No Pertanyaan Jawaban Reduksi Kesimpulan
1 Apakah nilai karakter yang dikembangkan di SD N Plebengan?
Ch “Pendidikan karakter yang
dikembangkan itu semua mbak. Hanya saja yang ditulis di kurikulum ada 4 yaitu peduli lingkungan, tanggung jawab, religius, dan disiplin.” (Selasa, 12 Januari 2016)
Semua nilai karakter dikembangkan.
Semua nilai karakter dikembangkan di SD N Plebengan. Ada 4 nilai karakter yang menajdi prioritas utama sekolah yaitu religius, disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan.
Rb “Iya mbak, yang menjadi
prioritas dalam kurikulum itu sebenarnya ada 4, tanggung jawab mengerjakan tugas, peduli lingkungan, religius dengan shalat jamaah, dan
disiplin”. (Jumat, 27
November 2015)
Nilai karakter yang diprioritaskan sekolah ada 4 yaitu tanggung jawab, peduli lingkungan, religius, dan disiplin
Da “Ada nilai religius, disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan, dan sebenarnya semuanya mbak.”
(Jumat, 27 November 2015)
Semua nilai karakter dikembangkan. Prioritas 4 nilai karakter yaitu religius, disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan.
Jk “Semua mbak sebenarnya
yang diimplementasikan.” (Sabtu, 28 November 2015)
Semua nilai karakter dikembangkan.
Sa “Semua karakter, mbak.”
(Senin, 30 November 2015)
Semua nilai karakter dikembangkan.
181
Sm “Setahu saya 4 mbak, religius,
peduli lingkungan, disiplin, terus tanggung jawab.”
(Selasa, 1 Desember 2015)
4 nilai yang diprioritaskan.
Sk “Kayaknya 4 mbak, kalau
tidak salah itu disiplin, religius, peduli lingkungan.” (Rabu, 2 Desember 2015)
4 nilai yang diprioritaskan.
Mj “Disiplin, peduli lingkungan, kalih tanggung jawab, mbak.” (Selasa, 5 Januari 2016)
4 nilai yang diprioritaskan.
Ni “Religius, disiplin, dan peduli lingkungan, itu setahu saya.” (Rabu, 6 Januari 2016)
4 nilai yang diprioritaskan.
Ya “Semua mbak.” (Kamis, 7
Januari 2016)
Semua nilai karakter dikembangkan.
Pu “Seingat saya ada peduli
lingkungan, tanggung jawab, dan disiplin, mbak.”
(Jumat, 8 Januari 2016)
4 nilai yang diprioritaskan.
2 Apakah RPP
ibu/bapak menyantumkan
karakter yang dikembangkan?
Da “Iya. Saya sudah menyantumkan mbak.”
Guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP.
Mayoritas guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP. Jk “Ada beberapa RPP saya yang
sudah tidak mencantumkan karakter mbak, lha sekarang katanya sudah tidak wajib dituliskan lagi.”
Guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP akan tetapi tidka di semua RPP.
Sa “Iya mbak. Ada sisipan
karakternya dalam RPP.”
Guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP.
Sm “Iya, ada karakter.” Guru menyantumkan nilai karakter
dalam RPP. Sk “Karakter tercantum dalam
182 Mj “Pasti ada nilai karakter yang
dikembangkan dalam RPP. Karakter yang dikembangkan ya sesuai dengan materi dan mata pelajarannya.”
Guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP.
Ni “Ada karakter yang
dikembangkan.” Guru menyantumkan nilai karakter dalam RPP. Ya “Iya, ada.” Guru menyantumkan nilai karakter
dalam RPP.
Pu “Ada.” Guru menyantumkan nilai karakter
dalam RPP. 2 Bagaimana implementasi pendidikan karakter siswa? Da “Awalnya dengan mengajarkan karakter- karakter yang baik. Dengan dipantau dan diarahkan terlebih dahulu, dan menjadikan anak terbiasa. Kemarin ada anak pindahan dari Lampung, dia belum bisa berbahasa jawa, guru dan siswa mengajarkan perlahan agar dapat terbiasa berbahasa dengan baik. Kaitannnya dengan membuang sampah, terkadang anak tidak mau karena tempat pembuangan sampahnya jauh. oleh karena itu, sekarang yang membuang sampah yang ada di tempat sampah adalah penjaga sekolah. Tugas siswa yang piket ya menyapu kelas, membersihkan debu di meja,
Dalam implementasi pendidikan karakter, guru mengajarkan karakter-karakter yang baik. Ketika ada anak pindahan dan dia belum bisa berbahasa jawa, guru dan siswa mengajarkan perlahan agar dapat terbiasa berbahasa dengan baik. Tugas siswa yang piket ya menyapu kelas, membersihkan debu di meja, dan juga menyirami tanaman yang ada di depan kelas. Apabila siswa tidak mau piket, mendapat sanksi membantu temannya piket di lain hari
Semua guru
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Implementasi nilai karakter terintegrasi dalam pembelajaran, aturan sekolah, BK, dan ekstrakurikuler.
Semua nilai karakter menurut kemendiknas (18 nilai karakter) sudah diimplementasikan di SD N Plebengan.
