• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab V ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) proses pengembangan silabus, RPP, dan bahan ajar berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa dan (2) produk pengembangan silabus, RPP, dan bahan ajar menulis karya ilmiah. Proses pengembangannya dilakukan dengan (a) berkolaborasi dengan dosen pembina matakuliah Menulis Karya Ilmiah, (b) penyusunan desain, (c) uji praktisi, (d) uji ahli, (e) revisi desain tahap 1, (f) uji coba produk (kelompok kecil dan kelompok besar), dan (g) revisi desain tahap 2.

5.1.1 Proses Pengembangan Bahan Ajar Menulis Karya Ilmiah

Paparan berikut berdasarkan urutan proses pengembangan bahan ajar menulis karya ilmiah beserta kelengkapannya yang meliputi (a) silabus, (b) RPS, dan (c) bahan ajar. Dalam pengembangan bahan ajar menulis karya ilmiah ini dikembangkan juga silabus dan RPS, karena kedua komponen itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

5.1.1.1 Pengembangan Silabus

Silabus yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas 1 butir SK dan 13 butir KD. Rincian SK dan KD dalam silabus pembelajaran menulis karya ilmiah yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Rincian SK dan KD dalam Silabus Pembelajaran MKI

Standar Kompetensi

Memahami konsep karya ilmiah dan teknik penyusunannya, serta mampu menggunakan pemahaman konsep dan teknik penyusunannya itu dalam menyusun karya ilmiah, khususnya jenis makalah dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia secara benar dan efektif.

Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan hakikat karya ilmiah yang meliputi: (a) mengidentifikasi karakteristik karya ilmiah dan karakteristik karya nonilmiah, (b) membedakan antara karya ilmiah dan karya nonilmiah, (c) menyebutkan tujuan menulis karya ilmiah, (d) menjelaskan substansi karya ilmiah, (e) menyebutkan jenis-jenis karya ilmiah, (f) menjelaskan format/sistematika karya ilmiah, (g) menyebutkan langkah-langkah proses menulis karya ilmiah, dan (h) menyusun sistematika karya ilmiah, khususnya makalah.

2. Menjelaskan hakikat makalah yang meliputi: (a) mengidentifikasi karakteristik karya ilmiah jenis makalah, (b) mengidentikasi karakteristik karya ilmiah jenis nonmakalah (artikel, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian), (c) menjelaskan substansi makalah, (d) menjelaskan

format/sistematika makalah, (e) menjelaskan jenis-jenis makalah, (f) menyebutkan langkah-langkah menulis makalah, dan (g) menjelaskan perbedaan antara karya ilmiah jenis makalah dan karya ilmiah jenis nonmakalah.

3. Memilih tema dan mengidentifikasi topik makalah 4. Membatasi/menentukan topik makalah

5. Merumuskan judul makalah dan mengidentifikasi permasalahan dari judul makalah 6. Merumuskan masalah yang mengacu pada hasil identifikasi judul makalah

7. Merumuskan tesis sebagai pedoman dalam pengembangan tulisan menjadi makalah yang komprehensif

8. Menyusun kerangka makalah sebagai rambu-rambu dalam menyusun makalah

9. Mengembangkan gagasan dan gugus paragraf sehingga dapat menjadi paragraf-paragraf yang padu, logis, akurat, kohesif dan koheren, serta bervariasi

10. Mengolah kutipan dari pendapat ahli/orang lain. Pendapat tersebut dalam bentuk saran, gagasan, dan data untuk memperkuat pendapat penulis

11. Menggunakan bahasa Indonesia ilmiah dalam penulisan makalah 12. Menyusun daftar rujukan

13. Menyunting makalah sendiri dan makalah teman dengan memperhatikan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf.

Kolaborasi dengan dosen dilaksudkan untuk mendesain dan mengembangkan silabus. Melalui kolaborasi diperoleh sejumlah kesepakatan tentang format silabus yang dikembangkan, penyusunan silabus, uji praktisi dan uji ahli, uji coba produk, dan uji efektivitas. Penyusunan silabus yang dilakukan secara berkolaborasi dengan dosen dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang format silabus yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil kolaborasi dengan dosen berhasil dikembangkan seperangkat silabus. Karakteristik silabus yang dikembangkan sebagai berikut. Silabus terdiri atas sembilan komponen penting, yakni (a) identitas silabus, (b) SK, (c) KD, (d) bahan ajar, (e) kegiatan pembelajaran, (f) indikator keberhasilan, (g) evaluasi, (h) alokasi waktu,

dan (i) sumber belajar. Komponen-komponen itu disusun berdasarkan hasil adaptasi format silabus oleh Depdiknas tahun 2008, masukan dari dosen, kemudahan implementasinya, dan format yang menunjukkan adanya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Format yang menunjukkan adanya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme terdapat pada bagian kegiatan pembelajaran, indikator keberhasilan, dan evaluasi.

SK dan KD dikembangkan berdasarkan kolaborasi dengan dosen, hasil pemikiran bersama dengan dosen, dan kemudahannya diimplementasikan dalam proses pembelajaran. SK yang dikembangkan berkaitan dengan konsep dan teknik penyusunan karya ilmiah. KD yang dikembangkan berjumlah 13 butir, seperti yang tertuang pada tabel 5.1 di depan. SK dan KD yang dikembangkan memiliki jiwa konstruktivisme.

Bahan ajar dikembangkan sejalan dengan KD dan hasil pemikiran bersama dosen. Secara garis besar bahan ajar meliputi konsep dasar karya ilmiah dan teknik penyusunan karya ilmiah, khususnya jenis makalah. Kegiatan pembelajaran mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang terdiri atas lima elemen penting, yakni (a) kegiatan mandiri (orientasi dan eksplorasi), (b) kegiatan kelompok kecil (eksplorasi dan aplikasi), (c) kegiatan kelompok besar (eksplorasi dan aplikasi), (d) evaluasi otentik, dan (e) penegasan/penyimpulan.

Indikator keberhasilan dikembangkan sejalan dengan KD dan hasil pemikiran bersama dosen. Indikator keberhasilan ditulis secara garis besar. Komponen evaluasi dikembangkan melalui evaluasi otentik dengan menggunakan rubrik penilaian, portofolio, lembar observasi, dan jurnal belajar. Alokasi waktu pembelajaran disesuaikan dengan jadual perkuliahan yang sudah dibakukan oleh pihak fakultas dan jurusan. Terakhir, sumber belajar dikembangkan secara garis besar dan dosen pembina dapat mengkreasikannya dengan sumber-sumber belajar suplemen yang relevan.

Silabus yang telah didesain selanjutnya dilakukan uji praktisi dan uji ahli. Uji praktisi dan uji ahli yang relevan dilakukan untuk menelaah produk yang dikembangkan. Proses uji praktisi dan uji ahli dimaksudkan untuk memperoleh silabus

yang layak dan mantap. Kolaborasi dengan praktisi dan ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dari praktisi dan ahli. Praktisi yang ditunjuk untuk melakukan uji adalah dosen pembina matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK) dan dosen pembina matakuliah Penulisan Karya Ilmiah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Perlu diketahui bahwa materi yang diajarkan pada mata-kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan adalah konsep tentang karya ilmiah dan prak-tik penyusunan/penulisan karya ilmiah.

Tim ahli yang ditunjuk untuk melakukan validasi adalah ahli materi/isi pembelajaran menulis karya ilmiah (AMat), ahli metode pembelajaran menulis karya ilmiah (AMet), dan ahli teknologi pembelajaran (ATP). Hasil penelaahan oleh praktisi dan ahli berupa komentar, kritik, saran, perbaikan, dan penilaian yang dituangkan dalam pedoman penilaian atau dituangkan secara langsung dalam format silabus. Kegiatan uji oleh praktisi dan ahli dimaksudkan untuk memantap-kan komponen-komponen silabus secara keseluruhan.

Praktisi dan ahli juga diberikan kewenangan untuk memberikan komentar, kriktik, saran, perbaikan, dan penilaian pada aspek-aspek lain di luar sembilan komponen utama silabus. Aspek-aspek lain tersebut adalah jenis huruf, ukuran huruf, konsistensi penggunaan istilah, tampilan fisik, tampilan grafis, dan lay out. Paparan hasil uji praktisi dan uji ahli berikut dikelompokkan berdasarkan urutan sembilan komponen dalam silabus yang dikembangkan.