• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : orientasi pengunjung perpustakaan , perpustakaan perguruan tinggi, UPT perpustakaan universitas andalas,

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil

Berdasarakan laporan tahuan UPT Perpustakaan Universitas Andalas tahun 2016, jumlah pengunjung melakukan peminjaman/pengembalian buku hanya 25% dari rata-rata jumlah pengunjung per hari. Sedangkan alokasi anggaran untuk pengadaan koleksi perpustakaan setiap tahunnya mencapai 60% dari total anggaran. Data tersebut mengindikasikan bahwasanya besaran alokasi anggaran di UPT Perpustakaan Universitas Andalas terlalu fokus kepada pengadaan koleksi. Padahal saat ini jenis layanan yang tersedia di perpustakaan sudah jauh berkembang, dan orientasi pengunjung datang ke perpustakaan-pun sudah mengalami pergeseran. Oleh karena perlu dilakukan penelitian untuk memetakan orientasi atau tujuan pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Data dikumpulkan dengan membagikan kuesioner kepada pengunjung. Dari kuesioner yang telah dibagikan ke 100 orang responden diperoleh hasil yang disusun berdasarkan biodata dan jawaban responden. a. Latar belakang pengunjung perpustakaan

Untuk mengisi kuesioner, responden diharuskan mengisi data terlebih dahulu. Data tersebut terdiri dari jenis kelamin, jenjang studi dan program studi. Berikut disajikan jumlah pengunjung berdasarkan latar belakang mereka.

1) Pengunjung berdasarkan jenis kelamin

Gambir 1. menampilkan jumlah pengunjung UPT Perpustakaan Universitas Andalas berdasarkan jenis kelamin.

Gambar 1. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin

Terlihat bahwasanya 65% pengunjung perpustakaan berjenis kelamin perempuan, sedangkan pengunjung laki-laki hanya 35% saja.

2) Pengunjung berdasarkan jenjang studi

Universitas Andalas mempunyai empat jenjang studi, yaitu program Diploma (D3), sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Jenjang studi merupakan salah satu instrumen yang harus diisi dalam kuesioner. Gambar 2 menampilkan jumlah pengunjung perpustakaan berdasarkan jenjang studi.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 139

Gambar 2. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Jenjang Studi

Pada Gambar 2 terlihat bahwasanya pengunjung UPT Perpustakaan Universitas Andalas didominasi oleh mahasiswa S1 (92%). Jumlahnya sangat kontras dibandingkan jenjang studi lainnya. Mhasiswa D3 hanya 2% dari total pengunjung, sedangkan pascasarjana (gabungan S2 dan S3) hanya 6%.

3) Pengunjung berdasarkan tahun masuk

Tahun masuk juga merupakan salah satu instrumen yang dimasukkan ke dalam kuesioner. Gambar 3 menunjukkan orientasi pengunjung berdasarkan angkatan/tahun masuk kuliah.

Gambar 3. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tahun Masuk

Terlihat bahwasanya pengunjung perpustakaan didominasi oleh mahasiswa baru (angkatan 2017), yaitu 35% dari total pengunjung. Grafik menunjukkan jumlahnya semakin menurun untuk mahasiswa angkatan yang lebih tua.

b. Tujuan pemustaka datang ke perpustakaan

Pertanyaan dari kuesioner adalah mengenai tujuan atau orientasi pemustaka berkunjung ke perpustakaan. terdapat 12 jenis layanan yang tersedia di perpustakaan. setiap pemustaka bisa memilih lebih dari satu jawaban, karena banyaknya jenis layanan yang ada memungkinkan pengunjung untuk memanfaatkan lebih dari satu layanan yang tersedia. Hasil kuesioner responden bisa dilihat pada Gambar 4

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 140

Gambar 4. Tujuan Pengunjung ke perpustakaan

yang menunjukkan bahwasanya mayoritas pengunjung perpustakaan bertujuan untuk mengerjakan tugas/belajar mandiri, yaitu 76% dari total responden, diikuti oleh layanan peminjaman/pengembalian buku sebanyak 68%, dan selanjutnya di tempat ketiga pengunjung internet gratis sebanyak 55%.

2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya mayoritas pengunjung UPT Perpustakaan Universitas Andalas berjenis kelamin perempuan (65%). Kalau dilihat dari asal jenjang studi, mayoritas didominasi oleh mahasiswa S1, jumlahnya mencapai 92%. Sedangkan mahasiswa pascasarjana hanya 6%, sisanya yang 2% dari mahasiswa D3. Sedangkan kalau dilihat berdasarkan tahun masuk kuliah, pengunjung paling banyak justru berasal dari mahasiswa baru (angkatan 2017) sebanyak 35%). Semakin lama tahun masuknya jumlah pengunjungnya semakin sedikit, seperti terlihat pada Gambar 3.

Sedikitnya jumlah pengunjung dari mahasiswa angkatan lama selaras dengan jumlah pengunjung lokal konten, yang pengunjungnya biasanya berasal dari mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir/angkatan lama. Jumlah pengunjung lokal konten hanya 12% dari total responden.

Berdasarkan data pada Tabel 2. pengunjung yang datang ke perpustakaan mayoritas didominasi oleh mahasiswa yang bertujuan untuk mengerjakan tugas/belajar mandiri, yaitu mencapai 76%. Sedangkan responden yang memilih meminjam/mengembalikan buku, jumlahnya hanya 68%. Jumlah tersebut hanya sedikit lebih banyak dibandingkan dengan pengunjung internet gratis (55%).

