Analisis Data
HASIL PENELITIAN
2. Hasil Observas
a. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Selama Berada di Sekolah Dasar Pada Kasus 1
Dari hasil observasi yang dilakukan, terungkap data keterampilan sosial Y.B.R selama berada di sekolah. Y.B.R dalam menyebutkan namanya tergantung pada moodnya. Bila sedang mau menyebutkan, Y.B.R mau menyebutkan namanya, namun bila sedang tidak mau Y.B.R diam saja. Seperti pada saat pertama peneliti menanyakan namanya, Y.B.R tidak mau menjawab, sedangkan pada saat Guru Pembimbing Khususnya meminta menyebutkan namanya, Y.B.R mau menjawab. Y.B.R sering tampak kebingungan bila ditanya tentang identitas gendernya, sepertinya Y.B.R belum paham mengenai konsep gender. Begitupun ketika diminta menyebutkan umur Y.B.R selalu diam, sepertinya Y.B.R juga belum paham benar mengenai umur. Y.B.R dapat mengenali dirinya pada foto atau kaca dengan baik, terbukti saat melihat hasil foto peneliti, Y.B.R dapat menunjuk mana.
Y.B.R jarang meniru perilaku atau perkataan teman-temannya. Namun Y.B.R sering meniru perilaku orang disekitanya. Y.B.R sering meniru perilaku Guru Pembimbing Khusus lain dalam mengarahkan anak ABK, perilaku tukang salon dengan berpura-pura memotong rambut peneliti, perilaku pengamen dengan cara mengamen di lingkungan sekolah dan perilaku para pedagang yang ada di sekolah. Namun Y.B.R tidak pernah berusaha meniru benda seperti sepatu atau tas milik teman, walaupun kadang Y.B.R ingin membeli mainan seperti milik temannya.
Y.B.R dapat bergaul atau bermain dengan anak yang lain bila Y.B.R sedang mood atau bila teman-temannya tidak jahil padanya. Kadang Y.B.R mau bermain mengikuti temannya, kadang Y.B.R sibuk dengan mainannya sendiri.
Ray Yulia Ardha, 2016
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH DASAR INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y.B.R dapat bekerjasama dengan temannya bila diberi kesempatan dan bila moodnya sedang baik, walaupun Y.B.R memerlukan bimbingan dalam bekerjasama dengan temannya. Y.B.R dapat bermain mengikuti aturan permainan, contohnya ketika melakukan permainan dalam olahraga, bernyanyi dan berjoget, Y.B.R dapat mengikuti dengan baik. Y.B.R dapat menunggu giliran ketika berbaris atau ketika membeli sesuatu. Y.B.R mau mengikuti semua rutinitas di sekolah seperti olahraga, pramuka dan pesantren, walaupun ada saatnya dimana Y.B.R sedang tidak mood dan tidak mau mengikuti rutinitas tersebut.
Saat ada teman yang gembira, Y.B.R suka ikut gembira dengan mengikuti ekspresi temannya. Saat teman atau guru sedang sedih, Y.B.R pun suka ikut sedih dengan cara murung atau ekspresi wajahnya yang sedih, walaupun tidak pernah sampai menangis. Saat ada teman yang sedih, Y.B.R
tidak pernah menertawakan, justru Y.B.R sering bertanya “kenapa ?”. Dan
hal tersebut dilakukan pada semua orang, walaupun Y.B.R tidak mengenal orang tersebut.
Saat tidak bersama dengan Guru Pembimbing Khususnya Y.B.R tidak terlalu gelisah. Saat Guru Pembimbing Khususnya tidak masuk, Y.B.R biasa saja. Namun Bila tidak bersama mainan atau tidak ada hal yang menarik bagi Y.B.R kadang Y.B.R suka uring-uringan dan mencari-cari mainannya. Dalam melakukan segala sesuatu ada yang dapat Y.B.R lakukan sendiri ada yang masih harus dibantu. Dalam mengerjakan tugas menulis huruf dengan menyambungkan titik-titik, makan, Y.B.R bisa melakukan sendiri. Namun saat pelajaran keterampilan, kekamar mandi dan mengambil benda dari tempat yang tinggi Y.B.R suka meminta bantuan pada Guru Pembimbing Khusus di sekolah, ibu atau mbak yang ada dirumahnya.
Kadang Y.B.R berusaha mengerjakan aktivitas yang ia sukai lebih cepat dari temannya. Seperti saat makan Y.B.R sering lomba makan dengan kakak perempuannya.
Kadang, bila sedang tidak mood atau malas, Y.B.R suka berpura-pura tidak mendengar nasihat atau perintah orang lain, sehingga kadang Y.B.R suka menolak nasihat atau permintaan Guru Pembimbing khususnya
Ray Yulia Ardha, 2016
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH DASAR INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terutama dalam mengerjakan tugas, dimana Y.B.R suka diam tidak mengerjakan tugas atau pergi keluar kelas.
Y.B.R tidak pernah berkata kasar atau memaki orang lain. Kadang bila sedang marah dan ada teman yang menghalangi jalannya kadang Y.B.R menangis. Hanya saja bila sedang tidak ingin mengerjakan tugas dari Guru Pembimbing Khususnya Y.B.R sering melempar bukunya. Namun Y.B.R tidak pernah sampai merusak.
