• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resti Andrian

METODE DAN OBYEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Penulis berusaha menggambarkan fenomena yang ada danmemberi uraian mengenai gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai yang terdapat dalam institusi yang dikorelasikan dengan aktivitas dalam perpustakaan.

Lokasi dalam penelitian ini adalah Perpustakaan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan merupakan perpanjangan tangan dari UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung telah ada sejak 2010 (pada saat itu bersatu dengan Perpustakaan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan), dengan tugas pokok melayani kebutuhan informasi mahasiswa dan dosen Jurusan Pertambangan pada khususnya dan Institut Teknologi Bandung pada umumnya. Awal mula berdirinya perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan merupakan pemisahan dari Perpustakaan Fakultas. Karena kebijakan pimpinan, maka pada tahun 2012 dibentuklah kembali perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan dengan lokasi yang kurang memadai. Namun ketika tahun 2013 hingga saat ini, Perpustakaan Teknik Pertambangan memiliki ruangan khusus yang nyaman dengan representatif berukuran 22 x 17 m2 beserta sarana dan prasarana yang cukup memadai. Koleksi perpustakaan dibagi dalam 2 jenis yaitu koleksi tercetak (buku sirkulasi, laporan penelitian, tugas akhir, referensi dan jurnal) dan koleksi Digital (tugas akhir, ejournal, ebooks).

Pada saat ini perpustakaan Jurusan Pertambangan telah mencoba menerapkan beberapa bentuk layanan yang meliputi:

a. Pelayanan Sirkulasi. Seperti halnya perpustakaan lain, perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan juga memberikan layanan sirkulasi yang meliputi pelayanan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi pustaka. Dengan menggunakan pelayanan automasi pelayanan yang dilakukan menjadi lebih cepat, tepat dan menyenangkan;

b. Pelayanan Referensi. Koleksi referensi yang tidak dipinjamkan dilayankan dengan fasilitas membaca ditempat dan fotocopy bagi yang menghendaki;

c. Penelusuran Informasi/Searching. Pengguna dapat melakukan pelusuran informasi dengan mengakses katalog online yang tersedia, searching melalui 3 unit komputer yang terhubung dengan akses internet. Pengguna juga dapat meminta bantuan pustakawan untuk menemukan koleksi tertentu yang diinginkan;

d. Pelayanan Koleksi Digital, meliputi pelayanan terhadap pengguna yang akan memanfaatkan koleksi digital berupa tugas akhir dan ejournal melalui website yang terhubung dengan website UPT Perpustakaan ITB. Sehingga mahasiswa dapat mengakses informasi yang tersedia di dalam website tersebut;

e. Fotocopy Koleksi Tercetak. Koleksi tercetak yang tidak dapat dipinjamkan dapat dilayankan dengan membaca di tempat atau layanan fotocopy bagi yang menghendaki.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 66

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sepintas Mengenai “Harmoni”

Menginduk dari motto ITB “In Harmonia Progressio” kata “HARMONI” memiliki makna yang luas. Dalam penjabarannya oleh Yassierli (Kepala UPT Pengembangan Manusia dan Organisasi) dalam pelaksanaan pembekalan Dosen dan Tenaga Pendidik tahun 2017 mengatakan HARMONI memiliki penjabaran pada masing-masing huruf, yaitu:

1. H ~ Humble

Yaitu mencerminkan karakter individu yang rendah hati dan memaknai bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak semata-mata karena dirinya sendiri.

2. A ~ Agile

Yaitu mencerminkan karakter individu yang adaptif dengan cepat terhadap perubahan lingkungan

3. R ~ Respect

Yaitu mencerminkan karakter individu yang bersedia memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya ingin diperlakukan.

4. M ~ Motivated

Yaitu mencerminkan karakter individu untuk memberikan usaha yang terbaik. 5. O ~ Outstanding

Yaitu mencerminkan karakter individu untuk menjadi yang terbaik dan unggul. 6. N ~ Nation

Yaitu mencerminkan karakter individu untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dan bangsa.

