• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis ini berguna untuk menggambarkan atau mendeskripsi-kan variabel independen dengan

variabel dependen dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Untuk melihat distribusi pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Pemberian MP-ASI Terlalu Dini n % Dilakukan 95 89,6 Tidak Dilakukan 11 10,4 Total 106 100

Ibu yang memberikan MP-ASI terlalu dini (< 6 bulan) pada bayinya sebanyak 95 orang (89,6%) dan ibu yang tidak memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya sebanyak 11 orang (10,4%).

Untuk melihat distribusi frekuensi variabel penelitian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Faktor n % Umur 20-30 tahun 89 84,0 > 30 tahun 17 16,0 Pekerjaan Bekerja 55 51,9 Tidak Bekerja 51 48,1 Pengetahuan Buruk 24 22,6 Baik 82 77,4 Sosial Budaya Ada 97 91,5 Tidak Ada 9 8,5 Dukungan Keluarga Mendukung (negatif) 93 87,7 Tidak Mendukung (positif) 12 12,3 Dukungan Petugas

Kesehatan

Mendukung (negatif) 12 11,3 Tidak Mendukung (positif) 94 88,7

5 Umur responden paling banyak

adalah umur 20-30 tahun sebanyak 89 orang (84,0%), pekerjaan responden paling banyak adalah bekerja sebanyak 55 orang (51,9%), pengetahuan responden paling banyak adalah pengetahuan baik sebanyak 82 orang (77,4%) dan paling sedikit adalah pengetahuan buruk sebanyak 24 orang (22,6%), sosial budaya paling banyak adalah ada sosial budaya sebanyak 97 orang (91,5%) dan paling sedikit tidak ada sosial budaya sebanyak 9 orang (8,5%), dukungan keluarga responden paling banyak adalah mendukung sebanyak 93 orang (87,7%) dan paling sedikit adalah tidak mendukung sebanyak 13 orang (12,3%), dukungan petugas kesehatan paling banyak adalah tidak mendukung sebanyak 94 orang (88,7%) dan paling sedikit adalah mendukung sebanyak 12 orang (11,3%).

Analisis Bivariat

Analisis ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (Level of significance) (α) = 0,05. Dalam analisis ini juga dapat dilihat variabel independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariat (p<0,25) diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Variabel Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Total p-value Dilakukan Tidak Dilakukan n % n % n % Umur 19-30 tahun 79 79 10 9 89 100 1,000 > 30 tahun 16 15 1 1 17 100 Tabel 3. (Lanjutan) Variabel Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Total p-value Dilakukan Tidak Dilakukan n % n % n % Pekerjaan Bekerja 48 87 7 12 55 100 0,613 Tidak Bekerja 47 92 4 7 51 100 Pengetahuan Buruk 19 79 5 20 24 100 Baik 76 92 6 7 82 100 Sosial Budaya Ada 91 93 6 6 97 100 <0,001 Tidak Ada 4 44 5 55 9 100 Dukungan Keluarga Mendukung (negatif) 89 95 4 4 93 100 <0,001 Tidak Mendukung (positif) 6 46 7 53 13 100

Dukungan Petugas Kesehatan Mendukung (negatif) 10 83 2 16 12 100 0,610 Mendukung (positif) 85 90 9 10 94 100

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=1,000). Hasil analisis antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,613). Hasil analisis antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,120).

Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukan ada hubungan antara sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p < 0,001). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan

dukungan keluarga dengan

pemberian MP-ASI terlalu dini (p < 0,001). Hasil uji statistik chi-square

6 menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,610).

Analisis Multivariat

Analisis multivariat berguna untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen serta mengetahui variabel dominan yang berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini. Dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariat yakni uji regresi logistik ganda dengan metode yang digunakan adalah metode enter.

Tabel 4. Hasil Analisis Multivariat Variabel Independen Nilai B Nilai P Exp (B) 95% CI for Exp (B) Lower Upper Sosial Budaya 2,593 0,008 13,367 1,977 90,389 Dukungan Keluarga 3,021 <0,001 20,520 3,977 105,876 Constant -9,119 <0,001 0,000

Dari tabel di atas hasil analisis uji regresi logistik berganda

menunjukkan bahwa faktor

pemungkin yaitu variabel sosial budaya dengan nilai p=0,008 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini dan variabel dukungan keluarga dengan nilai p < 0,001 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini.

Pada dasarnya, peran

kebudayaan terhadap kesehatan

masyarakat adalah dalam

membentuk, mengatur dan

mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan.

Memang tidak semua

praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai

dengan ketentuan medis/kesehatan (Maas, 2004).

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini ini biasanya karena anjuran orang tua terutama nenek (mertua atau orang tua si ibu menyusui). Alasan umumnya karena bayi menangis terus meskipun telah disusui dan akhirnya diberi susu formula, teh putih,teh manis,dll.

Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Teluk Karang

Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi adalah variabel dukungan keluarga dengan nilai koefisien regresi (nilai B) adalah 3,021. Dukungan keluarga berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini. Ibu dengan dukungan keluarga akan mempunyai kemungkinan 20,520 kali akan memberikan MP-ASI terlalu dini dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingginya peran keluarga dalam mendukung pemberian MP-ASI terlalu dini terutama peran suami, orangtua, mertua dan kerabat terdekat. Peran keluarga dalam melarang pemberian MP-ASI terlalu dini sangat dibutuhkan, terlebih kultur masyarakat Indonesia yang masih bersifat kolektif, yaitu keluarga berperan dalam pola pengurusan anak khususnya dalam pengurusan bayi. Dalam keluarga yang bersifat paternalistik, keluarga yang dimaksud bertanggungjawab dalam pengurusan bayi adalah para perempuan dari anggota keluarga yang memiliki bayi. Untuk itu perlu

7 adanya pemberdayaan perempuan

dan pembinaan atau konseling tentang pemberian MP-ASI yang tepat dan benar bukan hanya pada perempuan namun juga pada keluarga dan kerabat ibu.