• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

Untuk menigkatkan pemahaman dan penerimaan mahasiswa anggota organisasi SENAT dan DEMA Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogakarta periode 2019terhadap pluralitas agama, berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada UIN SUKA

Meningkatkan pemahaman dan penerimaan mahasiswa terhadap pluralitas agama dengan cara pemberian seminar, menurut hasil wawancara banyak mahasiswa yang mengungkapkan kegiatan seminar hanya memberikan pemahaman secara teorotis, namun seminar tidak memberikan pengalaman langsung akan pluralitas agama yang secara efektif bisa meningkatkan penerimaan terhadap pluralitas agama. Oleh karena itu peneliti mengusulkan adanya kegiatan di luar kampus yang tidak hanya melibatkan mahasiswa UIN SUKA, melainkan juga melibatkan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas yang berbeda agama untuk memepererat persaudaraan, membangun kerjasama serta mencipakan pengalaman yang nyata hidup dalam keberagaman. Setiap kegiatan

yang dilakukan hendaknya ada aksi nyata yang disepakati bersama di akhir pertemuan jadi materi yang diterima dapat benar-benar diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kepada mahasiswa Anggota SENAT dan DEMA UIN SUKA

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang sangat plural di UIN SUKA, mereka membagikan pengalaman keterlibatan mereka dalam kegiatan di kampus dan diluar kampus. Para narasumber memberikan keterangan bahwa hampir 100% mahasiswa yang tergabung dalam SENAT ataupun BEM adalah mahasiswa yang terbuka dan bisa diajak untuk berkerjasama. Berdasarkan sesaksian dari narasumber yang terlibat dalam organisasi lintas iman, narasumber menyatakan bahwa dengan terlibat dalam kegiatan lintas iman membuat dia merasa lebih mempunyai banyak relasi dari berbagai latar belakang. Hal ini membuat pemikirannya terbuka dan toloreansi terhadap perbedaan.

Saran penulis untuk para mahasiswa UIN SUKA adalah jangan hanya jadi mahasiswa yang berada dalam zona nyaman masing-maising. Tetapi cobalah melihat dunia lebih luas dan libatkan diri kita dalam kegiatan-kegiatan di kampus maupun di masyarakat. Ini akan melatih diri kita untuk berani bergaul dan memiliki realsi yang luar dari berbagai macam latar belakang. Mahasiswa akan terbisa untuk menghargai perbedaan dan bisa bekerjasama dengan orang yang

berbeda. Relasi yang baik dengan orang akan membuat pikiran kita menjadi positif. Rasa curiga dan fanatik akan jauh dari diri kita.

DAFTAR PUSTAKA

Aguas, Jove Jim S. 2006.“Religius Pluralism and Freedom of Religion.”Journal of Dharma.Vol. 31. No.1. Hlm. 67-80.

Ari Dwipayana, A.A.G.N. 2003. “Pendidikan Umat: Dari Pluralism ke Multikulturalisme.” Dalam Jurnal Teologi Gema. Edisi 58. Hlm. 54-63.

Bretherton, Luke. 2011. “A Postsecular Politics? Inter-Faith Relations as a Civic Practice.”Dalam Journal of the American Academy of Religion.Vol.79. No.2.

Hlm. 346-377.

Coward, Harold. 1989. Pluralisme: Tantangan Bagi Agama-Agama. Yogyakarta:

Percetakan Kanisius.

Cremers, Agus. 1995. Tahap-tahap perkembangan kepercayaan menurut James W. Fowler, sebuah gagasan baru dalam psikologi agama. Yogyakarta:

Kanisius.

Duska. 1982. Perkembangan Moral. Yogyakarta: Percetakan Kanisius.

Eliraz, Giora. 2004. Islam in Indonesia. Brighton, Portland: Sunnsex Academic Press.

