• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian berada di tiga sekolah yang berlokasi di kota Bogor dengan akreditasi B. Lokasi penelitian yang pertama adalah SDN Balungbang Jaya 3. Sekolah ini terletak di Jalan Cilubang, Kelurahan Balungbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1980 yang saat ini dikepalai oleh Bapak Suparno HP, S.Pd. Jumlah tenaga pengajar tetap di sekolah ini sebanyak 10 orang dengan rata-rata pendidikan terakhir yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sarjana. Sedangkan, jumlah tenaga pengajar tidak tetap (honorer) berjumlah dua orang dengan pendidikan terakhir masing-masing D2 dan D3.

Sekolah ini memiliki enam kelas yang masing-masing tingkatan hanya terdiri dari satu kelas. Jumlah keseluruhan murid disekolah ini yaitu 225 murid dengan komposisi murid laki-laki berjumlah 117 siswa dan murid perempuan berjumlah 108 siswi. Murid kelas V disekolah ini berjumlah 39 murid dengan komposisi 18 murid laki-laki dan 21 murid perempuan.

SDN Balungbang Jaya 3 hanya memiliki enam ruangan kelas tanpa ada fasilitas ruangan lain seperti perpustakaan, kantin sekolah ataupun laboratorium komputer. Jam belajar di sekolah ini hanya dilakukan di pagi hari yaitu dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB untuk kelas I dan II serta hingga pukul 12.00 WIB untuk kelas III, IV, V, dan VI. Tidak ada kegiatan ekstrakurikuler lain disamping kegiatan pramuka yang dapat diikuti oleh siswa-siswi SDN Balungbang Jaya 3.

Lokasi penelitian lain adalah SDN Kebon Pedes 3. Lokasi berdirinya sekolah ini yaitu di Jalan Kebon Pedes No. 31, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Hasan Sadjeli WP. Bed. Jumlah total tenaga pengajar di sekolah ini sebanyak 26 orang dimana sebagian besar tenaga pengajar dengan status tenaga pengajar tetap berjumlah 22 orang dan empat orang lainnya sebagai tenaga pengajar tidak tetap (honorer). Sebagian besar tenaga pengajar tetap menempuh pendidikan terakhir sebagai sarjana. Sedangkan, sebagian besar tenaga pengajar tidak tetap menempuh pendidikan terakhir hingga tingkat pascasarjana.

Jumlah kelas di sekolah ini tercatat sebanyak 16 kelas. Khusus kelas III dan IV hanya terdiri dari dua kelas sedangkan kelas lainnya terdiri dari tiga kelas. Jumlah keseluruhan murid dari kelas I hingga kelas VI berjumlah 689 dengan

jumlah murid laki-laki sebanyak 338 siswa dan jumlah murid perempuan sebanyak 351 siswa. Jumlah total murid kelas V berjumlah 135 murid. Kelas V yang terpilih sebagai kelas penelitian adalah kelas VA dengan jumlah murid sebanyak 44 murid yang didominasi oleh murid perempuan sebanyak 28 siswi dan sisanya murid laki-laki sebanyak 16 siswa.

Sekolah ini hanya memiliki 10 ruang kelas dengan fasilitas tambahan berupa satu ruang laboratorium komputer dan satu ruang perpustakaan. Jam belajar yang diterapkan di sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi dan siang. Jam belajar pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 Wib terkecuali untuk kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Jam belajar siang dimulai pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini yaitu pramuka dan bela diri.

Sekolah terakhir yang menjadi lokasi penelitian adalah SDN Ciluar 2. Sekolah ini bertempat di Jalan Sukaraja No. 36, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak 1981 dan saat ini dikepalai oleh Bapak Gunarto S.Pd. Tenaga pengajar tetap di sekolah ini berjumlah 12 orang dengan pendidikan terakhir S1. Sedangkan tenaga pengajar tidak tetap berjumlah dua orang dengan pendidikan terakhir D2.

Total keseluruhan kelas di sekolah ini berjumlah 15 kelas. Kelas I, II, dan III masing-masing berjumlah tiga kelas sedangkan kelas IV, V, dan VI masing- masing berjumlah dua kelas. Jumlah keseluruhan murid yaitu 628 murid dimana murid laki-laki berjumlah 324 siswa dan murid perempuan berjumlah 302 siswi. Kelas V yang dijadikan sebagai contoh penelitian adalah kelas VB dengan jumlah 45 murid yang terdiri dari 21 siswa dan 24 siswi.

Jam belajar yang diterapkan disekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi dan siang. Jam belajar pagi dimulai pukul 07.00 WIB hingaa pukul 12.00 WIB terkecuali kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Sedangkan jam belajar siang dimulai pukul 12.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Sekolah ini hanya memiliki sembilan ruang sekolah. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup beragam. Terdapat fasilitas perpustakaan, kantin sekolah, serta laboratorium komputer. Kegiatan ekstrakurikuler disekolah ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pramuka dan bela diri.

Ketiga sekolah yang menjadi tempat penelitian memiliki nilai akreditasi yang sama yaitu akreditasi B dan termasuk ke dalam sekolah Negeri di Kota Bogor. Hal yang hampir serupa dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian semester

kelas V pada tahun 2009 dan 2010. Berikut ini disajikan rata-rata nilai ujian semester di tiga sekolah tersebut.

Tabel 4 Rata-rata nilai ujian semester tahun 2009 dan 2010

No Nama Sekolah Tahun 2009 Tahun 2010 Semester 1 Semester 2 Semester 1 1. Balungbang Jaya 3 67 71 74 2. Kebon Pedes 03 72 75 79

3. Ciluar 2 70 72 75

Karakteristik Keluarga Besar Keluarga

Besar keluarga contoh dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu keluarga kecil (< 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang) dan keluarga besar (> 8 orang). Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh penelitian berada pada kelompok keluarga kecil (< 4 orang) dengan persentase sebesar 54.1% dan kemudian diikuti pada kelompok keluarga sedang (5-7 orang) dengan persentase 44% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hanya 1.8% saja dari total contoh penelitian yang tergolong keluarga besar (> 8 orang). Hal ini juga terlihat pada ketiga kelompok penelitian. Pada kelompok kontrol lebih dari setengahnya (52.6%) tergolong keluarga kecil dan 44.7% nya tergolong keluarga sedang. Sama halnya pada kelompok perlakuan lagu, besar keluarga didominasi oleh keluarga kecil dengan persentase 62.9% dan sisanya adalah keluarga sedang dengan persentase 37.1%. Perbedaan terjadi pada kelompok perlakuan kartu yang didominasi oleh keluarga sedang dengan persentase 50% kemudian diikuti dengan keluarga kecil dengan persentase 47.2%. Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.654, p>0.05). Di bawah ini adalah sebaran contoh berdasarkan besar keluarga.

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga

Besar Keluarga Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n %

Kecil (< 4 Orang) 20 52.6 22 62.9 17 47.2 59.0 54.1 Sedang (5-7 Orang) 17 44.7 13 37.1 18 50.0 48.0 44.0 Besar (> 8 orang) 1 2.6 0 0.0 1 2.8 2.0 1.8 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Asal Daerah

Keluarga contoh dalam penelitian memiliki asal daerah yang cukup beragam. Diantaranya adalah berasal dari daerah Sunda, Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Betawi dan Sumatera (Lampung, Padang, dan Palembang). Terdapat keluarga contoh yang berasal dari dua daerah yang berbeda sehingga dalam tabel digolongkan ke dalam suku campuran.

Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh penelitian berasal dari daerah Sunda dengan persentase 46.8% diikuti dengan campuran yang didominasi dari perpaduan suku Jawa dan Sunda sebesar 42.2% dari total keseluruhan. Asal daerah kelompok kontrol setengahnya (50%) didominasi dari suku campuran dengan persentase paling banyak dari perpaduan suku Jawa dan Sunda. Berbeda dengan kelompok kontrol, pada kelompok perlakuan lagu asal daerah contoh paling banyak berasal dari suku Sunda dengan persentase 65.7%. Sedangkan, pada kelompok perlakuan kartu asal daerah contoh terbanyak terdapat pada suku Jawa dan campuran dengan persentase yang sama yaitu masing-masing sebesar 41.7%. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk asal daerah pada ketiga kelompok penelitian (p =0.080, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga contoh.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga Asal Daerah Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % Sunda 13 34.2 23 65.7 15 41.7 51.0 46.8 Betawi 0 0.0 0 0.0 1 2.8 1.0 0.9 Jawa 3 7.9 0 0.0 4 11.1 7.0 6.4 Sumatera 3 7.9 0 0.0 1 2.8 4.0 3.7 Campuran 19 50.0 12 34.3 15 41.7 46.0 42.2 Total 38 100 35 100 36 100 109 100 Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan orangtua contoh dibagi menjadi dua yaitu pekerjaan Ayah dan pekerjaan Ibu. Pekerjaan Ayah contoh dibagi menjadi enam golongan yaitu karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, TNI / Polisi /ABRI, buruh, wiraswasta, supir, serta tidak bekerja. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar orangtua contoh (Ayah) bekerja sebagai karyawan swasta dengan persentase 41.3% kemudian diikuti dengan pekerjaan sebagai buruh sebesar 22.9% dari total keseluruhan contoh.

Pekerjaan orangtua (Ayah) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu didominasi oleh karyawan swasta dengan persentase pada masing-masing kelompok berturut-turut sebesar 34.2% dan 66.7%. Berbeda halnya dengan pekerjaan orang tua (Ayah) pada kelompok perlakuan lagu yang didominasi oleh pekerjaan sebagai buruh dengan persentase 37.1%. Terdapat satu contoh pada kelompok kontrol yang ayahnya sudah meninggal dunia sehingga jumlah ayah pada kelompok kontrol berkurang menjadi 37 orang. Uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pekerjaan orangtua (Ayah) pada kelompok penelitian. (p=0.001, p<0.05). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ayah).

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ayah)

Pekarjaan Ayah Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % Karyawan Swasta 13 34.2 8 22.9 24 66.7 45.0 41.3 Pegawai Negeri Sipil 3 7.9 1 2.9 3 8.3 7.0 6.4 TNI/Polisi/ABRI 1 2.6 0 0.0 0 0.0 1.0 0.9 Buruh 8 21.1 13 37.1 4 11.1 25.0 22.9 Wiraswasta 12 31.6 7 20.0 5 13.9 24.0 22.0 Supir 0 0.0 2 5.7 0 0.0 2.0 1.8 Tidak Bekerja 0 0.0 4 11.4 0 0.0 4.0 3.7 Alm. 1 2.6 0 0.0 0 0.0 1.0 0.9 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Pekerjaan orangtua (Ibu) digolongkan menjadi lima jenis pekerjaan yaitu karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, buruh, wiraswasta serta ibu rumah tangga. Hasil menunjukkan bahwa pekerjaan orangtua (Ibu) contoh penelitian didominasi oleh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan persentase 85.3%. Hal ini juga terlihat pada pekerjaan orangtua (Ibu) pada masing-masing kelompok penelitian. Baik kelompok kontrol, kelompok perlakuan lagu, maupun kelompok perlakuan kartu didominasi oleh pekerjaan orangtua (Ibu) sebagai ibu rumah tangga dengan persentase masing-masing secara berturut-turut sebesar 86.8% , 80% serta 88.9%. Terdapat satu orang contoh penelitian pada kelompok perlakuan lagu yang Ibunya telah meninggal dunia sehingga ibu contoh pada kelompok ini berjumlah menjadi 35 orang. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk pekerjaan orangtua (Ibu) pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.133, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ibu) contoh penelitian.

