• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

7.3. Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui analisis internal dan eskternal, maka dapat diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PPBT, yaitu:

1) Strategi S-O (Strengths - Opportunities)

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal PPBT untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan yakni

dengan mempertahankan harga jual produk yang bersaing dan

mempertahankan kualitas produk serta pelayanan yang baik kepada konsumen (S1). Pelayanan yang baik itu meliputi penyajian produk tepat waktu sesuai tuntutan konsumen dan penyajian produk dengan harga bersaing serta kualitas yang baik dari segi keseragaman telur, kekerasan cangkang dan tingkat kesegaran telur. Strategi ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan PPBT dan memanfaatkan konsumen potensial yang digambarkan melalui peningkatan permintaan yang dihadapi perusahaan.

2) Strategi W-O (Weaknesses - Opportunities)

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh PPBT adalah sebagai berikut:

a) Menjalin kerjasama dengan perbankan untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan melalui penambahan kandang dan induk puyuh petelur dalam rangka memanfaatkan permintaan potensial. Operasional strategi tersebut hendaknya didukung oleh peningkatan fasilitas teknologi produksi dan peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan karyawan (Strategi 2).

Untuk menjalin kerjasama dengan pihak perbankan, PPBT dapat memanfaatkan kebijakan mengenai program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang dikeluarkan pemerintah. Dimana program ini diperuntukkan untuk sektor-sektor usaha masyarakat dan pemberdayaan usaha skala kecil hingga menengah. Dengan menjalin kerjasama perbankan, PPBT dapat mengupayakan peningkatan kapasitas produksi melalui penambahan jumlah kandang dan induk puyuh petelur. Sehingga dengan adanya penambahan kapasitas produksi, PPBT dapat meraih konsumen potensial dan mencapai visi dan misi perusahaan.

b) Meningkatkan upaya pemasaran produk melalui kegiatan promosi dan memberikan identitas produk dengan pemberian merek pada kemasan dus dan peti (Strategi 3).

Upaya pemasaran melalui kegiatan promosi perlu dilakukan karena selama ini PPBT belum melakukan kegiatan promosi secara khusus. Kegiatan promosi perusahaan hanya terjadi dari mulut ke mulut antar pelanggan yang pernah membeli telur puyuh kepada perusahaan. Kegiatan promosi yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan memperkenalkan dan menawarkan produk secara langsung kepada pelanggan baru atau memanfaatkan adanya media seperti internet, majalah pertanian untuk mempromosikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pemberian merek pada kemasan dus dan kardus dilakukan untuk memperkuat identitas produk dan memperbaiki atribut produk. Adanya merek pada kemasan produk akan menjadi jaminan bagi pelanggan bahwa produk yang diterima benar-benar berasal dari Peternakan Puyuh Bintang Tiga yang memiliki kualitas produk yang baik

c) Meningkatkan kontrol kepada peternak mitra dengan membuat kontrak tertulis mengenai standar produk untuk meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan mitra (Strategi 4).

Peningkatan kontrol terhadap peternak mitra dilakukan melalui kontrak tertulis yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan para peternak mitra untuk meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan. Kontrak tertulis yang dibuat berisi tetang kesepakatan telur yang dapat diterima oleh PPBT. Sehingga jika telur yang berasal dari peternak dibawah standar yang ditetapkan oleh PPBT maka telur-telur tersebut akan dikembalikan kepada peternak mitra. Dengan adanya kontrak tertulis ini resiko kerugian akibat rendahnya standar produk yang berasal dari peternak mitra dapat dihindari oleh perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan perkembangan

teknologi komunikasi seperti telephone dan handphone untuk

meningkatkan kontrol dan pengawasan terhadap peternak mitra terutama untuk peternak mitra yang berada didaerah Sukabumi dan Lido.

3) Strategi S-T (Strengths - Treaths)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan PPBT adalah:

a) Melakukan upaya pencegahan penyakit dan mengelola limbah serta kotoran puyuh dan meningkakan keamanan di lingkungan peternakan (Strategi 5).

Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas produk telur puyuh yang dihasilkan oleh perusahaan. Adanya ancaman merebaknya penyakit yang menyerang puyuh dan perubahan cuaca yang tidak menentu membuat perusahaan harus meningkatkan keamanan dan kesehatan ternak. Peningkatan keamanan ternak yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mengurangi kontak ternak dengan orang luar selain pekerja dengan cara memagari areal kadang. Selain itu keamanan peternakan terhadap tindakan pencurian dapat diantisipasi melalui penugasan karyawan keamanan seperti yang selama ini mulai dilakukan perusahaan. Adapun pengelolaan kotoran puyuh dapat diaplikasikan sebagai salah satu bentuk

pengembangann produk dimana kotoran puyuh dapat dijadikan bahan campuran untuk pembuatan pupuk tanaman hias, sayur dan buah.

4) Strategi W-T (Weaknesses - Treaths )

Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang dapat dijalankan PPBT adalah:

a) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan/konsumen, pemasok, mitra, dan warga lingkungan sekitar (Strategi 6). Operasional strategi tersebut hendaknya didukung oleh pemenuhan tuntutan permintaan konsumen yang ada saat ini dengan pelayanan yang baik yang menekankan ketepatan waktu pengantaran produk, kualitas produk dengan tingkat kesegaran yang tinggi dan harga bersaing. Dengan memberikan pelayanan yang baik tersebut, diharapkan konsumen tidak beralih kepada produk pesaing sehingga loyalitas pelanggan dapat terjaga. PPBT juga sebaiknya menjaga hubungan baik dengan pemasok agar mendukung kelancaran kerjasama yang dilakukan sehingga dapat menunjang kegiatan operasional usaha dalam menghasilkan produk dan menciptakan kontinuitas produksi.

7.3. Tahap Keputusan 7.3.1. Matriks QSPM

Berdasarkan hasil analisis SWOT Peternakan Puyuh Bintang Tiga, terdapat enam alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Enam strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan matriks QSP. Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan pertama dengan nilai STAS tertinggi sampai urutan terakhir dengan nilai STAS terendah seperti berikut:

1. Mempertahankan harga jual produk yang bersaing dan mempertahankan kualitas produk serta pelayanan yang baik kepada konsumen (Strategi 1) dengan STAS 5,478.

2. Menjalin kerjasama dengan perbankan untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan melalui penambahan kandang dan induk

puyuh petelur dalam rangka memanfaatkan permintaan potensial (Strategi 2) dengan STAS 4,690.

3. Meningkatkan upaya pemasaran produk melalui kegiatan promosi dan memberikan identitas produk dengan pemberian merek pada kemasan dus dan peti (Strategi 3) dengan STAS 4,593.

4. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan/konsumen, pemasok, mitra, dan warga lingkungan sekitar (Strategi 6) dengan STAS 4,469.

5. Meningkatkan kontrol kepada peternak mitra dengan membuat kontrak tertulis mengenai standar produk untuk meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan mitra (Strategi 4) dengan STAS 4,349.

6. Melakukan upaya pencegahan penyakit dan mengelola limbah serta kotoran puyuh dan meningkatkan keamanan di lingkungan peternakan (Strategi 5) dengan STAS 4,002.