• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amaliun Foodcourt merupakan tempat nongkrong makan dan minum oleh sebagian besar masyarakat kota Medan, konsumen yang datang ke Amaliun Foodcourt juga bervariasi mulai dari pekerja kantor, mahasiswa, ibu-ibu arisan, rekanan bisnis, hingga di jadikan tempat makanan favorit keluarga.

Tabel 1 Distribusi karakteristik Konsumen No Karakteristik Jumlah Persentase

(%) 1. Umur 18-28 25 62,5 29-39 11 27,5 40-50 4 10,0 Jumlah 40 100.0 2. Pendidikan SMA 15 37,5 Perguruan Tinggi 25 62,5 Jumlah 40 100.0 3. Jenis Kelamin Laki-laki 25 62,5 Perempuan 15 37,5 Jumlah 40 100.0

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa konsumen dengan umur terbanyak antara 18-28, yaitu sebanyak 25 orang (65,5%), tingkat pendidikan paling banyak adalah kategori perguruan tinggi, yaitu sebanyak 25 orang (62,5%), jenis kelamin konsumen yang paling banyak ditemui adalah laki-laki, yaitu sebesar 25 orang (62,5%).

Pengetahuan Konsumen dalam Penggunaan Kemasan Styrofoam

Sebagai Wadah Makanan

Pengetahuan konsumen tentang penggunaan kemasan Styrofoam erat kaitannya dalam mempengaruhi pedagang

untuk memakai kemasan Styrofoam sebagai wadah makanan.

Tabel 2. Distribusi kategorik Pengetahuan Konsumen No Pengetahuan Tentang Kemasan Styrofoam Jumlah % 1. Baik 26 65,0 2. Sedang 12 30,0 3. Kurang 2 5,0 Jumlah 40 100.0

Hasil penelitian dari 40 konsumen yang berada di Amaliun Foodcourt sebanyak 65% dikategorikan memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 65% konsumen mengetahui bahaya dari kemasan Styrofoam yang tidak aman untuk menjadi wadah makanan, konsumen mengetahui informasi bahaya kemasan Styrofoam dari situs internet tentang kesehatan yang membahas bahaya kemasan Styrofoam, selain itu konsumen juga mendapatkan informasi dari televisi.

Sikap Konsumen dalam Penggunaan Kemasan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan

Hasil penelitian dari 40 konsumen yang berada di Amaliun Foodcourt sebanyak 82,5% dikategorikan memiliki sikap baik. Sebanyak 82,5% konsumen dapat menggambarkan ingin mendapatkan kemasan makanan yang aman.

Tabel 3. Distribusi Kategorik Sikap Konsumen

No Sikap Konsumen Jumlah %

1. Baik 33 82,5

2. Sedang 7 17,5

Jumlah 40 100.0

Sebagaimana disebutkan pada Keterangan Pers BPOM RI (2009) tentang Kemasan Makanan “Styrofoam” Nomor: KH.00.02.1.55.2888 yang menyatakan bahwa masyarakat sebagai konsumen dihimbau untuk memperhatikan hal-hal dalam rangka melaksanakan tindakan kehati-hatian diantaranya jangan menggunakan kemasan Styrofoam yang rusak atau berubah bentuk untuk

mewadahi makanan berminyak/berlemak apalagi dalam keadaan panas, selain itu residu monomer stiren yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan

yang berminyak/berlemak atau

mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.

Posisi Tawar Konsumen dalam Penggunaan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan

Posisi tawar konsumen dalam penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan pada penelitian ini diukur

bersamaan dengan pengukuran

pengetahuan dan sikap dari konsumen. Posisi tawar tentang penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan kemudian dikategorikan, maka ditemukan hanya 12,5% posisi tawar konsumen kategori baik.

Tabel 4. Distribusi Kategorik Posisi tawar Konsumen No Posisi Tawar Konsumen Jumlah % 1. Baik 5 12,5 2. Sedang 19 47,5 3. Kurang 16 40,0 Jumlah 40 100.0

Alasan konsumen tidak melakukan tidakan posisi tawar dan tetap menerima makanan dengan kemasan Styrofoam karena selain keinginan akan makanannya juga pedagang tidak mempunyai alternatif kemasan lain.

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Posisi Tawar Konsumen Tentang Kemasan

Styrofoam

Pengetahuan konsumen dianggap penting karena akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka konsumen akan lebih baik dalam mengambil keputusan, konsumen akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu merecall informasi dengan lebih baik.

Tabel 5. Distribusi Posisi Tawar Menurut Tingkat Pengetahuan Konsumen Tingkat

Pengeta huan

Posisi Tawar Tentang Kemasan Styrofoam

Baik Sedang Kurang

N % n % n %

Baik 2 7,7 14 53,0 10 38,5 Sedang 3 25,0 5 41,7 4 33,3

Kurang 0 0 0 0 2 100

Hasil dari tabulasi silang menunjukkan hanya 7,7% konsumen yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan melakukan posisi tawar dengan pedagang, dan berani tidak menerima makanan dengan kemasan Styrofoam. Mengacu kepada hasil tabulasi silang tersebut bahwa konsumen yang mempunyai pengetahuan baik tidak semuanya melakukan tindakan posisi tawar terhadap kemasan Styrofoam yang dijadikan wadah makanan. Konsumen hanya dapat menerima makanan dengan kemasan Styrofoam dan dapat melakukan posisi tawar jika pedagang mempunyai kemasan jenis lain dan jika Styrofoam dilapisi dengan daun pisang.