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ibu) Pekerjaan Ibu Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n %

Karyawan Swasta 0 0.0 1 2.9 1 2.8 2.0 1.8 Pegawai Negeri Sipil 2 5.3 0 0.0 2 5.6 4.0 3.7 Buruh 0 0.0 3 8.6 0 0.0 3.0 2.8 Wiraswasta 3 7.9 3 8.6 0 0.0 6.0 5.5 Ibu Rumah Tangga 33 86.8 28 80.0 32 88.9 93.0 85.3

Alm. 0 0.0 0 0.0 1 2.8 1.0 0.9 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Pendidikan Terakhir Orangtua

Pendidikan terakhir orangtua contoh dibagai menjadi dua bagian sama halnya dengan pekerjaan orangtua contoh. Pembagian ini didasarkan atas pendidikan terakhir Ayah serta pendidikan terakhir Ibu. Pendidikan terakhir Ayah digolongkan menjadi SD, SMP, SMA/SMK/STM, D1/D2/Ahli Madya, serta Sarjana/Pascasarjana. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir orangtua (Ayah) contoh adalah pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase 46.8% kemudian selanjutnya diikuti pendidikan terakhir orangtua (Ayah) contoh pada tingkat SD dengan persentase 22.9% dari total keseluruhan contoh penelitian.

Pendidikan terakhir orangtua (Ayah) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu didominasi pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase masing-masing secara berturut-turut adalah 55.3% dan 47.2%. Hal yang berbeda pada kelompok perlakuan lagu adalah pendidikan orangtua (Ayah) pada kelompok ini paling banyak berada pada tingkat SD dengan persentase 40%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk pendidikan orangtua (Ayah) pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.051, p>0.05). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orangtua (Ayah).

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ayah) Pendidikan Ayah Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % SD 5 13.2 14 40.0 6 16.7 25 22.9 SMP 5 13.2 6 17.1 4 11.1 15 13.8 SMA/SMK/STM 21 55.3 13 37.1 17 47.2 51 46.8 D1/D2/Ahli Madya 3 7.9 1 2.9 1 2.8 5 4.6 S1/S2/S3 4 10.5 1 2.9 8 22.2 13 11.9 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Pendidikan terakhir orangtua (Ibu) contoh penelitian juga digolongkan menjadi enam golongan sesuai dengan sebaran contoh. Pada tabel sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu) menunjukkan bahwa orangtua (Ibu) contoh penelitian paling banyak mencapai pendidikan terakhir pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase 41.3% kemudiaan diikuti pada tingkat SD dengan persentase 31.2% dari total keseluruhan contoh. Pada kelompok perlakuan lagu, pendidikan terakhir (Ibu) berada pada tingkat SD dengan persentase 71.4%. Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu dimana pendidikan orangtua (Ibu) didominasi pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase pada kelompok kontrol sebesar 57.9% dan persentase pada kelompok perlakuan kartu sebesar 47.2%. Berdasarkan hasil uji statistika, terdapat perbedaan yang signifikan untuk pendidikan orangtua (Ibu) pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.000, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu).

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu) Pendidikan Ibu Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % SD 5 13.2 25 71.4 4 11.1 34 31.2 SMP 5 13.2 4 11.4 7 19.4 16 14.7 SMA/SMK/STM 22 57.9 6 17.1 17 47.2 45 41.3 D1/D2/Ahli Madya 1 2.6 0 0.0 2 5.6 3 2.8 S1/S2/S3 5 13.2 0 0.0 6 16.7 11 10.1 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Karakteristik Contoh Penelitian Jenis Kelamin

Contoh dalam penelitian ini berasal dari tiga sekolah yang berbeda di kota Bogor. Contoh penelitian berjumlah 109 siswa dengan proporsi yang berbeda pada setiap kelompok penelitian. Kelompok kontrol terdiri dari 38 siswa sedangkan kelompok perlakuan lagu dan kelompok perlakuan kartu masing- masing terdiri dari 35 siswa dan 36 siswa. Secara keseluruhan, jumlah contoh dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 45 siswa atau 41.3% dari total contoh keseluruhan. Sedangkan, contoh dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 64 siswi atau 58.7% dari total contoh keseluruhan. Pada ketiga kelompok penelitian, contoh didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan jumlah pada kelompok kontrol sebanyak 24 siswi (63.2%), pada kelompok

perlakuan lagu berjumlah 19 siswi (54.3%), dan pada kelompok perlakuan kartu berjumlah 21 siswi (58.3%) dari total masing-masing contoh pada tiap kelompok penelitian. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal jenis kelamin pada ketiga kelompok penelitian (p=0.743, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n %

Laki-laki 14 36.8 16 45.7 15 41.7 45 41.3 Perempuan 24 63.2 19 54.3 21 58.3 64 58.7 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Usia

Kriteria pemilihan contoh dalam penelitian ini adalah AUS dasar dengan usia 9- 12 tahun. Penelitian ini menggolongkan pembagian umur contoh penelitian berdasarkan kriteria tersebut. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan contoh penelitian berada pada usia 11 tahun dengan jumlah contoh sebanyak 66 siswa atau 60.6% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hal ini juga terlihat pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu dengan jumlah contoh terbanyak pada masing-masing kelompok berada pada usia 11 tahun. Jumlah siswa dengan usia 11 tahun pada kelompok kontrol berjumlah 25 siswa atau 65.8% dari total contoh. Sedangkan, pada kelompok perlakuan kartu jumlah siswa yang berusia 11 tahun sebanyak 26 siswa atau 72.2% dari total contoh pada kelompok. Berbeda halnya dengan dua kelompok sebelumnya, kelompok perlakuan lagu didominasi oleh contoh dengan usia 10 tahun dengan jumlah 16 siswa atau setara dengan 45.7% dari total contoh pada kelompok. Tidak ada satupun contoh dari keseluruhan contoh yang berusia sembilan tahun. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk usia pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.032, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan usia.

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan usia

Usia Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % 9 Tahun 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0 10 Tahun 13 34.2 16 45.7 7 19.4 36 33.0 11 Tahun 25 65.8 15 42.9 26 72.2 66 60.6 12 Tahun 0 0.0 4 11.4 3 8.3 7 6.4 Total 38 100 35 100 36 100 109 100

Urutan Kelahiran

Urutan kelahiran contoh penelitian cukup bervariasi. Penggolongan urutan kelahiran contoh digolongkan menjadi enam golongan yaitu urutan kelahiran ke-1 hingga urutan kelahiran ke-6 sesuai dengan sebaran contoh. Hasil memperlihatkan bahwa secara keseluruhan contoh penelitian menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Sebanyak 47 siswa atau 43.1% contoh penelitian menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya dari total keseluruhan contoh penelitian. Selanjutnya contoh penelitian paling banyak menempati urutan kelahiran kedua dengan jumlah 33 siswa atau 30.3% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hal yang sama diperlihatkan pada ketiga kelompok penelitian. Pada kelompok kontrol sebanyak 17 siswa atau 44.7% menempati urutan kelahiran pertama dari keseluruhan jumlah contoh dalam kelompok. Pada kelompok perlakuan lagu sebanyak 15 siswa atau 42.9% menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Pada kelompok perlakuan kartu sebanyak 15 siswa menempati urutan kelahiran pertama atau 41.7% dari keseluruhan jumlah contoh pada kelompok. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk urutan kelahiran contoh pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.981, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran contoh

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarakan urutan kelahiran. Urutan

Kelahiran Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % Ke-1 17 44.7 15 42.9 15 41.7 47 43.1 Ke-2 13 34.2 10 28.6 10 27.8 33 30.3 Ke-3 5 13.2 7 20.0 7 19.4 19 17.4 Ke-4 1 2.6 1 2.9 2 5.6 4 3.7 Ke-5 1 2.6 2 5.7 1 2.8 4 3.7 Ke-6 1 2.6 0 0.0 1 2.8 2 1.8 Total 38 100 35 100 36 100 109 100 Agama

Keseluruhan contoh (109 siswa atau 100%) dalam penelitian ini menganut agama Islam sebagai kepercayaannya. Tidak ada satupun contoh dalam penelitian ini yang menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha ataupun Hindu. Berikut ini disajikan sebaran contoh menurut agama.

