• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL 6.1. Lingkungan Internal Perusahaan

6.3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Industri Industri

6.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan merupakan seumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Berikut ini merupakan kekuatan yang dimiliki PPBT.

1) Letak perusahaan dekat dengan pasar

Lokasi PPBT terhadap pasar di wilayah bogor dapat dijangkau dengan mudah karena jaraknya tidak terlalu jauh. Pasar Leuwiliang contohnya, hanya berjarak lima km. selain karena jarak yang dekat dengan pasar dapat mendukung tingkat kesegaran dan kualitas telur yang baik, letak perusahaan juga mendukung kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat sesuai dengan tuntutan konsumen.

2)

Pemimpin perusahaan yang berwawasan sesuai bidang dan berjiwa wirausaha

Bpk. Prasetyo selaku pimpinan dan pemilik tunggal perusahaan merupakan orang yang memiliki kapabilitas untuk melakukan pengembangan usaha karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki. Selain itu, beliau juga memiliki semangat berusaha dan tanggung jawab yang tinggi. Beliau memiliki sifat-sifat kewirausahaan seperti yang disebutkan oleh Douglas14, yakni memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut, memiliki keterampilan, berdaya tahan /ulet, berani mengambil resiko, bertanggung jawab, melaksanakan secepat mungkin, dan sehat jiwa dan raga.

3)

Harga jual produk yang lebih rendah dari pesaing

Harga yang ditetapkan oleh PPBT saat ini berkisar antara Rp 175,- sampai dengan Rp 185,- (April 2009). Sedangkan para pesaing yang lain menerapkan

harga Rp 180,- sampai dengan Rp 200,-.

4) Adanya pelayanan yang baik terhadap dari perusahaan (loyalitas pelanggan) PPBT selalu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya melalui penyajian pesanan yang tepat waktu dan diantar langsung, produk dengan harga bersaing, dan kualitas produk yang unggul. Hal tersebut membuat para pelanggan loyal terhadap produk PPBT.

5)

Adanya saluran distribusi langsung perusahaan

PPBT melakukan proses pendistribusian produknya secara mandiri atau melakukan secara langsung. Selain dapat meningkatkan pelayanan karena dapat mengantar barang dengan cepat, distribusi langsung ini memperkecil kemingkinan kerusakan barang sebelum sampai ke tangan konsumen, karena distribusi langsung oleh perusahaan memperhatikan segi keamanan proses pengantaran barang yang lebih terjamin.

6) Kualitas produk yang baik

PPBT memiliki kualitas produk unggul dari segi eksterior telur yang seragam, cangkang tebal, bercak darah sedikit serta tingkat kesegaran telur yang tinggi. Rata-rata lama pengiriman telur ke tangan para konsumen di pasar tidak sampai memakan waktu seharian, akan tetapi hanya berkisar dalam waktu maksimal setengah hari. Produk yang baru dipanen pada pagi hari kemudian dikemas lalu di petikan atau di simpan di kardus untuk kemudian dijual ke konsumen. Fasilitas penyimpanan juga didukung oleh proses pengemasan yang teliti dan dibuat dengan stuktur yang mencegah kerusakan pada telur saat proses pendistribusian berlangsung. Berbeda dengan para produsen lain dari Sukabumi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Produk yang dihasilkan memakan kurang lebih waktu seminggu untuk sampai ke pasar di wilayah Bogor. Oleh karena itu, PPBT memiliki kualitas produk yang baik dan menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki saat ini.

7)

Memiliki unit produksi pakan sendiri

Biaya pakan menghabiskan hampir 80 persen dari biaya produksi. Oleh karena itu, dengan memiliki unit pakan tersendiri, perusahaan dapat menghemat biaya produksi dan menghindari ketergantungan terhadap produk pakan pabrik.

8)

Adanya Perijinan usaha

PPBT memiliki perijinan yang meliputi ijin lingkungan dan telah terdaftar di direktorat jenderal pajak pada 23 Febuari 2009 sehingga memiliki NPWP dengan No. 25.264.491.9.434.000. PPBT juga telah memiliki ijin usaha dengan surat keterangan usaha No. 510/0304/11/2008 pada tingkat lokal kecamatan. Sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia No. 362/Kpts/TN.120/1990, PPBT memang belum berkewajiban mengurus perijinan peternakan karena masih berada di bawah batas minimum syarat kepemilikan ijin usaha peternakan, yakni PPBT masih memiliki kurang dari 25.000 ekor puyuh. Perijinan yang telah dimiliki saat ini merupakan jembatan bagi perusahaan untuk mempermudah proses pengurusan lebih lanjut perijinan pada tingkat yang lebih tinggi seiring dengan rencana peningkatan kapasitas perusahaan. Pemilik perusahaan secara pribadi mengakui bahwa selama berjalannya usaha, perijinan lokal merupakan salah satu kekuatan yang mendukung kelancaran kegiatan opersional perusahaan sehingga bisa terus berjalan.

