• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABET MEDAN

TAHUN 2012-2014

Estahayati Sitompul1, Sorimuda2, Jemadi3

1Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU 3 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

Email: esta_hayati@yahoo.com

Abstract

Liver cirrhosis is one of the diseases that can be found throughout the countries. According to WHO (2008), Liver cirrhosis in the world was ranked as eighth leading caused of death with the death rate of 664.755 casses. In USA (2010), cronic liver disease and Liver cirrhosis had caused the number of death as many as 31.903. In Indonesian, the prevalence of Liver cirrhosis haven’t been found yet. The CFR of Liver cirrhosis in Santa Elisabet’s Hospital Medan in 2012-2014 was 10,6%.

The aim of this study is to know the characteristics of patient with Liver cirrhosis which hospitalized at Santa Elisabet’s hospital Medan in 2012-2014. This study is adopted descriptive research with Case Series design. The population were 158 patients, with sample were 113 patients.

Liver cirrhosis Patient with the highest proportions in the age group 50-59 years old (31,9%), male (62,8%), Batak tribe (79,6%), Protestant (69,9%), civil employee/retired civil employee (23%), living on suburb (71,7%), primary complaint with painful right top belly while visiting (38,1%), history of previous illness is Hepatitis B (17,7%), complicated status exiting (76,1%), ascites type of complication (57%), self cost source (93,8%), the length of average treatment 7,26 days, and coming home condition was by the willing of the patient (73,5%).

There is a significant differences between the age poportion based on the type of complication (p=0,006), there is no significant differences between sex proportion based on the history of previous illness (p=0,666), there is no significant differences between the type of complication proportion based on the history of previous illness (p=0,339), there is no significant differences between sex proportion based on type of complication (p=0,347), there is no significant proportion difference between length of average treatment based on the type of complication (0,075), there is no significant difference between the type of complication based on condition while coming home (p=0,094).

Recommended to the staff of the Santa Elisabet’s hospital Medan to give conseling to the family of the patients about the real condition of the patients, the risky factors of Liver cirrhosis and the preventions of Liver cirrhosis that can be done.

Key Words : Liver Cirrhosis, Characteristics of Patient

Pendahuluan

Sirosis hati adalah penyakit hati menahun (penyakit hati kronis) dan merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronis (Nurdjanah, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, penyakit Sirosis hati merupakan penyebab kematian kedelapan belas di dunia, dengan jumlah kematian 664.755 kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia 45-59 tahun yaitu sebanyak 261.132 kasus.

Di negara-negara barat atau negara maju, penyebab utama Sirosis hati adalah konsumsi alkohol. Sirosis hati yang disebabkan oleh alkohol biasanya disebut dengan Sirosis Alkoholik (Nurdjanah, 2009).

Menurut National Vital Statistics Reports (2013), di Amerika Serikat pada tahun 2010, penyakit hati kronik dan Sirosis hati menempati peringkat kedua belas penyebab kematian dengan jumlah kasus

31.903, dengan jumlah kasus pada laki-laki adalah 20.798 dan pada perempuan adalah 11.105, dapat disimpulkan bahwa penderita Sirosis hati lebih banyak pada laki-laki dibanding perempuan. Di Eropa, Sirosis hati mengakibatkan 170.000 kematian setiap tahunnya.

Di Asia, Hepatitis B dan C merupakan penyebab utama penyakit Sirosis hati. Virus Hepatitis B telah menginfeksi sekitar 2 Milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang menjadi pengidap Hepatitis B kronik dan 75% diantaranya berada di wilayah Asia. Pasien Hepatitis B kronik yang berada di Asia mendapat infeksi pada masa perinatal. Kebanyakan pasien ini tidak mengalami keluhan ataupun gejala sampai akhirnya terjadi penyakit hati kronik yaitu Sirosis hati, dan Sirosis hati merupakan penyebab utama terjadinya Kanker hati (Soemohardjo, 2009).