Menurut Azwar (2005),

pengetahuan seseorang akan

mempengaruhi sikap dan tindakannya. pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam hal ini posisi tawar dapat dikatakan sejalan apabila pengetahuan seseorang baik dan sikapnya juga baik. Berdasarkan teori tersebut pengetahuan konsumen belum sejalan dengan tindakan posisi tawar konsumen karena pengetahuan konsumen yang baik dengan posisi tawar baik hanya 7,7% sedangkan dengan pengetahuan baik dan posisi tawar sedang sebesar 53,0%.

Pengaruh Sikap Terhadap Posisi Tawar Konsumen Tentang Kemasan Styrofoam

Sikap dari konsumen juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sikap yang digunakan konsumen memilih makanan yang dikemas dengan kemasan yang aman dapat mempengaruhi posisi tawar.

Tabel 6. Distribusi Posisi Tawar Tentang kemasan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan Menurut Sikap konsumen

Tingkat Sikap

Posisi Tawar Tentang Kemasan

Styrofoam

Baik Sedang Kurang

N % n % n %

Baik 5 15,2 19 15,7 9 27,3

Sedang 0 0 0 0 7 100

Hasil dari tabulasi silang menunjukkan bahwa sikap konsumen dengan kategori baik sebanyak 15,2%. Sebanyak 27,3% sikap konsumen baik tetapi tindakan posisi tawar kurang.

Mengacu kepada hasil tabulasi silang tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap konsumen yang baik tidak sejalan dengan tindakan posisi tawar terhadap kemasan Styrofoam sebagai wadah makanan. Sikap yang ditunjukkan konsumen dengan memilih kemasan daun pisang lebih aman dari kemasan Styrofoam tidak mempengaruhi posisi tawar konsumen, karena dalam hal ini pedagang tidak memiliki kemasan selain Styrofoam, sehingga konsumen tidak dapat melakukan tindakan posisi tawar.

Alasan konsumen dengan

menerima makanan dengan kemasan Styrofoam adalah pedagang tidak memiliki kemasan selain Styrofoam sedangkan konsumen menginginkan makanan yang dijual pedagang, sehingga konsumen terpaksa menerima makanan yang dikemas dengan Styrofoam. Selain itu konsumen juga merasa kemasan Styrofoam praktis dan terlihat bagus untuk kemasan makanan sehingga konsumen menerima makanan yang dikemas dengan kemasan Styrofoam. Apalagi konsumen enggan meminta tukar kemasan karena akan memakan waktu lama untuk mengganti kemasan Styrofoam dengan kemasan lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan

penelitian mengenai gambaran

pengetahuan dan sikap dengan posisi tawar konsumen tentang penggunaan kemasan Styrofoam sebagai wadah makanan di

Amaliun Foodcourt ditemukan bahwa pengetahuan dan sikap konsumen tidak sejalan dengan posisi tawar, konsumen memilih menerima makanan dengan kemasan Styrofoam karena selain keinginan akan makanannya juga pedagang yang tidak mempunyai alternatif kemasan jenis lain untuk dipilih oleh konsumen. Sedangkan alasan pedagang tidak mempunyai kemasan selain Styrofoam karena kemasan Styrofoam sudah dapat membungkus makanan yang dijual dan lebih hemat serta praktis

menggunakannya, jika menambah

kemasan lain pedagang harus

mengeluarkan biaya tambahan untuk kemasan.

Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa konsumen memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, tetapi pada tindakan posisi tawar konsumen tidak bisa melakukan Karena tidak tersedianya alternatif kemasan jenis lain.

SARAN

1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk wilayah Medan hendaknya meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat tentang kemasan yang aman digunakan untuk pembungkus makanan. Selain itu BPOM harusnya memberikan solusi kemasan yang aman sebagai kemasan pangan kepada masyarakat.

2. Kepada pedagang yang menggunakan kemasan Styrofoam agar menambah pengetahuan dan informasi dalam hal kemasan yang aman untuk makanan, terutama kemasan yang aman untuk makanan berminyak/berlemak dan panas.

3. Kepada masyarakat sebagai konsumen jika ingin membeli makanan yang berminyak/berlemak dalam keadaan panas dan ingin dibawa pulang sebaiknya membawa wadah sendiri dari rumah, atau menyantap makanan langsung di lokasi tempat makan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin., 2005. Sikap Manusia:

Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar. InfoPOM, 2008. Kemasan Polistirena

Foam (Styrofoam). InfoPOM Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Vol. 9, No. 5,

September 2008: 1-3.

http://perpustakaan.pom.go.id/Kolek siLainnya/ InfoPOM/0508.pdf. Diakses pada 27 Agustus 2015. Khomsan, Ali., 2003. Pangan dan Gizi

Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2002. Teori Mikro

Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.

Rajawali Press. Jakarta.

Sulchan, Mohammad., & Nur, Endang., 2007. Keamanan Pangan Kemasan

Plastik dan Styrofoam. Maj Kedokt Indon, Volum: 57.

Sumarwan, U., 2004. Perilaku

Konsumen, Teori dan

Penerapannya dalam Pemasaran.

Penerbit Kerja Sama : PT. Ghalia Indonesia dengan MMA-Institut Pertanian Bogor.

Warta POM, Press Release & Public

Warning Kemasan Pangan Vol 7

edisi Juli

2009.http://perpustakaan.pom.go.id/ KoleksiLainnya/Buletin%20Warta% 20POM/0409.pdf 2009. Diakses 27 agustus 2015.

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN