• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL 6.1. Lingkungan Internal Perusahaan

6.1.3. Produksi dan Operasi

Proses pemeliharaan puyuh terdiri dari persiapan kandang, proses budidaya puyuh petelur, panen dan pasca panen. Proses produksi pada PPBT dimulai dari puyuh yang siap bertelur (pullet) yang berumur 35-45 hari hingga tidak lagi produktif (apkir) yaitu saat berumur 18 bulan. Pada proses persiapan kandang, dilakukan fumigasi dengan penyemprotan disinfektan untuk mematikan

virus dan bakteri yang ada di dalam maupun disekitar kandang. Disinfektan yang digunakan adalah biodes dan septoid dengan komposisi yang telah ditentukan. Dosis yang digunakan dalam kegiatan fumigasi adalah satu tutup cairan septoid ditambahkan dengan satu tutup cairan biodes untuk setiap 10 liter air. Setelah kandang steril, dilakukan persiapan pakan dan air minum yang telah dicampurkan dengan vitamin. Bibit puyuh yang sudah siap bertelur diletakkan di dalam sangkar yang berukuran panjang 100 cm, lebar 80 cm dan tinggi 20 cm berisi 40 ekor puyuh. Sehingga dalam satu kandang terdapat lima tingkat yang berisi 200 ekor puyuh. Pemberian pakan dilakukan dua hari sekali. Pakan yang diberikan berupa ransum yang terdiri dari campuran jagung giling, dedak, dan konsentrat. Jumlah pakan yang diberikan rata-rata adalah sebanyak 40 gram per ekor per dua hari.

Gambar 7. Alur Proses Pemeliharaan pada PPBT

Sumber Peternakan Puyuh Bintang Tiga (2009)

Kegiatan pemeliharaan puyuh petelur dilanjutkan dengan program pengendalian dan pencegahan penyakit. Program kesehatan yang dilakukan meliputi pemberian vitamin yang dilakukan setiap minggu selama tiga hari berturut-turut, pemberian obat untuk penyakit snot yang dilakukan setiap bulan dimana waktu pemberian berselangan dengan pemberian obat pencernaan dan vaksinasi Newcastle Desease (ND) yang dilakukan setiap dua bulan sekali. Program kesehatan yang dilakukan PPBT dalam pemeliharaan puyuh petelur dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Program Kesehatan Puyuh Petelur di PPBT

No Jenis Kegiatan Waktu Keterangan

1 Pemberian Vitamin Setiap minggu Selama tiga hari berturut - turut 2 Pemberian obat untuk

penyakit snot

Setiap bulan Berselang dengan pemberian obat pencernaan

3 Pemberian obat untuk saluran pencernaan

Setiap bulan Berselang dengan pemberian obat snot

4 Vaksinasi Newcastle

Desease (ND)

Setiap dua bulan -

Sumber : Peternakan Puyuh Bintang Tiga (2009)

Jenis bibit puyuh yang dikembangkan pertama kali oleh PPBT berasal dari daerah Jawa Tengah dengan jumlah 3.500 bibit (September 2007), berjumlah 8000 (Desember 2008) dan kini telah berkembang menjadi 13.240 puyuh (Maret 2009) yang diternakkan untuk tujuan puyuh petelur, puyuh pembibit dan puyuh pedaging atau puyuh afkir. PPBT memiliki tiga kandang produksi dengan kuantitas dan komposisi jenis puyuh yang berbeda tujuan pemberdayaannya. Satu kandang produksi yang semuanya terdiri dari puyuh petelur, memiliki kapasitas 4680 ekor puyuh, satu kandang produksi yang semuanya terdiri dari puyuh petelur memiliki kapasitas 4480, satu kandang yang memiliki tujuan budidaya puyuh petelur dan puyuh pembibit dengan komposisi 3160 dan 920. Total keseluruhan puyuh yang dimiliki menjadi sebesar 13.240 ekor puyuh. Akan tetapi pada April 2009, sekitar 3000 puyuh kini telah diafkir dan dijual dagingnya ke daerah Bekasi. Sehingga sampai saat ini (April 2009), total keseluruhan puyuh yang dimiliki sebanyak 10.240 ekor.

Sistem kemitraan yang dibangun oleh PPBT saat ini telah membantu PPBT untuk menyediakan produk dan memenuhi permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi PPBT sendiri. Namun, kurangnya kontrol terhadap standar produk yang berasal dari mitra justru menimbulkan kerugian bagi PPBT. Hal ini dikarenakan peternak mitra tidak melakukan sortasi berdasarkan strandar produk yang ditetapkan oleh PPBT dan seringkali terdapat telur yang tidak dapat dipasarkan ke konsumen.