7. I ~ Integrity

Yaitu mencermikan karakter individu yang bertindak berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran sehingga dapat dipercaya oleh orang banyak.

Implementasi “Humble” bagi One Person Librarian

Kualitas sumber daya manusia sebuah organisasi harus ditingkatkan secara terus menerus untuk mencapai target yang optimal. Selain itu profesionalisme dalam bekerja sama antar manusia patut dijaga untuk menegakkan nilai-nilai yang tertuang dalam HARMONI (Humble, Agile, Respect, Motivated, Outstanding, Nation and Integrity), salah satunya dalam aktivitas perpustakaan. Berbagai aktivitas terkait pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, yang dilakukan secara mandiri pasti ada kalanya merasa jenuh dan capek. Sebagai seorang One Person Librarian dan pustakawan pada umumnya harus tetap menjaga citra perpustakaan instansi itu sendiri. Sehingga sikap humble harus dimiliki terutama bagi seorang One Person Librarian.

Sikap humble atau rendah hati bukan berarti anda rendah diri, rendah hati memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu dan anda menjadi pendengar yang baik. Sebagai seorang One Peerson Librarian, tentu ini sangat diperlukan, mengingat dirinyalah yang memegang citra dari perpustakaan. Dengan sikap yang rendah hati, maka akan menciptakan citra yang positif bagi perpustakaan yang dikelolanya. Prinsip komunikasi efektif seperti ini merupakan sikap untuk membangun rasa hormat yang pada akhirnya akan mengembangkan respek kepada pengguna jasa perpustakaan. Sikap rendah hati anda memberikan pamor positif bahwa anda merupakan tempat yang tepat dalam sebuah komunikasi dua arah yang saling menguntungkan.

Bagi seorang One Person Librarian yang pada dasarnya bekerja sendiri, namun dituntut untuk selalu bersikap humble. Karena dibalik semua yang dilakukan secara mandiri, ada keterkaitan berbagai pihak, yaitu pelayanan terhadap pengguna dan juga pimpinan yang selalu mengevaluasi kinerja

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 67

seorang One Person Librarian. Contoh perilaku yang dapat ditunjukkan bagi seorang One Person Librarian antara lain:

a. Selalu terbuka terhadap masukan

Ada kalanya pengalaman dari pengguna membuat seorang One Person Librarian harus berdebat panjang. Namun ada baiknya jika sebagai One Person Librarian dapat menerima dan terbuka terhadap masukan dari berbagai sumber, baik itu dari pengguna maupun pimpinannya.

b. Tidak bersikap sok tahu (unpretending)

Sebagai seorang One Person Librarian belum tentu mengetahui segala hal, terkadang menemukan sesuatu yang tidak kita pahami. Dalam penyelesaianya, seorang One Person Librarian seharusnya dapat bersikap jujur, menjelaskan apayang diketahuinya, bukan bersikap unpretending.

c. Yakin bahwa keberhasilan tidak dicapai sendiri

Meskipun di dalam pengelolaan dan pelayanan perpustakaan seorang One Person Librarian melakukannya secara mandiri, namun di luar itu ada berbagai pihak yang mendukungnya, seperti pengguna, rekan dalam institusi, dan juga pimpinan. Dengan bersikap professional terhadap profesinya, bertindak sesuai instruksi dan melayani pengguna jasa perpustakaan dengan baik, maka yakin bahwa keberhasilan sebuah perpustakaan, ada keterlibatan dari lingkungan sekitar. Sehingga membuat kita selalu menghargai orang disekitar.

d. Ketika orang lain menceritakan sesuatu yang sudah saya tahu, saya akan mendengarkan dan mengucapkan terima kasih

e. Bersikap bersahabat kepada pengguna perpustakaan tanpa menjadikan status/jabatan sebagai hambatan

