• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERCAPAI LEBIH PROGESSIF DENGAN SIDEKA”

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 165-180)

Kemerdekaan Bangsa Indonesia telah dideklarasikan oleh para pendidi bangsa ini hampir mencapai 70 tahun. Bukanlah sebuah usia yang singkat dalam sebuah proses pembangunan bangsa, tapi kenyataan yang terjadi masih banyak wilayah dan daerah yang hidup dalam keterbelakangan, baik dalam kemajuan/peningkatan ekonomi maupun pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan (sebut desa), terutama di wilayah-wilayah terluar negara ini (pesisir dan perbatasan). Tapi di sisi lain, ada wilayah (kota) sangat luar biasa kondisi ekonomi maupun infrastrukturnya, sehingga terjadilah gejolak-gejolak social yang disebabkan kesenjangan yang terlalu lebar dan dalam diantara kedua wilayah tersebut.

Urbanisasi adalah salah satu gejolah sosial yang sulit dipecahkan dikarenakan permasalahan kesenjangan tersebut. Dengan urbanisasi juga memunculkan masalah-masalah social baru di kedua wilayah tersebut. Kota sebagai wilayah yang dianggap

menjanjikan kemudahan dalam perolehan peningkatan ekonomi dan ketersediaan segala infratruktur hidup yang dapat mendapatkan kemudahan dalam menghadapinya, menjadi tujuan hampir semua orang yang berduyun-duyun mendatangi kota untuk meraih itu semua. Bahkan ada agadium di masyarakat “ kalau ingin maju/berkembang, maka pergilah ke kota atau ke ibu kota”. Sehingga semua sumber daya yang ada di desa dipaksa keluar menuju kota, baik itu sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya budaya dan sumber daya modal dibawa ke kota untuk meraih kemudahan dan fasilitas hidup yang enak dan cepat. Dengan semua sumber daya itu masuk dan terkumpul di kota, maka semakin luar biasalah perkembangan dan kemajuan kota (yang sebenarnya sebagian besar sumber daya itu menggunakan bahkan mengekploitasi sumber daya-sumber daya yang dimiliki oleh desa). Desa dengan segala identitas tidak baik bahkan identitas jeleknya ditinggalkan dan dibiarkan oleh penghuninya, bahkan sumber-sumber daya yang dimilikinya juga semua dieksplotasi ke kota. Semakin tertinggallah desa, sehingga semakin tinggi dan dalam- lah jurang pemisah dan kesenjangan ekonomi antara kedua wilayah tersebut (kota dan desa).

Sideka (Sistem Informasi Desa dan Kawasan), sebagai sebuah media/tool untuk dapat menjembatani permasalahan dan realitas yang terjadi seperti yang dijabarkan di atas. Sebagai sebuah sistem informasi yang diharapkan menggambarkan dan mengeksplorasi segala hal yang ada di wilayahnnya, baik yang kasat mata maupun potensi/kandungan yang tidak kasat mata, semuanya itu akan diinformasikan ke semua lembaga maupun person yang bersinggungan dengan media informasi.

Informasi sebagaimana kita ketahui selalu ada di sekitar kita dan selalu mempengaruhi pola kehidupan ini, bahkan informasi itu

menjadi sebuah sistem syaraf kehidupan ini. Informasi setiap berganti waktu selalu menjadi tren yang selalu naik, sehingga semua orang/lembaga/organisasi pasti membutukan media informasi ini. Sehingga informasi itu benar-benar menjadi sistem syaraf kehidupan bagi manusia, yang tidak mungkin bisa terpisahkan bagi kehidupan manusia.

Desa dengan kawasannya sebagai satu entitas yang real memiliki banyak sekali sumber daya, yang selama ini masih menjadi bahan kajian atau obyek bagi orang/lembaga yang berkepentingan. Kemudian semua hasilnya akan dibawa dan diangkut ke kota, dan digunakan dengan optimal di kota, yang akhirnya akan lebih menguatkan kota. Ini adalah sebuah ironi, desa dengan kawasannya- lah yang memiliki sumber daya, tapi kota-lah yang memanfaatkannya. Desa tetaplah desa yang penuh keterbelakangan dan selalu tidak menarik.