183 dan juga menyirami tanaman yang ada di depan kelas. Apabila siswa tidak mau piket, mendapat sanksi membantu temannya piket di lain hari.”
Jk “Setiap sebelum
pelajaran nyanyi lagu wajib dulu. Ada infak dana sosial. Kalau ada siswa 3 hari tidak masuk, siswa menjenguk. Guru juga ikut menjenguk jika ada siswa sakit. Begitu pula ketika menata sepeda. Tidak hanya siswa tetapi juga kita. Kita yang harusnya memberi contoh.
Setiap 21 April kita nyandang jawa. Tidak hanya itu, setiap tanggal 20 guru wajib menggunakan pakaian adat jawa.
SBK saya isi dengan nggambar, baik itu nggambar batik atau yang lain. Guru juga mengajarkan kreatifitas seperti menganyam. Kreatifitas menganyam juga bertujuan untuk mencari bibit- bibit baru yang akan dijadikan duta sekolah dalam
menghadapi lomba
menganyam yang
Setiap sebelum pelajaran, menyanyi lagu wajib dahulu. Ada infak dana sosial. Ketika ada siswa 3 hari tidak masuk, siswa menjenguk. Guru juga ikut menjenguk jika ada siswa sakit. Begitu pula ketika menata sepeda. Tidak hanya siswa tetapi juga guru. Kita yang harusnya memberi contoh.
Setiap 21 April kita nyandang jawa. Tidak hanya itu, setiap tanggal 20 guru wajib menggunakan pakaian adat jawa.
SBK diisi oleh guru dengan kegiatan menggambar. baik itu menggambar batik atau yang lain.
Siswa bermacam-macam
kecerdasannya. Ada siswa yang cerdas, akan tetapi juga ada siswa yang termasuk dalam slow learner. Saya mengetahui satu per satu karakter masing-masing siswa. Saya memberikan kesempatan anak-anak yang slow learner untuk belajar lebih daripada teman-teman yang lain. Terdapat tambahan pelajaran untuk tambahan anak
184 diselenggarakan oleh dinas pendidikan.
Siswa bermacam- macam kecerdasannya. Ada siswa yang cerdas, akan tetapi juga ada siswa yang termasuk dalam slow learner. Saya tahu satu per satu karakter anak. Saya memberikan kesempatan anak-anak yang slow learner untuk belajar lebih daripada teman-teman yang lain. Saya dan guru yang lain itu ada tambahan pelajaran mbak untuk anak lebih paham lagi dengan pelajaran yang diajarkan. Tingkat pemahaman anak dalam
menangkap materi
pembelajaran pun berbeda- beda, ada yang cepat, ada yang diulang-ulang pun masih kurang jelas.
Strategi saya sebelum
pembelajaran yang
mengandalkan hafalan, seperti IPS ataupun pemahaman seperti IPA, saya ngasih beberapa pertanyaan yang menjadi inti materi, siswa saya suruh berkelompok mencari jawaban pertanyaan. Saya harap siswa menjadi lebih
lebih paham lagi dengan pelajaran yang diajarkan.
Strategi guru sebelum pembelajaran yang mengandalkan hafalan, seperti IPS ataupun pemahaman seperti IPA, guru memberikan beberapa pertanyaan yang menjadi inti materi, siswa berkelompok mencari jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru.
185 paham karena mencari dulu dalam buku jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru tersebut. Anak saya arahkan untuk discovery, menemukan pengetahuan.”
Sa “Ada cara yang saya dan
bu As lakukan mbak untuk mengembangkan kreativitas. Ya saya awalnya memberi contoh gambar, kemudian siswa menyontoh gambar itu dengan dikembangkan sendiri. kan masih kelas 2 jadi belum yang rumit-rumit.
Anak-anak yang ramai diberi tugas-tugas mbak. Ada alat alat peraga dan beberapa media pembelajaran yang saya gunakan agar anak-anak lebih paham dengan pembelajaran. Siswa yang ramai dilibatkan dalam penggunaan media.
Sering anak-anak ke perpustakaan. misalkan anak- anak ingin melihat-lihat buku. sering kali juga ada tugas dari saya untuk ke perpustakaan. Terkadang saya juga ikut menunggui saat siswa saya tugaskan ke perpustakaan. Kalau untuk saya, saya masih kuliah jadi kalau untuk saat ini
Ada cara untuk
mengembangkan kreativitas yaitu awalnya memberi contoh gambar. kemudian siswa menyontoh gambar itu dengan dikembangkan sendiri. kan masih kelas 2 jadi belum yang rumit-rumit.
Anak-anak yang ramai diberi tugas-tugas. Ada alat alat peraga dan beberapa media pembelajaran yang saya gunakan agar anak-anak lebih paham dengan pembelajaran. Siswa yang ramai dilibatkan dalam penggunaan media.
Sering anak-anak ke perpustakaan. Terkadang guru juga ikut menunggui saat siswa saya tugaskan ke perpustakaan. Kalau untuk saya, saya masih kuliah jadi kalau untuk saat ini saya masih kuliah, jadi masih banyak baca buku modul kuliah, dll.