Tabel 14 Sebaran contoh menurut agama.

Agama Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n %

Islam 38 100 35 100 36 100 109 100 Minat Contoh

Hobi

Minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Walgito 1997:38) dalam (Wicaksono 2009). Minat contoh penelitian ini salah satunya dapat dilihat dari hobi. Hobi contoh digolongkan menjadi delapan golongan yaitu membaca, menulis, menggambar, olahraga, bermain musik, bermain game tradisional, bermain game modern, serta lainnya (jika contoh memiliki hobi selain ke tujuh hobi tersebut). Contoh diperbolehkan memilih lebih dari satu jenis hobi. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan hobi yang paling diminati contoh penelitian adalah olahraga (82.6 %), kemudian diikuti membaca dan menggambar dengan persentase yang sama yaitu 43.1%. Hobi lainnya seperti menulis hanya diminati contoh penelitian sebesar 16.5%. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hobi pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.316, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan hobi.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan hobi

Hobi Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % Membaca 20 52.6 14 40.0 13 36.1 47 43.1 Menulis 8 21.1 2 5.7 8 22.2 18 16.5 Menggambar 19 50.0 14 40.0 14 38.9 47 43.1 Olahraga 31 81.6 25 71.4 34 94.4 90 82.6 Bermain Musik 17 44.7 7 20.0 12 33.3 36 33.0 Game Tradisional 11 28.9 3 8.6 15 41.7 29 26.6 Game Modern 20 52.6 7 20.0 15 41.7 42 38.5 Lainnya 5 13.2 0 0.0 2 5.6 7 6.4 Total Contoh 38 35 36 109

Jenis Lagu yang Sering Didengar

Lagu yang sering didengar digolongkan menjadi tujuh pilihan yaitu lagu pop bahasa Indonesia, pop bahasa asing, rock bahasa Indonesia, rock bahasa asing, dangdut, anak-anak, dan lainnya (dapat dipilih jika pilihan selain enam pilihan sebelumnya). Contoh dapat memilih lebih dari satu pilihan jenis lagu yang sering didengar. Hasil menunjukkan bahwa contoh sebagian besar memilih lagu pop dengan bahasa Indonesia sebagai lagu yang paling sering didengar dengan persentase 92.7%. Jenis lagu selanjutnya yang dipilih adalah pop bahasa asing (38.5%) dan rock bahasa Indonesia (22%). Pada kelompok kontrol dan perlakuan kartu jenis lagu rock bahasa asing merupakan jenis lagu yang paling sedikit dipilih oleh contoh, bahkan pada kelompok perlakuan lagu, tidak ada satupun contoh yang sering mendengar jenis lagu rock bahasa asing. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk jenis lagu yang sering di dengar pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.003, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh menurut lagu yang sering didengar.

Tabel 16 Sebaran contoh menurut jenis lagu yang sering didengar Jenis Lagu yang Sering

Didengar Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total n % n % n % n % Pop Bahasa Indonesia 33 86.8 34 97.1 34 94.4 101 92.7

Pop Bahasa Asing 24 63.2 1 2.9 17 47.2 42 38.5

Rock Bahasa Indonesia 6 15.8 10 28.6 8 22.2 24 22.0

Rock Bahasa Asing 2 5.3 0 0.0 2 5.6 4 3.7 Dangdut 3 7.9 6 17.1 2 5.6 11 10.1 Anak-anak 7 18.4 4 11.4 11 30.6 22 20.2 Lainnya 4 10.5 1 2.9 1 2.8 6 5.5 Total Contoh 38 35 36 109

Jenis Lagu yang Disukai

Jenis lagu yang disukai dapat dipilih contoh lebih dari satu. Penggolongan jawaban jenis lagu yang disukai sama seperti penggolongan jenis lagu yang sering didengar. Hasil menunjukkan bahwa lagu pop bahasa Indonesia merupakan jenis lagu yang disukai contoh dengan persentase 87.2% contoh memilih jenis lagu tersebut. Jenis lagu selanjutnya yang menjadi favorit contoh adalah pop bahasa asing dengan persentase 38.5%. Lagu anak-anak hanya dipilih oleh 12.8% oleh contoh dalam ketiga kelompok tersebut. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jenis lagu

yang disukai pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.048, p<0.05). Berikut ini disajikan data sebaran contoh menurut lagu yang disukai.