Sideka, hadir dengan gagah berani dan menawarkan sebuah solusi bagi Negara ini untuk menghilangkan jurang kesenjangan antara kota dan desa, yang akan tercipta sebuah kekuatan besar dalam membangun bangsa ini. Sideka sebagai sebuah sistem informasi akan menggali dan menyampaikan sebuah kenyataan bahwa di desa dan kawasannya itu yang memiliki banyak sekali sumber daya, yang antara satu desa/kawasan dengan desa/kawasan yang lain itu berbeda sumber daya yang dimiliki. Keberagaman sumber daya di masing-masing desa/kawasan tersebut yang bila dikelola dan diorganisir dengan bagus akan mendatangkan kekuatan yang luar biasa bagi bangsa dan Negara ini.

Sebagai sistem informasi yang berbasis desa dan kawasan, yang dimulai dari dari daerah terluar dan terdalam di dalam Negara ini. Sideka akan memotret, menggali dan menginformasikan segala hal yang ada di desa, terutama tentang kandungan sumber daya

yang dimiliki baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya maupun sumber daya modal, yang dimiliki oleh desa dan kawasannya, juga diharapkan Sideka mampu mengkonsolidasikan semua sumber daya yang ada. Sideka juga akan menggali dan menginformasikan segala dinamika kehidupan di desa/kawasan, segala hal kejadian yang ada di desa itu akan terinformasikan ke semua orang/lembaga. Sehingga apa yang ada dan apa yang terjadi di satu desa/kawasan akan dapat diakses dan terinformasikan ke semua orang/lembaga.

Begitu juga Negara, dengan muncul dan eksisnya Sideka di desa/kawasan dan masyarakatnya akan selalu memotret dan menyajikan segala informasi yang ada di desa/kawasan, sehingga update dan konsistensi data desa, baik data kependudukan secara lengkap/rinci dengan dinamikanya, data pemerintahan desa dengan segala program dan dinamikanya, bahkan kejadian-kejadian yang ada di desa/kawasan langsung dapat diakses oleh Negara. Data yang selama ini disampaikan oleh banyak sumber dan cenderung berbeda-beda angkanya, Sideka akan menyajikan data langsung dari sumbernya, bahkan dinamikanya akan selalu terpantau, terinformasikan dan dapat terkonfirmasi langsung dari sumbernya. Sehingga Negara dapat langsung hadir pada level pemerintahan paling bawah (desa).

Sideka sebagai alat perjuangan dan cara baru dalam menghadirkan Negara untuk dapat merealisasikan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, harus diberdayakan dan dikuatkan dengan optimal dan maksimal. Untuk itu perlu adanya gerakan yang terorganisir dan massif di semua wilayah dan semua lini perikehidupan bernegara. Pergerakan ini harus selalu terpantau dan terfasilitasi dengan bagus, sehingga diperlukan proses pendampingan yang intensif dan terorganisir.

Proses pendampingan yang harus didasari semangat bekerja dan mengabdi pada masyarakat dan Negara ini harus diserahkan pada para pandu. Karena para pandu yang punya gelora bekerja dan pengabdian sangat besar, akan menanamkan betapa pentingnya kedudukan dan fungsi Sideka ini bagi desa dan masyarakatnya. Sehingga Sideka akan menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat memotret dan mengorganisir semua sumber daya yang dimiliki di desa/kawasannya. Desa akan menjadi wilayah yang cukup eksotis untuk diberdayakan semua sumber daya yang dimiliki.

