• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7. Langkah-langkah pembelajaran

5.2.1 Silabus Pembelajaran

Silabus pembelajaran merupakan garis besar, ringkasan, ihtisar, atau pokok-pokok isi atau bahan ajar (Nunan, 2000). Silabus berupa penjabaran SK dan KD yang ingin dicapai, materi pokok pembelajaran, serta uraian materi yang perlu dipelajari oleh mahasiswa dalam rangka mencapai SK dan KD. Silabus juga berisi uraian kegiatan pembelajaran, indikator keberhasilan, evaluasi, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Kegiatan pembelajaran merupakan uraian tentang cara penyampaian bahan ajar dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan pendekatan-metode-strategi-media, bentuk interaksi, tugas-tugas yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, dan tindak lanjut yang diambil oleh dosen untuk mencapai ketuntasan dalam belajar (Budiningsih,

2005). Alokasi waktu dan sumber belajar dalam silabus diorientasikan sebagai batasan waktu yang dialokasikan dalam proses pembelajaran.

Sumber belajar berfungsi sebagai rujukan bagi mahasiswa dalam memilih literatur berkaitan dengan materi yang dipelajari. Mahasiswa dapat memperkaya sumber belajar sesuai dengan kebutuhan belajar mereka. Yang tercantum dalam silabus ini hanyalah sumber belajar secara garis besar dan mahasiswa dapat berkreasi untuk memperkaya sumber belajar itu.

Komponen evaluasi dalam silabus merupakan petunjuk bagi dosen dan mahasiswa dalam melakukan proses evaluasi terhadap tingkat capaian belajar mahasiswa selama satu semester. Evaluasi dilakukan selama proses dan akhir pembelajaran (Tuckman, 1975). Evaluasi dilakukan terhadap aktivitas, perilaku, interaksi, rangkaian tugas selama proses pembelajaran, dan hasil akhir perkuliahan.

Silabus yang memuat aspek evaluasi disebut sebagai silabus dan sistem evaluasi seperti dalam silabus hasil pengembangan ini.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti penyusunan RPS, pengelolaan proses pembelajaran, dan pengembangan sistem evaluasi (Dikti Depdiknas, 2008). Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan RPS, baik rencana perkuliahan untuk satu KD maupun lebih dari satu KD.

Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008). Silabus juga bermanfaat untuk mengembangkan sistem evaluasi. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi sistem evaluasi selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat dalam silabus.

Sebagaimana telah disebutkan dalam tujuan pengembangan, silabus produk pengembangan ini dimaksudkan untuk kepentingan peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa. Silabus ini didesain dan dikembangkan melalui serangkaian penelitian yang diawali dari studi pendahuluan/analisis kebutuhan, kolaborasi dengan dosen, desain silabus, uji praktisi, uji ahli, uji coba silabus di lapangan, revisi draf

silabus, dan uji efektivitas silabus. Serangkaian langkah penelitian itu dilakukan untuk memperoleh silabus menulis karya ilmiah yang layak dan mantap untuk kepentingan peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran. Silabus yang layak dan mantap juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar, interaksi belajar, kerja sama dengan sejawat, tanggung jawab, keakraban, sikap demokratis, dan hal-hal lain yang dapat mendorong semangat belajar mahasiswa (Basuki, 2008).

Dalam konteks pembelajaran, titik tolak perubahan dimulai dengan penyusunan silabus (Pratiwi, 2005). Dengan silabus yang berkualitas baik, kualitas proses dan hasil pembelajaran juga akan baik. Hal itu dimungkinkan karena silabus merupakan pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Silabus juga dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menyusun RPS yang secara operasional sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran setiap pertemuan.

Dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan silabus berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran. Keterampilan menulis karya ilmiah dilakukan dengan pendekatan konstruktivisme melalui kegiatan orientasi, kegiatan eksplorasi, kegiatan interpretasi/penemuan konsep, dan kegiatan aplikasi konsep.

Kegiatan orientasi dilakukan dengan membuat sejumlah kesepakatan yang dibuat bersama antara dosen dan mahasiswa. Kesepakatan itu meliputi kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran, strategi pembelajaran, materi, tugas-tugas yang dikerjakan mahasiswa, dan proses evaluasi yang akan diterapkan. Kegiatan eksplorasi dilakukan mahasiswa melalui aktivitas membaca, browsing internet, berburu bahan-bahan pustaka, dan bertanya jawab dengan dosen dan atau teman sejawat. Kegiatan interpretasi/

penemuan konsep dilakukan mahasiswa melalui aktivitas bertanya jawab, inkuiri, kerja mandiri, kerja kelompok kecil, kerja kelompok besar, presentasi, refleksi, dan evaluasi diri. Kegiatan aplikasi konsep dilakukan mahasiswa dengan menerapkan sejumlah

konsep yang telah diperoleh melalui kegiatan eksplorasi konsep dan interpretasi/

penemuan konsep dalam aktivitas menulis karya ilmiah (kegiatan kreasi).

