• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. LAPORANHASILPENELITIAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil keseluruhan Pemahaman dan Penerimaan Pluralitas Agama

Melalui kuesioner yang disebarkan kepada 65 orang responden, diperoleh hasil frekuentif menggunakan Microsoft Excel 2019 secara keseluruhan pemahaman dan penerimaan pluralitas agama dengan interval 18,75 dari skor maksimal 100 dan skor minimal 25 yaitu:

Tabel 4.1

Rangkuman deskripsi frekuentif dari data keseluruhan Kriteria Interval Frekuensi Presentase Keterangan

4 81,25-100 48 73,84% Sangat Setuju

3 62,51-81 17 26,15% Setuju

2 43,76-62,5 0 0% Tidak Setuju

1 25-43,75 0 0%

Sangat Tidak Setuju

Dari tabel di atas, diketahui bahwa 48mahasiswa masuk dalam kriteria 4=

Sangat Setuju dengan persentase 73,84%. 17mahasiswa masuk dalam kriteria 3=

Setuju dengan persentase 26,15%. 0mahasiswa masuk dalam kriteria 2= Tidak

Setuju dengan persentase 0%. 0 mahasiswa masuk dalam kriteria 1= Sangat Tidak Setuju dengan persentase 0%.

Diagram Lingkaran 4.1

Rangkuman deskripsi frekuentif dari data keseluruhan

b. Deskripsi Statistik

Melalui kuesioner yang disebarkan, diperoleh hasil statistik menggunakan SPSS version 16.0 secara keseluruhan responden berjumlah 65 orang. Jawaban responden ini memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 88,077 dari total skor responden sebesar 5725. Nilai tengah yang didapatkan sebesar 89 dan nilai yang sering muncul yaitu 96. Perolehan data mendapatkan hasil nilai standar devisiasi sebesar 8,6 dengan nilai minimun 69 dan nilai maksimum 100.

Tabel 4.2

Rangkuman deskripsi statistik dari data keseluruhan Statistics

Median 89

1) Pemahaman Mahasiswa anggota SENAT dan DEMA Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Periode 2019Terhadap Pluralitas Agama

Berdasarkan hasil skala pemahaman mahasiswa yang diperoleh kemudian diolah dengan SPSS diketahui hasil sebagai berikut:

a) Deskripsi Statistik

Tabel 4.3 Rangkuman statistik deskriptif Pemahaman Statistics

Pemahaman Mahasiswa SENAT dan DEMA UIN SUKA Terhadap Pluralitas

Agama

Scor max 40

Scor min 10

Interval 7,5

Sum 2377

Berdasarkan tabel output SPSS di atas menunjukkan jumlah responden (N) dalam penelitian ini ada 65 responden. Pemahaman mahasiswa diukur dengan 10 pernyataan dengan skor 1 – 4. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai dari 65 responden atau Mean sebesar36,569 dengan Standar Deviasi sebesar 3,386. Kemudian Median dari skor responden dalam penelitian ini yaitu 38. Skor mahasiswa terkecil (Minimum) adalah 10 dan skor terbesar (Maximum) adalah 40. Interval 7,5 dan nilai Sum dari 65 responden yakni 2377. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,664dan-0,86. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut pemahaman mahasiswa terhadap pluralitas agama didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pemahaman

Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 32,51-40 Sangat Setuju 56 86,153 %

3 25,1-32,5 Setuju 9 13,84 %

2 17,51-25 Tidak Setuju 0 0%

1 10-17,5 Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Diagram Lingkaran 4.2 Pemahaman

Tabel dan Diagram Lingkaran di atas memperlihatkan pemahaman mahasiswa anggota arganisasi SENAT dan DEMA Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2019 terhadap pluralitas agama. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terlihat bahwa 56 (86%) responden menyatakan sangat setuju dengan kemampuannya memahami pluralitas agama, Kemudian 9 (14%) responden menyatakan setuju, dan dalam kategori tidak setuju dengan 0 (0%) responden. Pada kategori sangat tidak setuju terdapat 0 (0%) responden.

b) Deskripsi Wawancara

Berdasarkan hasil dari wawancara, hampir semua narasumber yang telah peneliti wawancarai memahami pluralitas agama dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan jawaban-jawaban mereka yang baik dan hampir semuanya memiliki jawaban yang sama. Wawancara yang mendalam dalam mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap pluralitas agama akan dibahas secara detail disetiap analisis per indikator.