Tabel 19. Banyaknya Telur yang dihasilkan Oleh Peternak Mitra PPBT No Peternak Mitra Alamat Jumlah Telur (butir Per Minggu)

Jumlah pakan yang disuplai oleh PPBT (Kg per minggu)

1 Anin Jampang Selatan, Sukabumi 3.600 450

2 Edi Jampang Selatan, Sukabumi 4.800 350

3 Obay Jampang Selatan, Sukabumi 3.600 200

4 Mamat Jampang Selatan, Sukabumi 9.600 Produksi pakan sendiri

5 Asep Lido 9.600 Produksi pakan sendiri

6 Jazuli Cibungbulang 12.600 600

Jumlah 43.800 1600

Sumber : Peternakan Puyuh Bintang Tiga (2009)

Telur yang dihasilkan memiliki keunggulan dari segi kualitas eksterior, dan tingkat kesegaran telur. Secara eksterior, telur puyuh yang dihasilkan PPBT memiliki bentuk telur seragam, bobot yang berisi, dan tebal kerabang telur yang cukup keras sehingga tingkat keretakan kecil, serta memiliki tingkat bercak darah pada kulit telur yang rendah. Telur yang dihasilkan memiliki tingkat kesegaran tinggi karena langsung dipasarkan setelah diproduksi dan berdaya tahan lama sampai dengan satu bulan dengan catatan berada dalam kondisi aman dari benturan atau kotoran. Kualitas dengan tingkat kesegaran telur yang tinggi ditunjang juga oleh letak perusahaan yang dekat dengan daerah pemasaran, sehingga memudahakan konsumen mengakses produk dengan kualitas dan waktu sesuai kebutuhan. Keberadaan input atau bahan baku untuk memproduksi pakan dapat dicari dan diakses disekitar peternakan serta daerah Lido dan Sukabumi. Para pemasok memiliki kapasitas yang sama dalam menyediakan bahan baku dari segi kualitas, dan kuantitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh PPBT. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, PPBT masih menggunakan peralatan yang sederhana (Lampiran 5).

6.1.4. Pemasaran

Peluang yang dihadapi PPBT semakin besar seiring meningkatnya permintaan yang datang ke perusahaan. Perusahaan biasanya menjual produk kepada para pedagang pasar atau grosir dan kepada pengumpul eceran serta bandar asongan. Sistem kerjasama yang diterapkan yakni sistem jual putus, dimana kerugian akibat barang yang tidak terjual dan rusak ditanggung oleh pelanggan. Perusahaan mendistribusikan produknya langsung ke tempat

konsumen setelah menerima pesanan yang diterima pihak manajer perusahaan. Distribusi produk dilakukan setiap hari dan pengiriman berlangsung pada pagi hari. Para pelanggan adalah para konsumen yang secara rutin membeli produk PPBT sesuai jumlah yang kurang lebih stabil. PPBT tidak melakukan promosi tersendiri secara khusus, akan tetapi, PPBT melakukan promosi melalui mulut ke mulut para konsumen yang puas akan pelayanan dan kualitas produk yang dihasilkan persahaan. PPBT menetapkan harga jual produk telur puyuh dibawah dari harga pesaing. Harga yang ditetapkan sebagai harga porduk telur dan pakan berkisar antara Rp 175 - Rp 180 tergantung rentang waktu berlangganan dari pelanggan. Harga tersebut merupakan harga yang cukup bersaing karena para pesaing dalam industri yang sama menetapkan harga produk yang lebih tinggi, yakni berkisar antara Rp 185 - Rp 200. Perusahaan belum mampu memperluas daerah pemasaran karena kapasitas produksi perusahaan masih dalam upaya peningkatan dan belum mampu memenuhi semua permintaan produk di pasar. Untuk saat ini, daerah pemasarn PPBT masih berada di daerah sekitar Kabupaten Bogor dan Kota Bogor (Gambar 8).

Gambar 8. Jalur Pemasaran Telur Puyuh pada PPBT Tahun 2009 (dalam

penjualan per minggu

Sumber: Peternakan Puyuh Bintang Tiga (2009)

Jenis produk utama yang dihasilkan perusahaan yakni telur puyuh, dikemas dalam peti kayu dan dus. Mutu dan kualitas produk yang ditawarkan lebih menonjolkan pada segi tampilan produk yang bagus, ukuran atau besarnya merata, dan tidak terdapat kecacatan dari produk tersebut. Pada kemasan produk telah diperhatikan fungsi dan syarat kemasan yang baik. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam penyimpanan dan proses produksi.

PPBT

Pedagang Pengecer Telur

Konsumen Akhir 0,1 % ,1 % 15,7 % 5,7 % 10 0 % 84,2 % 4,2 % Bandar Asongan

6.1.5. Litbang

Penelitian dan pengembangan di PPBT ini sangat diperlukan dalam mendukung hasil produksi yang telah ada. Kegiatan penelitian dan pengembangan pada PPBT secara stuktural tidak ada, namun tersirat melalui kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pemimpin perusahaan yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana peternakan, dan sharing pengalaman dengan relasi Bpk. Prasetyo yang berpengalaman di bidang peternakan sejak dulu. Untuk skala peternakan rakyat perorangan, litbang tersebut masih mencukupi dan dapat mendukung kinerja perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan serangkaian inovasi dalam teknologi budidaya produksi seperti perubahan bentuk kandang yang terus diperbaiki dan pembuatan mesin tetas sederhana.

6.2. Lingkungan Eksternal Perusahaan