• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian merupakan tahap awal dalam mengembangkan suatu produk. Ada tiga teknik yang peneliti gunakan untuk memperoleh data awal pada tahap penelitian. Ketiga teknik tersebut, yakni analisis dokumen berupa artikel ilmiah mahasiswa, penyebaran kuesioner, dan wawancara.

Analisis dokumen berupa artikel ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma angkatan 2016/2017 merupakan teknik pertama yang digunakan peneliti untuk memperoleh

informasi awal mengenai penggunaan model-model argumentasi dalam penulisan artikel jurnal. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan artikel ilmiah mahasiswa diperoleh informasi bahwa dari enam model argumentasi yang diajukan Douglas Walton, terdapat tiga model argumentasi yang digunakan dalam penulisan artikel jurnal mahasiswa. Ketiga model argumentasi tersebut, yakni argumen dari pendapat ahli, argumen dari pendapat umum, dan argumen dari hubungan penyebab. Intensitas penggunaan ketiga model argumentasi pada artikel jurnal mahasiswa juga berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.16 Persentase Penggunaan Model Argumentasi pada Artikel Jurnal Mahasiswa MPBSI Universitas Sanata Dharma

Model Argumen. Persentase

Argumen dari pendapat ahli 75%

Argumen dari pendapat umum 17%

Argumen dari hubungan penyebab 8%

Argumen dari analogy 0%

Argumen dari konsekuensi positif 0% Argumen dari konsekuensi negatif 0%

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap artikel-artikel ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma angkatan 2016/2017 ditemukan paragraf argumentasi yang tidak logis dan tidak dapat meyakinkan pembaca. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidaktepataan penggunaan pendapat ahli sebagai premis pendukung, data dan fakta yang ditampilkan tidak mendukung proposisi penulis, dan proposisi hanya didukung pendapat ahli tanpa adanya data atau fakta penguat

pendapat ahli. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap model argumentasi masih rendah. Berikut salah satu data berupa paragraf argumentasi dari artikel jurnal yang menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap model argumentasi masih tergolong rendah karena tidak terdapat data atau fakta penguat pendapat ahli, sehingga menjadi tidak logis dan tidak dapat meyakinkan pembaca.

Paragraf argumentasi di atas menggunakan model argumen dari pendapat ahli dalam menyampaikan gagasannya. Hal ini dapat diketahui dari karakteristik proposisi yang disampaikan penulis dan bentuk alasan yang mendukung proposisi tersebut. Proposisi pada paragraf tersebut terdapat pada kalimat (1). Pernyataan tersebut dibuat oleh penulis artikel berdasarkan pendapat para ahli tentang hubungan erat antara bahasa dengan kebudayaan yang sering sulit untuk diidentifikasi karena keduanya saling mempengaruhi. Selanjutnya, proposisi tersebut didukung oleh pendapat ahli Nababan (1993: 82) yang menegaskan bahwa hubungan antara bahasa (1) Hubungan bahasa dengan kebudayaan memang erat sekali, bahkan sering sulit mengidentifikasi hubungan antar keduanya karena keduanya saling mempengaruhi, saling mengisi dan berjalan berdampingan. (2) Menurut Nababan (1993: 82) ada dua macam hubungan bahasa dan kebudayaan, yakni bahasa adalah bagian dari kebudayaan (filogenetik) dan seseorang belajar kebudayaan melalui bahasanya (ontogenetik). (3) Bahasa merupakan sarana pemertahanan kebudayaan. (4) Sebuah kebudayaan akan mampu dimengerti, dipahami, dan dijunjung oleh penerima budaya jika mereka mengerti bahasa pengantar kebudayaan tersebut. (5) Bahkan sering timbul pendapat bahwa kebudayaan lahir karena bahasa, tanpa bahasa tidak akan pernah ada budaya.

dan kebudayaan terdiri dari dua macam, yakni filogenetik dan ontogenetik. Kedua macam hubungan antara bahasa dan kebudayaan tersebut menerangjelaskan bahwa benar hubungan antara bahasa dan kebudayaan saling mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan Nababan (1993: 82) pada kalimat (3) dan (4). Akan tetapi, proposisi tersebut tidak dapat diyakini kebenarannya karena dalam pernyataan dukungan para ahli tidak terdapat bukti berupa data atau fakta yang memperkuat pernyataan ahli tersebut dan relevan dengan proposisi. Cara peneliti menyampaikan argumen dan didukung alasan yang berupa pendapat ahli oleh Rybacky (1991: 156) dikategorikan sebagai cara pertama dalam menyampaikan argumen dari pendapat ahli.