Haryatmoko. 2005. “Penerimaan Pluralitas Agama sebagai Syarat Kemungkinan Etika Politik.” Dalam Unisia. No. 58.Tahun 27.

Kewuel, Hipolitikus K. (2014). Mengolah Pluralitas Agama. In K. Hipolitikus K, Mengolah Pluralitas Agama (pp. 26-27). Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock, Elisabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.

James, Richard. 2009. “Test of Faith : Science and Christianity Unpacked Youth Leader’s Guide.” Journal Test of Faith – Using the Youth Leader’s Guide and Youth Sessionswww.testoffaith.com/youth. Hlm. 1-23.

Karlina Supelli. 2016. “Radikalisme, Fundamentalisme dan Konservatisme:

Sebuah Tantangan Aktual.” Dalam Seminar Bulanan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta, 27 September 2016.

Kono, Raden. 2013. “Pluralitas, Agama, dan Dialog.” Pluralitas dan Dialog? Seri Buku Vox. Edisi 57/01. Yogyakarta: Moaya zam Zam Printika. Hlm. 6-21.

Legenhausen, M. 2010. Pluralitas dan Pluralisme Agama.Jakarta: Shadra Press.

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosda Karya, 2005).

McCoy, Mary E. 2013. “Purifying Islam in Post-Authoritarian Indonesia:

Corporatist Metaphors and the Rise of Religious Intolerance.”Rhetoric and Public Affairs.Vol. 16.No. 2. Hlm. 275-316.

Magnis-Suseno, Franz. 2002. “Underlying Factorsof Conflicts between Ethnicand Religious Groups in Indonesia: Prevention and Resolution.”Communal Conflicts in Contemporary Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya IAIN

&The Konrad Adenauer Foundation (KAF)

MinakoSakai dan Falikullsbah M. 2014. “Limits to Religius Diversity Practice in Indonesia: Case Studiesfrom Religius Philanthropic Institutions and

Traditional Islamic Schools.”Asian Journal of Social Science. No 42.

Hlm.722-746.

Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujiburrahman. 2006. Feeling Threatened: Muslim-Christian Relation in Indonesia's New Order. Leiden: ISIM; Amsterdam: Amsterdam University Press.

Nagata, Judith. 2001. “Beyond Theology: Toward an Anthropology of

“Fundamentalism”.” American Anthropologist.Vol. 103.No. 2. Hlm. 481-498.

Omer, Atalia. 2011. “Can a Critic be a Caretaker Too? Religion, Conflict, and Conflict Transformation.”Journal of the American Academy of Religion.Vol.79. No.2. Hlm. 459-496.

Prof. Dr. Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alvabeta.

Rukiyanto. 2012. Katekese di TengahArus Globalisasi.Yogyakarta : Kanisius Robert L. Bodgan and Sari Knoop Biklen, Qualitatif Research For Education: An

Introduction ti Theory and Methods, (Boston: Allyn and Bacon, 1982),

Sudjaha, N.1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : ALVABETA.

Trommsdorff, Gisela and Chen, Xinyin. 2012. Values, Religion, and Culture in Adolescent Development. New York: Cambridge University Press.

Wahid, K. A. 2009. Ilusi Negara Islam, Gerakn Bhineka Tunggal Ika. jakarta: The Wahid Institute, Maarif Institute.

White, SmeserLauren. 2016. “For Comparative Theology’s Christian Skeptics:

An Invitation to Kenotik Generosity in the Religiusly Pluralistic Situation.”

Harvard Theological Review.Vol.109.No.2. Hlm.159-177.

Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

Referensi dari internet:

https://economy.okezone.com/read/2018/07/21/320/1925559/indonesia-penduduk-terbanyak-nomor-4-di-dunia-siapa-juaranya (diakses pada tanggal 29 Oktober 2018)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181122170455-20-348473/empat-dosen-radikal-diberi-pilihan-nkri-atau-dipecat-dari-pns (diakses pada tanggal 29 Oktober 2018)

https://kumparan.com/@kumparannews/komarudin-dan-romo-magnis-pluralisme-indonesia-adalah-rahmat (diakses pada tanggal 29 Oktober 2018)

LAMPIRAN

(1)

(2) Kepada Yth. Responden

Selamat pagi/siang/sore,

Nama saya Yolenta Sari, Mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul "PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN MAHASISWA ANGGOTA ORGANISASI SENAT DAN

DEMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA PERIODE 2019 TERHADAP PLURALITAS AGAMA", maka saya membutuhkan dukungannya untuk mengisis kuesioner dibawah ini sesuai dengan hati nurani. Pertanyaan dan data responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan sangat dijaga kerahasiaannya.

Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Instrumen ini menggunakan skala Likert

2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh jawaban anda.

3. Berikan tanda benar (√) pada jawaban yang paling sesuai menurut anda 4. Penelitian sangat mengharapkan semua pertanyaan dijawab dan tidak ada

yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

II. Data Responden

(data hanya untuk kepentingan penelitian)

1. Nama :...

3. Jenis Kelamin : ...

(3) agama

Keterangan Jawaban

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju STS =Sangat Tidak Setuju

NO PERTANYAAN KRITERIA PILIHAN

STS TS S SS 1

Saya memahami makna pluralitas

agama

2

Menghormati keberagaman maka akan

tercipta kerukunan

3

Pluralisme adalah ideologi yang menyatakan bawa dalam keadaan

apapun senyatanya beragam

4.

Setiap agama boleh mewujudkan nilai-nilai kebaikan agamanya dalam

kehidupan bersama Kristen, Katolik dan Konghucu adalah bukti adanya pluralitas agama di

Indonesia

7

Pluralitas agama adalah anugerah bagi

bangsa Indonesia yang pantas disyukuri 8

Pancasila sebagai dasar pluralitas agama

di Indonesia

9

Semboyan Indonesia ialah Bhineka

Tunggal Ika

10

Pluralitas Agama membawa kehidupan

yang lebih baik bagi Indonesia

11

Saya mengapresiasi atau memberi pujian kepada karya orang yang

(4) 16

Saya tidak keberatan orang beragama

lain beribadah di rumah saya

17

Saya merasa tidak terganggu dengan

suara kegiatan peribadatan agama lain

18

Saya ikut berpatisipasi dalam perayaan agama lain dengan memberi ucapan

selamat hari raya

19

Saya tidak keberatan tempat ibadah agama lain dibangun di lingkungan

tempat saya tinggal

20

Saya tidak ragu menyapa tetangga yang

berbeda agama

21

Saya tidak membenarkan tindakan bom

bunuh diri

22

Saya menolak tindakan penyerangan

rumah-rumah ibadah agama lain

23

Saya tidak membenarkan tindakan

pengerusakan Salib di pemakaman 24

Tindakan radikalisme agama dapat

memecah persatuan Indonesia

25

Saya tidak membenarkan tindakan

radikalisme atas nama agama

(5) Untuk mahasiswa

1. Apa itu pluralitas agama?

2. Apakah kamu bisa menyebutkan agama-agama yang kamu ketahui?

3. Pluralitas agama adalah realitas yang terjadi di Indonesia, Bagamana cara kamu menyikapi realitas ini?

4. Apakah kamu merasa terganggu dengan atribut keagamaan orang lain?

5. Apakah kamu mengijinkan bila lingkungan di sekitar rumahmu dibangung tempat ibadah agama lain?

6. Apakah kamu merasa tidak keberatan jika memberi ucapan selamat di hari raya agama lain?

7. Bagaimana pendapatmu tentang kasus Pak slamet yang tidak boleh tinggal di suatu daerah di Sleman karena Pak Slamet berbeda agama dengan warga setempat?

