara individu membantu pemberdayaan usaha dan pengembangan.Lebih hebat lagi, ini dapat memberdayakan desa tersebut sebagai suatu kesatuan dan kekuatan terhadap bermacam bidang usaha didalamnya, atau memberikan kerjasama yang kuat untuk saling membutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan global baik dari kebutuhan unsure industri maupun kemudahan pemasaran yang tidak bergantung pada pasar lokal.

(57)

dalam merealisasi tujuan.

Keberadaan Pandu dan Kebutuhan.

PenguasaanTeknologi Informatika tidak bisa didapa tbegitu saja ataupun kebutuhan akan ha itu belum disadari adanya oleh masyarakat desa. Masyarakat umum tidak banyak memiliki sifat otodidak, lebih cenderung pada kegiatan tatap muka lansung.Pergerakan pendampingan memberikan ketertarikan tersendiri dan lebih mengarahkan pada suatu objektif.Itulah yang besar kemungkinan digandrungi kebanyakan orang.Kemampuan dasar Informasi Teknologi adalah objek, dan sumberdaya masyarakat adalah juga objek.Maka kemampuan membuat ketertarikan masyarakat dengan menguasai kedua objek adalah keterampilan pemaduan yang dibutuhkan seorang pandu.

Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

(58)

dilakukan selain cara anjang sana pribadi namun juga dilaksanakan dengan induksi secara resmi oleh pemerintah daerah pada warganya.

(59)

DARMONO

[Karanganyar – Jawa Tengah]

1. SIDeKa sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara” terutama di desa adalah sesuatu yang memberikan harapan. Tujuan besar yang menjadi target dari system tersebut terasa menjadi tidak muluk.

SiDeKa akan menjadi cermin yang memantulkan keadaan suatu desa. Negara akan dengan mudah melihat/mengetahui apa yang sebenarnya akan dilakukan suatu desa dan sampai dimana langkah desa untuk mewujudkan tujuannya. Dengan demikian Negara akan bisa hadir di titik yang tepat sesuai yang dibutuhkan warganya.

Pernyataan yang berkembang saatini yang merugikan petani adalah Negara, bahkan ada pernyataan yang lebih keras dari itu.

Masyarakat kita menjadi sangat konsumtif dan cenderung tidak produktif adalah hasil dari kebijakan Negara.

Dengan harmoni dan organisnya kehidupan dan tata kehidupan Desa “sebagaimana seharusnya” berarti harmoni dan organis jugalah kehidupan dan tata kehidupan Negara ini.

(60)

Seharusnya “SIdeka” seperti apa?

- Berawal dari menggali kembali keakuratan seluruh data Desa. - Menjadikan sarana dan media dasar interaksi dan sinergi antar warga dan manajemen Desa, serta antar Desa dan Kawasan. - Di sinilah peran Negara mulai menjalankan fungsi yang

seharusnya.

Untuk mencapai itu bagaimana?

SIDeka harus mampu menjadi sarana dan media yang cepat untuk memulai “Rerevolusi mental” warga Desa dan Penggelola Desa, bola salju revolusi mental akan mulai mengglinding membangunkan para penikmat-penikmat Negara ini dari tidur panjangnya.

2. A. Tahap-tahap pendampingan adalah :

1. Mendampingi masyarakat sampai mampu memetakan permasalahan dan kebutuhan masyarakat dari hulu sampai hilir, secara menyeluruh.

2. Mendampingi masyarakat untuk terlibat dalam kelompok-kelompok sesuai kebutuhan dan kepentingannya secara menyeluruh.

3. Mendampingi masyarakat menyusun skala prioritasnya. 4. Mendampingi masyarakat untuk menemukan praktisi ahli

sesuai bidangnya untuk menjadi mentor sesuai dengan yang ditargetkan. (berhasil atau permasalahan selesai)

5. Negara melalui parapandu dan lintas sektoral bertugas mensinergikan lintas kawasan/Desa.

(61)

C. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan tersebut :

1. Melakukan penggalian, iventarisir, dan identifikasi ulang mengenai permasalahan dan potensi desa secara menyeluruh. 2. Mentoring

3. Magang calon-calon pandu di Desa/kawasan yang sudah layak.

D. Pembekalan yang diperlukan dalam sekolah pandu : 1. Pemahaman budaya

2. Pengorganisasian

3. Peningkatan kualitas komunikasi personal. 4. Membangun rasa empati.

5. Peningkatan Ahlaq yang terpuji.

6. Membangun kerangka berfikir mengenai konsep hidup. 7. Membangun kerangka berfikir mengenai konsep Negara. 8. Konsep pengembangan dan penguatan usaha lokal dengan

system intidan plasma, inti dimiliki oleh plasma dan pandu/ pendamping mendapatkan stimulan modal untuk dapat terlibat di dalamnya.