Menurut Cahyono (2010), di Asia Tenggara, lebih dari 70% penduduknya terinfeksi Virus Hepatitis B dan sekitar 20% akan berkembang menjadi Sirosis hati. Menurut Karina (2007). Jika seseorang terinfeksi Hepatitis B ketika dewasa, sekitar 5-10% akan berlanjut menjadi Hepatitis B kronis dan jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut menjadi Sirosis hati. Sebaliknya, jika seseorang terinfeksi pada saat bayi ataupun anak-anak, 80-95% akan menjadi karier atau menjadi Hepatitis kronis selama hidup mereka (Brooks, Carroll, Morse, Mietzner, 2012).

Di Indonesia, Virus Hepatitis B menyebabkan Sirosis hati sebesar 40-50%, Virus Hepatitis C sebesar 30-40% dan 10-20% penyebabnya tidak diketahui dan termasuk kelompok virus bukan B dan C. Alkohol sebagai penyebab Sirosis hati mungkin frekuensinya kecil sekali (Nurdjanah, 2009).

Di Indonesia, data prevalensi Sirosis hati belum ada, hanya laporan-laporan dari beberapa rumah sakit pusat pendidikan saja (Nurdjanah, 2009). Menurut laporan Rumah Sakit Umum (RSU) pemerintah di Indonesia, rata-rata proporsi Sirosis hati adalah 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam, atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.

Perbandingan proporsi penderita Sirosis hati pada pria : wanita adalah 2:1 (Hadi, 2000).

Berdasarkan laporan rumah sakit sentra pendidikan bagian penyakit dalam, penyakit hati menempati urutan ketiga setelah penyakit infeksi dan paru. Adapun pola penyakit hati yang dirawat mempunyai urutan sebagai berikut : Hepatitis virus akut, Sirosis hati, Kanker hati dan Abses hati. Dari data tersebut ternyata Sirosis hati menempati urutan kedua. Di rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2004 jumlah pasien Sirosis hati yang dirawat di bagian penyakit dalam sekitar 4,1%. (Nurdjanah, 2009).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan di rumah sakit Santa Elisabet Medan dari tahun 2012-2014 ditemukan 158 penderita Sirosis hati, dengan rincian 44 penderita pada tahun 2012, 51 penderita pada tahun 2013 dan 63 penderita pada tahun 2014.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui karakteristik penderita Sirosis hati yang dirawat inap di rumah sakit Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita Sirosis hati yang dirawat inap di rumah sakit Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014. Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan dan daerah asal.

b. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati.

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan keluhan utama sewaktu datang.

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan status komplikasi dan jenis komplikasi.

f. Mengetahui distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan sumber biaya. g. Mengetahui distribusi proporsi penderita

Sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi

i. Mengetahui distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis kelamin

j. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis komplikasi k. Mengetahui distribusi proporsi riwayat

penyakit terdahulu berdasarkan jenis komplikasi

l. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi

m. Mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi pihak Rumah Sakit (RS) Santa Elisabet Medan dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita Sirosis hati.

b. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang Sirosis hati dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data ini untuk melakukan penelitian mengenai Sirosis hati.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan desain case series. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit Santa Elisabet Medan. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Februari sampai Agustus 2015. Populasi penelitian adalah data semua penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 yaitu sebesar 158 orang. Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) yaitu : 𝑛 =1+𝑁(𝑑)𝑁 2 . Diperoleh sampel sebesar 113 orang. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara statistik. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer dan dianalisa menggunakan uji Chi-Square, Kolmogorov-Smirnov, uji Anova, Mann Whitney dan Kruskal Wallis. Data

disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram pie dan bar.

Hasil dan Pembahasan

Distribusi proporsi umur berdasarkan jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin Umur (Tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan f % f % 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 5 7 18 19 12 9 1 4,42 6,19 15,92 16,81 10,61 7,96 0,88 0 5 5 17 10 4 1 0 4,42 4,42 15,04 8,85 3,54 0,88 Total 71 62,8 42 37,2

Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa umur dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun, proporsi laki-laki yaitu sebesar 16,81% dan proporsi perempuan yaitu 15,04%. Proporsi terendah penderita Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 80-89 tahun, proporsi laki-laki yaitu 0,88% dan perempuan yaitu 0,88%.