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Berikut ini merupakan kelemahan yang dimiliki PPBT.

1)

Kualitas keterampilan karyawan masih rendah

Keterampilan dari karyawan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam proses produksi telur. Hal ini dikarenakan puyuh merupakan unggas yang mudah stress sehingga membutuhkan proses pemeliharaan yang tepat dan keterampilan dari karyawan. Keterampilan karyawan yang dimiliki oleh PPBT saat ini masih kurang, hal ini dikarenakan rata-rata karyawan PPBT belum memiliki pengalaman dalam proses budidaya puyuh petelur. Belum adanya pengalaman yang dimiliki oleh pekerja terutama bagian kandang membuat keterampilan yang dimilikinya menjadi kurang sehingga karyawan PPBT masih terus membutuhkan pelatihan dan pengawasan oleh karyawan yang telah memiliki pengalaman dan lebih lama bekerja. Saat ini, PPBT hanya memiliki satu orang karyawan yang memiliki pengalaman selama sepuluh tahun dalam budidaya puyuh petelur sehingga hanya satu orang yang mengerti

proses budidaya puyuh petelur dan dapat membimbing karyawan yang lain. Masih rendahnya keterampilan karyawan yang dimiliki oleh PPBT merupakan suatu kelemahan yang harus diatasi oleh perusahaan.

2)

Kurangnya kontrol terhadap standar produk yang berasal dari mitra

PPBT memiliki mitra yang terletak di daerah Sukabumi dan Lido. Mitra tersebut memasok telur yang kemudian dipasarkan oleh PPBT ke wilayah pasar Bogor. Akan tetapi para mitra seringkali memasok telur dengan kualitas dibawah standard yang telah ditetapkan oleh PPBT ketika awal pertama terjalin kerjasama. Kesepakatan mengenai jumlah telur yang pecah, ukuran telur, sampai ke kualitas pengemasan telur, pada awalnya merupakan kesepakatan yang harus diipenuhi oleh mitra, akan tetapi seiring waktu kesepakatan tersebut mulai diacuhkan karena masih ada saja telur yang tidak memenuhi spesifikasi walaupun sudah beberapa kali diberi teguran.

3)

Kegiatan promosi perusahaan masih sederhana.

Kegiatan promosi yang dilakukan PPBT masih bersifat sederhana karena masih dilakukan secara personal dan melalui mulut ke mulut para pelanggan. Oleh karena itu. Kegiatan promosi pada PPBT masih menjadi kelemahan, karena seiring dengan perencanaan pengembangan usaha, kegiatan promosi yang dilakukan harus pula ditingkatkan untuk meningkatkan penjualan.

4) Fasilitas produksi masih sederhana

Fasilitas produksi yang dimiliki PPBT masih sederhana karena masih memanfaatkan teknologi budidaya yang membutuhkan penanganan dengan kontak langsung yang tinggi. Dalam penanganan mesin tetas misalnya, dalam 17 hari masa penetasan telur, karyawan wajib melakukan tinjauan langsung dan membalikan posisi telur sesuai perputaran posisi yang telah ditetapkan. Padahal dengan menggunakan mesin teknologi modern, kegiatan membolak-balikan telur yang akan ditetaskan tidak harus dilakukan karena sudah dilengkapi pembalik otomatis.

5) Tidak adanya labelisasi kemasan

PPBT belum melakukan labelisasi pada kemasan produk peti maupun kardus. Akan tetapi PPBT memberikan kuitansi transaksi penjualan kepada pelanggan dengan menyertakan nama perusahaan serta nomor telepon pemilik

perusahaan untuk pemesanan lebih lanjut. Para pelanggan dapat mengidentifkasi perbedaan produk PPBT dengan para penjual telur lain melalui distribusi langsung yang dilakukan perusahaan selama ini melalui labelisasi lewat nota penjualan saja.

6) Kapasitas produksi belum mampu memenuhi permintaan pasar

Kapasitas PPBT terbilang masih rendah karena belum mampu memenuhi permintaan langsung yang datang ke pihak perusahaan. Pada saat ini permintaan yang datang ke perusahaan yakni sekitar 29.000 per hari, namun baru bisa dipenuhi sebanyak 13.000 per hari

7) Modal usaha yang terbatas

Modal merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki PPBT karena perusahaan masih memiliki modal perseorangan. Modal perseorangan tersebut berasal dari pemimpin perusahaan sekaligus pemilik perusahaan yakni Bpk. Prasetyo. Modal yang ada sekarang masih terbatas dan menjadi kelemahan untuk pengembangan bisnis atau kapasitas produksi perusahaan.