14%

86%

Frekuensi Pemahaman

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

(1) Menjelaskan Makna Pluralitas Agama

Berdasarkan analisis indikator menjelaskan arti dan makna pluralitas agama dapat dijelaskan sebagai berikut:

(a) Deskripsi Statistik

Tabel 4.5 Rangkuman Statistik Deskriptif Menjelaskan Makna Pluralitas Agama

Berdasarkan tabel output SPSS di atas menunjukkan jumlah responden (N) dalam penelitian ini ada 65 responden. Rata-rata nilai dari 65responden atau Mean sebesar 18,35 dengan Standar Deviasi sebesar 1,643. Kemudian Median dari skor responden dalam penelitian ini yaitu 19. Skor mahasiswa terkecil(Minimum) adalah 5, dan skor terbesar(Maximum) adalah 20. Interval 3,75 dan nilai Sum dari

Statistics

Arti dan Makna Pluralitas Agama

N Valid 65

65 responden yakni 1193. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,7 dan -.0,72. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut pemahaman mahasiswa tentang menjelaskan arti dan makna pluralitas agama didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi menjelaskan makna pluralitas agama Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 16,26-20 Sangat Setuju 53 81,53%

3 12,51-16,25 Setuju 12 18,46%

2 8,76-12,5 Tidak Setuju 0 0%

1 5-8,75 Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Diagram Lingkaran 4.3 Menjelaskan makna pluralitas agama

Tabel dan Diagram Lingkaran di atas memperlihatkan pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam menjelaskan arti dan makna pluralitas agama. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terlihat bahwa 53 (82%) responden menyatakan sangat setuju dengan kemampuannya menjelaskan arti dan makna pluralitas agama, Kemudian 12

18%

82%

Frekuensi Makna Pluaralitas Agama

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

(18%) responden menyatakan setuju, dan dalam kategori tidak setuju dengan 0 (0%) responden. Pada kategori sangat tidak setuju terdapat 0 (0%) responden.

(b) Deskripsi Wawancara

Hasil yang diperoleh berdasarkan data kuesioner diatas dipertegas dengan hasil wawancara secara mendalam dengan 10 narasumber. Menurut R1 pluralitas agama itu berasal dari akar kata plural yang berarti beragam, jadi pluralitas agama merupakan keanekaragaman agama, yakni bahwa agamanya berbeda-beda.

Sejalan dengan pendapat R2, responden R1 mengatakan bahwa pluralitas agama merupakan keberbedaan atau keberagaman agama yang ada dalam masyarakat.

R1 mengatakan bahwa:

Pluralitas agama yang saya ketahui berasal dari kata plural memiliki arti beragam, maka dapat dikatakan bahwa pluralitas agama ingin menjelaskan tentang adanya keberagaman agama-agama.(R1. 5 Mei 2019)

R2 lebih memberikan penekanan bahwa keberagama agama seharusnya menimbulkan suasa yang saling menerima dan saling menghormati. R2 mengatakan:

Pluralitas agama adalah banyak agama, tidak hanya ada satu agama melainkan ada berbagai macam agama dan biasanya terdapat suasana saling menerima dan saling menghormati (R2. 3 Mei 2019)

Demikian pula dengan R4 dan responden lainnya yang mengatakan akan hal serupa. Namun R3 menambahkan bahwa pluralitas memuat unsur rasa syukur atas keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. R3 memaparkan:

Pluralitas agama adalah realitas keberagaman agama yang harus diterima sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. (R3. 5 Mei 2019)

Semua responden juga mampu untuk menemukan makna dari fakta akan pluralitas agama yang selama ini mereka jumpai dan justru lebih beraneka ragam antara responden yang satu dengan yang lainnya. R1 mengatakan bahwa:

Pluralitas agama harus didasari dengan pemahaman yang benar (R1, 3 Mei 2019).