3. Untuk melakukan percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi Desa.

BP2DK melakukan percepatan lintas sektoral birokrasi (sudah dilakukannya!) golnya adalah Birokrasi semua tingkatan berujung Kepala Desa familier lahirnya jabang bayi “cara baru” menghadirkan “Negara” dengan SIDeKa”.

Para pandu-pandu membangun kerangka berfikir ke simpul-simpul syaraf Desa dan memobilisasi semua simpul-simpul-simpul-simpul Desa mendorong mengglindingnya bola salju jabang bayi ini.

(62)

adalah miliknya dan akan siap menjemput datangnya.

Pemerintah Desa bergegas menjalankan tugas sebagaimana “seharusnya”.

Pandu-pandu Desa bermental mentoring dan problem solving. Lintas sektoral bergegas melakukan perannyase bagaimana “seharusnya”

Karena sang pemilik Negara sudah bangun dari bius panjangnya.

(63)

DEDY DHARMA RIZAPUTRA

[Banyuasin – Sumatera Selatan]

“Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai “carabaru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya.

Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) dalam posisinya sebagai “carabaru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya adalah sebuah upaya yang dilakukan atas dasar menjawab sebuah tantangan berbagai permasalahan yang ada di era globalisasi.

(64)

yang mempengaruhinya.

Karena wewenang negara yang dipercayakan kepada pemerintah sesungguhnya adalah kewenangan yang dipercayakan oleh masyarakat untuk melakukan segala daya dan upaya guna memperjuangankan hajat hidup mereka.

Konsep Sideka idealnya hadir sebagai upaya terpadu untuk membantu masyarakat kembali memperolehnya legitimasi atas hak dan kewenangan.

“Posisi dan strategi pergerakan pendampingan, kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan Pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut”

Posisi dan strategi pendampingan untuk menghadirkan kembali legitimasi atas hak dan kewenangan harus kembali kepada titik persoalan utama yaitu masyarakat.

Strategi pergerakan dan pendampingan pandu harus dapat menjadi jawaban atas berbagai perubahan dimensi yang sistematis. Seorang pandu harus memiliki kemampuan dalam membuka dan menghadirkan berbagai informasi social ekonomi, politik dan teknologi melalui cara-cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, mendorong agar masyarakat memahami hak dan kewenangan, mendorong agar masyarakat mampu merumuskan serta memutuskan banyak persoalan secara mandiri.

Secara umum kemampuan tersebut dapat ditempuh dengan membangun kesadaran individu untuk melakukan proses perubahan melalui proses pembelajaran mandiri maupun melalui coaching khusus.

(65)

percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa”

1. Penguataan sumberdaya dan kapasitas masyarakat akan kesadaran dan pemahaman tentang legitimasi atas hak dan kewenangan dalam mengatur dan mengelola wilayah dan potensinya ;

2. Mendorong agar masyarakat desa mampu menyuarakan kembali kepada pemerintah bahwa masyarakat paham akan hak dan kewenangannya serta mampu melakukannya 3. Menghadirkan sebuah sistem informasi terpadu berbasis

(66)

DWI KURNIAWAN

[Gorontalo]

PERSEPEKTIF KEDUDUKAN SIDEKA SEBAGAI “CARA

BARU” MEREALISASIKAN TUJUAN NEGARA

“Di perdesaan negara berkembang (yaitu tempat tinggal mayoritas penduduknya), instalasi dan perawatan infrastruktur teknologi relatif mudah dibandingkan dengan pengadaan infrastruktur informasi” (TIK, BAPPENAS dan UNDP)

Definisi Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat :

o Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ;

(67)

o Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam rangka mencapai tujuan yang diamanahkan oleh UUD 1945Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai rencana yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), disamping itu juga9 (Nawa Cita) Agenda Prioritas yang digagas oleh pemerintahan saat ini dan awal tahun lahirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa tentang desa yang merupakan aturan kelembagaan baru untuk desa yang mana dalam praktiknya, memerlukan banyak telaah kritis dan masukan. Di sinilah bermula muatan TIK dalam kelembagaaan desa secara formal.

Ada beberapa pasal dalam UU No. 6 yang secara eksplisit berbicara mengenai TIK untuk Desa, yaitu mengenai “Teknologi Tepat Guna” :

o Pasal 26 ayat (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berwenang: … (l) memanfaatkan teknologi tepat guna;

o Pasal 80 ayat (4) Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi: ...(d) pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan..

(68)

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;

Dalam UU Desa pasal 86 telah diatur suatu ketentuan:

1. Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan.

3. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia.

4. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan. 5. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan. 6. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyediakan informasi

perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota untuk Desa.

(69)

pengetahuan. Masyarakat rural atau masyarakat perdesaan belum banyak yang mengenal dan menguasai berbagai aplikasi TIK baik karena infrastruktur yang kurang memadai maupun keterampilan penguasaan TIK. Padahal, masyarakat perdesaan memiliki hak yang sama dan potensi untuk digali demi memajukan perekonomian perdesaan.

Permasalahan yang demikian membutuhkan dukungan sistem pendataan desa berupa Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa). Pengembangan sistem informasi desa dan kawasan,tidak bisa dilihat sebagai langkah teknis dan administrative. Akses informasi harus diletakkan dalam kerangka yang lebih luas: suatu pintu yang membuka banyak kemungkinan bagi desa untuk ambil bagian dalam mengurus urusan rumah tangganya, dan pada saat yang bersamaan menjadi langkah kontribusi desa dalam ikut menjadi bagian dari penyelesaian masalah-masalah bangsa. Oleh sebab itu pula, konsepsi sistem informasi desa, penting untuk dilihat tidak dalam kerangka dari atas ke bawah, tetapi juga dari bawah ke atas dan dinamika relasi tersebut. Pemerintah Daerah dalam hal ini punya kewajiban untuk mengembangkan sistem informasi desa, namun di sisi yang lain, desa dan para pihak yang mendorong pembangunan desa, juga memiliki kesempatan untuk memajukan suatu sistem, terutama agar informasi yang tersedia benar-benar informasi yang punya makna dalam gerak maju desa.

(70)

merupakan cita-cita luhur masyarakat desa.

Seorang pandu desa harus mempunyai semangat, kemauan kuat dan kebiasaan bertindak ketiga hal tersebut berwujud:

o Memiliki kemampuan untuk mengungkapkan secara kritis dan benar, sebab-sebab yang menjadikan desa belum dapat sepenuhnya menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mencapai keadaan yang lebih adil dan makmur; o Memiliki kemampuan untuk menjadi bagian dalam

“memajukan kesadaran warga desa, memajukan kemauan warga desa dan memajukan tindakan bersama dari warga desa” dan

o Memiliki kemampuan untuk menjadi bagian dari upaya menggerakkan “seluruh kekuatan desa” dan kekuatan-kekuatan di luar desa untuk memastikan langkah pembaruan desa, yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan kehendak desa.

Yang menjadi pertanyaan bagaimanakah seorang pandu desa mendapatkan kemampuan tersebut?

Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK), mengembangkan suatu sistem pendidikan yang dinamakan sekolah pandu desa. Sistem pendidikan ini dipersiapkan secara sengaja dan terencana , dengan arah utama memperkuat posisi desa, melalui penyiapan pandu-pandu desa, yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang dibutuhkan desa untuk mencapai hari depannya yang baik dan lebih bermakna.

Berikut ini adalah kerangka umum pembelajaran SIDeKa, antara lain :

(71)

SIDeKa(visi, landasan, medan dan kerja-kerja pengorganisasian SIDeKa);

o Kerja lapangan, berupa penugasan-penugasan kerja pengorganisasian, termasuk didalamnya pengorganisasian pertemuan-pertemuan, pendidikan dan berbagai upaya menggerakkan SIDeKa;

o Kelas pendalaman, berupa refleksi bersama, memperkuat segi-segi yang diperoleh dari kelas utama dan kelas lapangan dan menambah segi-segi yang dibutuhkan berdasarkan pengalaman dan temuan-temuan lapangan.

SIDeKa bisa berupa website desa, apa itu website?

Website atau situs web adalah kumpulan halaman yang memiliki topik saling terkait. Website itu ibarat majalah atau buku. Ada banyak halaman dengan isi yang beragam. Tulisan dan gambar. Tetapi, website adalah “majalah” spesial plus plus. Website adalah majalah yang tidak hanya berisi tulisan dan gambar, tapi juga bisa mengeluarkan suara (musik), menampilkan gambar bergerak (video), bahkan bisa berkomunikasi antar pembaca.

Kenapa Website Desa?

(72)
(73)

EDY SAPUTRA

[Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah]

Pertanyaan Tulisan Pasca Pelatihan

1. Pandangan tentang “Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai “cara baru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya.

2. Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandudan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

3. Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

Jawab :

(74)

namun cara ini cukup jitu dalam merealisasikan prinsip desa membangun, dimana masyarakat desa terutama masyarakat Desa pesisir yang selama ini termarginalkan akan terangkat harkat dan martabatnya dikarenakan mudahnya bagi masyarakat desa dalam menerima informasi apapun yang diperlulkan. Dengan SIDeKa Kita mampu mewujudkan impian – impian bangsa kita dalam mensejahterakan seluruh masyarakat indonesia terutama masyarakat desa yang selama ini hanya sebagai masyarakat kelas dua yang tidak pernah dilibatkan dalam peran serta pembangunan maupun menikmati hasil dari pembangunan yang ada dinegeri ini. Masyarakat desa merupakan bagian masyarakat indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam membangun bangsa dan negara kita.

2. Untuk mewujudkan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) sangat diperlukan pergerakan pendampingan. Namun pendamping yang diperlukan adalah pendamping yang memiliki kemampuan, pemahaman, dan keahlian serta niat yang ikhlas dalam melaksanakan tugasnya. Adapun kemampuan dasar yang harus dimiliki pendamping antara lain

o Memahami sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemantauan Pembangunan Desa.

o Menguasai wilayah tugasnya

o Mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat o Memiliki jiwa pemberdayaan / tidak matrialistis

o Mampu bekerja sama dengan Aparatur desa dan masyarakat desa

(75)

o Memiliki integritas dan kredibiltas yang baik

o Memiliki visi dan misi yang jelas dalam rangka membangun bangsa dan negara

Untuk mendapatkan kemampuan itu maka yang diperlukan adalah: o Pelatihan2 yang dilaksanakan secara rutin sesuai kebutuhan

materi di lapangan

o Mendapat informasi dari sumber yang tepat o Pengembangan diri

o memiliki sifat teachable / sifat mau belajar

o Dukungan pemerintah baik secara moral maupun materil. o Dukungan dari Komunitas

3. Usulan kongkrit tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa antara lain :

o Sosialisasi disetiap kesempatan baik melalui pertemuan, pelatihan, media masa/ media cetak, media elektronik, Jejaring sosial.

o Memberikan cara mudah untuk meoperasionalkan dan merealisasikan SIDeka bagi masyarakat Desa.

(76)

FANDHOLI, S.Pd

fandholi202@gmail.com [Batang – Jawa Tengah]

1. Pandangan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) dalam posisinya sebagai cara baru yang menghadirkan Negara Sedemikian Rupa Sehingga Negara menempuh Jalan benar dalam merealisasikan tujuannya.

SIDeKa adalah salah satu Program yang terbaru dan terbaik yang memanfaatkan IT untuk tata kelola Informasi dan tata kelola sumberdaya desa dan kawasan. Karena pada prinsipnya dengan program pemanfaatan IT semua persoalan dan yang terkait kesejahteraan akan mudah diketahui dan bisa dicari solusinya. Kenapa desa selama ini pembangunannya lamban dan terkesan lamban , karena sebelumnya Desa belum memanfaatkan IT sehingga permasalahan desa seperti data penduduk dan data kemiskinan tidak akurat sehingga program pemerintah tidak tepat sasaran.

