• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Puyuh

2.9. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah cukup banyak dilakukan. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal suatu perusahaan/ industri, (2) memformulasikan strategi untuk perusahaan/ industri yang diteliti berdasarkan analisis dilaksanakan oleh perusahaan/ industri yang diteliti. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat penelitian yang mengkaji tentang strategi pengembangan usaha telur puyuh Penelitian mengenai puyuh yang ada saat ini masih mengedepankan aspek teknis atau budidaya dan tidak menekankan aspek bisnis didalamnya. Meskipun demikian, hasil dari penelitian terdahulu mengenai budidaya puyuh tersebut dapat dijadikan acuan mengenai perkembangan penelitian pada puyuh.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang terkait secara langsung mengenai penelitian puyuh atau penelitian mengenai strategi pengembangan usaha yang yang dapat dikaji pada penelitian ini. Beberapa peneliti itu diantaranya adalah Septiany (2004), Handayani (2005), Suhaely (2008), Wisandhini (2008), Karyadi (2008), Rhamdiani (2008), dan Waskita (2008). Nama peneliti berikut judul penelitian, alat analisis atau metode, dan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 11.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang terkait langsung dengan topic strategi pengembangan yakni teletak pada objek kajian, tempat penelitian dan hasil dalam penelitian. Adapun persamaannya terletak pada tujuan penelitian dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta merumuskan alternatif strategi bagi perusahaan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut. Sedangkan penelitian yang tidak secara langsung terkait dengan topik strategi pengembangan, seperti analisis sifat fisik puyuh,

analisis permintaan telur ayam ras dan ayam buras, analisis pendapatan dan pemasaran telur ayam ras, digunakan sebagai bahan kajian yang mendukung penulisan dan perumusan penelitian strategi pengembangan usaha telur puyuh ini. Penelitian terdahulu yang dilakukan Handayani (2005), Waskita (2008), dan Suhaely (2008) telah membantu penulis mempelajari aspek operasional budidaya puyuh dan perkembangan yang terjadi khususnya dalam penelitian puyuh. Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan Septiany (2004), Wisandhini (2008), Karyadi (2008), Rhamdiani (2008), telah membantu penulis mempelajari mengenai konsep dan faktor yang menjadi bahan kajian dalam perumusan strategi pengembangan usaha, membantu penulis mempelajari contoh aplikasi strategi pada perusahaan dan peternakan rakyat di Bogor serta perumusan susunan penelitian yang baik.

Penelitian ini membahas mengenai strategi pengembangan usaha telur puyuh agar perusahaan dapat memanfaatkan peluang, mencapai tujuan dan memperoleh keuntungan. Penelitian strategi pengembangan usaha telur puyuh ini menitikberatkan pada upaya memaksimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki untuk dapat mengambil peluang dan meminimalkan dampak ancaman yang ada pada lingkungan operasional perusahaan. Upaya tersebut ditujukan untuk dapat mencapai tingkat produksi yang menentukan kemampulabaan perusahaan di tengah persaingan dan lingkungan industri. Penyusunan alternatif strategi menggunakan integrasi matriks IE dan matriks SWOT. Alternatif strategi hasil matriks IE yang masih umum seperti penetrasi pasar, di integrasikan dengan alternatif strategi hasil matriks SWOT yang lebih konkrit karena sudah lebih teknis, seperti meningkatkan kapasitas produksi.

Tabel 11. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode/

Alat Analisis Hasil Analisis Fany Septiany Surya (2004) Analisis Pendapatan dan Pemasaran Telur Ayam Ras di Kelurahan Serua Kecamatan Sawangan,

Kotamadya Depok, Propinsi Jawa Barat.

1. Mempelajari, menganalisis, dan menghitung pendapatan usaha peternakan telur ayam ras di daerah penelitian.

2. Mempelajari dan menganalisis saluran pemasaran telur ayam ras berdasarkan daerah tujuan pemasaran yang paling efisien.

3. Mempelajari dan menganalisis fungsi pemasaran, stuktur dan perilaku pasar pada setiap lembaga pemasaran telur.

4. Mempelajari, menganalisa dan menghitung marjin pemasaran telur pada setiap jalur pemasaran yang terjadi.

Analisis pendapatan, analisis imbangan penerimaan dan biaya, analisis stuktur pasar, analisis perilaku pasar, analisis marjin pemasaran.

Seluruh peternakan ayam ras petelur di kelurahan Serua merupakan usaha yang menguntungkan (R/C >1). Terdapat 13 pola saluran pemasaran telur ayam ras di Kelurahan Serua. Fungsi pemasaran secara umum dilakukan oleh produsen, grosir dan pengecer yaitu berupa fungsi pertukaran dan fungsi fasilitas. Stuktur pasar yang ada di Kelurahan Serua yakni oligopoli, monopoli dan pasar persaingan sempurna. Saluran pemasaran yang ada cukup baik karena harga yang diterima produsen dari harga jual di tingkat konsumen cukup baik.