Pada kelompok umur 70-79 tahun penderita Sirosis hati cenderung menurun, kemungkinan diakibatkan penderita Sirosis hati pada umur tersebut sudah ada yang meninggal. Proporsi penderita Sirosis hati lebih tinggi pada usia produktif, hal ini kemungkinan karena perilaku mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dan perilaku beresiko terkena Sirosis hati.

Penderita Sirosis hati lebih banyak dialami laki kemungkinan karena laki-laki lebih cenderung berperilaku beresiko untuk terkena Hepatitis B dan jika Hepatitis B itu telah menjadi kronis akan menyebabkan Sirosis hati dan juga kebiasaan laki-laki sering mengkomsumsi alkohol dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan Sirosis hati.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Distribusi Proporsi Berdasarkan Sosiodemografi

Sosiodemografi Jumlah f % Suku Batak Jawa Aceh Lainnya Tidak tercatat 90 5 1 15 2 79,7 4,4 0,9 13,2 1,8 Jumlah 113 100 Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha 13 79 15 1 5 11,5 69,9 13,3 0,9 4,4 Jumlah 113 100 Pekerjaan Pegawai Negeri/Pensiunan PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Petani

Ibu Rumah Tangga Lainnya Tidak tercata 26 12 25 23 18 3 6 23 10,6 22,1 20,4 15,9 2,7 5,3 Jumlah 113 100 Tempat Tinggal Kota Medan Luat Kota Medan

32 81

28,3 71,7

Jumlah 113 100

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan umur terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun yaitu 36 orang (31,9%), sedangkan proporsi terendah terdapat pada kelompok umur 80-89 tahun yaitu 2 orang (1,8%). Proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki yaitu 71 orang (62,8%). Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan suku yaitu suku Batak sebanyak 90 orang (79,7%). Suku lainnya meliputi Jawa, Cina, India, Nias, dan Minang.

Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan agama yaitu agama Kristen Protestan sebanyak 79 orang (69,9%), sedangkan proporsi terendah yaitu agama Hindu sebanyak 1 orang (0,9%). Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan pekerjaan yaitu pengawai negeri/pensiunan PNS sebanyak 26 orang (23%), sedangkan proporsi terendah yaitu lainnya sebanyak 3 orang (2,7%). Pekerjaan lainnya meliputi pendeta, mahasiswa dan

supir. Proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan daerah asal lebih tinggi pada pasien yang tinggal di luar kota Medan sebanyak 81 orang (71,7%), sedangkan proporsi terendah adalah dari luar kota Medan sebanyak 32 orang (28,3%). Penderita yang dari luar kota Medan berasal dari Kisaran, Kabupaten Karo, Deli Serdang, Tobasa, Kabupaten Dairi, Langkat, Nias, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbahas, Batam, dan Aceh.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Distribusi Proporsi Berdasarkan Keluhan Utama

Keluhan Utama f %

Perut membesar

Ikterus (mata dan kulit kuning) Nyeri perut kanan atas Badan lemas Perubahan mental Lainnya 38 4 43 14 2 12 33,6 3,5 38,1 12,4 1,8 10,6 Jumlah 113 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keluhan utama sewaktu datang yaitu nyeri perut kanan atas sebanyak 43 orang (38,1%), sedangkan proporsi terendah yaitu perubahan mental sebanyak 2 orang (1,8%). Keluhan lainnya adalah muntah berdarah, BAB berdarah, dan mual + muntah.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Distribusi Proporsi Berdasarkan riwayat penyakit

terdahulu

Riwayat penyakit terdahulu f %

Hepatitis B Hepatitis C Lainnya Tidak tercatat 20 7 10 76 17,7 6,2 8,8 67,3 Jumlah 113 100

Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat penyakit terdahulu adalah Hepatitis B sebanyak 20 orang (17,7%) sedangkan proporsi terendah adalah Hepatitis C sebanyak 7 orang (6,2%). Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit pendahuluannya. Penyakit lainnya yaitu Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA), Diabetes Meilitus (DM),

Dyspepsia, Hernia Umblicalis, suka minum alkohol, dan Hipertensi.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Distribusi Proporsi Berdasarkan status komplikasi

Status komplikasi f % Ada Tidak ada 86 27 76,1 23,9 Jumlah 113 100

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan status komplikasi lebih tinggi yang ada komplikasi yaitu sebanyak 86 orang (76,1%).