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah dapat dicapai bila seluruh kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme berjalan dengan baik. Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran merupakan dampak langsung dari pelaksanaan proses pembelajaran yang berjalan secara optimal. Bila pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat berjalan sesuai perencanaan, maka kedua aspek itu dapat meningkat. Pembelajaran dengan pendekatan konstruk-tivisme juga dapat meningkatkan minat, motivasi, daya nalar, kepekaan sosial, produktivitas belajar, rasa saling memberi dan menerima, dan sikap demokratis dalam belajar (Suparno, 1997).

Berdasarkan sejumlah upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran tersebut silabus pembelajaran menulis karya ilmiah berpendekatan konstruktivisme ini memilki karakteristik seperti berikut.

1) Kompetensi yang dikembangkan dalam silabus adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran.

2) Peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa dapat dicapai apabila dalam proses pembelajaran mahasiswa diajak berpraktik langsung dalam menulis karya ilmiah dan bukan diajar berterori sebanyak mungkin.

3) Bahan ajar menulis karya ilmiah telah disiapkan oleh dosen dari hasil penelitian pengembangan ini yang telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran (kegiatan uji efektivitas produk).

4) Kegiatan belajar dirancang berdasarkan pendekatan konstruktivisme agar mahasiswa dapat mengembangkan gaya belajarnya sesuai dengan gaya belajar mandiri.

5) Strategi pembelajaran sebagai titik tolak pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah.

6) Langkah-langkah pembelajaran menulis karya ilmiah dirancang dalam tiga tahap, yakni tahap (a) pendahuluan, (b) inti, dan (c) penutup.

7) Kegiatan pembelajaran untuk mencapai KD diakhiri dengan refleksi yang dilakukan secara perorangan, kelompok, dan seluruh anggota kelas secara bersama-sama.

8) Kegiatan evaluasi dirancang dengan memanfaatkan rubrik penilaian, portofolio, lembar observasi, dan jurnal belajar.

Gagasan pengembangan silabus untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah ini telah didukung oleh sejumlah hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran (silabus) dapat diman-faatkan untuk meningkatkan keterampilan menulis, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran (Pratiwi, 2005; Zulianto, 2007; Sukirno, 2008; Basuki, 2008; Priyatni, 2011, dan Syamsi, 2011). Pengembangan perangkat pembelajaran juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat, motivasi, daya nalar, kepekaan sosial, produktivitas belajar, rasa saling memberi dan menerima, dan sikap demokratis dalam belajar (Basuki, 2008).

Fungsi silabus produk pengembangan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Memberikan gambaran tentang kompetensi menulis karya ilmiah yang dikem-bangkan dalam pembelajaran.

2) Memberikan gambaran secara nyata tentang bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah.

3) Memberikan arah perencanaan proses belajar mahasiswa. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam menyusun strategi, skenario, dan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

4) Memedomani dosen dalam melaksanakan kegiatan evaluasi. Dalam silabus telah ditetapkan alat dan cara melakukan kegiatan evaluasi.

Penggunaan pendekatan konstruktivisme sebagai landasan pengembangan silabus dimanfaatkan untuk merancang strategi, RPS, bahan ajar, proses pembelajaran, dan perangkat dan proses evaluasi sehingga silabus produk pengembangan ini memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda dengan silabus konvensional. Kekhasan tersebut dapat dilihat pada jiwa konstruktivisme yang terdapat pada komponen-komponen silabus, yakni (a) bahan ajar, (b) kegiatan pembelajaran, (c) indikator keberhasilan, dan (d) evaluasi. Dalam komponen-komponen silabus tersebut terdapat manifestasi pembelajaran aktif sebagai ciri utama pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Bahan ajar disusun dengan pola induktif yang relevan dengan pendekatan konstruktivisme. Kegiatan pembelajaran dikelola dengan pendekatan konstruktivisme yang mengutamakan peran aktif mahasiswa dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Indikator keberhasilan telah mencerminkan aktivitas belajar mahasiswa dengan pendekatan konstruktivisme.

Terakhir, evaluasi juga telah dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran sebagai ciri pembelajaran konstruktivisme.

Proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dirancang untuk mengaktifkan mahasiswa, baik aktif secara fisik maupun kejiwaan dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan menulis karya ilmiah melalui sejumlah interaksi yang bermakna dengan lingkungan sosial budaya (Piaget, 1970; Vygotsky, 1978). Dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, dosen tidak lagi memegang dominasi dalam proses pembelajaran tetapi lebih pada memberdaya-kan partisipasi aktif mahasiswa sebagai subjek belajar (Berns dan Erickson, 2001). Dosen berperan sebagai

fasilitator, motivator, teman belajar, pembimbing belajar, dan tempat bertanya mahasiswa apabila mahasiswa belum memperoleh jawaban memuaskan dari teman sejawatnya. Peran dosen adalah melatih mahasiswa belajar mandiri, bertanggung jawab atas tugas-tugas terstruktur yang diberikan, mampu memecahkan masalah, dan mampu bekerja sama dengan teman sejawatnya. Dalam hal itu, penalaran ilmiah mahasiswa harus dikembangkan untuk menghindari pola pembelajaran statis dan cenderung mencontoh/meniru sehingga dengan pembelajaran aktif akan tumbuh pola pembelajaran yang kreatif. Proses pembelajaran yang demikian adalah proses pembelajaran yang memiliki jiwa konstruktivisme (Suparno, 2008). Pembelajaran yang memiliki jiwa konstruktivisme dapat dicermati pada komponen kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam silabus produk pengembangan.

Banyak manfaat yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yakni terciptanya ruang kelas yang di dalamnya mahasiswa akan menjadi subjek belajar yang aktif. Mereka akan lebih bertanggung jawab dengan ilmu yang mereka pelajari. Pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Mahasiswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan dan keterampilan baru.

Tugas dosen dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan. Artinya, dosen lebih banyak mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi mahasiswa. Selain itu, dosen juga memberikan kemudahan belajar kepada mahasiswa dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Dosen mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memung-kinkan mahasiswa untuk belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat diperlukan. Artinya, belajar dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran harus berpusat

pada bagaimana cara mahasiswa menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru mereka, sehingga strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan dengan hasilnya.

Dosen bukanlah sebagai orang yang paling tahu, melainkan dosen harus mendengarkan para mahasiswanya dalam berpendapat dan mengungkapkan ide atau gagasan yang dimiliki. Dosen bukan lagi sebagai penentu kemajuan mahasiswa, tetapi dosen sebagai seorang pendamping mahasiswa dalam mencapai kompetensi. Terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran konstruktivisme, yaitu (a) pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh mahasiswa, (b) pembelajaran dimulai dari keseluruhan menuju bagian-bagian secara khusus, (c) pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman dengan cara menyusun konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain, merevisi, dan mengembangkan konsep, (d) pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikkan secara langsung hal-hal yang dipelajari, dan (e) adanya refleksi terhadap strategi pem-belajaran, pengembangan pengetahuan, dan keterampilan yang dipelajari.

Silabus produk pengembangan ini berupa pedoman pembelajaran menulis karya ilmiah yang dipakai selama satu semester yang terdiri atas 13 KD. Silabus produk pengembangan ini juga berfungsi sebagai dokumen bagi jurusan yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran secara menyeluruh. Silabus produk pengembangan menggunakan format kolom. Format kolom dapat memudahkan dosen dalam membaca semua komponen yang terdapat dalam silabus. Dosen akan lebih cepat dalam mengidentifikasi setiap komponen dalam silabus sehingga memudahkan mereka dalam menerjemahkan dan men-jabarkannya dalam RPS dan proses pembelajaran.

Silabus produk pengembangan ini adalah silabus tentang menulis karya ilmiah.

Secara khusus dapat dimanfaatkan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan secara umum dapat dimanfaatkan oleh semua jurusan di perguruan tinggi untuk matakuliah Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK). Silabus yang berhasil

dikembangkan adalah satu perangkat yang lebih lanjut dapat dijabarkan dalam 13 buah RPS. Silabus produk pengembangan ini berupa rambu-rambu global untuk melaksanakan proses pembelajaran selama satu semester, sedangkan rambu-rambu lebih rinci dituangkan dalam RPS. Silabus yang dikembangkan berdasarkan hasil adaptasi dari format silabus JPBSI Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang tahun 2009.

Berdasarkan hasil adaptasi itu berhasil dikembangkan sembilan komponen selabus berikut: (a) identitas silabus, (b) SK, (c) KD, (d) bahan ajar, (e) kegiatan pembelajaran, (f) indikator keberhasilan, (g) evaluasi, (h) alokasi waktu, dan (i) sumber belajar.

5.2.2 Rencana Perkuliahan Semester (RPS)

Rencana Perkuliahan Semester merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dimanfaatkan oleh dosen sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. RPS pembelajaran merupakan rencana jangka pendek (1-2 KD) yang disusun oleh dosen dengan berpedoman pada silabus. Dalam penelitian pengembangan ini RPS dijabarkan dari silabus berpendekatan konstruktivisme. RPS pembelajaran juga berfungsi untuk mengarahkan kegiatan belajar mahasiswa dalam upaya mencapai KD.

Setiap dosen sebaiknya menyusun RPS secara lengkap dan sistematis agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis mahasiswa (Depdiknas, 2008).

RPS disusun dengan memperhatikan perbedaan individu mahasiswa, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kecepatan belajar, latar belakang budaya, dan/atau lingkungan mahasiswa. RPS yang disusun juga harus dapat mendorong partisipasi aktif mahasiswa, proses pembelajaran dirancang berpusat pada mahasiswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat

belajar. RPS yang baik harus mampu memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

Dalam penyusunan RPS harus diperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, evaluasi, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. Langkah-langkah penyusunan RPS dimulai dengan mencantumkan identitas RPS, KD, indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah proses pembelajaran, media, evaluasi, dan daftar rujukan (Depdiknas, 2008). Setiap komponen RPS mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semuanya merupakan suatu kesatuan.

Sebagaimana tercantum dalam tujuan pengembangan ini, tujuan dikem-bangkannya RPS dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa. Kondisi pembelajaran menulis karya ilmiah yang berlangsung selama ini cenderung berparadigma behaviorisme/konvensional yang menekankan pada pemberian teori dan latihan sebanyak mungkin tanpa bimbingan dan balikan dari dosen.

Kondisi tersebut harus diperbaiki dan dilakukan pembenahan secara menyeluruh.

Diyakini pembelajaran menulis karya ilmiah dengan pendekatan konstruktivisme dipandang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena dalam pembel-ajaran menulis dengan pendekatan konstruktivisme mahasiswa diajak mengalami sendiri praktik menulis karya ilmiah yang sesuai dengan teori. Proses pembelajaran tidak diawali dengan mengajak mahasiswa berteori terlebih dahulu kemudian praktik menulis karya ilmiah. Proses pembenahan harus diawali dari adanya kesadaran dosen dalam memandang dan interospeksi secara internal terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakannya selama ini.

Dalam inovasi pembelajaran, dengan penyusunan RPS yang baik dapat mengasilkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang baik pula. Hal itu dimungkinkan karena RPS merupakan pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran secara nyata di kelas. RPS dimanfaatkan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran dan proses evaluasi. RPS disusun dengan

langkah-langkah operasional sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran setiap pertemuan.

Dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan RPS berpendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran. Keterampilan menulis kaya ilmiah dilakukan melalui kegiatan orientasi, kegiatan eksplorasi, kegiatan penemuan konsep, dan kegiatan aplikasi konsep yang selaras dengan pendekatan konstruktivisme.

Kegiatan orientasi dilakukan dengan membuat sejumlah kesepakatan yang dibuat bersama antara dosen dan mahasiswa. Kesepakatan itu meliputi kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran, strategi, materi, tugas-tugas belajar yang dikerjakan mahasiswa, dan proses evaluasi yang akan diterapkan. Kegiatan eksplorasi dilakukan mahasiswa melalui aktivitas membaca, menyimak, browsing internet, berburu bahan-bahan pustaka, dan bertanya kepada ahli, bahkan bertanya kepada orang lain. Kegiatan interpretasi/penemuan konsep dilakukan mahasiswa melalui aktivitas tanya jawab, inkuiri, kerja mandiri, kerja kelompok, presentasi, refleksi, dan evaluasi diri. Terakhir, kegiatan aplikasi konsep dilakukan maha-siswa dengan menerapkan sejumlah konsep yang telah diperoleh melalui kegiatan eksplorasi konsep dan kegiatan interpretasi/

penemuan konsep dalam aktivitas menulis karya ilmiah (kegiatan kreasi).

Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karya ilmiah dapat dicapai bila seluruh kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme berjalan dengan baik. Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran merupakan dampak langsung dari pelaksanaan proses pembelajaran yang berjalan secara optimal. Bila pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat berjalan sesuai perencanaan, maka kedua aspek itu dapat meningkat. Pembelajaran dengan pendekatan konstruk-tivisme juga dapat meningkatkan minat, motivasi, daya nalar, kepekaan sosial, produktivitas belajar, rasa saling memberi dan menerima, dan sikap demokratis dalam belajar (Suparno, 1997).

Berdasarkan sejumlah upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran tersebut RPS pembelajaran menulis karya ilmiah berpendekatan konstruktivisme ini memilki karakteristik berikut.

1) KD yang dikembangkan dalam RPS adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran.

2) Peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa dapat dicapai apabila dalam proses pembelajaran mahasiswa diajak berpraktik langsung dalam menulis karya ilmiah dan bukan diajarkan terori sebanyak mungkin.

3) Bahan ajar menulis karya ilmiah yang telah disiapkan oleh dosen dari hasil penelitian pengembangan ini telah terbukti dapat meningkatkan ke-terampilan menulis karya ilmiah mahasiswa, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran (kegiatan uji efektivitas produk).

4) Kegiatan belajar dirancang berdasarkan pendekatan konstruktivisme agar mahasiswa dapat mengembangkan gaya belajarnya sesuai dengan gaya belajar mandiri.

5) Strategi pembelajaran sebagai titik tolak pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah.

6) Langkah-langkah pembelajaran menulis karya ilmiah dirancang dalam tiga kegiatan, yakni kegiatan (a) pendahuluan, (b) inti, dan (c) penutup.

7) Kegiatan pembelajaran untuk mencapai KD diakhiri dengan refleksi yang dilakukan secara perorangan, kelompok, dan seluruh anggota kelas secara bersama-sama.

8) Kegiatan evaluasi dirancang dengan memanfaatkan rubrik penilaian, portofolio, lembar observasi, dan jurnal belajar.

Gagasan pengembangan RPS untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah didukung oleh sejumlah hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran (RPS/skenario pembelajaran) dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan menulis, kualitas proses, dan kualitas hasil pembelajaran (Zulianto, 2007; Sukirno, 2008; Basuki, 2008; dan Syamsi, 2011).

Pengembangan RPS juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat, motivasi, daya nalar, kepekaan sosial, produktivitas belajar, rasa saling memberi dan menerima, dan sikap demokratis dalam belajar (Basuki, 2008).

Fungsi RPS produk pengembangan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Memberikan gambaran tentang KD menulis karya ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran.

2. Memberikan gambaran secara nyata tentang bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah.

3. Memberikan arah pelaksanaan proses belajar mahasiswa. RPS digunakan berisi strategi dan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

4. Memedomani dosen dalam melaksanakan kegiatan evaluasi. Dalam RPS telah ditetapkan alat dan cara melakukan kegiatan evaluasi.

RPS produk pengembangan memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan RPS konvensional. Kekhasan tersebut dapat dilihat pada jiwa konstruktivisme yang terdapat pada komponen (a) indikator pencapaian, (b) tujuan pembelajaran, (c) bahan ajar, (d) metode, (e) langkah-langkah proses pembelajaran, dan (f) komonen evaluasi dalam RPS. Jiwa konstruktivisme yang menonjol adalah adanya partisipasi aktif mahasiswa dalam membangun pengetahuan dan keterampilan menulis karya ilmiah secara mandiri melalui sejumlah interaksi yang bermakna dengan materi dan lingkungan sosial budayanya (Vygotsky, 1978) pada komponen langkah-langkah pembelajaran dalam RPS. Jiwa konstruktivisme juga tampak pada kegiatan penyuntingan makalah oleh mahasiswa dengan cara saling menukarkan dengan makalah teman sejawat. Hal itu

menandakan bahwa mahasiswa dapat menyunting makalah setelah mereka melalui rangkaian proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

RPS produk pengembangan ini adalah RPS tentang penulisan karya ilmiah. RPS yang berhasil dikembangkan berjumlah 13 perangkat sesuai dengan jumlah KD dalam silabus. RPS ini berupa rambu-rambu lebih rinci untuk melak-sanakan proses pembelajaran menulis karya ilmiah dalam satu sampai dua KD. RPS produk pengembangan merupakan hasil adaptasi dari format RPS yang dikembangkan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JPBSI) FS UM tahun 2009.

Berdasarkan hasil adaptasi itu dikembangkan sebelas komponen RPS berikut (a) identitas RPS, (b) KD, (c) indikator pencapaian, (d) tujuan pembelajaran (e) bahan ajar, (f) metode pembelajaran, (g) langkah-langkah proses pembelajaran, (h) media, (i) alokasi waktu, (j) evaluasi, dan (k) daftar rujukan.