• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nurbaiti (*)1 , Gunawan Tabrani 2 , Indra Saputra 3 dan Edy Syaputra 4 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Riau dengan ketinggian 10 mdpl. Keadaan iklim pada awal penelitian hingga panen pertama dalam keadaan bencana kabut asap yang berlangsung selam 3 bulan (September hingga November). Suhu pada saat penelitian mencapai 30oC – 38oC dan lama penyinaran matahari yang kurang dari 8 jam/hari.

Hama yang menyerang tanaman tomat saat penelitian adalah kutu kebul. Hama kutu kebul menyerang bagian bawah daun tanaman dengan cara menghisap cairan dari daun sehingga daun tanaman menjadi kering. Tindakan pengendalian yang dilakukan yaitu dengan cara penyemprotan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 ml/liter.

Hasil

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemangkasan cabang utama dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol dan faktor pemangkasan cabang utama terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh faktor konsentrasi paclobutrazol. Rerata tinggi tanaman yang dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol setelah dilakukan uji lanjut dengan UJBD pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman (cm) tomat yang diberibeberapa konsentrasi paclobutrazol

Faktor Tinggi tanaman (cm)

Konsentrasi Paclobutrazol(ppm)

0 74,67 a

300 60,86 b

600 64,83 b

900 64,83 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa paclobtrazol menghambat pertumbuhan tinggi tanaman tomat, tetapi semakin tinggi konsentrasi paclobutrazol yang diberikan tidak memberikan perbedaan yang nyata antar perlakuan paclobutrazol. Hal ini menunjukkan bahwa paclobutrazol merupakan zat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman yang cara kerjanya menghambat pembentukan giberellin di dalam tubuh tanaman. Menurut Salisbury dan Ross (1995) paclobutrazol menghambat reaksi oksidasi kaurene menjadi asam kaurenoat dalam reaksi biosintesis giberellin. Selanjutnya menurut Chaney (2004) pertumbuhan pemanjangan sel tanaman diatur oleh giberellin sehingga kekurangan giberellin pada tanaman akan menyebabkan tanaman menjadi lebih pendek.

Umur Berbunga

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemangkasan cabang utama dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol dan faktor konsentrasi paclobutrazol terhadap umur berbunga. Umur berbunga dipengaruhi oleh faktor pemangkasan cabang utama. Rerata umur berbunga yang dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama setelah dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 2.

Faktor Umur Berbunga (HSS) Pemangkasan cabang utama

Tanpa pemangkasan cabang utama 52,05 b

Pemangkasan cabang utama 50,50 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa umur berbunga tanaman tomat dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama. Tanaman tomat yang dipangkas satu cabang utamanya umur berbunganya lebih cepat. Hal ini berhubungan dengan distribusi fotosintat dan sink capacity.Menurut Wartapa dkk. (2009) tanaman tomat tanpa dipangkas membutuhkan waktu untuk berbunga lebih lama daripada tanaman yang dipangkas. Pembungaan menjadi lebih cepat dengan pemangkasan dikarenakan fotosintat didistribusikan pada satu cabang saja sebagai sink (limbung) sehingga sebagian hasil fotosintesis berupa karbohidrat dapat dimanfaatkan tanaman dalam proses respirasi yang dapat menghasilkan energi dan digunakan tanaman untuk pertumbuhan tunas baru yang akan menghasilkan bunga.

Jumlah Bunga per Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemangkasan cabang utama dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol terhadap jumlah bunga per tanaman. Jumlah bunga dipengaruhi oleh faktor pemangkasan cabang utama dan faktor konsentrasi paclobutrazol. Rerata jumlah bunga per tanaman tomat yang dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama dan konsentrasi paclobutrazol setelah dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah bunga per tanaman tomat dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama dan pemberian paclobutrazol. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah bunga berhubungan dengan banyaknya jumlah cabang per tanaman. Hasil penelitian Sowley dan Damba (2013) menunjukkan bahwa jumlah bunga pada tanaman tomat dipengaruhi oleh pemangkasan. Tanpa pemangkasan tidak terjadi pengurangan jumlah cabang sehingga rangkaian bunga yang terbentuk pada cabang lebih banyak dibandingkan jumlah bunga dengan pemangkasan satu cabang utama. Pemberian paclobutazol menyebabkan jumlah bunga pada tanaman tomat menjadi lebih sedikit. Hal ini dikarenakan tanaman yang diberi paclobutrazol memiliki ukuran tangkai lebih pendek dan jumlah tunas lebih sedikit, sehingga bunga yang terbentuk lebih sedikit dibandingan tanaman yang tidak diberi paclobutrazol. Hal ini sejalan dengan pendapat Pranata (2007) bahwa aplikasi paclobutrazol menyebabkan pertumbuhan tunas terhambat sehingga tempat untuk tumbuhnya bakal bunga menjadi berkurang. Jumlah bunga pada saat penelitian ini cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan deskripsi tanaman tomat. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan diantaranya suhu dan intensitas cahaya matahari yang tidak optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat. Menurut Pranata (2007) lama atau singkatnya pencahayaan akan berpengaruh terhadap sintesis hormon florigen (hormon yang memacu pembentukan bakal bunga). Tabel 3. Jumlah bunga per tanaman tomat (kuntum) yang diberi beberapa konsentrasi

paclobutrazol

Faktor Jumlah Bunga per Tanaman (kuntum)

