• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2) Kegiatan Spontan

Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika pembelajaran, guru memberikan motivasi untuk anak yang mulai menyerah ketika mengerjakan soal. “Dicoba dulu, jangan langsung berkata bahwa itu susah”. (Sa, 30 November 2016). Hal ini didukung dengan pernyataan dari Sm yang menyatakan “Tidak henti-hentinya setiap hari guru harus selalu mengingatkan siswa agar rajin.” (Selasa, 1 Desember 2015)

Berdasarkan hasil observasi, guru mengingatkan kepada siswa agar jujur. Hal ini diperkuat dengan Sa (Senin, 30 November 2015) yang menyatakan “Ayo jujur-jujuran saja, tidak boleh ada yang bohong lho ya”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, apabila ada tanaman di depan kelas yang terlihat kering, guru langsung menyuruh siswa untuk menyiramnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru Sk (Rabu, 2 Desember 2015) bahwa “Tanaman apabila ada yang kering ya langsung saya memanggil anak-anak supaya di siram.”

Berdasarkan hasil observasi peneliti, ketika siswa meletakkan sepeda tidak pada tempatnya, penjaga sekolah akan memperingatkan. Hasil wawancara, penjaga sekolah menyatakan

91

bahwa “Ya saya terkadang mengawasi mbak. Kalau ada yang meletakkan tidak pada tempatnya ya saya tegur. Sekarang siswa sudah terbiasa, hanya satu dua yang terkadang saya tegur” (Senin, 11 Januari 2016). Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari siswa: Fa : “Selalu saya tempatkan yang benar mbak. Takut.” (Kamis,

14 Januari 2015)

Ma : “Kakak kelas, kelas 6A, ada yang menggemboskan ban sepeda kalau ada yang meletakkan sepeda sembarangan.” (Selasa, 8 Desember 2015)

Bi : “Iya. Dulu, sepeda saya pernah digemboske karena tidak saya tempatkan di tempat parkir. Sekarang saya tempatkan.” (Selasa, 8 Desember 2015)

Awalnya ketika ada yang terlambat dingatkan. Apabila beberapa kali terlambat guru akan memberikan surat keterangan dan alasan kenapa berangkat terlambat, disertai tanda tangan orang tua. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Pada hari Senin tanggal 30 November 2015, ada dua siswa yang terlambat, dan satu siswa yang tidak berseragam upacara dengan lengkap. Siswa tersebut berdiri di depan tempat upacara, yaitu tempat khusus, dekat dengan inspektur upacara. Pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016, ada 1 siswa yang terlambat ketika upacara. Ketika amanat inspektur upacara, kepala sekolah mengingatkan kepada siswa agar tidak terlambat lagi ketika mengikuti upacara. Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru:

Sm : “Diingatkan dulu, kalau masih terlambat ya saya suruh membuat surat keterangan dan alasan berangkat terlambat. Sekarang sudah jarang ada yang terlambat di kelas saya.” (Selasa, 1 Desember 2015)

92

Sk : “Dalam hal disiplin, apabila ada siswa yang telat berangkat sekolah, ya ada sanksinya. Saya suruh berdiri di depan kelas dan mengucapkan minta maaf kepada guru dan teman- teman.” (Rabu, 2 Desember 2015)

Siswa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara beberapa guru, didapat bahwa: Jk : “Apabila siswa tidak mengerjakan PR, maka siswa tersebut

akan piket selama 1 minggu, hal ini sudah menjadi kesepakatan pada saat musyawarah kelas awal semester 1.” (Jumat, 27 November 2015)

Sm : “Apabila siswa tidak mengerjakan PR, ada sanksinya. Kesepakatan awal semester, apabila tidak mengerjakan PR, siswa mengerjakan di luar, akan tetapi saya rasa itu cara yang kurang tepat. Kemudian kesepakatan siswa sekelas, jika tidak mengerjakan PR lari keliling lapangan sebanyak 2 kali. Awalnya sanksi ini berjalan. Akan tetapi ada masukan dari orang tua wali yang kasihan jika siswa harus lari keliling lapangan. Setelah itu, sanksi tidak mengerjakan PR sekarang dengan meminta tanda tangan orang tua dan menyirami tanaman.” (Selasa, 1 Desember 2015)

Mj : “Ya siswa harus pulang dan meminta surat keterangan orang tua kenapa siswa tidak mengerjakan PR. Awalnya ada siswa yang tidak mengerjakan PR dan harus pulang ke rumah untuk meminta surat keterangan. Alhamdulillah sekarang hampir tidak ada siswa yang tidak mengerjakan PR. Mungkin takut kalau harus pulang dan meminta surat keterangan pada orang tua.” (Selasa, 5 Januari 2016)

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari siswa:

Dw : “Kalau tiga kali tidak mengerjakan PR, harus meminta surat keterangan dari orang tua kenapa tidak mengerjakan PR. Makannya kami takut kalau tidak mengerjakan PR. Sekarang kami menjadi terbiasa untuk selalu mengerjakan PR.” (Senin, 14 Desember 2015)

Ay : “Iya, ada sanksi. Sanksinya dinasihati dan mengerjakan di luar.” (Selasa, 15 Desember 2015)

He : “Piket seminggu.” (Selasa, 8 Desember 2015)

Apabila ada siswa yang kurang sopan dalam hal berbicara dengan guru langsung menegur. Berdasarkan hasil observasi