(77)

kesannya lembaga-lembaga struktural desa seolah-olah tidak mendapat tempat dan terkucilkan sehingga pemerintah desa dan lembaga-lembaga masyarakat desa menjadi mandul. Program Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)dapat menjawab atas persoalan desa dan daerah kawasan.

Program SIDeKa dapat mendorong Prakarsa, Ide tentunya dengan memperkuat akses Informasi Desa, antar desa maupun kawasan pedesaan. Sebagai contoh : Daerah Kawasan Pantai wisata Celong merupakan salah satu pantai wisata yang berada di daerah Kabupaten Batang tepatnya di Desa Kedawung Kecamatan Banyuputih. Pantai ini sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar baik hasil produksi ikan maupun lingkungan yang asri sehingga sangat menarik untuk dijadikan obyek wisata. Tetapi kesemuanya itu tak dapat dikembangkan tanpa SIDeKa. Sistem Infoermasi Desa dan Kawasan inilah yang akan membawa perubahan baru karena dengan adanya SIDeKa Maka potensi-potensi yang ada di desa dan daerah kawasan akan di angkat ke ranah publik bahkan go Internasional sehingga harapan-harapan dan impian yang belum terealisasi akan menjadi nyata dan kemajuan akan segera dirasakan manfaatnya. SIDeKa dipandang akan mampu membawa perubahan yang sangat signifikan dalam pembangunan menuju Indonesia yang maju dan Rakyat Sejahtera.

2. Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan pandu dan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

(78)

semangat baru kita mampu berdialog dengan kebutuhan lokal sehingga segala harapan untuk memajukan desa akan segera terealisai dan bukan sekedar hisapan jempol belaka. Di sini menjadi tantangan baru untuk melakukan pendampingan yang terus dilakukan secara beruntun dan tak kenal lelah, tentunya sesuai kebutuhan dan fungsinya.

Adapun kemampuan yang sangat dibutuhkan seorang pandu diantaranya ,sebagai berikut :

1. Kemampuan Penguasaan terhadap undang-undang desa dan aturan lainya yang berhubungan dengan desa.

2. Kemampuan Pengorganisiran dan advokasi kebijakan serta fasilitas

3. Kemampuan pengemasan berita dan informasi

4. Kemampuan mengelola website seperti unggah konten, promosi desa dan lain-lain.

5. Kemampuan membuat Instalasi sistem operasi terbuka 6. Kemampuan membuat Instalasi sistem informasi mitra desa

lainnya.

7. Kemampuan perencanaan pembangunan desa,

Perlu kita sadari membangun desa merupakan pendekatan yang ideal dilakukan dengan ruhnya Undang-undang desa. Namun tidak serta merta atau semudah membalikkan telapak tangan untuk pelaksanaannya. Pendampingan perlu ada strategi agar kehadirannya bisa diterima oleh pemerintah desa.

3. Usulan kongkrit tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

(79)

mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa itu banyak langkah dan upaya-upaya. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1. Desa harus meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik, efektif dan efesien demi memajukan pembangunan dan mensejahterakan masyarakat.

2. Desa sudah saatnya memulai melakukan hal yang baru seperti pengembangan tentang:

a. Tata perencanaan b. Penganggaran

c. Pelaksanaan Pembangunan yang akuntabel dan transparan.

d. Sistem Informasi yang mudah diakses oleh masyarakat desa. Tentunya desa dan daerah kawasan harus memiliki website desa, dan nantinya dengan adanya website ini diharapkan bisa memberi informasi tentang pembangunan desa atau potensi-potensi desa yang dapat diketahui oleh masyarakat desa pada khususnya bahkan dunia Internasional.

3. Desa dan daerah kawasan wajib mengembangkan Sistem Informasi Desa melalui pendekatan yang lebih akomodatif dan aspiratif sehingga percepatan pembangunan akan segera terealisasikan.

Langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan Sideka agar lebih bermakna bagi desa adalah:

a. Dukungan regulasi dari pemerintah pusat harus disegerakan yang akan dijadikan pedoman bagi pemerintah di daerah dan desa

(80)

desa-desa tertinggal tentunya perlu disegerakan dengan peningkatan anggaran yang memadai.

c. Peran aktih pemerintah dalam mendorong CSR untuk penyediaan layanan jaringan dan perangkat lunak untuk desa-desa tertinggal

d. Revitalisasi mikanisme pendataan baik dari BPS, Disdukcapil, badan informasi Geospacial (BIG) maupun oleh instansi-instansi terkait lainnya dan validasi basis data

e. Ada idetintas yang jelas legalitasnya dan disepakati pada domain desa di internet.

f. Subsidi dari pemerintah untuk biaya registrasi dan hosting minimum 1 tahun di desa-desa rintisan

(81)

FATIN CATUR LESTARI

[Pekalongan – Jawa Tengah]

1. Sideka merupakan cara baru menghadirkan Negara dalam desa. Sehingga desa dapat merealisasikan tujuannya

Negara merupakan sebuah wilayah dimana kekuasaan atas politik, militer, ekonomi, social dan budaya di atur sendiri oleh sebuah pemerintahan yang ada di wilayah tersebut. Negara harus memiliki wilayah, warga, pemerintahan dan harus mendapat pengakuan dari pihak lain.

Desa selama ini hanya diartikan sebagai satuan wilayah terkecil dalam sebuah Negara dimana segala sesuatunya diatur dari pusat pemerintahan Negara.

Selama ini bentuk desa di Indonesia diseragamkan, tanpa mengindahkan keberagaman kondisi deas baik secara geografis topografis dan adat istiadat. Sehingga banyak sekali kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran dalam pembangunan desa.

Dibutuhkan cara baru, yang bisa menghadirkan “Negara” pada desa. Sideka merupakan cara baru menghadirkan Negara dalamdesa.

(82)

masyarakat setempat, desa harus mampu menjadi mandiri, kuat, maju dan demokratis sehingga mempunyai landasan yang kuat dalam mengatur dan melaksanakan pemerintahannya, menuju masyarakat adil dan makmur. Dan hal ini harus diatur tersendiri dengan undang-undang.

Kebutuhan dasar desa dalam menjalankan sebuah” Negara” adalah bagaimana desa betul-betul mengenali dirinya sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, makaarah, strategi dan tujuan pembangunan dapat ditetapkan.

Kebutuhan desa untuk mengenali diri sendiri dapat dipenuhi dengan cara baru, yakni sideka. Desa dalam menjalankan fungsinya sebagai Negara, desa memerlukan sebuah sistem teknologi yang mampu mengatasi kelemahan-kelemahan manusia, sistem ini harus memiliki kemampuan dalam menyimpan informasi, kecepatan kerja, dan lain-lain dalam mendukung kinerja desa menghadirkan Negara. Sideka menjadi intrumen yang sangat penting dalam dalam mensukseskan kemajuan dan kemandirian desa dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

2. Posisi pandu dan strategi pendampingan dalam sideka, pada dasarnya sideka mampu dilaksanakan semua desa, hanya saja tidak semua desa mau dan sadar kebutuhan akan sideka. Posisi pandu sendiri lebih sebagai katalis dalamsideka. Sebagai agen yang mempercepat pembaharuan desa. Subjek dan objek pembangunan adalah desa, sehingga cara pendampingan yang diberikan pandu kepada desa lebih mengarah kepada penyadaran desa akan kebutuhan untuk menjadi kuat, mandiri, dan maju, sehingga dapat tercapai masyarakat desa yang adil dan makmur.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menghasilkan alat ukur untuk mengukur tingkat kematangan pada kinerja teknologi informasi di perpustakaan sekolah, yaitu berupa kuesioner yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan Bentuk kesalahan prefiks me- dan di- pada karangan narasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pangkal Pinang. 2)

Aplikasi NPV juga dapat mempengaruhi lama periode larva, berat pupa dengan penurunan kemampuan makan larva dan kemunculan imago, sementara periode pupa dan imago dari

Nilai-nilai pendidikan Islam dalam budaya Nemui Nyimah pada masyarakat Tiyuh Panaragan antara lain sifat keterbukaan masyarakat Tiyuh Panaragan seperti: suka

c. Teori hukum objektif. Menurut teori ini, beban pembuktian diletakkan kepada pihak yang meminta kepada Hakim agar melaksanakan ketentuan- ketentuan tentang

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Dalam membahas Perubahan Makna Tradisi Bakar Tongkang Pada. Mayarakat etnis Tionghoa di kota Bagansiapiapi, secara lebih

[r]