Sebagai pendamping Sideka, seorang pandu mempunyai tugas yang cukup berat dan sangat berarti bagi masyarakat dan Negara ini. Sehingga seorang pandu harus punya kemampuan yang cukup bagus dalam proses organisasi komunitas, proses negosiasi, identif ikasi tokoh, proses pengembangan comunitas dan pengorganisasian organisasi komunitas yang terbentuk. Dan yang paling penting juga penguasaan tekhnologi informasi yang baik juga seharusnya dimiliki oleh seorang pandu. Untuk itu seorang pandu seharusnya didasari oleh penguasaan hal-hal sebagaimana tersebut. Tapi juga harus ada standarisasi keahlian dan pengetahuan seorang pandu untuk dapat mengorganisir Sideka, misalnya dengan adanya pelatihan berkala.

Sebagai kebutuhan yang sangat urgen di masyarakat dan Negara ini, Sideka seharusnya dengan cepat digerakkan dan diorganisir oleh para pandu. Para pandu yang nantinya akan menjadi pendamping agar Sideka ini menjadi sebuah sistem syaraf masyarakat dan Negara dalam kehidupan ini, harus selalu didorong, difasilitasi dan diberikan kewenangan dalam mengorganisir pembentukan dan pelaksanaan Sideka di masing-masing wilayahnya. Para pandu juga harus selalu dikoordinasikan dan dievaluasi keberadaan, tugas dan fungsinya. Juga harus selalu

ditingkatkan kapasitas dan kualitas dirinya, sehingga akan mampu mengorganisir dan mengkonsolisasikan Sideka, serta mempunyai kemampuan menghadirkan Negara dengan Sideka ini.

Disamping itu, harus dibarengkan penyelarasan langkah dari para pembuatan kebijakan (pemerintah) dari tingkatan pusat sampai daerah kabupaten bahkan kecamatan, untuk mendukung, mengeluarkan kebijakan dan memonitor pelaksanaan kebijakan Sideka ini. Sehingga usaha para pandu akan selaras dan sejalan dengan kebijakan Negara. Sebenarnya kebijakan ini sudah tercantum di UU tentang desa, tapi para pembuat kebijakan seharusnya membuat dan menerapkan kebijakan yang aplikatif di wilayahnya.

Kebijakan pemerintah dan langkah para pandu, akan dapat lebih optimal dan maksimal kalau didukung oleh departemen teknis komunikasi dan informasi dalam memfasilitasi jaringan informasi bagi tempat-tempat yang tidak ada atau tidak stabil jaringan informasi di wilayah yang memang kondisinya begitu. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa banyak wilayah pinggiran/ perbatasan dan wilayah desa yang belum terjangkau jaringan informasi, ini akan sangat menghambat perkembangan dan pengorganisasian Sideka.

MUHYAR

[Labuhanabtu – Sumatera Utara]

Pandangan tentang “Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)” dalam posisinya sebagai “carabaru” menghadirkan “Negara” sedemikian rupa sehingga “Negara” menempuh jalan benar dalam merealisasi tujuannya.

Sistim Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKA) Desa Pesisir, ini merupakan hal yang baru di Pesisir Indonesia. Hampir rata-rata seluruh masyarakat yang hidup di desa pesisir tidak pernah mendengar ini.

Desa pesisir memiliki potensi alam yang begitu melimpah ruah tetapi hanya dimamfaatkan segelintir orang bahkan Pemerintah (Negara) masih belum mampu melindungi masyarakat desa serta potensi alam yang begitu kaya. Selain desa pesisir terisolir, masyarakatnya hanya sedikit yang mampu mengakses informasi dari luar.

Dengan adanya UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa ini adalah suatu era baru bagi masyarakat pesisir, selama ini desa dianggap adalah suatu pemberian oleh Negara tetapi kebenarannya desa adalah harus diakui keberadaannya oleh Negara.Undang- undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa tersebut

mengamanahkan masyarakat desa berdaulat atas desa bahkan UU tersebut membuka akses informasi seluas-luasnya bagi masyarakat desa.

Namun, jauh melihat ke belakang, sebenarnya Pemerintah masih belum melakukan apa yang diamanah oleh undang-undang tersebut.Untuk itu perlu kedepannya suatu gerakan politik orang- orang desa agar dapat mencapai tujuannya bahwa desa mendapat pengakuan oleh Negara.