Kadang bila sedang malas atau tidak mood Y.B.R suka menyuruh Guru Pembimbing Khususnya, misalnya ketika memberikan tabungan dan tugas pada Guru Kelas. Y.B.R kadang bertindak seenaknya dalam mengerjakan tugas dan sering keluar masuk kelas seenaknya ketika sedang belajar. Namun tidak pernah sampai mengancam orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Y.B.R selalu ingin diperhatikan oleh Gurunya dan sering mencari perhatian pada Gurunya, misalnya dengan memeluk, mencium, menangis atau keluar kelas.
b. Hasil Observasi Keterampilan Sosial Selama Berada di Sekolah Dasar Pada Kasus 2
Dari hasil observasi yang dilakukan 1,5 bulan, maka terungkap data keterampilan M.B.R selama di sekolah, bahwa M.B.R mengetahui nama lengkap dan identitas gendernya, namun hanya akan menyebutkan nama panggilannya dirumah dan dengan suara yang kecil dan tidak jelas. Saat dipanggil M.B.R dapat merespon dengan cara mengarahkan wajah kepada orang yang memanggilnya. M.B.R tidak bisa menyebutkan umurnya dan cenderung diam saja ketika ditanya. Namun M.B.R dapat mengenali dirinya pada foto.
M.B.R tidak pernah meniru kata-kata atau perilaku temannya. M.B.R cenderung hanya mengamati perilaku temannya tanpa ada keinginan untuk menirunya. M.B.R tidak pernah ada keinginan untuk meniru benda seperti tas atau sepatu yang sama dengan temannya.
M.B.R tidak pernah bergaul dan bermain dengan temannya. Saat temannya mendekati, M.B.R cenderung menghindar dan menjauhi atau
Ray Yulia Ardha, 2016
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH DASAR INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diam saja. Saat temannya mengajak bermain, M.B.R selalu menolak, entah karena tidak percaya diri atau karena M.B.R terbiasa untuk mengamati saja tanpa terlibat dengan teman-teman lainnya. Karena M.B.R lebih sering berada di ruangan cenco dan selalu bersama dengan Bapaknya, membuat teman-teman M.B.R menjadi segan untuk bermain dengan M.B.R.
M.B.R tidak pernah mempunyai kesempatan untuk bekerjasama dengan teman-temannya. Karena kemampuan M.B.R yang berbeda dan M.B.R yang selalu menyendiri, Guru Kelasnya tidak pernah memberi tugas kelompok pada M.B.R. M.B.R tidak pernah ikut bermain dengan temannya. M.B.R dapat menunggu giliran untuk membeli makanan kesukaannya yaitu cakue, namun harus ditemani oleh Bapaknya. M.B.R kurang dapat mengikuti aturan dan rutinitas di sekolah. M.B.R sering datang terlambat, sering bolos sekolah, tidak pernah mengikuti kegiatan olahraga, pramuka, tidak mengikuti kegiatan pesantren kilat, dan sering keluar dari kelas untuk diam diruangan cenco.
Saat ada teman yang sedang senang, M.B.R kadang cuek kadang ikut tersenyum. Namun saat temannya sedih, M.B.R diam saja, tidak tertawa dan tidak berusaha menenangkan temannya. M.B.R disekolah hanya diam saja mengamati temannya dan lebih sering bersama dengan Bapaknya, sehingga M.B.R tidak pernah melakukan suatu aktivitas untuk memperoleh dukungan dari temannya.
M.B.R tidak pernah menolong temannya yang mengalami kesulitan, tidak pernah meminjamkan barang pada temannya karena tidak pernah ada yang meminjam pada M.B.R, dan tidak pernah membagi bekal pada teman, karena M.B.R selalu memakan makanannya dengan Bapaknya di warung. Saat memakan cakue dengan Bapaknya, M.B.R bukannya memberi justru M.B.R sering mengambil bagian Bapaknya.
M.B.R suka menangis dan tidak mau masuk apabila tidak diantar oleh Bapaknya ke kelas. Sehingga Bapaknya selalu mengantar M.B.R sampai M.B.R duduk dibangkunya. Namun bila sudah dikelas, M.B.R tampak duduk dengan tenang tidak gelisah bila tidak bersama dengan Bapaknya.
Ray Yulia Ardha, 2016
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH DASAR INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam mengerjakan tugas di kelas, M.B.R dapat melakukan sendiri, hanya bila sedang jajan, M.B.R masih harus didampingi oleh Bapaknya.
Saat mengerjakan tugas, M.B.R tidak pernah berusaha mengerjakan tugas lebih cepat dari temannya. M.B.R sering santai, diam dahulu ketika mengerjakan tugas dan sering mengistirahatkan tangannya ketika sudah lelah menulis.
Bila M.B.R sudah lelah dan sudah ingin pulang, M.B.R kadang berpura-pura tidak mendengar perintah Gurunya. M.B.R biasanya menolak perintah dengan cara diam saja. M.B.R tidak pernah berkata kasar atau memukul atau merusak barang.
M.B.R tidak pernah menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Kadang M.B.R bertindak seenaknya bila sedang malas atau ingin pulang dengan tidak mengerjakan tugas. Kemudian M.B.R sering datang ke sekolah seenaknya, karena M.B.R selalu santai ketika pergi ke sekolah. Namun M.B.R tidak pernah sampai mengancam orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. M.B.R tidak ingin selalu diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya.