• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskrispsi Teoretik

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata, yakni “hasil” dan “belajar”. Hasil adalah perolehan sesuatu yang diperoleh dari usaha, pikiran, dan sebagainya.sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja, berupa : dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan dari yang tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu, dari merespon yang salah kearah yang benar.

Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.22 Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan , ketiga proses itu yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. 23

Pemahaman belajar bukanlah proses pengumpulan informasi secara pasif yang diartikan bahwa siswa tidak hanya menerima sebuah atau rangkaian informasi secara utuh atau mutlak dan kemudian disimpan dalam memori pikirannya. Akan tetapi siswa menangkap informasi dan memproses informasi tersebut sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu pengetahuan yang padu. Disinilah peranan siswa untuk menggali informasi lebih banyak agar dapat dikembangkan. selain peranan siswa sebagai subjek yang aktif menggali informasi secara individu, interaksi antar siswa secara horizontal pun berperan penting. Hal ini berguna untuk menggali ide-ide, pemikiran dan informasi yang berhubungan dengan sebuah konsep melalui media diskusi. Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu yang menyangkut berbagai aspek kehidupan yang merupakan hasil pengalaman individu tersebut terhadap lingkungan sekitarnya. sehingga dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan –kemampuan yang

22

Pupuh fathurohman dan M Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: refika aditama. 2009) , Cet.Ke-3. h .5.

23

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.24 Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan yang spesifik yaitu hasil belajar. Hasil belajar menghasilkan bertambahnya kemampuan kognitif, psikomotorik, dan sikap dan merupakan pemekaran dari kecakapan –kecapakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Prinsip penilaian hasil belajar adalah : 25

1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya di rancang sedemikian rupa sehingga jelas kemampuan yang harus dinilai, materi penilaian alat penilaian, dan interpretasi hasil belajar.

2. Penilain hasil belajar hendaknya menjadi begian integral dari proses belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

3. Agar diperoleh hasil yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifat komprehensif.

4. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yakni :26 1. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri sendiri), meliputi:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh melalui usaha termaksud panca indera dan kondisi fisik.

b. Faktor psikologis (psikis), terdiri atas:

 Faktor interaktif, yakni kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki).

24

Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ( Bandung : PT. Rosda Karya.2006).Cet.Ke-11.h.22.

25

Ibid,. h .9. 26

Muhibbin syah, Psik ologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2008) Cet..14.h.129.

 Faktor non intearktif, yakni unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, dan penyesuaian diri. 2. Faktor Eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar diri sendiri),

meliputi:

a) Faktor sosial, yakni lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat,dan kelompok.

b) Faktor budaya, yakni adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik , yakni fasilitas rumah dan fasilitas belajar. d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang akan digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

c. Jenis- Jenis Hasil belajar

Menurut Gagne terdapat lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.27 Dalam bukunya, Muhibbin Syah membagi hasil belajar kedalam tiga ranah sebagai berikut:28

1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis (membuat paduan baru dan utuh).

2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan).

3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang paling dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang dikemukakan

27

Nana Sudjana, Op.Cit., h. 22

28 Muhibbin Syah, Psik ologi Pendidik an Dengan Pendek atan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 h. 148-150

oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan “Taksonomi Bloom”. Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu pada tiga domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective domain), ranah keterampilan (psychomotor domain).29

Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.30 Domain kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.31 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.32

Sementara itu ranah afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu menerima, menanggapi, mengharga, mengorganisasikan,dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. 33

Untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.34 Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:35

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

29

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidik an, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet.11 h. 49.

30

Ibid,. h. 49-50.

31 Sukardi, Evaluasi Pendidik an: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 75.

32

Nana Sudjana, Op.Cit., h. 23-28 33

Anas Sudijono, Op.Cit, h. 54-56 34 Ibid, h. 57.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.

d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA

Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.36 Kedua macam bentuk tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.37 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).38 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa.39 Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation),

36

Sukardi, Op.Cit, h. 11. 37

Anas Sudijono, Op.Cit, h. 67 38 Nana Sudjana, Op.Cit, h. 35 39 Sukardi, Loc.Cit.

melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).40 Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).

Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik non tes.

e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.

Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai berikut:41 1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi

ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru,dll.

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:

40 Anas Sudijono, Op.Cit, h. 76 41 Nana Sudjana, Op. Cit., h. 3-4

1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:42

1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.

2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.

4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa. 5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.

6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan belajar yang telah dilakukan.