Hasil tersebut sesuai dengan perubahan paradigma perpustakaan digital seperti yang disampaikan oleh Suwarno, W. (2016), dimana salah satunya adalah perpustakaan sudah menjadi pusat sumber belajar dan penelitian masyarakat. Sudah bergeser dari paradigma perpustakaan konvensional, dimana mayoritas pengunjung datang ke perpustakaan bertujuan untuk meminjam/mengembalikan buku, dan membaca koleksi di temapt.

Disamping itu tingginya jumlah pengunjung internet gratis juga selaras dengan pertumbuhan perpustakaan digital. Alih teknologi telah merubah pola masyarakat dalam mencari dan memperoleh informasi. Mereka cenderung memanfaatkan perangkat teknologi dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Oleh karena itu perpustakaan dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 141

Selain itu ada satu hal menarik yang bisa ditarik dari hasil penelitian ini, yaitu dari 78% pengunjung yang bertujuan meminjam/mengembalikan buku, juga memilih Mengerjakan tugas/belajar mandiri. Seperti yang terlihat pada Gambar 5

Gambar 5. Hubungan Antara Peminjam dengan Belajar Mandiri

yang menggambarkan irisan antara pengunjung yang bertujuan meminjam/mengembalikan koleksi (A) dengan mengerjakan tugas/belajar mandiri (B). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwasanya selain meminjam buku pengunjung juga belajar secara mandiri di perpustakaan. kombinasi keduanya sebenarnya bisa diwakilkan dengan layanan membaca buku di ruang cadangan. Akan tetapi responden yang memilih mengunjungi koleksi cadangan jumlahnya hanya 15%. Artinya peningkatan jumlah pengunjung belajar mandiri/mengerjakan tugas, diiringi dengan penurunan jumlah koleksi cadangan. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang pengunjung, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: (1) berdasarkan jenis kelamin mayoritas pengunjung perpustakan perempuan (65%), (2). pengunjung masih didominasi oleh mahasiswa program Sarjana, sebanyak 92%, (3) kalau dilihat dari tahun masuk, mahasiswa baru paling banyak berkunjung ke perpustakaan (35%). Kalau kita lihat dari orientasi pengunjung, telah terjadi pergeseran paradigma pengunjung perpustakaan perguruan tinggi di era digital, yang sebelumnya didominasi oleh pemustaka yang datang meminjam/mengembalikan buku. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengunjung (76%) datang ke perpustakaan bertujuan untuk mengerjakan tugas/belajar mandiri, melampaui jumlah peminjam buku, yang hanay 68%. Disamping itu jumlah pengunjung yang memanfaatkan fasilitas internet gratis jumlahnya juga cukup banyak, yaitu 55% dari total responden. Peningkatan jumlah pengunjung yang bertujuan mengerjakan tugas/belajar mandiri justru berbanding terbalik dengan jumlah pengunjung koleksi baca di tempat (cadangan) yang hanya 15% dari total responden. Sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan perpustakaan yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan (user oriented), maka perpustakaan harus berbenah, tidak hanya fokus kepada penyediaan informasi saja, akan tetapi juga menjadi pusat sumber belajar. Oleh karena itu perpustakaan perlu berbenah dengan menyediakan ruangan belajar yang nyaman dan representatif bagi pemustaka.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang disarankan dan perlu dilakukan oleh pengelola perpustakaan perguruan tinggi:

1. Banyaknya jumlah pengunjung yang datang untuk mengerjakan tugas/belajar mandiri sebaiknya diikuti dengan perubahan porsi anggaran perpustakaan, dengan tidak terlalu terfokus kepada pengadaan koleksi.

2. Perpustakaan perlu menyediakan ruang belajar yang nyaman dan ramah bagi pengunjung untuk mengerjakan tugas.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 142

3. Menurunnya jumlah pengunjung koleksi cadangan perlu menjadi catatan khusus bagi pimpinan

pepustakaan. DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, R. (2017). Information Acces and User Interface. Prosiding Manajemen Informasi Perpustakaan di Era Digital. Padang: Universitas Negeri Padang.

Hastuti, U.,R. (2017). Tantangan Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan di Era Digital. Prosiding Manajemen Informasi Perpustakaan di Era Digital. Padang: Universitas Negeri Padang. Nelisa, M. (2017). Pengembangan Perpustakaan Dalam Penyediaan Informasi Bagi Generasi Digital

Natives. Prosiding Manajemen Informasi Perpustakaan di Era Digital. Padang: Universitas Negeri Padang.

Perpustakaan Nasional, (2004). Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19665/3/Chapter%20II.pdf, diakses 21 Oktober 2017.

Perpustakaan Universitas Andalas, (2015). Panduan Pelayanan Perpustakaan, Padang : Perpustakaan Universitas Andalas.

Perpustakaan Universitas Andalas, (2016). Laporan Statistik Perpustakaan Tahun 2016, Padang : Perpustakaan Universitas Andalas.

Samosir, F.,T. (2016). Penerapan Information Common di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Net Generation. Visi Pustaka, 18(2), 97-105.

Suwarno, W., 2016. Organisasi Informasi Perpustakaan (Pendekatan Teori dan Praktek), Rajawali Pers, Jakarta.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 143

OUTING CLASS:

KOLABORASI GURU DAN PUSTAKAWAN DALAM MENUMBUHKAN