• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Tinjauan Pustaka

2.5 Menulis Buku Ajar

Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian buku ajar, fungsi buku ajar, dan pendekatan dalam pengajaran menulis. Berikut pembahasan mengenai ketiga materi tersebut.

2.5.1 Pengertian Buku Ajar

Prastowo (2014: 244) mengungkapkan bahwa buku ajar merupakan buku berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, disusun berdasarkan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, digunakan untuk proses pembelajaran, dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Buku ajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni buku ajar utama dan pelengkap. Buku ajar utama memuat bahan pelajaran suatu bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok bagi siswa dan pendidik. Buku ajar pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan bagi buku ajar utama dan digunakan bagi pendidik dan siswa.

Muslich (2010: 50) menggunakan istilah buku teks untuk mengacu pada istilah buku ajar. Menurutnya, buku teks pelajaran atau buku ajar adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, dan berorientasi pada pembelajaran, serta perkembangan siswa. Sebagai penunjang dalam proses pembelajaran, buku ajar atau buku teks mempunyai karakteristik, yakni 1) buku teks disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan; 2) buku teks memfokuskan ke

tujuan tertentu; 3) buku teks menyajikan bidang pelajaran tertentu; 4) buku teks berorientasi kepada kegiatan belajar siswa; 5) buku teks dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas; 6) pola sajian buku teks disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sasaran; 7) gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas dalam belajar (Muslich, 2010: 60-62). Beberapa pengertian buku ajar atau buku teks yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku ajar merupakan sarana penunjang kegiatan belajar mengajar yang memuat materi pembelajaran khusus untuk bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis berdasarkan kurikuluik, penyususnannya berorientasi pada pembelajaran siswa atau mahasiswa.

Buku ajar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, yakni buku ajar tentang model-model argumentasi dalam perspektif Douglas Walton. Buku tersebut akan digunakan dalam perkuliahan Penulisan Artikel Jurnal untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yakni penelitian yang dilakukan oleh Nirnawati (2015) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Menulis Nonsastra Berdasarkan Strategi RAFT (Role Audience Format Topic) untuk SMP/MTS Kelas VIII. Penelitian tersebut bertujuan mendesain buku ajar menulis nonsastra berdasarkan strategi RAFT (Role Audience Format Topic) bagi siswa SMP kelas VIII, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yakni mengembangkan buku ajar tentang model-model argumentasi untuk penulisan artikel jurnal untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister. Kedua penelitian ini memiliki persamaan, yakni tergolong sebagai penelitian dan pengembangan atau R

and D dan hal yang dikembangkan berupa buku. Adapun perbedaan dari kedua pengembangan ini, yakni pada materi yang akan dikembangkan dan dikemas dalam buku ajar. Pada penelitian yang dilakukan Nirnawati (2015), materi yang dikembangkan, yakni menulis nonsastra berdasarkan strategi RAFT (Role Audience Format Topic), sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan materi yang dikembangkan, yakni model-model argumentasi perspektif Douglas Walton. Selain perbedaan tersebut, subjek penelitian juga menjadi pembeda kedua penelitian tersebut. Dalam penelitian Nirnawati (2015), subjek penelitiannya adalah SMP/MTS Kelas VIII, sedangkan subjek penelitian pada penelitian ini, yakni mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister angkatan 2016/2017. 2.5.2 Fungsi Buku Ajar

Buku ajar dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama dalam pembelajaran. Prastowo (2014: 244) mengungkapkan bahwa di berbagai institusi pendidikan dari jenjang yang paling dasar hingga yang paling tinggi, dari TK hingga perguruan tingg, pada umumnya menggunakan buku ajar sebagai bahan ajar utama. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan buku ajar menjadi bagian penting dari kegiatan pembelajaran. Prastowo (2014: 244) mengungkapkan bahwa terdapat lima fungsi buku ajar, yaitu buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh pembelajar, buku ajar sebagai bahan evaluasi, buku ajar sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, buku ajar sebagai salah satu penentu metode dan teknik

pengajaran yang akan digunakan pendidik, dan buku ajar sebagai sarana untuk peningkatan karier dan jabatan.

Pengembangan dan penyusunan buku ajar dalam konteks kegiatan pembelajaran memiliki sejumlah tujuan. Pertama, memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kedua, memberi kesempatan kepada pembelajar untuk mengulangi pembelajaran atau mempelajari pelajaran baru. Ketiga, buku ajar menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Keempat, buku ajar memberi pengetahuan bagi pengajar dan pembelajar. Kelima, buku ajar menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran.

Buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berfokus pada fungsi pertama buku ajar, yakni buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh pembelajar. Dalam hal ini buku ajar yang disusun peneliti dapat berfungsi sebagai referensi bagi pembelajar dalam menyusun paragraf argumentasi dalam artikel jurnal berdasarkan model-model argumentasi.

