HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
9. Sumber belajar
Tabel 5.10 Hasil Uji Komponen Sumber Belajar dalam Silabus
No. Sumber Data Hasil Penelaahan
1. Praktisi 1 Sudah sesuai 2. Praktisi 2 Sudah sesuai 3. Praktisi 3 Sudah sesuai
4. AMat Sudah sesuai
5. AMet Sudah sesuai
6. ATP Sudah ok
Dari tabel 5.10 tersebut dapat dinyatakan bahwa komponen sumber belajar dalam silabus sudah layak dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Komponen sumber belajar dalam silabus produk pengembangan ini dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran menulis karya ilmiah.
Berdasarkan hasil uji praktisi dan uji ahli tersebut dilakukan revisi terhadap komponen-komponen silabus. Revisi dilakukan berdasarkan sejumlah kritik, komentar, saran, perbaikan dan penilaian yang diberikan oleh praktisi dan ahli. Revisi juga dilakukan terhadap kesalahan pengetikan, jenis huruf, ukuran huruf, konsistensi penggunaan kata dan istilah, tampilan fisik, tampilan grafis, dan lay out silabus.
Langkah pengembangan berikutnya adalah uji coba silabus di lapangan. Uji coba silabus dilakukan dalam dua tahap, yakni uji coba pada kelompok kecil dan uji coba pada kelompok besar. Uji coba silabus dilakukan melalui kolaborasi dengan dosen dan mahasiswa dengan mengimplementasikan silabus dalam proses pembelajaran. Uji coba silabus dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari dosen dan mahasiswa untuk keperluan penyempurnaan silabus.
Secara garis besar hasil pelaksanaan uji coba silabus dipaparkan sebagai berikut.
Pertama, secara umum silabus produk pengembangan dapat diujicobakan dengan baik.
Silabus dapat diiplementasikan dengan baik dalam proses pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal itu disebabkan dosen juga diikutsertakan dalam mendesain silabus.
Kedua, terdapat sejumlah kelemahan yang ditemukan dalam silabus. Kelamahan tersebut adalah adanya kesalahan ketik, kesalahan penggunaan kata dan istilah, kalimat tidak terlalu jelas, dan kesalahan urutan materi dalam silabus. Ketiakjelasan kalimat umunya terdapat pada komponen pembelajaran sehingga kadang-kadang membingung-kan dosen dalam melaksanamembingung-kan proses pembelajaran. Kesalahan urutan materi disebabkan adanya tumpang tindih materi yang memiliki kemiripan sifat.
Ketiga, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam pembelajaran menulis karya ilmiah dengan pendekatan konstruktivisme. Dosen harus mempersiapkan mental mehasiswa dengan baik. Mahasiswa harus diberitahu sejak awal bahwa partisipasi aktif dalam proses pembelajaran adalah menjadi tuntutan utama. Mahasiswa dituntut membangun pengetahuan dan keterampilan sejak awal dalam rangkaian menulis karya ilmiah. Mahasiswa juga dituntut aktif berinteraksi dengan dosen, materi, teman sejawat, dan strategi untuk memperoleh pegetahuan ilmiahnya.
Keempat, diperlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaan pem-belajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Pempem-belajaran dengan pendekatan konstruktivisme membutuhkan serangkaian proses untuk sampai pada suatu kesepakatan akhir.
Revisi silabus dilakukan setiap kali selesai uji coba silabus pada setiap kali pertemuan. Revisi silabus dilakukan dengan cara melakukan refleksi dan diskusi bersama dengan dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil uji coba silabus dan refleksi silabus, revisi dilakukan terhadap kesalahan pengetikan, kesalahan penggunaan kata dan istilah, kalimat yang kurang jelas, urutan KD, kesalahan urutan materi, kegiatan pembelajaran, indikator, dan evaluasi dalam silabus. Revisi juga dilakukan terhadap kesalahan dan kekurangkomunikatifan kalimat, kekurangsempurnaan lay out, dan aspek kebahasaan lainnya dalam silabus. Hasil revisi/penyempurnaan tersebut dituangkan secara langsung dalam silabus revisi. Hasil penyemurnaan berupa seperangkat silabus yang layak dan mantap yang dijilid terpisah dari laporan penelitian ini, serta siap diimplementasikan dalam uji efektivitas produk pengembangan pada penelitian tahap 2.
5.1.1.2 Pengembangan Rencana Perkuliahan Semester (RPS)
Pengembangan RPS berpendekatan konstruktivisme dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah mahasiswa. Pengembangan RPS dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2012/2013. Seperti hanya silabus, RPS juga dikembangkan melalui tahap kolaborasi dengan dosen, uji praktisi dan uji ahli, uji coba RPS, dan revisi desain RPS. Berikut dipaparkan sepuluh komponen RPS yang dikembangkan.
Identitas RPS diambil langsung dari RPS yang sudah dikembangkan oleh dosen pembina matakuliah Menulis Karya Ilmiah. Identitas RPS tersebut sudah bersifat baku dan tidak ada komponen yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
KD dikembangkan sejalan dengan SK, hasil-hasil pemikiran bersama dosen, dan kebutuhan belajar mahasiswa. Dalam perumusan KD lebih diutamakan pada pengembangan tiga ranah kompetensi, yakni ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah.
