• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAJUAN HIPOTESIS

Bagan 2.3 Alur Kerangka Berpikir Masalah Pembelajaran IPA

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah data yang diasumsikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menguji hipotesis penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tes adalah serentetan

6 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2006), h.102.

pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7

Penggunaan tes objektif memiliki beberapa kebaikan yaitu mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa. Selain itu juga tes objektif dalam pemeriksaanya lebih mudah dan dapat diserahkan oleh orang lain.8

Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol. Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Instrumen diukur pada aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2). Dan penerapan (C3). Instrumen ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan KTSP 2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian

4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing 5. Melakukan uji coba instrumen

Sebelum membuat instrumen, terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen agar soal yang dibuat mengacu pada indikator kemampuan konsep sifat dan perubahan wujud benda. Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan rencana kongkret yang dipersiapkan sebagai petunjuk arah pengembangan tes sesuai dengan tujuan pemakaiannya.9 Kisi-kisi tes pada pokok bahasan ini dibuat sebanyak 7 indikator dan 37 pertanyaan. Tabel kisi-kisi instrumen dengan penelitian dengen mengunakan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science) dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah.

7

Daryanto, Evaluasi Pendidik an, (Jakarta, rineka Cipta, 2008) h. 35.

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidik an (Jakarta: Bumi Aksara , 2013) h.180.

9

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Kompetensi

dasar Konsep

Uraian

materi Indikator

Tingkat pengetahuan dan nomor soal Soal % Soal C1 C2 C3 6.1 Mengidentifi kasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu Sifat benda padat, cair dan gas Wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu Menyebutkan contoh benda padat dan cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari 1* 5 3 11 7 9 6 16,2% Mendeskripsik an sifat benda padat, cair, dan gas. 2* 4* 8 12* 16* 5 13,5% Menunjukan bukti sifat benda padat, cair, dan gas.

21 14* 6 18*,10 13,20* 26,17* 9 24,4% Membedakan antara benda padat, cair, dan gas. 15,19* 22**, 24* 27 23* 6 16,2% 6.2 Mendeskrips ikan terjadinya perubahan wujud Cair → padat → cair → gas → cair ; padat → gas Perubahan wujud benda Perubahan wujud cair  padat  cair; cair  gas  cair; padat  gas Mengidentifikasi perubahan wujud benda dari cair → padat → cair 25 31 35* 3 8,1% Mengidentifikasi perubahan wujud benda cair → gas → cair. 34 32* 28* 30* 4 10,8% Mengidentifikasi perubahan wujud benda padat → gas. 29 37* 33* 36* 4 10,8% ∑ soal 4 18 15 37 100% % soal 10, 9% 48,6% 40,5%

Ket. * = Soal Valid

** = Valid oleh dosen

Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran CLIS dan kelas kontrol yang tanpa diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran CLIS. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.10

F. Kontrol Terhadap Validitas Internal 1. Tes

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu instrumen diujicobakan kepada populasi siswa yang bukan sampel penelitian. Instrumen diuji coba terlebih dahulu pada kelas 5 yang terdiri dari 42 siswa. Pengujian instrumen dilakukan dikelas 5 karena pada kelas 4 sudah mempelajari materi sifat dan perubahan wujud benda. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. 11Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Validitas merupakan ciri dari instrument yang sangat penting. Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content validity).

Sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Scarvia B. Aderson dan kawan-kawan menyatakan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.12 Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Maksudnya butir-butir soal yag disusun disesuaikan dengan materi. Pengujian validitas butir dalam penelitian ini menggunakan rumus product moment dari pearson.

10

Anas Sudjiono.Pengantar Evaluasi Pendidik an.(Jakarta: RajaGrafindoPersada.2013). Cet. 13.h.76.

11

Sukardi,Evaluasi Pendidik an Prinsip dan Opreasionalnya,( Jakarta:Bumi Aksara,2011), h.30.

12

= Reliabilitas antar variabel X da variabel Y Banyak siswa

= Skor butir soal = Skor total

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka dibandingkan dengan . Harga diperoleh dengan menentukan derajat kebebasanya dengan rumus df = n – 2 pada taraf signifikan 5%, dengan ketentuan jika sama atau lebih besar dengan , maka soal tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen peneliitian, dari 37 soal yang diujicobakan diperoleh 20 soal valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Menurut Suharsimi Arikunto, sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan jika diteskan kepada subjek yang sama.13 Reliabilitas instrumen penelitian ini dicari dengan rumus Kuder Richadson 20. Karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:14

Keterangan:

r II : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi siswa yang menjawab benar q : proporsi siswa yang menjawab salah

13 Ibid,. h. 100. 14 Ibid,. h. 115.

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0.91-1.00 Sangat tinggi

0.71-0.90 Tinggi

0.41-0.70 Cukup

0.21-0.40 Rendah

<0.20 Sangat rendah

Dari 37 soal yang telah diuji coba, diperoleh 20 soal yang valid, dengan reliabilitas 0,67. Namun, peneliti hanya menggunakan 20 butir soal. Hal ini berdasarkan pada proporsi keterwakilan masing-masing indikator. Maka dari itu peneliti hanya menggunakan soal no 1, 2, 4, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22,23, 24, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 37, untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa mengenai sifat dan perubahan wujud benda.

c. Taraf kesukaran butir soal

Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.15Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah

15

soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus :16

Dimana:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS= jumlah seluruh siswa peserta tes

Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi berikut ini:

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Taraf Kesukaran Klasifikasi

0.00-0.30 Soal sukar 0.30 - 0.70 Soal sedang 0.70 - 1.00 Soal mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang tidak pintar. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:17

= Dimana: D = daya pembeda 16Ibid., h. 180. 17 Ibid,. h. 183.

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi 0.00 – 0.20 Jelek 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Baik sekali

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal intrumen, diperoleh 15 butir soal dengan daya beda “sangat jelek” 5 butir soal, “jelek”, 9 butir soal, “cukup” dan 14 butir soal, daya beda “baik” 6 butir soal dan “sangat baik” 3. Berdasrkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap soal dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal.

1. Non tes

Non tes yaitu berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran. Lembar observasi ini didalamnya terdapat indikator-indikator yang yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mengarahakan pada keatifan siswa selama berlangsungnya pembelajaran menggunakan model pembelajaran CLIS (Children Learning in Science). Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan validitas konstruksi (construct validity).