• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan informasi terkait produk yang akan dikembangkan. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika. Pengumpulan informasi ini bersumber dari hasil observasi, wawancara, angket/kuesioner, dan tes kemampuan awal (pretest). Seluruh data tersebut berguna untuk memberi masukan dalam penyusunan modul menulis artikel opini yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Peneliti sebelum melakukan pengumpulan informasi harus merumuskan kisi-kisi dari setiap instrumen penelitian yang akan dibuat. Kisi-kisi tersebut berguna untuk memberikan arahan dan fokus terhadap

butir-butir instrumen yang akan dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi tersebut kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Jika sudah mendapatkan revisi dari dosen pembimbing, peneliti mulai merumuskan instrumen penelitian. Seluruh instrumen pengumpulan informasi tersebut sebelumnya sudah divalidasi oleh dosen pembimbing untuk diketahui apakah instrumen observasi, wawancara, angket/kuesioner, dan tes kemampuan awal (pretest) yang dibuat sudah valid dan layak digunakan.

Peneliti setelah melewati tahap validasi instrumen oleh dosen pembimbing langsung melakukan langkah yang pertama, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi. Observasi dosen dan mahasiswa dilakukan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran di kelas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu juga untuk mengetahui interaksi dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran di kelas. Di sisi lain, wawancara dosen dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan bahan ajar yang berupa modul pembelajaran menulis artikel opini. Dosen yang diwawancarai adalah dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjumlah satu orang. Beliau adalah Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A.

Selain itu, instrumen yang berupa angket/kuesioner dibagikan kepada mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia kelas B Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 32 mahasiswa. Angket/kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa bertujuan untuk mengetahui pengalaman awal mahasiswa dalam menulis artikel opini. Selain itu juga untuk mengetahui pentingnya menulis artikel

opini di kalangan mahasiswa, mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menulis artikel opini, dan memperoleh masukan terkait produk modul pembelajaran menulis artikel opini yang akan dikembangkan.

Tahap terakhir dari pengumpulan data ini berupa pemberian tes kemampuan awal (pretest) mahasiswa dalam menulis artikel opini. Pretest ini diberikan kepada 31 mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia kelas B Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Pretest ini digunakan untuk mengetahui sekaligus mengukur tingkat kemampuan menulis artikel opini yang dimiliki oleh mahasiswa. Berikut ini akan diuraikan tentang hasil tahapan penelitian dan pengumpulan informasi dari hasil observasi dosen dan mahasiswa, wawancara dosen, angket/kuesioner mahasiswa, dan tes kemampuan awal (pretest) mahasiswa.

a. Deskripsi Hasil Observasi Dosen dan Mahasiswa dalam Pembelajaran di Kelas

Instrumen pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen observasi. Observasi ini terdiri dari beberapa poin, diantaranya observasi aktivitas dosen di kelas secara umum, aktivitas dosen di kelas, dan aktivitas mahasiswa di kelas. Dosen yang peneliti observasi adalah Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Observasi ini dilakukan di kelas B, ruang K.305, Kampus III, Paingan pada Rabu, 8 November 2017, pukul 07.00-09.50 WIB.

Observasi dosen dan mahasiswa dilakukan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran di kelas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, untuk mengetahui interaksi dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran di kelas. Seluruh data observasi ini akan menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan strategi pembelajaran yang diintegrasikan dengan produk yang akan dikembangkan, yaitu modul pembelajaran menulis artikel opini.

Hasil observasi dosen di kelas secara umum menunjukkan bahwa dosen sudah mengajar dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang ada bahwa dosen pengampu sudah melakukan 12 butir dari 17 butir aspek yang peneliti amati. Saat diobservasi, dosen pengampu cukup terlihat aktif dan bersemangat dalam mengajar. Hal ini dapat terjadi karena salah satu faktornya pembelajaran dilakukan pada pagi hari. Dosen sudah melakukan kegiatan apersepsi dengan baik sehingga dapat menumbuhkan minat serta semangat mahasiswa dalam belajar. Dosen juga menggunakan media berupa power point untuk menjelaskan materi pelajaran kepada mahasiswa.

Selain itu, dosen juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa apabila ada yang ingin ditanyakan terkait materi yang dipelajari. Tidak lupa pula dosen memberikan penguatan kepada mahasiswa. Sikap dosen dalam mengajar cukup santai sehingga membuat mahasiswa merasa nyaman berada di kelas. Dosen juga selalu berjalan ke belakang, ke samping, ke tengah untuk berinteraksi

dengan mahasiswa secara langsung. Di akhir pembelajaran, dosen membuat rangkuman serta evaluasi tentang ketercapaian setiap indikator dan tujuan pembelajarannya.

Dari hal-hal baik yang telah dipaparkan di atas, akan tetapi masih ada kekurangan yang dimiliki oleh dosen saat mengajar. Peneliti mengamati bahwa belum adanya bahan ajar yang digunakan sedikit membuat mahasiswa merasa sedikit bosan karena tidak ada sesuatu yang dapat disimak atau dibaca. Selain itu, di sela-sela pembelajaran terlihat dosen dan beberapa mahasiswa sedikit mencuri-curi kesempatan untuk membuka gadget yang dimilikinya.