Menurut R1 makna dari “pluralitas agama adalah keberagaman yang mempersatukan”. R1 menuturkan:

Kita perlu memiliki pemahaman yang benar tentang pluralitas agama.

Sebagai orang muslim saya percaya selalu mengajarkan kedamaianIslam Rahmatan Lil’alamin” memberikan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. Saya mengatakan pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas agama adalah hal yang sangat penting.

Saya menyadari bawasannya tidak semua orang mudah menerima pluralitas, tetapi menurut saya jika seseorang memperoleh pemahaman yang benar maka orang akan lebih mudah menerima pluralitas (R1, 3 Mei 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, semua Narasumber dapat menjelaskan arti dan makna pluralitas agama. Menurut mereka pluralitas agama berasal dari akar kata plural yang berarti banyak, Pluralitas agama adalah keberagaman agama yang didalamnya terdapat suasana saling menerima dan menghormati satau sama lain. Pluralitas agama layak untuk disyukuri sebagai anugerah dari Tuhan YME.

Keberbedaan keberagaman agama di suatu daerah merupakan sebuah realitas yang nyata di Indonesia bahkan di dunia. Kita perlu menentukan sikap demi tercapainya kerukunan dan persatuan. Narasumber tidak hanya dapat mengungkapkan makna pluralitas agama. Narasumber juga mengungkapkan

bagaimana sikap kita yang seharusnya terhadap pluralitas agama dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka, keberagaman memang harus disadari dan diterima keberadaannya.

Oleh karena itu, keberagaman tidak mentoleransi jenis kekerasan apapun yang bisa merusak perdamaian dan kerukunan hidup bersama. Hidup harus dijalani secara bijaksana, kita perlu membuka pikiran kita lebar-lebar untuk mampu melihat tidak hanya dari satu sudut pandang agama. Kita perlu mempertimbangkan sudut pandang kemanusiaan dan keharmonisan hidup bersama. Oleh karena itu sangat penting seseorang itu memiliki pemahaman tentang agama.

Munculnya ketegangan dan konflik karena benturan ketidakpahaman.

Artinya semakin tidak tau seseorang akan identitas yang lain akan semakin besar konflik dan benturan, ketegangan dan kekerasan, tetapi semaki menganal seseorang, semakian paham maka akan semakin menerima. Kita perlu melihat banyak sudut pandang. Kita perlu memiliki pemahan yang benar tentang bagaimana menyikapi pluralitas agama agar tindakan kita juga memiliki pertimbangan yang adil dan benar.

(2) Menjelaskan Pluralitas Agama di Indonesia

Berdasarkan hasil skala pemahaman mahasiswa dalam menjelaskan Pluralitas Agama di Indonesia kemudian diolah dengan SPSS diketahui hasil sebagai berikut:

(a) Deskripsi Statistik

Tabel 4.7 Rangkuman statistik deskriptif Pluralitas Agama Di Indonesia Statistics

Hasil penelitian memahami kaidah ajaran agama lain menunjukkan rata-rata nilai dari 100 responden atau Mean sebesar 18,2 dengan Standar Deviasi sebesar 1,86. Kemudian Median dari skor responden dalam penelitian ini yaitu 19.

Skor mahasiswa terkecil (Minimum) adalah 5, dan skor terbesar (Maximum) adalah 20. Interval yakni sebesar 3,75 dan nilai Sum dari 65 responden yakni 1184. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,58 dan -1,16.

Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiwa memahami Pluralitas Agama di Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

pemahaman mahasiswa tentang Pluralitas Agama di Indonesia didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuentif Pluralitas Agama DI Indonesia Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 16,25-20 Sangat Setuju 50 76,92%

3 12,51-16,25 Setuju 15 23,07%

2 8,76-12,5 Tidak Setuju 0 0%

1 5-8,75 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Diagram Lingkaran 4.4 Pluralitas Agama di Indonesia

Tabeldan Diagram Lingkaran di atas memperlihatkan pemahaman mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam memahami kaidah ajaran agama lain. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, 55(77%) responden termasuk dalam kategori sangat setuju, serta 15 (23%) responden termasuk dalam kategori setuju. Kemudian kategori tidak setuju terdapat 0 (0%) responden, serta untuk kategori sangat tidak setuju ialah 0 (0%) responden.