2.5.3 Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa (Suryaman, 2012: 52). Adapun, Abidin (2012: 19) mengungkapkan bahwa pendekatan komunikatif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pembelajaran bahasa untuk diarahkan pada pembentukan kompetensi komunikatif pembelajar yang terwujud melalui empat keterampilan komunikatif (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Selaras

dengan pernyataan tersebut, Pranowo (2015: 162) mengungkapkan bahwa pembelajaran bahasa yang berbasis pendekatan komunikatif berdasarkan asumsi teoritis yang berhubungan dengan hakekat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa sebagai alat komunikasi. Pernyataan-pernyataan di atas menegaskan bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah mengenai struktur bahasa, tetapi sebagai sarana untuk berkomunikasi. Artinya dalam pendekatan ini, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yakni fungsi komunikatif.

Pendekatan komunikatif memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dengan pendekatan lainnya. Suryaman (2012: 53) mengungkapkan bahwa terdapat enam karakteristik pendekatan komunikatif, yakni 1) hanya kegiatan yang menunjukkan komunikasi yang sebenarnya mendorong pembelajar belajar bahasa; 2) kegiatan-kegiatan berbahasa yang bertujuan untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna dapat mendorong pembelajar belajar bahasa; 3) materi silabus disiapkan sesudah diadakan suatu analisis kebutuhan; 4) penekanan dalam pendekatan komunikatif adalah pada pembelajar dan pada tujuan pembelajaran bahasa. Artinya, penyajian materi dan kegiatan-kegiatan di kelas harus berpusat pada pembelajar; 5) peranan guru adalah sebagai fasilitator, penyuluh, penganalisis kebutuhan pembelajar, dan pengelolahan kelompok; 6) peranan materi pembelajaran dalam pendekatan ini, yaitu sebagai penunjang pelatihan komunikasi secara aktif. Materi ini meliputi wacana, tugas, dan bahan otentik.

Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran menulis artikel jurnal dengan model-model argumentasi berarti mengajar menulis paragraf argumentasi dalam

artikel jurnal dengan menggunakan model argumentasi tertentu untuk tujuan komunikasi. Dalam pembelajaran ini, pendekatan komunikatif berdasarkan pada asumsi teoritis sebagaimana yang dikemukakan Pranowo (2015: 162) yang berhubungan dengan hakekat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa sebagai alat komunikasi. Asumasi pertama, bahasa sebagai alat komunikasi, berarti materi pembelajarannya harus dirancang agar pembelajar dapat belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Misalnya belajar menulis paragraf argumentasi dalam artikel jurnal dengan menggunakan model argumentasi tertentu. Asumsi kedua, pengajar harus dapat menciptakan suasana agar pembelajar dapat belajar, misalnya pengajar memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan, pengajar mengoreksi tugas disertai dengan komentar mengenai kelebihan dan kekurangan tugas yang dikerjakan agar pembelajar dapat termotivasi, interaksi pembelajar dan pengajar hendaknya disikapi dengan menempatkan pembelajar sebagai subjek. Dalam konteks penelitian dan pengembangan ini, tugas yang dimaksud dapat berupa tulisan artikel jurnal yang memuat paragraf argumentasi yang disusun berdasarkan model tertentu. Asumsi ketiga, pembelajar belajar bahasa (belajar menulis argumentasi berdasarkan model argumentasi). Dalam hal ini, pembelajar mengemukakan pernyataan secara tertulis disertai dengan bukti-bukti sebagai pendukung kebenaran pernyataannya, mengemukakan pendapat disertai bukti-bukti pendukung kebenaran pendapat, dan menyusun kesimpulan bertolak dari pernyataan dan pendapat yang sudah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu, materi-materi model argumentasi dipelajari melalui kegiatan menulis. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, pembelajaran menulis

argumentasi dapat menjadikan pembelajar benar-benar dapat menulis, dan tidak sekedar mengetahui cara-cara menulis argumentasi.

2.2.6 Kerangka Berpikir

Penelitian ini berjudul Pengembangan Buku Ajar Menulis Argumentasi tentang Model-Model Argumentasi dalam Penulisan Artikel Jurnal. Penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan terhadap artikel ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma angkatan 2016/2017 yang berkaitan dengan model-model argumentasi. Selain itu, peneliti juga melakukan penyebaran angket atau kuesioner dan wawancara terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma angkatan 2016/2017. Penelitian ini dijadikan dasar untuk mengembangkan produk buku ajar. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, maka akan dikembangkan buku ajar “Menulis Argumentatif: Implementasi Model Argumen Douglas Walton”.

Skema 2.1 Kerangka Berpikir Studi Pendahuluan Wawancara Kuesioner Dokumentasi Telaah Artikel Mahasiswa

Teori yang digunakan dalam pengembangan buku ajar penulisan artikel jurnal yang berjudul “Menulis

Argumentatif: Implementasi Model Argumen Douglas Walton”.

Teori Artikel

Jurnal

Pengembangan Buku Ajar Menulis Argumentasi tentang Model-model Argumentasi dalam Penulisan Artikel Jurnal

Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa Teori Argumentasi: Model-model Argumentasi Perspektif Douglas Walton Teori Menulis Buku Ajar

51

Dokumen terkait