• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah yang dilakukan guru dalam Membangun Budaya Kelas untuk Mendidik Karakter Siswa SD N Plebengan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

6. Langkah yang dilakukan guru dalam Membangun Budaya Kelas untuk Mendidik Karakter Siswa SD N Plebengan

Setiap guru dalam membangun budaya kelas terkait dengan karakter siswa mempunyai langkah masing-masing. Ada guru yang mempunyai langkah sama, ada juga yang berbeda. Langkah yang dilakukan oleh guru secara umum hampir sama.

109

Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa langkah yang dilakukan guru dalam membangun budaya kelas. Hasil observasi di kelas 3, 4, dan 5, ada tata tertib yang ditempelkan. Tata tertib dibuat untuk tahun ajaran 2015/2016, dibuat di Bulan Juli. Tata tertib yang berkaitan dengan sanksi apabila tidak mengerjakan PR dan atau tidak piket, dll. Setiap kelas berbeda- beda tata tertibnya. Di kelas 3A, apabila tidak piket, maka terkena denda. Di kelas rendah, tata tertib yang berkaitan dengan piket dan PR berupa tata tertib yang tidak tertulis. Di kelas 4 dan 5, apabila tidka piket, mengganti piket di hari setelahnya. Begitu pula dengan tidak mengerjakan PR. Dalam pembelajaran bahasa Inggris dan beberapa kela, apabila siswa tidak mengerjakan PR, siswa piket seminggu. Siswa mengerjakan piket karena apabila tidak mengerjakan akan mendapatkan sanksi dari guru.

Guru mengingatkan apabila ada siswa yang kurang tepat dalam bertindak. Berdasarkan hasil observasi di kelas 1B, ketika siswa ramai, guru mengingatkan. Siswa diberikan tugas tambahan agar tidak mengganggu temannya. Guru memberikan reward secara verbal kepada siswa yang sudah melakukan dengan baik. Selain itu, berdasarkan hasil dokumentasi, sekolah memberikan reward kepada siswa yang berprestasi di kelas dengan maju di di depan tempat upacara dan dibagikan hadiah berupa buku dan alat tulis. Hal tersebut diatas, didukung dengan pernyataan guru, dan kepala sekolah tentang langkah yang dilakukan dalam membangun budaya kelas.

Kepala sekolah menyatakan,

“Awalnya sulit memang. Semua guru peduli dan saling bekerjasama

110

untuk membuang sampah tidak sembarangan, dll. Pembiasaan yang paling mengena. Menerapkan atau mengondisikan agar sadar lingkungan, dll. Awal ditanamkan. dilaksanakan. dipantau, dielikke terus, diingatkan. Semua guru mengingatkan dan ikut melakukan. Mulai dari pertama kali. Pembiasaan setiap saat selama sekolah dari awal sampai akhir pelajaran.”

Dari pernyataan kepala sekolah diatas, langkah untuk membangun budaya kelas kepada siswa yaitu menanamkan, melaksanakan, memantau, dan mengingatkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru didapat langkah-langkah. Menurut Da,

“Awalnya dengan mengajarkan karakter-karakter yang baik. Dengan dipantau dan diarahkan terlebih dahulu, dan menjadikan anak terbiasa. Kemarin ada anak pindahan dari Lampung, dia belum bisa berbahasa jawa, guru dan siswa mengajarkan perlahan agar dapat terbiasa berbahasa dengan baik.” (Jumat, 27 November 2015)

Dari pernyataan diatas, langkah-langkah yang dilakukan Da dalam membangun budaya kelas ada 4, yaitu mengajarkan nilai karakter, memantau, mengarahkan, dan terbiasa.

Menurut Jk, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk membangun budaya kelas. Jk mengatakan,

“Penanaman disiplin diawali dengan diawasi, ditunggui, dan diarahkan ketika piket, hal ini dilakukan guru pada minggu-minggu awal semester 1. seiring dengan berjalannya waktu, guru berangsur melepas siswa dalam piket, dan sekarang siswa sudah memiliki kesadaran untuk piket, guru terkadang hanya mengontrol saja. Sebelum pembelajaran dimulai, petugas piket laporan kepada guru apakah sudah bersih atau belum. Piket dilakukan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran (10-15 menit). Apabila siswa tidak mengerjakan PR, maka siswa tersebut akan piket selama 1 minggu, hal ini sudah menjadi kesepakatan pada saat musyawarah kelas awal semester 1.” (Sabtu, 28 November 2015)

111

Langkah-langkah yang Jk lakukan dalam membangun budaya kelas ada 6 yaitu membuat kesepakatan awal, mengawasi, menunggui, mengarahkan, terbiasa, dan kontrol.

Ni mengatakan,

“Kiat-kiatnya ya dengan memberi contoh secara konsisten kepada anak dan tanggung jawab. Menepati waktu dan janji kepada anak- anak. kan penanaman karakter itu harus terus menerus. Sebagai guru tidak boleh bosan-bosan untuk mengingatkan. Harus ada tindak lanjut dari kita. misalnya anak-anak jalan-jalan, diingatkan, ditegur, apabila masih ngeyel ya di dekati dan ditindak lanjuti. kelas 1,2,3 itu merupakan kelas kunci untuk penanaman karakter, di kelas tinggi tinggal melanjutkan dan mengontrol karakter-karakter yag telah ditanamkan di kelas rendah.” (Rabu, 6 Januari 2016)

Berdasarkan pernyataan diatas, didapat bahwa Ni dalam membangun budaya kelas melalui 5 langkah yaitu memberi contoh secara konsisten dan tanggung jawab, menepati janji, mengingatkan, menegur, dan menindaklanjuti. Kelas rendah merupakan kunci utama penanaman nilai karakter. Perlu adanya kontrol dan lanjutan implementasi pendidikan karakter.

Sa menyatakan bahwa implementasi karakter itu dengan mengontrol setiap yang dilakukan siswa. Ketika siswa kerja bakti, guru menunggui siswa. Berikut hasil wawancara terkait cara khusus dari guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, “Kalau untuk piket sekarang anak-anak sudah tahu sendiri, kalau pulang sudah piket, sudah kebiasaan. Sebelum pulang siswa sudah siap-siap piket. Begitu juga dengan PR. Kalau ada kerja bakti, saya menunggui siswa.” (Senin, 30 November 2015)

112

Sm menyebutkan langkah Sm dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Menurut Sm,

“Berdoa sebelum dan setelah pembelajaran. Ya sebelum berdoa saya suruh tenang. Kalau pelajaran, ada yang namanya Roz, Sulk, Raf, dia itu ramai di kelas, oleh karena itu saya memberikan kesibukan yang ekstra untuk mereka agar tidak mengganggu temannya. Di sekolah dibiasakan untuk rajin piket, rajin belajar. Tidak henti- hentinya setiap hari guru harus selalu mengingatkan siswa agar rajin.” (Selasa, 1 Desember 2015)

Dari pernyataan di atas, langkah Sm dalam membangun budaya kelas ada 3, yaitu anak yang ramai diberikan tugas yang lebih, pembiasaan, dan selalu mengingatkan.

MJ menyatakan bahwa langkah yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter yaitu ketika awal masuk kelas 5B, guru menegaskan kepada siswa pentingnya disiplin. Kesepakatan awal saat awal semester 1, kalau guru sedang menerangkan, siswa mendengarkan dan memerhatikan. Awal masuk semester baru selalu diisi dengan berdoa bersama. Hal ini dilakukan untuk meminta kepada Tuhan supaya siswa lancar dalam menerima pelajaran dan diberikan kemudahan untuk segala hal. Sebelum berdoa guru menegaskan kalau berdoa itu tidak boleh sembarang, meminta kepada Allah itu yang baik, tidak bolh sembarangan. Kalau anak-anak minta ke Allah tulus, insya Allah akan dimudahkan juga oleh Allah. Saya selalu mengingatkan anak-anak untuk selalu taat kepada Allah. (Selasa, 5 januari 2016).

113

Berdasarkan uraian diatas, langkah yang dilakukan Mj dalam membangun budaya kelas yaitu:

a. membuat kesepakatan awal antar guru dan siswa tentang atata tertib yang akan berlaku,

b. guru menegaskan akan pentingnya kedisiplinan, dan

c. mengajak sebelum memulai apapun dengan berdoa. Berdoa dengan tulus dan sungguh-sungguh kepada Allah insya Allah akan dimudahkan.

Menurut Ya, berikut langkah-langkah yang dilakukan: awalnya secara klasikal diajarkan. Mengajarkan etika dihubungkan dengan aturan di kelas. Apabila siswa melakukan pelanggaran, misalnya mengotori kelas atau membuang sampah sembarangan, siswa mendapat sanksi membersihkan kelas atau sampah dan menyirami tanaman. Untuk anak kelas satu, ya guru juga harus ikut ambil bagian. Terkadang jika siswa saja yang piket kurang bersih guru memberi contoh dan membantu bagaimana menyapu yang benar dan bagian mana saja yang perlu di sapu. Anak-anak diajarkan kebebasan misalnya dalam memilih tempat duduk, akan tetapi bebas yang tebatas, tetap dikontrol, yaitu tetap diberi pilihan agar duduknya berpindah-pindah tidak di tempat duduk yang sama. Bebas tapi ada aturan- aturan yang harus dipatuhi (Kamis, 7 Januari 2016).

Dari uraian Ya diatas, didapat langkah-langkah dalam membangun budaya kelas yaitu diajarkan secara klasikal, siswa diajarkan nilai-nilai yang benar dan yang salah, membuat kesepakatan tentang saksi apabila siswa

114

melanggar, mengontrol, memberi contoh, dan mengajarkan anak-anak kebebasan akan tetapi bebas yang tebatas, tetap dikontrol. Bebas tapi ada aturan-aturan yang harus dipatuhi.

Menurut Pu, langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada siswa yaitu apabila siswa lupa tidak mengerjakan PR, berdasarkan kesepakatan, siswa harus meminta ijin ke orang tua yaitu berupa surat keterangan kenapa tidak mengerjakan PR. Semua guru peduli dan saling bekerjasama dan mengarahkan. Jika yang satu tidak ada guru lain mengingatkan untuk membuang sampah tidak sembarangan, dll. Pembiasaan yang paling mengena. Menerapkan atau mengondisikan agar sadar lingkungan, dll. Awal ditanamkan. dilaksanakan. dipantau, dielikke terus, diingatkan. Semua guru mengingatkan dan ikut melakukan. Mulai dari pertama kali. Pembiasaan setiap saat selama sekolah dari awal sampai akhir pelajaran.” (Jumat, 8 Januari 2016)

Berdasarkan uraian Pm diatas, langkah yang dilakukan Pm dalam mengimplementasikan pendidikan karakte siswa adalah:

a. membuat kesepakatan awal dengan siswa tentang tata tertib dan sanksinya apabila melanggar,

b. memberi bimbingan klasikal kepada semua siswa, dan c. memberikan bimbingan individual apabila dibutuhkan.

Diperlukan adanya kerjasama dan saling mengarahkan dan mengingatkan siswa karena pembiasaan adalah implementasi yang paling mengena (Pm, 8 Januari 2016). Berdasarkan hasil wawnacara dari beberapa guru diatas,

115

setiap guru mempunyai langkah yang berbeda, akan tetapi mempunyai garis besar langkah yang sama.

B. Pembahasan

1. Nilai karakter yang dikembangkan di SD N Plebengan

Berdasarkan hasil penelitian, dalam implementasinya, SD N Plebengan mengembangkan semua nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangad kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Implementasi Hal ini sesuai dengan 18 nilai karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 9-10) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Semua nilai karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional sudah dikembangkan di SD N Plebengan.

2. Implementasi Pendidikan Karakter di SD N Plebengan