8. Bagaimana pendapatmu tentang kasus penyerangan rumah-rumah ibadah hingga menelan korban jiwa?

9. Bagaimana pendapatmu tetang kasus perusakan dan pematahan salib di pemakaman di daerah Yogyakarta?

10. Menurutmu penting tidak bagi kita para mahasiswa memahami dan menerima pluralitas agama?

11. Menurutmu maasiswa UIN SUKA sudah memahami dan menerima pluralitas agama belum?

(6) A. Wawancara Mahasiswa

1. R1

Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan pluralitas agama?

Jawaban: Pluralitas agama, berasal dari kata pluralitas yang berati beragam, makan pluralitas agama adalah keberagaman agama yang kebenarannya harus dihargai dan diterima. Pluralitas tidak bisa dipisahkan dengan multikulturalisme.

Islam selalu mengajarkan kedamaian “Islam Rahmatan Lil’alamin” memberikan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama.

Pertanyaan: apakah pemahaman dan penerimaan pluralitas agama penting bagi para mahasiswa?

Jawaban: mengatakan pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas agama adalah hal yang sangat penting. Saya menyadari bawasannya tidak semua orang mudah menerima pluralitas, tetapi jika seseorang memperoleh pemahaman yang benar maka orang akan lebih mudah menerima pluralitas.

Pertanyaan: bagaimana pandangan anda tentang kasus pengerusakan salib di pemakaman?

Jawaban: Mengenai kasus pengerusakan salib di pemakaman daerah Sleman, Saya sangat mengecam semua perbuatan yang sifatnya merusak dan kekerasan.

Perbuatan seperti itu pasti berhubungan dengan kepetingan pribadi, bukanah

(7)

merupakan tindakan adu domba dan bertujuan untuk memecah belah kerukunan.

Pertanyaan: bagaimana hubungan anda dengan orang-orang yang beragama lain?

Jawaban: Mengenai hubungan dengan teman-teman yang berbeda agama, Saya memiliki banyak teman yang berbeda agama dan bahkan bergabung ke organisasi lintas iman baik di kampus maupun di kampung.

Pertanyaan: bagaimana penghayatan anda mengenai pluralitas agama?

Jawaban: Untuk masalah memberi ucapan selamat hari raya kepada orang beragama lain, Saya merasa tidak keberatan karena di Islam mengajarkan bahwa orang Islam boleh memberi ucapan selamat asalkan tidak melupakan kebenaran agamanya dan dengan tulus memberi ucapan untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan dengan teman maupun orang lain.

Pertanyaan: bagaimana pandanganmu mengenai pemahaman dan penerimaan pluralitas agama di kalangan mahasiswa UIN SUKA? Apakah ada kasus radikalisme di kalangan mahasiswa?

Jawaban: Pengamatan terhadap mahasiswa UIN SUKA, menurut saya mahasiswa UIN SUKA banyak yang sangat plural dan terbuka dengan adanya perbedaan. Mungkin ada satu atau dua mahasiswa yang bisa disebut Islam garis keras. Mereka yang masuk ke organisasi dan himpunan mahasiswa bisa dipastikan mereka adalah orang-orang yang plural dan toleran. Syukron menemukan ada satu organisasi yang tertutup bernama KAMI. KAMI bukanlah organisasi resmi yang

(8)

yang panutannya NU, ada yang panutannya Muhamadyah dan organisasi KAMI memiliki panutan yaitu HTI dan PKS. KAMI berupa organisasi UKM yang memiliki kegiatan secara tertutup dan anggotanya juga menutup diri, anggotanya tidak banyak, bahkan para mahasiswa cenderung menghindar dengan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ini. Menurut saya, sejauh ini organisasi KAMI tidak melakukan pergerakan apapun, hanya menunjukan eksistensi mereka melalui media sosial. Ketika diketahui Rektor, pihak kampus langsung mengurus dan melakukan pengawasan serta pendampingan khusus.