Tabel 17 Sebaran contoh menurut lagu yang disukai Jenis Lagu yang Disukai Kontrol

Perlakuan Lagu

Perlakuan

Kartu Total n % n % n % n % Pop Bahasa Indonesia 31 81.6 32 91.4 32 88.9 95 87.2

Pop Bahasa Asing 22 57.9 3 8.6 17 47.2 42 38.5

Rock Bahasa Indonesia 4 10.5 4 11.4 9 25.0 17 15.6

Rock Bahasa Asing 1 2.6 1 2.9 1 2.8 3 2.8 Dangdut 1 2.6 2 5.7 0 0.0 3 2.8 Anak-anak 4 10.5 2 5.7 8 22.2 14 12.8

Lainnya 2 5.3 1 2.9 0 0.0 3 2.8 Total Contoh 38 35 36 109

Lagu Anak-anak yang Disukai

Lagu anak-anak yang disukai digolongkan menjadi lima pilihan diantaranya Pelangi, Balonku, Cicak di Dinding, Bintang Kecil, dan lainnya (contoh dapat memilih jika pilihannya tidak ada pada lagu anak-anak yang telah disebutkan sebelumnya). Contoh dapat memilih lebih dari satu pilihan. Hasil memperlihatkan bahwa contoh penelitian memilih lagu Bintang Kecil dan Pelangi sebagai lagu anak-anak yang disukai dengan persentase secara berturut-turut 57.8% dan 48.6%. Pada kelompok kontrol lagu Pelangi dan Bintang Kecil dipilih sebagai lagu anak-anak yang disukai dengan persentase yang sama yaitu sebesar 63.2%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk lagu anak-anak yang disukai pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.084, p>0.05). Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan lagu anak-anak yang disukai.

Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan lagu anak-anak yang disukai Lagu Anak-anak

yang Disukai Kontrol Perlakuan Lagu Perlakuan Kartu Total

n % n % n % n % Pelangi 24 63.2 10 28.6 19 52.8 53 48.6 Balonku 14 36.8 3 8.6 17 47.2 34 31.2 Cicak di Dinding 10 26.3 6 17.1 20 55.6 36 33.0 Bintang Kecil 24 63.2 16 45.7 23 63.9 63 57.8 Lainnya 8 21.1 10 28.6 7 19.4 25 22.9 Total Contoh 38 35 36 109

Lagu Anak-anak yang Menarik

Contoh penelitian diberikan pertanyaan mengenai lagu anak-anak yang menarik berdasarkan liriknya. Jawaban atas pertanyaan tersebut digolongkan menjadi empat jawaban yaitu lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia, lagu anak-anak dengan lirik bahasa asing, lagu anak-anak dengan lirik bahasa daerah, serta lagu anak-anak dengan lirik campuran (bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau bahasa Indonesia dengan bahasa daerah). Contoh diharuskan memilih satu jawaban sesuai dengan minat mereka masing-masing. Hasil menunjukkan bahwa contoh sebagian besar memilih lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia sebagai lagu yang paling menarik dengan persentase 65.1% dari keseluruhan contoh penelitian. Selanjutnya, contoh memilih lagu anak-anak dengan lirik bahasa daerah sebagai lagu anak-anak yang menarik dengan persentase 25.7% dari total keseluruhan contoh. Pilihan lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia juga terlihat pada ketiga kelompok penelitian sebagai lagu yang paling menarik dengan persentase pada kelompok kontrol sebesar 65.8%, kelompok perlakuan lagu sebesar 65.7%, dan pada kelompok perlakuan kartu sebesar 63.9%. Uji statistika memperlihatkan bahwa

Dokumen terkait