Sistim Informasi dan Kawasan (SIDeKA) suatu yang baru bagi masyarakat desa pesisir bahwa nantinya masyarakat desa Pemerintah Daerah, Pusat dan internasional akan mendapat informasi tentang desa secara terbuka melalui website desa , tidak seperti selama ini bahwa masyarakat desa tidak pernah mendapatkan informasi tentang desanya sendiri, masyarakat desa tidak pernah diajak bermusyawarah.Karena kemajuan suatu Negara dapat diukur dari perkembangan masyarakat yang tinggal dipedesaan. Di sinilah peran masyarakat desa untuk memajukan desanya dengan melakukan perubahan cara lama, yang mana selama ini masyarakat dianggap adalah objek.Semestinya masyarakat desalah yang menentukan nasib desa sendiri.

Pertanyaannya, bagaimanakah SIDeKA ini dapat berjalan baik ? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan perlu masyarakat desa diberi pemahaman tentang apa itu UU nomor 6 tentang Desa dan Sistim Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKA)

Pandangan tentang posisi dan strategi pergerakan pendampingan, dan karenanya perlu diuraikan kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan panduan bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut.

Pendamping turut sebagai agent perubahan yang terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Pendamping masyarakat dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara masyarakat dan pendamping untuk cara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti : merancang program, perbaikan kehidupan social ekonomi, termasuk bagaimana menjalankan sistim informasi desa dan kawasan (SIDeKA), memobilisasi sumberdaya masyarakat desa, memecahkan masalah bersama, menciptakan akses bagi pemenuhan kebutuhan, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

Pendamping memiliki peran yang sangat menentukan keberhasilan program masyarakat sesuai dengan prinsip perberdayaan, pemberdayaan masyarakat sangat perlu memperhatikan pentingnya partispasi public.Dalam konteks ini, peran kapasitasnya sebagai pendamping bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah secara langsung .

Untuk itu kedepannya perlu mengaktifkan Pandu yang sudah dilatih serta menumbuhkan pandu dari masyarakat desa itu sendiri, karena pandu yang berasal dari masyarakat desa sendiri sangat efektif.Pandu yang datang dari luar desa kebiasaannya hanyalah sebuah program, tetapi pandu dari desa sendiri adalah keharusan bagi masyarakat untuk memecahkan persoalan yang ada didesanya sendiri.

Usulan konkret tentang bagaimana melakukan langkah-langkah percepatan dalam mewujudkan SIDeKa yang bermakna bagi desa.

1. Pemerintah pusat, daerah membuat kebijakan yang berpihak kepada Sistim Informasi Desa Kawasan (SIDeKA).

mungkin untuk melakukan pendampingan di Desa Pesisir serta merekrut Pandu dari Desa.

3. Secepatnya melakukan sosialisasi dan melatih pandu yang direkrut.

MUNAWAROH

[Pemalang – Jawa Tengah]

1. Pengembangan Desa dan kawasan sedang trend beberapa tahun belakangan ini. Salah satu yang popular adalah Program Neighborhood Development (ND) penataan kawasan lingkungan yang sekarang berganti nama menjadi Penataan lingkungan Berbasis Kawasan (PLPBK) milik P2KP atau yang sekarang dikenal dengan PNPM Mandiri Perkotaan. Refleksi dari program-program yang sudah ada dan membidik potensi masyarakat di era digital, Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) merupakan cara baru yang dibangun dengan mimpi dan imajinasi yang merupakan solusi strategis dalam menjawab trend program pemberdayaan saat ini dengan physical mindset to cyber. Jika ada jargon “dunia dalam genggaman”, optimislah bahwa cara baru dalam “menghadirkan Negara”ke berbagai lapisan masyarakat ini merupakan jalan benar dan cara yang tepat sekarang ini. SIDeKa adalah komitmen para agen pembaharu dalam mendukung program pemerintah dalam merealisasi tujuannya dan sekaligus merangkum kebutuhan rakyat dengan menyajikan informasi yang dapat diakses tanpa batas waktu.