Seorang One Person Librarian dalam melayani sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu tegas dengan memberikan hukuman yang sifatnya represif, aturan memang perlu ditegakkan tetapi, caranya harus manusiawi. Misalnya dengan menumbuhkan keakraban pustakawan dengan pemustakanya, maka cara ini dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif. Bersikap humble maka akanmenumbuhkan sikap saling pengertian yang dapat meningkatkan citra baru perpustakaan. Selain itu rendah hati atau humble, mencerminkan sikap tidak sombong, dan bersedia untuk mengakui kehebatan orang lain. Dengan adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, dan mau belajar dari orang lain. Ujung-ujungnya, semua itu menentukan seberapa besar jiwa kita.

KESIMPULAN

One Person Librarian merupakan sebuah fenomena dalam pengelolaan perpustakaan yang banyak terjadi di dunia perpustakaan. Penerapannya sangat bergantung atas profesionalisme pustakawan yang ditunjuk sebagai pengelola. Dan menjadi One Person Librariantidaklah mudah meski sebagian orang mungkin memandangnya berbeda. Seringkali membutuhkan usaha lebih karena dituntut mampu memecahkan banyak permasalahan secara mandiri. Ada beberapa karakteristik yang sebaiknya dipelajari. Selaras dengan motto ITB yaitu “In Harmonia Progressio” dimana di dalamnya

terdapat kata “Harmoni” bila dijabarkan terdapat tujuh sikap yang dapat diimplementasikan sebagai

One Person Librarian yaituHumble, Agile, Rescpect, Motivated, Outstanding, Nation, Integrity.Tentu saja memiliki sifat humble dalam perpustakaan menjadi hal yang penting dalam meningkatkan pelayanan bagi pengguna, khususnya mahasiswa. Hal ini dikarenakan manajemen sifat terutama bagi seorang One Person Librarian tentu membutuhkan ekstra energi karena segala sesuatunya dilakukan secara mandiri. Sifathumble ini jika dimiliki oleh seluruh pustakawan terutama One Person Librarian maka akan membuat kondisi yang kondusif dalam lingkungan perpustakaan.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 68

DAFTAR PUSTAKA

Clair, Guy St & Joan Williamson. (1992). Managing the new one-person library. London: Bowker Saur.

Pitts, Roberta L. (1994). A Generalist in the Age of Specialists: A Profile of the One-Person Library Director. Library Trends, Vol. 43, No. 1, Summer, pp. 121- 35.https://www.ideals.illinois.edu/bitstream/handle/2142/7945/librarytrendsv43i1i_opt.pdf?se quene=1diunduh tanggal 20 April 2017

Sartini. (2015). Penerapan One Person Librarian (OPL) di Perpustakaan Jurusan Karawitan ISI Surakarta. http://digilib.isi-ska.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/OPL.pdf diunduh tanggal 20 April 2017

SNI 7330:2009 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Undang 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan http://www.perpusnas.go.id/law/undang-undang-nomor- 43-tahun-2007-tentang-perpustakaan/

Wicaksono, Hendro. (2013, April). Pustakawan Tunggal (One Person Librarian) : Belajar dari Perpustakaan Elsam. VISI PUSTAKA Vol. 15, No. 1.

Wilson, Terrie L. (2012, November 5). The twenty first century art librarian, New York: rouledge, 2003. P 42.

https://books.google.co.uk/books?id=sQ40hki_BJgC&pg=PA42&hl=en#v=onepage&q&f=fal se

Yassierli. (2017, February 16). ITB Harmoni: Pembekalan Dosen dan Tenaga Kependidikan Baru ITB 2017. Bandung.

P R O S I D I N G : S e m i l o k a N a s i o n a l I n o v a s i P e r p u s t a k a a n 2 0 1 7

| 69

INSTITUSIONAL REPOSITORY DALAM PENINGKATAN VISIBILITY RESEARCH