Pertanyaan: apakah ada kasus radikalisme di kalangan dosen?

Jawaban: Kasus radikalisme dikalangan dosen dan mahasiswa UIN SUKA belum pernah ada sejauh ini. Hanya dulu pernah ada seorang mahasiswa yang ingin menunjukan eksistensinya bahwa dia anggota HTI tetapi sudah diatasi oleh pihak kampus dengan melacak kebenaran foto tersebut dan melakukan pendampingan khusus. Menurut Saya presentase pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas agama di UIN SUKA tergantung pemimpinnya, setelah dipimpin Bapak Yudian Wahyudi yang adalah seorang pluralis dan sangat liberal.

Sekarang UIN SUKA menjadi kampus yang dirasa semakin modern dan terbuka.

Mahasiswa UIN SUKA banyak didominasi mahasiswa yang plural. Syukron berkata mahasiswa yang tidak plural kurang dari 3% dan hampir tidak berani menunjukan eksistensinya. Menurut Saya semua ini karena kepemimpinan Bapak

(9)

tentang Islam yang liberal dan Islam kedaerahan yang bercirikan keIndonesiaan.

Pertanyaan: bagaimana tanggapan kampus terhadap kasus-kasus radikalisme yang pernah terjadi?

Jawaban: pergerakan-pergeran garis keras harus segera ditumpas dan diantisipasi di UIN SUKA melalui kegiatan pendampingan dan seminar-seminar Inklusive dan toleransi serta dialog kebangsaan dan lintas iman. UIN SUKA memberikan wadah kegiatan-kegiatan yang meningkatkan pemahaman dan penerimaan mahasiwa terhadap pluralitas agama. Salah satu contohnya : UIN SUKA memiliki tempat khusus yang diberi nama Rumah Pancasila. Tempat ini dibuat untuk mengumpulkan mahasiswa yang tidak hanya dari UIN SUKA bertujuan untuk membangun relasi yang luas dengan orang dari berbagai latar belakang suku, agama dan daerah serta meningkatkan minat belajar mahasiswa dan semangat berbudaya lokal Indonesia serta memeperkokoh Pancasila sebagai Indeologi tunggal bangsa Indonesia yang sudah final, misalnya bazar buku, diskusi ilmiah, pameran karya seni dan berbagai pentas seni dari kelompok mahasiswa UIN SUKA sendiri maupun kelompok mahasiswa dari luar UIN SUKA.

2. R2

Pertanyaan: apa itu pluralitas agama?

Jawaban: Pluralitas agama adalah suasana yang identik dengan keberagaman, adanya berbagaimana agama dan ada perasaan saling menghargai. Sejauh ini Ilma merasa sangat menerima adanya pluralitas agama.

(10) hidup anda?

Jawaban: saya memiliki pengalaman yang ceritakan bahwa dia selalu berada dalam lingkungan sekolah Islam dari SD sampai Perguruan tinggi. Hal ini membuat saya gelisah dan tertutup dengan keberadaan orang beragama lain.

Bahkan saya memiliki pandangan bahwa agamanyalah yang paling benar. Ketika saya bergabung ke organisasi lintas iman saya merasa kegiatan-kegiatannya sangat berdampak bagi pola pikirnya. Saya memiliki kesadaran bahwasannya pluralitas agama sangatlah perlu dipahami. Misalnya ada bom di Sri Langka yang berdampak memunculkan asumsi salah satu agama menjadi kambing hitam.

Akhirnya timbul ketengangan dalam masyarakat. Jika kita memiliki pemahaman yang benar tentang pluralitas agama pasti kejadian bom itu tidak akan pernah terjadi.

Pertanyaan: bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan penerimaan pluralitas agama di kalangan mahasiswa?

Jawaban: saya mengikuti kegiatan Srawung yang diadakan Keuskupan Agung Semarang, Ilma belajar tidak canggung dan tidak ragu untuk memberi sapaan khas agama-agama lain misalnya “syalom” “salam sejahtera” “omswastiastu”.

Pengalaman saya sewaktu berkunjung ke Syantikara sangat terkesan dengan para suster yang berdoa sebelum makan, saya merasa tidakan itu berdampak dan mengingatkan saya juga untuk berdoa.

(11) pluralitas agama di UIN SUKA?

Jawaban: Pandangan saya terhadap pluralitas agama mahasiswa UIN tergantung latar belakang mahasiwa tersebut dan keterbukaan untuk belajar tidak hanya di kampus saja. Menurut saya mahasiswa UIN ada yang masih kurang nyaman jika ada wanita yang tidak berhijab di Lingkungan UIN dan biasanya menimbulkan pertanyaan “Siapa sih dia?” “kenapa dia ke UIN?”. Saya menilai tingkat pluralitas mahasiswa UIN dapat dilihat dari seberapa jauh mahasiwa itu terlibat dalam kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus. Biasanya mereka yang memiliki pikiran terbuka adalah mahasiswa yang terbiasa mengikuti kegiatan-kegiatan di luar kampus dan dimasyarakat.

Pertanyaan: bagaimana pendapatmu tentang kasus pengerusakan salib di pemakaman?

Jawaban: Mengenai kasus pengerusakan salib di pemakaman, saya merasa agama dijadikan alat untuk suatu kepentingan dibelakangnya. Adanya oknum-oknum yang memiliki kepentingan yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. saya menegaskan pemahaman sangatlah penting untuk menimbulkan kesadaran akan keberagaman dalam masyarakat Indonesia.

Pertanyaan: bagamana kegiatan peningkatan pemahaman dan penerimaan mahasiswa UIN SUKA?

(12)

ada kegiatan yang dilakukan BEM bersama jajaran Oraganisasi LKM mengangkat tema pendidikan yang berbasis multikultural dan keberaragaman. Menurut saya, kegiatan seperti ini sering terjadi di UIN SUKA hanya saja kadang nilai-nilainya jadi tidak tersampaikan dengan baik dan kurang adanya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini, saya memberikan saran mungkin kegiatan seperti ini buat secara nyata dengan kemasan langsung terjun dalam masyarakat yang plural dan multikultural.

Pertanyaan: apakah ada kasus radikalisme di kalangan mahasiswa UIN SUKA?

Jawban: setahu saya kasus radikalisme yang sempat terjadi adalah adannya mahasiswa yang menggunakan cadar dan berfoto memegang bendera HTI.

Kampus sebenarnya memperbolehkan penggunaan cadar hanya saja mahasiswi yang bersangkutan harus bener-benar sadar dan melakukannya karena dirinya sendiri bukan karena paksaan pihak lain. Menurut kabar yang diketahui Ilma, pengibaran bendera HTI tersebut tidak sengaja karena pemegang bendera mengau tidak mengetahui ternyata yang dia pegang adalah bendera HTI.

Pertanyaan: apakah ada kasus radkalisme dikalangan dosen UIN SUKA?

Jawaban: Untuk dosen selama ini saya merasa para dosen sangatlah plural dan mengedepankan pendidikan yang multikultural dan bhineka tunggal ika. saya merasa dosen-dosennya tidak pernah mengajarkan untuk tidak menghormati agama lain. dosen-dosen memiliki semangat Islam yang damai dan terbuka.

(13) Pertanyaan: apa itu puralitas agama?

Jawaban: Menurut saya pluralitas agama adalah keberagaman agama dan semua agama mengajarkan kebaikan. Saya menyadari bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam agama yang mengajarkan kebaikan.

Pertayaan: bagaimana pandangan anda mengenai kasus pemotongan salib di pemakaman?