23%

77%

Frekuensi Pluralitas Agama di Indonesia

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

(b) Deskripsi Wawancara

Berdasarkan wawancara tentang pemahaman mahasiswa terhadap Pluralitas Agama di Indonesia, maka dapat dipaparkan hasilnya sebagai berikut:

semua narasumber mengungkapkan paham dengan kondisi pluralitas agama di Indonesia.Pemahaman seseorang dapat diukur dengan melihat bagaimana responden menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan: metode, prosedur, memahami : konsep, kaidah, prinsip, kaitan anatara fakta isi pokok. Seperti halnya yang diungkapkan oleh R3 sebagai berikut:

Indonesia adalah negara yang mengakui 6 agama sebagai agama resmi di Indonesia. Semua agama di Indonesia adalah agama Impor, bahkan agama saya sendiri juga Impor. Saya menyadari Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berlatar belakang dari suku dan agama yang berbeda-beda. Bagi saya Pancasila adalah dasar dalam mejuwudkan Indonesia yang damai ditengah keberagaman (R3, 5 Mei 2019)

Pendapat yang hampir sama juga di ungkapkan oleh R5, R5 mengungkapkan bahwa keberagaman Indonesia adalah anugerah dan kebanggaan baginya.

Pernyataannya seperti berikut ini:

saya sangat bersyukur lahir di Indonesia. Indonesia adalah negara kepualauan terbesar di dunia dan memiliki penduduk yang beragam tetapi Bhineka Tunggal Ika. Saya membandingkan dengan negara-negara yang banyak berkonflik karena keberagaman. Tetapi Indonesia memiliki Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, saya bangga ketika banyak negara memuji Persatuan Indonesia. Tetapi disisi lain saya sedih karena akhir-akhir ini banyak kasus intoleransi agama yang menciderai Kebinekaan Indonesia” (R5, 3 Mei 2019)

Berdasarkan hasil wawancara diatas semua narasumber memahami pluralitas agama di Indonesia. Mereka dapat menjelaskan bagaimana kondisi pluralitas agama di Indonesia. Mereks memaparkan cara Indonesia

mempersatukan NKRI dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Hal ini menimbulkan rasa syukur dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Ditengah perbedaan bangsa Indonesia menunjukan ketegasannya dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. R4 merasa Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sesuai kepribadian bangsa Indonesia yang beragam baik suku maupun agamanya. R6 juga mengungkapan tentang penghayatan Bhineka Tunggal Ika dalam hidup sehari-hari mereka. R7 merasa jika Bhineka Tunggal Ika bener-benar dihayati maka yang akan terjadi adalah suasana persatuan, keterbukaan dan saling menghormati satu sama lain.

2) Penerimaan Mahasiswa Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta Terhadap Pluralitas Agama

Berdasarkan hasil skala penerimaan mahasiswa yang diperoleh kemudian diolah dengan SPSS diketahui hasil sebagai berikut:

a. Deskripsi Statistik

Tabel 4.9 Rangkuman Statistik Deskriptif Penerimaan Statistics

Interval 11,25

Kurtosis -1,180

Scor Max .60

Scor Min 15

Minimum 39

Maximum 60

Sum 5348

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah responden (N) dalam penelitian ini ada 65 responden. Penerimaan mahasiswa terhadap pluralitas agama diukur dengan 15 pernyataan dengan skor 1 – 4. Rata-rata nilai dari 65 responden atau Mean sebesar 51,504dengan Standar Deviasi sebesar 5,648. Kemudian Median dari skor responden dalam penelitian ini yaitu 52. Skor mahasiswa terkecil (Minimum) adalah 15, dan skor terbesar (Maximum) adalah 60. Interval yakni sebesar 11,25 dan nilai Sum dari 65 responden yakni 3348. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,110 dan -.1,180. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiwa setuju dapat menerima pluralitas agama.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut penerimaan mahasiswa terhadap pluralitas agama didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuentif Penerimaan

Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 38.75 - 60 Sangat Setuju 40 61,53%

3 37.51-48,75 Setuju 25 38,46%

2 26,26-37,5 Tidak Setuju 0 0%

1 15-26,25 Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Diagram Lingkaran 4.7 Penerimaan

Tabel dan Diagram Lingkaran di atas memperlihatkan penerimaan mahasiswaUniversitas Sunan Kalijaga Yogyakarta terhadap pluralitas agama.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terlihat bahwa 40 (62%) responden menyatakan sangat setuju dengan kemampuannya memahami pluralitas agama, Kemudian 25 (38%) responden menyatakan setuju, dan dalam kategori tidak setuju dengan 0 (0%) responden. Pada kategori sangat tidak setuju terdapat 0 (0%) responden.

b) Deskripsi Wawancara

Berdasarkan hasil dari wawancara, mahasiswa yang telah peneliti wawancarai semua menerima pluralitas agama dengan sadar dan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hampir semua jawaban responden menyatakan penerimaan pluralitas agama sangat penting demi kerukunan hidup bersama. Data yang tidak terungkap dalam wawancara dilengkapi dengan data observasi. Untuk memperkuat data wawancara dan observasi maka dilakukan penelusuran terhadap dokumen. Wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengetahui pemahaman

38%

62%

Frekuensi Penerimaan Pluralitas Agama

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

mahasiswa terhadap pluralitas agama akan dibahas secara detail di setiap analisis per indikator.

(1) Penerimaan Pluralitas Agama di Lingkungan Sekitar

Berdasarkan hasil skala penerimaan terhadap Pluralitas Agama di lingkungan sekitar kemudian diolah dengan SPSS diketahui hasil sebagai berikut:

(a) Deskripsi Statistik

Tabel 4.11 Rangkuman Statistik Penerimaan Terhadap Pluralitas Agama di Lingkungan Sekitar

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden (N) dalam penelitian ini ada 65 responden. Rata-rata nilai dari 65 responden atau Mean sebesar 34,9 dengan Standar Deviasi sebesar 3,94. Kemudian Median dari skor responden dalam

penelitian ini yaitu 36. Skor mahasiswa terkecil (Minimum) adalah 10, dan skor terbesar (Maximum) adalah 40. Nilai Interval yakni sebesar 7,5 dan nilai Sum dari 65 responden yakni 2267. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,32 dan -1,32.

Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa mahasiwa penerima Pluralitas Agama. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut penerimaan mahasiswa terhadap pluralitas Agama di lingkungan sekitar didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuentif Peneriman Pluralitas Agama Di Lingkungan Sekitar

Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 32,51-40 Sangat Setuju 47 72,307%

3 25,1-32,5 Setuju 18 27,69%

2 17,51-25 Tidak Setuju 0 0%

1 10-17,5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Diagram Lingkaran 4.6 Gerakan Penerimaan Terhadap Pluralitas Agama

Tabel dan Diagram Lingkarandi atas memperlihatkan penerimaan mahasiswa terhadap pluralitas agama di lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil

28%

72%

Frekuensi Penerimaan Pluralitas Agama

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

penelitian yang diperoleh, terlihat bahwa 47 (72%) responden menyatakan sangat setuju dengan kemampuannya menerima pluralitas agama, Kemudian 18 (28%) responden menyatakan setuju, dan dalam kategori tidak setuju dengan 0 (0%) responden. Pada kategori sangat tidak setuju terdapat 0 (0%) responden.

(b) Deskripsi Wawancara

Berdasarkan hasil dari wawancara, hampir semua mahasiswa yang telah peneliti wawancarai menerima pluralitas agama di lingkungan sekitar mereka dengan cukup baik dan sadar. Hal tersebut dibuktikan dengan jawaban-jawaban mereka yang baik dan hampir semuanya memiliki jawaban yang positif. Data yang tidak terungkap dalam waawancara dilengkapi dengan data observasi.