Selain observasi dosen pengampu secara umum, peneliti juga melakukan observasi secara menyeluruh terkait aspek-aspek interaksi dosen selama kegiatan perkuliahan. Terdapat empat aspek utama yang diamati oleh peneliti, yaitu (1) pra-pembelajaran, (2) membuka pelajaran, (3) kegiatan inti pembelajaran, dan (4) penutup. Keempat aspek utama tersebut akan membantu peneliti untuk menentukan jenis penugasan yang mampu membangkitkan minat serta semangat belajar mahasiswa.

Secara keseluruhan, dosen pengampu hampir memenuhi keempat aspek yang diobservasi. Aspek pertama, dosen sudah melakukan kegiatan pra-pembelajaran dengan baik, seperti sudah mengecek kesiapan mahasiswa, dan memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, serta media pembelajaran yang akan digunakan oleh

dosen pengampu. Aspek kedua, dosen sudah melakukan kegiatan membuka pembelajaran dengan baik, dengan melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi ini ditunjukkan dengan dosen menanyakan pemahaman awal mahasiswa terkait materi yang akan dipelajari. Dosen juga menjelaskan secara lisan dan tulisan tentang kompetensi yang akan dicapai mahasiswa dalam pembelajaran.

Aspek ketiga, yaitu kegiatan inti pembelajaran. Secara keseluruham, dosen pengampu sudah melakukan kegiatan inti dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan menunjukkan penguasaan materi pembelajaran saat dosen menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari mahasiswa. Dosen juga menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dari yang paling sederhana ke materi yang lebih kompleks. Selain itu, dosen sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan tingkat dan perkembangan mahasiswa, baik dari segi materi maupun penggunaan bahasa yang mudah dimengerti. Aspek yang keempat, yaitu penutup. Sebelum menutup pelajaran, dosen merangkum materi yang telah dipelajari bersama, menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan materi, serta melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.

Selain kegiatan dosen yang diamati, peneliti juga mengamati kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama perkuliahan berlangsung. Hasil observasi terhadap mahasiswa ini dapat berguna untuk memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi kelas,

motivasi belajar mahasiswa, dan strategi belajar yang sesuai untuk mahasiswa. Peneliti mengamati mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjumlah 32 mahasiswa. Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada awalnya mahasiswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Mahasiswa juga memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh dosen. Akan tetapi, di akhir jam pelajaran banyak mahasiswa yang merasa bosan dan mengantuk apabila hanya mendengarkan penjelasan dari dosen. Untung saja, dosen memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hal itu, yaitu dengan mengajak mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing.

Dari hasil observasi di atas, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya (1) dosen harus menguasai materi ajar, (2) penggunaan media dapat mendukung kegiatan pembelajaran, (3) perlu adanya bahan ajar (buku atau modul), (4) dosen perlu memahami gaya belajar mahasiswa, (5) mahasiswa lebih suka berdiskusi daripada mendengarkan penjelasan terlalu lama, dan (6) sikap dosen yang santai membuat mahasiswa nyaman.

b. Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia Terkait Pengembangan Modul Menulis Artikel Opini

Wawancara dilakukan kepada satu narasumber, yaitu dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Beliau adalah Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A. Dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia khususnya materi menulis artikel opini,

sebagian besar mahasiswa sebenarnya tertarik untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Hanya saja, mereka masih merasa kesulitan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, masih banyak juga mahasiswa yang merasa kesulitan untuk mencari ide atau gagasan yang dapat dikembangkan menjadi tulisan artikel opini. Hal tersebut disebabkan karena masih sedikitnya referensi yang dapat dijadikan pedoman dalam menulis artikel opini untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan seseorang.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, beliau mengatakan bahwa penting adanya modul pembelajaran dalam menulis artikel opini. Adapun manfaat dari modul tersebut adalah pembelajaran akan lebih terarah dan ada rambu-rambu yang jelas atau pasti. Selain itu, adanya modul pembelajaran sangat bermanfaat karena masih sedikit referensi yang dapat digunakan dalam menulis artikel opini.

Harapan dari dosen terkait modul yang akan dikembangkan tentunya modul yang dapat membantu mahasiswa. Dosen melihat bahwa terkadang ada modul yang membingungkan, baik itu dari segi isi, bahasa, atau petunjuk-petunjuknya. Jadi, harapan dosen modul yang memiliki materi jelas, fokus, bahasanya tepat, baku, tetapi juga mudah dimengerti dan ada langkah-langkah yang harus dilakukan jelas. Biasanya mahasiswa juga akan mudah mengerti jika ada contoh yang dapat dijadikan referensi.

c. Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait Pengalaman Awal dalam Menulis Artikel Opini

Dalam upaya memperoleh informasi tentang pengalaman awal mahasiswa dalam menulis artikel opini, maka dilakukan studi awal terhadap 32 mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Penyebaran angket/kuesioner ini dilakukan di kelas B, ruang K.305, Kampus III, Paingan pada Rabu, 15 November 2017, pukul 07.00-09.50 WIB. Angket/kuesioner ini dibagikan kepada mahasiswa bertujuan untuk mengetahui pengalaman awal mahasiswa dalam menulis artikel opini, mengetahui pentingnya menulis artikel opini di kalangan mahasiswa, mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menulis artikel opini, serta mendapatkan masukan terkait produk yang akan dikembangkan oleh peneliti, yaitu modul pembelajaran menulis artikel opini. Berikut ini disajikan tabel rata-rata angket analisis kebutuhan mahasiswa.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa

No. Deskripsi Penilaian

Skor (n=32)

% Kategori 1. Penulisan artikel opini

penting untuk dikuasai oleh para mahasiswa.

138 4,31 86% Sangat Setuju 2. Penulisan artikel opini

menunjang penulisan karya ilmiah mahasiswa (artikel, makalah).

140 4,40 88% Sangat Setuju

3. Artikel opini bermanfaat untuk mengemukakan aspirasi dalam kehidupan

135 4,21 84% Sangat Setuju x

sehari-hari.

4. Logika berpikir kritis merupakan aspek penting dalam penulisan artikel opini.

142 4,43 89% Sangat Setuju

5. Penggunaan modul dapat mempermudah

penguasaan materi terkait menulis artikel opini.

131 4,10 82% Sangat Setuju

6. Referensi materi untuk menulis artikel opini belum banyak ditemukan.

106 3,31 66% Setuju

7. Saya mampu menuangkan gagasan melalui artikel opini sesuai dengan kaidah yang berlaku.

105 3,30 66% Setuju

8. Strategi pembelajaran yang tepat dalam penulisan artikel opini

penting untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. 134 4,20 84% Sangat Setuju 9. Strategi pembelajaran yang tepat dalam penulisan artikel opini penting untuk mencapai kompetensi belajar mahasiswa. 131 4,10 82% Sangat Setuju 129,11 4,04 80,78% Sangat Setuju

Berdasarkan data pada tabel di atas, skor rata-rata dari keseluruhan aspek adalah 4,04 atau 80,78% dengan kategori “Sangat Setuju”. Artinya, mahasiswa sangat setuju dengan semua pernyataan yang ada di dalam angket analisis kebutuhan tersebut. Aspek yang memiliki skor rata-rata tertinggi pada tabel di atas, yaitu logika berpikir kritis merupakan aspek penting dalam penulisan artikel opini sebesar 4,43 atau 89%, sedangkan aspek yang memiiki skor rata-rata

terendah, yaitu saya mampu menuangkan gagasan melalui artikel opini sesuai dengan kaidah yang berlaku sebesar 3,30 atau 66%.

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa logika berpikir kritis merupakan aspek penting dalam penulisan artikel opini. Akan tetapi, dalam praktiknya masih banyak mahasiswa yang merasa belum mampu menuangkan gagasan melalui tulisan artikel opini sesuai dengan kaidah yang berlaku. Hal itu disebabkan karena referensi materi untuk menulis artikel opini belum banyak ditemukan. Tabel di atas juga menunjukkan kesadaran mahasiswa bahwa penulisan artikel opini penting untuk dikuasai, karena penulisan artikel opini dapat menunjang penulisan karya ilmiah mahasiswa serta dapat bermanfaat untuk mengemukakan aspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest) Mahasiswa dalam Menulis Artikel Opini

Penelitian ini selain menggunakan teknik nontes juga menggunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan awal (pretest) mahasiswa dalam menulis artikel opini. Pretest ini diberikan kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia kelas B Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Tes kemampuan awal mahasiswa ini digunakan untuk mengetahui sekaligus mengukur tingkat kemampuan menulis artikel opini yang dimiliki oleh mahasiswa. Pretest ini berupa tugas menulis artikel opini dengan tema bebas dan minimal terdiri dari tiga paragraf,

yaitu paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup. Tugas tersebut diberikan kepada mahasiswa pada 15 November 2017. Peneliti memberikan waktu kepada mahasiswa selama satu minggu untuk mengerjakan tugas tersebut. Mahasiswa mengumpulkan tugas itu pada 22 November 2017.

Hasil tes kemampuan awal mahasiswa ini dianalisis oleh peneliti secara kualitatif. Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis tes kemampuan awal mahasiswa dalam menulis artikel opini menurut logika Toulmin. Kisi-kisi tersebut peneliti adobsi dari Djiwandono (1996) dengan sedikit tambahan kelengkapan elemen dalam logika Toulmin. Terdapat lima aspek atau rincian kisi-kisi kemampuan menulis, yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan. Dari kelima aspek atau rincian kisi-kisi tersebut, penulis telah menentukan patokan tingkatan kemampuan menulis mahasiswa dalam menulis artikel opini. Patokan tersebut yang akan menjadi landasan peneliti untuk menganalisis hasil tulisan mahasiswa secara kualitatif. Berikut ini hasil tulisan artikel opini yang dibuat oleh mahasiswa.