Pemangkasan cabang utama

Tanpa pemangkasan cabang utama 127,49 a

Pemangkasan cabang utama 99,59 b

Konsentrasi Paclobutrazol (ppm)

0 97,83 b

300 108,64 b

600 104,17 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Jumlah Buah per Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemangkasan cabang utama dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol dan faktor pemangkasan cabang utama terhadap jumlah buah per tanaman. Jumlah buah per tanaman dipengaruhi oleh faktor konsentrasi paclobutrazol. Rerata jumlah buah per tanaman yang dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol setelah dilakukan uji lanjut dengan UJBD pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Buah per Tanaman (buah)tomat yang diberi beberapa konsentrasi paclobutrazol

Faktor Jumlah Buah per Tanaman(buah)

Konsentrasi Paclobutrazol (ppm)

0 12,90 a

300 10,77 ab

600 11,08 ab

900 10,18 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 4 menunjukkan bahwa tanpa pemberian paclobutazol jumlah buah yang terbentuk lebih banyak dibandingkan dengan pemberian paclobutrazol. Hal ini dikarenakan respon tanaman terhadap pemberian paclobutrazol berbeda-beda. Pemberian paclobutrazol menyebabkan persentase pembentukan bunga menjadi buah rendah. Menurut Arteca (1996) aktivitas ZPT pada tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi dan kepekaan jaringan. Pemilihan konsentrasi ZPT yang tepat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan respon kepekaan jaringan tanaman terhadap ZPT tergantung pada waktu pemberiannya, karena daya serap setiap stadia tumbuh berbeda terhadap ZPT. Apabila kondisi ini terpenuhi maka tanaman akanmampu menyerap ZPT secara optimum. Selaian respon tanaman, faktor lingkungan juga berpengaruh dalam pembentukan buah. Suhu ditempat penelitian cukup tinggi berkisar 30 oC- 38 oC sehingga banyak bunga yang gugur menyebabkan buah yang terbentuk menjadi sedikit. Menurut Sugito (1994) suhu optimal yang dibutuhkan tanaman tomat untuk pertumbuhannya adalah 24oC- 28oC dan apabila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi berdampak pada proses pembentukan bunga dan buah menjadi tidak sempurna.

Berat Buah per Tanaman

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemangkasan cabang utama dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol dan faktor konsentrasi paclobutrazol terhadap berat buah per tanaman. Berat buah per tanaman dipengaruhi oleh faktor pemangkasan cabang utama. Rerata berat buah per tanaman yang dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama setelah dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Berat buah per tanaman(g) tomat yang diberibeberapa konsentrasi paclobutrazol

Faktor Berat Buah per Tanaman (g)

Pemangkasan cabang utama

Tanpa pemangkasan cabang utama 132,38 a

Pemangkasan cabang utama 95,47 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 5 menunjukkan bahwa berat buah per tanaman tomat dipengaruhi oleh pemangkasan cabang utama. Hal ini sejalan dengan parameter jumlah buah per tanaman. Semakin banyak jumlah buah per tanaman maka semakin berat pula berat buah per tanaman. Hal ini sesuai dengan

pendapatBernardinus (2002) yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah buah yang terbentuk maka akan semakin tinggi berat buah per tanaman yang dihasilkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemangkasan cabang utama dan pemberian paclobutrazol pada semua parameter pengamatan. Pemberian paclobutrazol dapat menekan tinggi tanaman, mempercepat umur berbunga serta meningkatkan jumlah bunga per tanaman. Pemberian paclobutrazol 300-900 ppm tidak dapat meningkatkan produksi tanaman tomat. Pemangkasan cabang utama dapat meningkatkan jumlah bunga per tanaman dan berat buah per tanaman tomat.

DAFTAR PUSTAKA

Arteca, R.N. 1996. Plant Grouth Subtances Principles and Applications. Chapman and Hall. New York. Anonim. 2013. Statistik Hortikultura Tahun 2012. Direktorat Jenderal Hortikultura. Departemen

Pertanian. Jakarta.

Bernardinus, T.W.W. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Bertanam Tomat. Agro Media Puastaka. Jakarta.

Cahyono, B. 2005. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Chaney, E.R. 2004. Paclobutrazol: more than just a growth retardant.pro-hor conference, Peoria, Illionis, February 4th. Department of Foestry and Natural Resources, Purdue University. Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Harjadi, S.S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pasaribu, R.P. 2015. Pengaruh pemangkasan cabang utama dan pemberian pupuk pelengkap cair organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). SkripsiFakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak Dipublikasikan).

Pranata, A.S. 2007. Panduan Budi Daya Perawatan Anggrek. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Rahman, H.U.M., K. Asif dan K.M. Khokhar. 1989. Effect of paclobutrazol on growth and yield of tomato. Journal Agriculture Pakistan, volume 10 (1).

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sowley, E.N.K dan Damba, Y. 2013. Influence of staking and pruning on growth and yield of tomato in the Guinea Savannah Zone of Ghana. Journal of Scientificand Technology Research, volume 2(12): 103-108.

Sugito, Y. 1994. Dasar-dasar Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Wartapa, A., Y. Efendi dan Sukadi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu benih tomat varietas kaliurang. Jurnal Ilmu Pertanian, volume 5(2) : 150-163.

Fertilitas dan Perbanyakan Secara In Vitro Tiga Species