Peneliti melakukan pengamatan respon mahasiswa terhadap orang yang beratribut agama lain yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti datang ke UIN SUKA memakai kalung salib dan tanpa menggunakan hijab. Respon yang peneliti peroleh sangat baik, mahasiswa UIN SUKA ramah-ramah dan selalu mau jika diajak untuk wawancara.

Narasumber tidak merasa terancam dengan keberadaan orang yang beragama lain. Hampir semua responden menyatakan tidak ragu memebri ucapan selamat kari raya, walaupun ada beberapa yang masih ragu-ragu tetapi tidak keberatan asalkan memiliki dasar dan tujuan yang benar sesuai ajaran agama Islam. Menurut R1 menyatakan bahwa tidak ragu untuk memberikan ucapan selamat, berikut pernyataannya:

Saya tidak ragu memberikan ucapan selamat, hanya saja diagama Islam memang ada aturannya sendiri daalam memberi ucapan selamat. Orang boleh memberikan ucapan selamat hari raya asalkan tetap pada koridor agama artinya hanya untuk tujuan saling menhormati dan menjaga kerukunan, bukan untuk merayakannya bersama-sama (R1, 5 Mei 2019).

R2 menceritakan pengalamannya pribadi tentang penerimaan pluralitas Agama di lingkungan sekitar seperti berikut :

Saya dari TK-Perguruan Tinggi selalu bersekolah di sekolah bercikhas agama Islam. Oleh karena itu saya sempat mengalami penolakan terhadap pluralitas agama. Saya lebi cenderung selalu membenarkan agama saya dan mengganggap agama yang lain buruk. Setelah saya beranjak dewasa dan masuk ke perguruan tinggi saya mengalami kegelisahan yang luar biasa. Saya merasa lingkungan saya semuanya homogen Islam, itu memebuat saya merasa takut berada disekitar orang yang berbeda agama dengan saya.

Ketika di UIN suka saya sering mengikuti seminar multikultural dan pluralitas agama. UIN memiliki banyak seminar dan kegiatan yang meningkatkan wawasan saya terhadap pluralitas agama. Sampai pada akhirnya saya mengikuti srawung antar agama yang diadakan Keuskupan Agung semarang. Sebelumnya saya memang mencoba masuk ke sebuah organisasi lintas iman di Yogyakarta dan teman-teman saya di organisasi mengajak saya mengikuti acara srawung tersebut.saya merasa keterlibatan saya dengan dunia luar membuat wawasan saya tentang gama bertambah, termasuk wawasan kebangsaan untuk merawat kebhinekaan.

Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan lintas iman, saya merasa menjadi pribadi yang lebih terbuka, bahkan saya tidak ragu untuk mengucapkan “syalom” atau “berkah dalem” kepada teman-teman saya yang berbeda agama. Saya merasa ketika saya dihadapkan langsung degan kenyataan keberagaman yang saya butuhkan adalah sikap menerima dan terbuka, kemuadian sikap menghargai dan menjaga kerukunan bersama.

Sekarang saya merasa memiliki banyak teman yang baik dan positif” (R2, 5 Mei 2019)

Mengenai penerimaan terhadap pluralitas di lingkungan sekitar semua narsumber menceritakan pengalaman mereka yang merasa bisa menjalin kerukunan dan kerjasama dengan orang beragama lain. penyataan-pernyataan tersebut menguatkan bukti bahwa responden adala seorang yang menerima

pluralitas agama. narasumber menjelaskan pentingnya sikap menerima demi kerukunan bersama. narasumber juga memberikan contoh sikap menerima pluralitas agama melalui pengalaman langsung narasumber.

Semua narasumber sependapat dengan pernyataan penerimaan pluralitas agama di lingkungan sekitar adalah hal yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan demi persatuan dan kedamaian hidup bersama.

(2) Penolakan Radikalisme Agama di UIN SUKA

Berdasarkan hasil skala Penolakan Radikalisme Agama yang diperoleh kemudian diolah dengan SPSS diketahui hasil sebagai berikut:

(a) Deskripsi Statistik

Tabel 4.13 Rangkuman Statistik Deskriptif Penolakan Radikalisme Agama Statistics

Sum 1081

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden (N) dalam penelitian ini ada 100 responden. Rata-rata nilai dari 65 responden atau Mean sebesar 16,63 dengan Standar Deviasi sebesar 2,198. Kemudian Median dari skor responden dalam penelitian ini yaitu 16. Skor mahasiswa terkecil (Minimum) adalah 5, dan skor terbesar (Maximum) adalah 20. Nilai Interval yakni sebesar 3,75dan nilai Sum dari 65 responden yakni 1081. Nilai Skewness dan Kurtosis masing-masing yaitu -0,32 dan -1,07. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa sebagian besar mahasiwa menolak Radikalisme Agama. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut Radikalisme Agama didistribusikan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.14 Distribusi Frekuentif Penolakan Radikalisme Agama Kriteria Interval Kategori Frekuensi Persentase

4 16,25-20 Sangat Setuju 17 26,15%

3 12,51-16,25 Setuju 48 73,84%

2 8,76-12,5 Tidak Setuju 0 0%

1 5-8,75 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Diagram Lingkaran 4.9 Frekuensi Penolakan Radikalisme Agama

Tabel dan Diagram Lingkarandi atas memperlihatkan Penolakan terhadap Radikalisme Agama. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terlihat bahwa 17 (26%) responden menyatakan sangat setuju, 48 (74%) responden menyatakan setuju, 0 (0%) responden menyatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden menyatakan sangat tidak setuju dengan penolakan terhadap radikalisme agama.

(b) Deskripsi Wawancara

Berdasarkan hasil dari wawancara, ada 1 narasumber yang menjawab tidak setuju untuk pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “saya menolak tindakan pengerusaan salib di pemakaman”. Pernyataan ini dijawab tidak setuju, berarti responden tersebut tidak menolak tidakan pengerusakan salib di pemakaman.

Ketika ditanya dalam wawancara R4 mengatakan:

Saya cukup mengikuti berita pengerusakan salib tersebut dan menurut sepengetahuan saya itu adalah makam yang dikhususkan untuk orang muslim jadi tidak wajar jika ada salib dipemakaman itu, hanya saja cara merusak tersebut salah, bisa dengan cara lain. misalnya dengan cara kekeluargaan, oleh karena itu saya tidak memberikan respon sangat setuju” (R4, 5 Mei 2019).

Ketika ditanya mengenai kasus radikalisme di UIN SUKA, R6 memberikan informasi sebagai berikut:

Kasus radikalisme yang ada di UIN SUKA sekarang sudah tidak ada, tetapi di tahun 2016 ada sebuah kasus yang cukup meresahkan adalah ada seorang mahasiswa UIN SUKA yang berfoto bercadar dan memegang bendera HTI. Menurut saya HTI melawan Konstitusi dan tidak relevan dengan institusi UIN SUKA yang dibentuk oleh negara, maka Pak Rektor langsung bertindak untuk melakukan pembinaan terhadap mahasiswa tersebut. Salah satunya UIN SUKA membuat aturan tentang penggunaan cadar. Mengenai kasus dosen yang terpapar radikalisme sejauh ini belom ada di UIN SUKA tetapi di tahun 2015 pernah ada salah satu dosen

Kasus radikalisme yang ada di UIN SUKA sekarang sudah tidak ada, tetapi di tahun 2016 ada sebuah kasus yang cukup meresahkan adalah ada seorang mahasiswa UIN SUKA yang berfoto bercadar dan memegang bendera HTI. Menurut saya HTI melawan Konstitusi dan tidak relevan dengan institusi UIN SUKA yang dibentuk oleh negara, maka Pak Rektor langsung bertindak untuk melakukan pembinaan terhadap mahasiswa tersebut. Salah satunya UIN SUKA membuat aturan tentang penggunaan cadar. Mengenai kasus dosen yang terpapar radikalisme sejauh ini belom ada di UIN SUKA tetapi di tahun 2015 pernah ada salah satu dosen

Dokumen terkait