• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut Danim (2001) dalam Iskandar (2008), “Penelitian kekinian sesungguhnya menelusuri atau meneruskan peta jalan yang telah dirintis oleh peneliti terdahulu” (hlm. 198). Hasil penelitian yang relevan yang digunakan biasanya berbentuk jurnal, skripsi, tesis, dan sebagainya yang relevan dengan bidang yang kita teliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :

a. Andriana (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Sistem Pengadaan Barang Inventaris” mengemukakan tentang perlunya pengembangan terhadap sistem pengadaan barang inventaris dengan tujuan untuk melakukan otomasi terhadap kegiatan pengadaan yang meliputi proses-proses permintaan, pemesanan, pembayaran, dan penerimaan barang, serta melakukan ekspor data ke system inventaris, sehingga dapat berjalan secara terpadu. Terdapat kesesuaian antara penelitian Adriana dengan hasil yang diperoleh peneliti dimana dalam aktivitas pengadaan barang terdiri dari aktivitas permintaan, pemesanan, pembayaran, dan penerimaan. Adapun perbedaannya adalah Andriana hanya meneliti tentang pengadaan yang merupakan salah satu fungsi manajemen perbekalan. Sedangkan penelitian saya meneliti fungsi-fungsi manajemen perbekalan secara keseluruhan. Pada perusahaan yang menjadi objek penelitian Andriana, telah digunakan suatu aplikasi komputer yang membantu karyawan bagian pengadaan untuk melakukan perekaman terhadap kegiatan pengadaan dan melakukan pelaporan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Sedangkan

commit to user

di PMI Kota Surakarta, pengecekan pengadaan barang dilaksanakan secara manual tanpa penggunaan aplikasi tertentu.

b. Santoso (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi pemilihan Sumber Dana Untuk Pengadaan Komputer Antara Pembelian Sendiri Dengan Sewa Guna Usaha pada Science and Art Computer Surabaya” menyimpulkan bahwa melalui analisis tertentu, penggunaan sumber dana untuk pengadaan komputer dengan sewa guna usaha lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembelian sendiri. Penelitian tersebut menunjukan perlunya perencanaan yang matang sebelum melaksanakan pengadaan barang, terutama dalam hal penganggaran. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian Santoso merupakan perusahaan yang ruang lingkupnya dalam negeri, begitu pula PMI Kota Surakarta, sehingga hasil penelitian seperti cara pengadaan dan penganggaran yang diterapkan keduanya tidak berbeda jauh. Adapun perbedaannya, pada penelitian Santoso yang menjadi pembahasan adalah fungsi penganggaran dan pengadaan. Sedangkan penelitian saya meneliti manajemen perbekalan secara keseluruhan dimana penganggaran dan pengadaan merupakan bagian kecil dari manajemen perbekalan.

c. Alfarisi dan Rachmadi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Audit Kinerja Pergudangan Spare Part Center PT Nissan Motor Indonesia” memaparkan hasil audit kinerja pergudangan yang dilakukan pada aktivitas umum dalam gudang, yaitu receiving, putaway, storage, picking, serta packing and delivery. Hasil observasi menemukan beberapa masalah yang mengganggu kinerja. Tiga kategori besar yang menyebabkan proses pemenuhan order menjadi tidak maksimal yaitu situasi gudang yang berantakan, inefisiensi kegiatan picking, dan inefisiensi kegiatan checking. Masalah tertinggi yang menjadi prioritas antara lain lambatnya kegiatan putaway, jumlah picking list yang terlalu banyak dibawa picker pada trip pertama tiap shift, keterlambatan kedatangan pihak logistik pada awal shift dan tidak adanya metode checking dan packing yang baku dan efisien. Penelitian Alfarisi dan Rachmadi tersebut relevan dengan penelitian ini

commit to user

karena sama-sama mencari permasalahan apa yang terjadi pada aktivitas pergudangan. Perbedaannya adalah penelitian Alfarisi dan Rachmadi hanya meneliti masalah pergudangan sebagai salah satu fungsi dalam manajemen perbekalan. Sedangkan penelitian saya meneliti manajemen perbekalan secara keseluruhan mulai dari perencanaan hingga pengendalian.

d. Tanto dan Pudjirahardjo (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemilihan Metode Forecasting dan Penerapan Pengendalian Persediaan dalam Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan Berdasarkan Data Pola Konsumsi Riil” menyimpulkan yang pada intinya adalah pengadaan belum ditunjang dengan system perencanaan pengadaan berdasarkan prediksi pemakaian atau konsumsi riil obat dan alat kesehatan, serta belum ada sistem pengendalian persediaan yang memadai. Pada prinsipnya hasil dari penelitian tersebut relevan dengan penelitian mengenai manajemen perbekalan karena menunjukkan perlunya perencanaan dalam pengadaan dan pengendalian persediaan. Adapun perbedaannya, penelitian Tanto dan Pudjirahardjo hanya meneliti perencanaan pengadaan dan pengendalian, sedangkan penelitian saya menganalisis perencanaan aktivitas manajemen perbekalan secara lengkap dan juga menganalisis pelaksanaan dari manajemen perbekalan secara keseluruhan.

e. Chen, Paulraj, dan Lado (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Stategic Purchasing, Supply management, and Firm Performance” menyimpulkan, “From a practical perspective, this study shows that not only can

purchasing contribute directly to the firm’s bottom line; it is also a vitally

important strategic partner in fostering supply management capabilities, which may generate durable strategic advantage”. Secara praktis, penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk dapat berkontribusi secara langsung pada perusahaan tidak hanya dengan pembelian; tetapi juga sangat penting adanya mitra strategis dalam membina kemampuan manajemen perbekalan, yang mungkin akan meningkatkan keuntungan strategis dalam waktu tertentu. “this investigation also documents how supply management contributes to enhanced operational (i.e. customer responsiveness) and

commit to user

financial performance for the buying firm”. Penelitian ini menunjukkan bagaimana manajemen perbekalan berkontribusi untuk menunjang operasional dan kinerja keuangan untuk perusahaan pembeli. Penelitian ini relevan dengan judul yang diambil peneliti karena menunjukkan peran manajemen perbekalan dalam hal ini pasokan bagi operasional/ kinerja perusahaan dan keuangan perusahaan. Adapun perbedaannya terletak pada pendekatan penelitian. Pada penelitian Chen, Paulraj, dan Lado, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

f. Sreenivas dan Srinivas dalam penelitian yang berjudul The Role of Transportation in Logistics Chain. Penelitian Sreenivas dan Srinivas relevan dengan penelitian ini karena menunjukkan hubungan timbal balik antara transportasi dengan sistem logistik dan betapa pentingnya fungsi penyaluran dalam hal ini transportasi bagi pelaksanaan manajemen perbekalan. Adapun perbedaannya adalah penelitian Sreenivas dan Srinivas menunjukkan adanya hubungan saling mempengaruhi antara transportasi dengan manajemen logistik/ perbekalan. Sedangkan penelitian ini tidak untuk mencari hubungan keduanya, namun mencari tahu bagaimana implementasi fungsi penyaluran dalam menyampaikan perbekalan ke bagian-bagian yang membutuhkan/ menggunakan. Selain itu Sreenivas dan Srinivas hanya menganalisis tentang transportasi sebagai salah satu fungsi dalam manajemen logistik. Sedangkan saya menganalisis pelaksanaan manajemen perbekalan secara keseluruhan mulai dari perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, penghapusan, pemeliharaan, serta pengendalian.