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Distribusi Proporsi Berdasarkan jenis komplikasi

Jenis komplikasi f % Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 31 4 2 49 36 4,7 2,3 57 Jumlah 86 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis komplikasi yaitu Asites sebanyak 49 orang (57%) sedangkan proporsi terendah yaitu Ensefalopati Hepatikum 2,3%.

Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Stephany Marpaung di RSUD dr. Pringadi tahun 2010-2011 yang menemukan bahwa komplikasi terbanyak itu adalah Varises esofagus dan perdarahan sebesar 55,1%. Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum. Infeksi pada cairan Asites akan lebih memperberat perjalanan penyakit Sirosis hati, oleh karena itu Asites harus dikelola dengan baik (Hirian, 2009).

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7. Distribusi Proporsi Berdasarkan sumber biaya

Sumber biaya f %

Biaya Sendiri Bukan biaya sendiri

106 7

93,8 6,2

Jumlah 113 100

Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber biaya yaitu biaya sendiri sebanyak 106 orang (93,8%) sedangkan proporsi terendah yaitu bukan biaya sendiri sebanyak 7 orang (6,2%). Bukan biaya sendiri ini meliputi biaya dari perusahaan, asuransi Prudential, asuransi Allianz, asuransi Sinar Mas, dan asuransi Medilum.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan lama rawatan rata-rata dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 8. Distribusi Proporsi Berdasarkan lama rawatan rata-rata

Lama Rawatan Rata-rata (Hari)

Mean 7,26

SD (Standar Deviasi) 6,134

95% Confidence Interval 6,10-8,54

Minimum 1

Maksimum 44

Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati adalah 7,26 hari (7 hari) dengan Standar Deviasi (SD) 6,134 hari. Lama rawatan maksimum adalah 44 hari dan lama rawatan minimum adalah 1 hari.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Distribusi Proporsi Berdasarkan keadaan sewaktu pulang

Keadaan sewaktu pulang f %

Pulang berobat jalan

Pulang atas permintaan sendiri Meninggal 18 83 12 15,9 73,5 10,6 Jumlah 113 100

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilketahui proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawwat inap yaitu pulang atas permintaan sendiri sebanyak 83 orang (73,5%) sedangkan proporsi terendah yaitu meninggal dunia sebanyak 12 orang (10,6%). Case Fatality Rate (CFR) penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 adalah 10,6%.

Distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 10. Umur berdasarkan jenis komplikasi

Jenis komplikasi

Umur (tahun) Total

<40 ≥40 f % f % f % Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 4 2 1 2 12,9 50 50 4,1 27 2 1 47 87,1 50 50 95,9 31 4 2 49 100 100 100 100 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus pada kelompok umur <40 tahun adalah 4 orang (12,9%) sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 27 orang (87,1%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma pada kelompok umur <40 tahun adalah 2 orang (50,0%) dan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 2 orang (50,0%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum pada kelompok umur <40 tahun adalah 1 orang (50%) dan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 1 orang (50,0%).

Proporsi penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites pada kelompok umur <40 tahun adalah 2 orang (4,1%) sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 47 orang (95,9%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,176, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan jenis komplikasi pasien.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap jenis kelamin berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 11. Jenis kelamin berdasarkan riwayat penyakit terdahulu

Riwayat Penyakit terdahulu

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

f % f % f % Hepatitis B Hepatitis C Penyakit Lainnya 15 4 6 75 57,1 50 5 3 4 25 42,9 40 20 7 10 100 100 100 Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B lebih banyak

pada laki-laki yaitu 15 orang (75%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C pada laki-laki adalah 4 orang (57,1%) sedangkan pada perempuan adalah 3 orang (42,9%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu penyakit lainnya pada laki-laki adalah 6 orang (60%) sedangkan pada perempuan adalah 4 orang (40%).

Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu tidak tercatat pada laki-laki adalah 46 orang (60,5%) sedangkan

pada perempuan adalah 30 orang

(39,5%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,978, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap jenis kelamin berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Komplikasi

Jenis Komplikasi

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

f % f % f % -Varises Esofagus -Hepatoma -Ensefalopati Hepatikum -Asites 15 3 1 33 48,4 75 50 67,3 16 1 1 16 51,6 25 50 32,7 31 4 2 49 100 100 100 100 Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa dari 31 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Varises Esofagus, penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (48,4%) dan perempuan sebanyak 16 orang (51,6%). Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma, penderita dengan jenis kelamin laki-laki 3 orang (75%) dan perempuan 1 orang (25%). Dari 2 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum, penderita dengan jenis kelamin laki-laki 1 orang (50%) dan perempuan 1 orang (50%).

Dari 49 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Asites, penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang (67,3%) dan perempuan sebanyak 16 orang (32,7%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,503, artinya tidak ada

perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis komplikasi. Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap Jenis komplikasi berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 13. Jenis komplikasi berdasarkan riwayat penyakit terdahulu Jenis Penyakit Terdahulu Jenis Komplikasi Varises Esofagus Hepato ma Ensefalo pati Hepatik um Asites Total f % f % f % f % f % Hepatitis B Hepatitis C Penyakit Lainnya 2 3 2 13,3 50 25 1 0 0 6,7 0 0 0 0 1 0 0 12, 5 12 3 5 80 50 62, 5 15 6 8 100 100 100 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa dari 15 penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 2 orang (13,3%), yang mengalami komplikasi Hepatoma 1 orang (6,7%), yang mengalami komplikasi Asites 12 orang (80%). Dari 6 orang penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 3 orang (50%), yang mengalami komplikasi Asites 3 orang (50%).

Dari 8 penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit lainnya, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 2 orang (25%), yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang (12,5%), yang mengalami komplikasi Asites 5 orang (62,5%). Dari 57 penderita Sirosis hati yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 24 orang (42,1%), yang mengalami komplikasi Hepatoma 3 orang (5,3%), yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang (1,8%), yang mengalami komplikasi Asites 29 orang (50,9%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,329, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasiberdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 14. Jenis komplikasi berdasarkan riwayat penyakit terdahulu

Jenis Komplikasi Lama Rawatan Rata-rata

f x SD Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 31 4 2 49 5,74 4,75 6,50 9,49 2,607 0,5 6,364 8,317 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa dari 31 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus, lama rawatan rata-ratanya 5,74 (6 hari), dengan Standar Deviasi (SD) 2,607. Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, lama rawatan rata-ratanya 4,75 (5 hari), dengan standar deviasi 0,5. Dari 2 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hapatikum, lama rawatan rata-ratanya 6,50 (7 hari), dengan standar deviasi 6,364. Dari 49 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, lama rawatan rata-ratanya 9,49 (9 hari), dengan standar deviasi 8,317.

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 15. Jenis komplikasi Berdasarkan Keadaan sewaktu pulang Keadaan sewaktu pulang Jenis Komplikasi Varises Esofagus Hepatom a Ensefalopati Hepatikum Asites f % f % F % f % Pulang Berobat Jalan (PBJ) Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) Meninggal 9 21 1 29 67,7 3,2 0 3 1 0 75 25 0 1 1 0 50 50 5 37 7 10,2 75,5 14,3 Total 31 100 4 100 2 100 49 100

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa dari 31 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus, yang pulang berobat jalan 9 orang (29%), yang pulang atas permintaan sendiri 21 orang (67,7%) dan yang meninggal dunia sebanyak 1 orang (3,2%). Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, tidak ada yang pulang berobat jalan, yang pulang atas permintaan sendiri 3 orang (75%), dan yang meninggal dunia 1 orang (25%).

Dari 2 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hepatikum, tidak yang pulang berobat jalan, yang pulang atas permintaan sendiri 1 orang (50%) dan yang meninggal dunia 1 orang (50%). Dari 49 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, yang berobat jalan 5 orang (10,2%), yang pulang atas permintaan sendiri 37 orang (75,5%) dan yang meninggal dunia 7 orang (14,3%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,072, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

a.Distribusi proporsi penderita Sirosis hati