Analisis terhadap dokumen tidak cukup untuk membuktikan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap model-model argumentasi tergolong rendah, maka peneliti menyebarkan kuesioner untuk memperoleh informasi lebih detail mengenai hal tersebut. Kuesioner yang disusun peneliti dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada bab sebelumnya. Kuesioner tersebut memuat beberapa hal antara lain pemahaman mahasiswa tentang model-model argumentasi dalam penulisan artikel jurnal, pemahaman mahasiswa mengenai model argumen dari pendapat ahli, pemahaman mahasiswa mengenai model argumen dari analogi pemahaman mahasiswa mengenai model argumen dari konsekuensi, pemahaman mahasiswa mengenai model argumen dari pendapat umum, pemahaman mahasiswa mengenai model argumen dari hubungan penyebab, cara mahasiswa mengembangkan paragraf argumentasi dalam penulisan artikel jurnal berdasarkan model argumentasi, hambatan mahasiswa dalam mengembangkan paragraf argumentasi pada penulisan artikel

jurnal berdasarkan model argumentasi, dan cara yang dapat membantu mahasiswa mengatasi hambatan membuat paragraf argumentasi dalam penulisan artikel jurnal berdasarkan model argumentasi.

Hasil analisis terhadap kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma angkatan 2016/2017 menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap model-model argumentasi masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Persentase Pemahaman Mahasiswa tentang Model Argumentasi pada Artikel Jurnal Mahasiswa MPBSI Universitas Sanata Dharma

Indikator Persentase

Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari pendapat ahli dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

33% Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari

analogi dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

7% Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari

konsekuensi positif dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

0% Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari

konsekuensi negatif atau argument from negatif

consequences dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

0%

Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari pendapat umum dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

33% Pemahaman mahasiswa tentang skema argumen dari

hubungan penyebab dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal.

Dalam indikator yang terdapat pada kuesioner tersebut hal yang diukur, yakni pemahaman mahasiswa terhadap skema dari suatu model argumentasi. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa jika seseorang memahami tentang model argumentasi berarti memahami tentang skema model argumentasi. Hal ini selaras dengan pernyataan yang diungkapkan Walton (2008: 1) bahwa model argumentasi merupakan rangkaian dari skema-skema yang mewakili struktur tipe suatu argumentasi.

Keterbatasan pemahaman terhadap model-model argumentasi terjadi karena dua faktor, yakni tidak menguasai dengan baik teori model-mdel argumentasi dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal, dan tidak menemukan buku referensi khusus yang membahas tentang model-model argumentasi pada penulisan artikel jurnal. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 100% mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister tidak menguasai dengan baik model-model argumentasi dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal. Responden mengungkapkan hanya mengetahui elemen-elemen argumentasi yang berdasarkan teori argumentasi Toulmin. Selain itu, ada juga responden yang mengungkapkan hanya mengetahui model-model paragraf secara umum, seperti deduktif, dan induktif. Selain itu hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa 40% mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister tidak menemukan model-model argumentasi yang dikembangkan khusus untuk paragraf argumentasi dalam penulisan artikel jurnal. Responden mengungkapkan bahwa tidak ada buku referensi khusus yang memuat tentang model-model

argumentasi yang dikembangkan khusus untuk paragraf argumentassi dalam penulisan artikel jurnal.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka 80% mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister menyetujui bahwa model-model argumentasi yang dikembangkan secara khusus untuk penulisan artikel jurnal seharusnya dikemas dalam bentuk buku ajar. Beberapa alasan responden menyetujui hal ini antara lain (1) model-model argumentasi terdokumentasi dengan baik, (2) buku dapat diterima dan digunakan oleh semua orang, dan (3) buku dapat dijadikan pegangan atau pedoman dalam penulisan artikel jurnal, baik untuk mahasiswa ataupun kalangan lainnya yang menulis artikel jurnal. Adapun 20% mahasiswa lainnya menyetujui jika model-model argumentasi tersebut dikemas dalam bentuk yang lain, seperti dalam bentuk aplikasi yang modern. Akan tetapi, sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan, maka model-model argumentasi yang diteliti akan dikembangkan dalam bentuk buku ajar.

Selain studi dokumen dan penyebaran kuesioner, peneliti juga melakukan wawancara kepada mahasiswa untuk mengkonfirmasi jawaban yang diperoleh melalui kuesioner. Dalam wawancara dengan responden disampaikan bahwa keterbatasan pemahaman terhadap skema dari suatu model argumentasi berdasarkan pada beberapa alasan, antara lain tidak memiliki pengetahuan tentang skema dari suatu model argumentasi, skema tersebut belum pernah dipelajari dalam perkuliahan penulisan artikel jurnal, dan responden belum menemukan serta membaca buku sumber khusus yang memuat tentang skema dari suatu model argumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diperoleh beberapa informasi, yaitu (1) mahasiswa belum memahami teori model-mdel argumentasi dalam paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal, (2) mahasiswa tidak mampu menyusun paragraf argumentasi yang logis dan dapat meyakinkan pembaca, (3) mahasiswa membutuhkan buku ajar yang secara khusus membahas tentang model-model argumentasi dalam penulisan paragraf argumentasi pada penulisan artikel jurnal. Dengan demikian, peneliti akan mengembangkan buku ajar untuk mata kuliah Penulisan Artikel Jurnal yang memuat khusus tentang model-model argumentasi dala perspektif Douglas Walton.

Dokumen terkait