Jawaban:Mengenai kasus pemotongan salib di pemakaman, saya sangat mengecam karena perbuatan tersebut akan menimbulkan banyak reaksi buruk dimasyarakat yang efeknya menjadi rasa saling curiga, saling tuduh menuduh dan menciptakan keadaan yang tidak damai dan tidak kondusif.

Pertanyaan: apa yang menyebapkan radikalisme agama?

Jawaban: Menurut saya hal ini terjadi juga karena ketidakpahaman terhadap pluralitas agama. Pemahaman terhadap pluralitas agama adalah hal yang sangat penting dan perlu khususnya untuk memberi pendidikan pada masyarakat.

Menurut saya mahasiswa perlu terbuka dengan pengetahuan dari banyak sumber dan perlu memepertimbangkan banyak sudut pandang untuk bersikap. saya menegaskan bahwa kita hidup di negara ini tidak hanya satu golongan tetapi kita perlu sadar bahwa kita hidup berdampingan dengan banyak golongan.

(14) terhadap pluralitas agama?

Jawaban: menurut saya sangat perlu pemahaman pluralitas sejak dini supaya seseorang bisa mengargai perbedaan karena perbedaan adalah rahmat dari yang maha kuasa. Mengenai penghayatan pliuraritas agama dalam pertemanan saya tidak bermasalahan selama kita nyaman dan bisa saling menghormati. Mengenai memberi ucapan selamat hari raya, menurut saya itu boleh dilakukan selama kita tidak melanggar koridor agama kita. kita perlu sadar bahwa sikap kita memberi ucapan adalah untuk menghargai bukan semata-mata kita ingin menjadi kristen tetapi untuk menjaga kerukunan dan saling menghormati. Saya dapat menghargai pendapat orang lain selama mereka tidak mengganggu privasinya.

Pertanyaan: bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas agama di kampus?

Jawaban: Mengenai kegiatan di kampus saya mengikuti kegiatan dan organisasi salah satunya organisasi yang terjun langsung dalam masyarakat. Organisasi ini merangkul semua pihak dan semua masyarakat dilibatkan sehingga saya sudah tidak lagi melihat latar belakang agama mereka apa, suku mereka apa melainkan kita diajak untuk saling bekerjasama dan mengembangkan diri.

Pertanyaan: apakah ada kasus radikalisme di UIN SUKA

Jawaban: Kasus radikalisisme di UIN SUKA pernah terjadi yaitu masalah penggunaan cadar yang sempat meresahkan para dosen dan rektorat. Kasus

(15)

cenderung berpihak ke pemerintah dan seakan-akan menjadi juru biacara pemerintah. Saya bisa berbicara demikian karena dia merasa ini ada hubungannya dengan suasana nasional kita saat ini.Untuk kasus radikalisme sejauh ini UIN SUKA aman dan menurut saya banyak mahasiswa yang lebih plural dibanding mereka yang garis keras jumlahnya hampir tidak terlihat di UIN SUKA.

4. R4

Petanyaan: apa itu pluralitas agama?

Jawaban:Pluralitas agama adalah adanya keberagaman dalam agama-agama dan ini mnegajarkan kita untuk saling menghargai.

Pertanyaan: Bagaimana penghayatan anda terhadap pemahaman dan penerimaan terhadap pluralitas agama?

Jawaban: saya mengaku sangat mengharga keberagaman agama-agama, bagi saya pluralitas harus dijunjung tinggi karena pluralitas merupakan anugerah dari Allah SWT. Penghayatan mengenai pluralitas agama sudah tertanam kuat dalam keluarga saya. Sejak kecil saya sudah hidup daam masyarakat yang beragam dan

Jawaban: saya mengaku sangat mengharga keberagaman agama-agama, bagi saya pluralitas harus dijunjung tinggi karena pluralitas merupakan anugerah dari Allah SWT. Penghayatan mengenai pluralitas agama sudah tertanam kuat dalam keluarga saya. Sejak kecil saya sudah hidup daam masyarakat yang beragam dan

Dokumen terkait