Indikator keberhasilan belajar dikembangkan sejalan dengan rumusan KD, hasil pemikiran bersama dosen, kebutuhan belajar mahasiswa, dan indikator yang menunjukkan adanya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Indikator yang menunjukkan adanya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme tampak pada kegiatan belajar mahasiswa dalam mengekplorasi konsep-konsep menulis karya ilmiah sampai dengan mengaplikasikannya dalam kegiatan menulis karya ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme tampak jelas pada komponen langkah-langkah pembelajaran dalam RPS.
Tujuan pembelajaran dikembangkan sejalan dengan rumusan KD, hasil pemikiran bersama dosen, kebutuhan belajar mahasiswa, dan tujuan yang menunjukkan adanya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Bahan ajar dikembangkan sejalan dengan KD, hasil pemikiran bersama dosen, dan kebutuhan belajar mahasiswa.
Secara garis besar bahan ajar meliputi teori (konsep) menulis karya ilmiah dan praktik menulis karya ilmiah. Langkah-langkah proses pembelajaran mengacu pada pendekatan konstruktivisme. Metode pembelajaran dikembangkan sejalan dengan KD, hasil pemikiran bersama dosen, dan kebutuhan belajar mahasiswa. Secara garis besar metode pembelajaran yang dikembangkan dan mengacu pada pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran kooperatif dan metode pemecahan masalah.
Langkah-langkah pembelajaran dikembangkan sejalan dengan pembelajaran berpendekatan konstruktivisme, hasil pemikiran bersama dosen pembina, dan kebutuhan belajar mahasiswa yang bervariasi. Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme tampak pada langkah-langkah proses pembelajaran yang terbagi atas tiga tahap, yakni tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme peran dan aktivitas belajar mahasiswa lebih dominan dalam membangun pengetahuan dan keterampilan menulis karya ilmiah, sedangkan peran dosen hanya sebatas sebagai fasilitator, narasumber, motivator, dan pembimbing belajar mahasiswa.
Media pembelajaran juga dikembangkan sejalan dengan bahan ajar, hasil pemikiran bersama dosen, dan kebutuhan belajar mahasiswa. Media pembelajaran diuraikan secara garis besar. Dosen dapat mengkreasikan sendiri secara lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesulitan materi yang diajarkan.
Komponen evaluasi dikembangkan dengan evaluasi otentik. Perangkat evaluasi yang dikembangkan ada empat jenis, yakni (a) rubrik penilaian, (b) portafolio, (c) lembar observasi, dan (d) jurnal belajar. Alokasi waktu pembelajaran disesuaikan dengan jadual perkuliahan yang sudah dibakukan oleh pihak fakultas dan jurusan.
Terakhir, daftar rujukan dikembangkan secara garis besar dan dosen dapat mengkreasikannya dengan sumber-sumber rujukan suplemen yang relevan.
Langkah berikutnya setelah dilakukan desain RPS adalah pelaksanaan uji praktisi dan uji ahli. Proses uji praktisi dan uji ahli dilakukan untuk menyempurnakan RPS. Keompok praktisi yang ditunjuk untuk melakukan uji adalah dosen-dosen pembina matakuliah Menulis Karya Ilmiah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Kelompok ahli yang ditunjuk untuk melakukan uji adalah ahli materi /isi pembelajaran menulis karya ilmiah (AMat), ahli metode pembelajaran menulis karya ilmiah (AMet), dan ahli teknologi pembelajaran (ATP). Hasil uji ahli berupa komentar, kritik, saran, perbaikan, dan penilaian yang dituangkan dalam pedoman penilaian atau pun dituangkan secara langsung dalam format RPS.
Kolaborasi dengan praktisi dan ahli dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari praktisi dan ahli. Kolaborasi dengan praktisi dan ahli dimaksudkan untuk melakukan uji atas keseluruhan komponen RPS. Hasil uji praktisi dan uji ahli berupa komentar, kriktik, saran, perbaikan, dan penilaian terhadap komponen-komponen penting RPS secara keseluruhan. Kegiatan uji praktisi dan uji ahli dimaksudkan untuk memantapkan komponen-komponen RPS secara keseluruhan.
Praktisi dan ahli juga diberikan kewenangan untuk memberikan komentar, kriktik, saran, perbaikan, dan penilaian pada aspek-aspek lain di luar sepuluh komponen
penting RPS. Aspek-aspek lain tersebut, seperti jenis huruf, konsistensi penggunaan istilah, tampilan fisik, tampilan grafis, dan lay out. Paparan hasil penelaahan oleh praktisi dan ahli dikelompokkan berdasarkan sepuluh komponen penting yang terdapat pada RPS. Pada bagian akhir dikemukakan hasil uji praktisi dan uji ahli pada aspek-aspek lain dari RPS, seperti jenis huruf, konsistensi peng-gunaan istilah, tampilan fisik, tampilan grafis, dan lay out. Berikut dipaparkan hasil uji praktisi dan uji ahli berdasarkan urutan komponen penting dalam RPS.