Mustika Handayani (2005)

Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Telur Puyuh Asin pada Lama Pemeraman yang Berbeda.

Mengamati sifat fisik, kimia dan organoleptik telur puyuh yang diperam dalam larutan garam pada lama pemeraman yang berbeda.

Rancangan percobaan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan 3 kali ulangan, analisis ragam (ANOVA).

Peningkatan kekuatan gel kuning telur dipengaruhi lama pemeraman, sedangkan perubahan berat telur tidak dipengaruhi secara nyata. Pemeraman yang lebih lama menyebabkan kecenderungan peningkatan kadar air, kadar abu, kadar NaCl, dan indeks minyak yang keluar. Perlakuan lama pemeraman tidak mengakibatkan perubahan bau produk pada tingkat nyata.

Ahmad Suhaely (2008)

Perancanga Fasilitas Fisik Usaha Ternak Puyuh Skala Komersil di Kecamatan Ranca Bungur Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Membuat rancangan fisik fasilitas usaha ternak puyuh yang efektif dan komersial. Bagian dari rancangan ini adalah perencanaan lokasi dan tata letak fasilitas, membuat rancangan kandang puyuh secara fungsional dan stuktural dengan mengedepankan aspek komersialisasi, dan membuat analisa biaya yang diperlukan untuk pembuatan fasilitas fisik usaha ternak puyuh skala komersil.

Komponen konstruksi diuji dengan tegangan lentur, tegangan geser, dan defleksi.

Penentuan lokasi dan tata letak berdasarkan ketersediaan sumberdaya dan kemudahan dalam perawatan. Biaya total pembangunan satu unit kandang dengan luas 180 m² adalah Rp 64,657,500 atau sekitar Rp 359,208/m².

Yessica Wisandhini (2008)

Strategi pengembangan usaha Jamur Tiram Putih pada

Perusahaan Jamur Tegal Waru Bogor.

1. Menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)

2. Merumuskan alternatif pengembangan usaha dari hasil analisis internal dan eksternal tersebut

Matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadaran II atau pada posisi tumbuh dan kembangkan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integrtif. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi mengoptimalkan kapasitas produksi.

Didik Karyadi (2008) Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Domba Rakyat (Kasus Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor)

1. Mempelajari manajemen usahaternak domba rakyat di desa Cigudeg

2. Menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang terdapat pada usaha ternak domba di desa Cigudeg

3. Merumuskan alternatif pengembangan usaha yang cocok untuk usahaternak domba rakyat di desa Cigudeg .

Matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM

Hasil dari matriks IE diketahui perusahaan berada pada kuadaran V atau pada posisi jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi perbaikan manajemen usaha untuk menghadapi pesaing.

Hilma Rhamdiani (2008)

Analisis Permintaan Telur Ayam Ras dan Ayam Buras di Provinsi DKI Jakarta: Penerapan Model Almost Ideal

Demand System

dengan Data Susenas 2005.

1. Menganalisis pola konsumsi telur ayam ras dan ayam buras

2. Menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras dan ayam buras 3. Menganalisis besarnya permintaan telur ayam ras

dan ayam buras 2005-2010.

Analisis Almost Ideal

Demand System

Pola konsumsi rumah tangga di DKI Jakarta didominasi oleh telur ayam ras dengan jumlah konsusmsi tertinggi oleh kelas pendapatan rendah. Berdasarkan hasil analisis model Almost Ideal

Demand System didapat koefiesien determinasi (R2) dalam penelitian berkisar 0,1927-0,4222 yang berarti 19,27-42,22 persen keragaman proporsi pengeluaran untuk setiap jenis telur yang dapat dijadikan variabel bebasnya dalam model yaitu variabel harga, total pengeluaran, dan juga variabel demografi yaitu jumlah anggota rumah tangga. Perhitungan proyeki permintaan telur ayam ras dan ayam buras (dengan laju pertumbuhan penduduk 0,54 persen), diproyeksikan semakin meningkat setiap tahun dengan laju pertumbuhan konsumsi pertahun untuk telur ayam ras 11,36 persen dan telur ayam buras sebesar 11,76 persen.

Galih Waskita (2008) Penerapan Biosekuriti dan Higiene di tempat Penampungan Unggas di Jakarta Barat.

Menghasilkan gambaran penerapan biosekuriti dan higiene pada tempat penampungan unggas di Jakarta Barat.

Observasi lapang Praktek biosekuriti dan higiene di tempat penampungan unggas dikategorikan sedang (41,9 persen) dan buruk (58,1 persen), penyimpangan kritis banyak ditemukan berupa; tidak dilakukan pemeriksaaan kesehatan ayam, tidak mempunyai kadanga isolasi, tidak dilakukan disinfeksi personal dan kendaraan yang masuk, pekerja yang berhubungan tidak menggunakan alat pelindung diri, lokasi tempat penampungan unggas tidak jauh dari pemukiman rawan banjir, dan tidak ada fasilitas cuci tangan seperti sabun.

III KERANGKA PEMIKIRAN