2. Ide visioner SIDeKa perlu didukung dengan strategi pendampingan dan kapasitas pendamping yang cukup mumpuni. Yang pertama adalah penguasaan terhadap budaya dan kearifan local. Sudah tepat pemilihan pandu dari putra daerah. Karena dalam mengurai masalah berawal dari apa yang kita punya, bukan dari apa yang kita harap kita punya. Kapasitas, kebiasaan, bakat, minat, potensi dan network bisa menjadi modal dasar seorang pandu Desa. Kemampuan lain yang perlu dimiliki pandu adalah kecermatan pengamatan atau observasi. Contoh, dalam membentu Kader Desa yang nantinya akan diajarkan mengenai sistem informasi, langkah awal dalam memilih calon Kader minimal orang yang tertarik dengan teknologi. Rasa keingintahuan, penasaran, atau istilah sekarang “kepo” perlu juga pandu memilikinya. Rasa keingintahuan dan penasaran dalam hal ini adalah mau belajar, mengikuti informasi terkini sehingga pandu memiliki pengetahuan luas yang dapat mendukung komunikasi dengan masyarakat. Tepat bahwa pandu berangkat dari voluntary, sukarela. Dengan begitu pandu bisa bebas berekspresi di lapangan tanpa keharusan dan keterikatan waktu tertentu.

3. Yang pertama dalam melakukan sesuatu adalah memimpikannya. Membayangkan apabila lingkungan kita, kampungkita, Desa kita mendunia, berkolaborasi dengan orang- orang, brand dan tenaga professional lain untuk meningkatkan standar hidup masyarakat di Desa kita. Buka mata masyarakat Desa dengan cerita-cerita nyata, produk local yang menjadi unggulan di luar Negeri mengapa biasa saja di Negeri sendiri? Produknya dibeli dengan harga murah. White tea Gambung Ciwidey adalah salah satu terbaik di dunia. Teh dari perkebunan Kajoe Aro Kerinci juga salah satu terbaik dunia, diekspor untuk aristocrat Eropa. Kayumanis

paling bagus dan mahal di dunia juga berasal dari Indonesia dengan nama Amerika Korintji. Apa yang salah di sini? Informasi yang tidak sampai kepada masyarakat adalah salah satu pembodohan. Dengan assessment tersebut, SIDeKa merupakan bagian dalam langkah percepatan yang membawa misi baru guna mewujudkan sistem informasi yang bermakna bagi Desa dan Kawasan.

MUSTAMIM

[Mamuju Tengah] 1 Pandangan saya tentang system inpormasi desa (SINDEKA) adalah salah satu langka maju yang di lakukan oleh kawan-kawan tim prakarsa desa yamg harus mendapat perhatian dari semua pihak, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Desa yang harus memiliki system inpormasi desa. Karena selama ini kami merasakan ketertingalan yang begitu jauh dari desa-desa yang ada di pulau jawa, karena selaini tidak ada lembaga yang bisa mempasilitasi desa untuk menginpormasikan potensi-potesi desa dan kawasan sehinga desa-desa yang ada di wilaya timur mengalami ketertinggalan yang begitu jauh, dengan hadirnya badan prakarsa desa sebagai solusi untuk menghadirkan negara ke seluruh penjuru indonesia.

2. pandangan saya tentang posisi dan startegis pendamping desa yang dirumuskan oleh kawan-kawan badan prakarsa desa adalah salah satu langkah baru untuk melakukan pendampingan desa dan kawasan, yang melaksanakan pelatihan dan melahirkan pandu-pandu desa yang baik.

Menurut saya cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan kemampuan pendampingan desa kita harus memiliki reverensi yang

baiktentangpendampingandesadankawasan.

3.-Memperbanyak sosialisasi di tingkatan desa dan daerah sebagai sasaran program sindeka

-Memperbanyak tentang pembangunan desa dan kawasan serta melakukan pelatihan -pelatihan di desa sebagaisasaran program.

-dan melatih prangkat desa yang akanmenjadi adminitrasi desa.

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 165-180)