93

peneliti pada saat proses pembelajaran di kelas 4A (Jumat, 27 November 2015) dan 1A (Rabu, 6 Januari 2016), didapat bahwa guru mengingatkan siswa yang kurang sopan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 1B, guru mengingatkan kepada siswa kalau menulis itu sambil duduk (Kamis, 7 Januari 2016). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Da bahwa

“Saya tidak akan memperhatikan siswa yang tidak mau berbahasa yang yang baik, baik itu dengan guru ataupun dengan teman. Saya menegaskan apabila siswa tidak dapat berbahasa jawa kromo alus, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia, daripada menggunakan bahasa jawa ngoko yang itu kurang sopan untuk siswa gunakan ketika berbicara dengan guru.” (Jumat, 27 November 2015)

Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru mengingatkan siswa yang ramai di kelas. Di kelas 2A (Senin, 30November 2015), ketika siswa ramai, guru mengingatkan siswa untuk tenang. Di kelas 1B (Kamis, 7 Januari 2016), guru mengingatkan Ba ketika Ba ramai karena sudah selesai mengerjakan tugas dari guru . Di kelas 5A (Selasa, 5 Januari 2016), ketika mengerjakan soal, siswa yang ramai diingatkan oleh guru, begitu pula dengan siswa yang jalan- jalan sendiri di kelas. Ketika ada anak yang memberikan pendapatnya dan siswa yang lain ramai, guru langsung mengingatkan siswa “sttt….. perhatikan ya ketika teman sedang berbicara”. (Jk Sabtu, 28 November 2015)

94 3) Keteladanan

Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru berangkat ke sekolah tepat waktu. Pengamatan pertama (Selasa, 24 November 2015), guru Ks datang pukul 06.45. Mj, Sa, Pu, Po berangkat bersamaan pukul 06.50. Disusul Sk, Ta, Jk, Sm, Rb, dan Da pada pukul 06.55. Pada waktu yang hampir bersamaan, As dan Ni hadir pukul 06.57. Pengamatan kedua (Jumat, 27 November 2015), Guru Ks dan Ta hadir pukul 06.20. Sm, Rb, Da, Jk, Sk, hadir pada pukul 06.40. Ni hadir pukul 06.50. As, Sa, Pu, Mj, dan Po hadir pada pukul 06.55. Pengamatan Ketiga (Senin, 30 November 2015), Ta dan Ks hadir pukul 06.40. Disusul RB, Mj, dan SM pada pukul 06.45. Jk, Da, Sk, Pu, dan Ni hadir pukul 06.50. Sa hadir pada pukul 06.53. As hadir pukul pada pukul 07.30. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sm, As ada urusan di UPT dahulu, jadi sedikit terlambat. Pengamatan keempat (Rabu, 6 Januari 2016), Ks seperti biasa hadir paling awal pukul 06.45. Kemudian MJ dan SM hadir 06.48. Pu, Po, Ya, Sa hadir di waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 06.51. Da, Sk, dan Jk hadir pukul 06.55. As hadir pukul 06.57. Ni hadir pukul 07.09.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru berikut ini: Ks : “Biasanya saya pukul 7 kurang seperempat sudah disini. Kalau

Senin dan Jumat ya lebih pagi lagi.” (Sabtu, 5 Desember 2015) Ta : “Rumah saya jauh, tapi saya berusaha berangkat pagi. Dari rumah jam 6 kalau hari senin, ya sekitar pukul 07.40 saya sudah sampai disini.” (Jumat, 4 Desember 2015)

95

Mj : “Saya maksimal pukul 7 kurang lima harus sampai sini.” (Selasa, 5 Januari 2016)

Ni : “Karena saya mempunyai anak masih kecil, ya saya berusaha berangkat kurang dari pukul 7. Misalnya anak saya rewel ya saya izin ke guru lain untuk terlambat sedikit (5-10 menit).” (Rabu, 6 Januari 2016)

(Hasil wawancara dengan guru lainnya terlampir)

Hal ini juga didukung dengan hasil dokumentasi peneliti tentang kehadiran guru.

Guru menggunakan seragam yang telah ditentukan oleh sekolah. Seragam guru pada hari senin dan selasa adalah seragam PNS, kalau rabu, kamis, jumat, dan sabtu seragam batik. Hal ini berdasarkan pada hasil observasi peneliti.

Berdasarkan observasi peneliti (Senin, 11 Januari 2016), guru Ks, Sa, dan Sk memberi contoh siswa ketika kerja bakti yaitu bagaimana memilih bibit yang baik, membersihkan rumput liar, dan menata tanaman apotik hidup. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Sa bahwa “Kalau ada kerja bakti, saya menunggui siswa.” (Senin, 30 November 2015) Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi peneliti ketika guru ikut kerja bakti siswa (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 15 halaman 209).

Berdasarkan hasil observasi kelas 1 A (Rabu, 6 Januari 2016) dan 1B (Kamis, 7 Januari 2016), guru ikut piket. Guru memberikan contoh bagaimana menyapu yang benar dan tempat- tempat mana saja yang perlu untuk disapu. Hal ini didukung

96

dengan dokumentasi guru ketika ikut piket menyapu kelas (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 16 halaman 209).

Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru kelas 1A dan 1B: Ya : “Ketika piket misalnya, saya ikut menunggui mereka piket dan juga ikut menyapu membantu yang piket. Terkadang jika siswa saja yang piket kurang bersih jadi saya juga memberi contoh dan membantu bagaimana menyapu yang benar dan bagian mana saja yang perlu di sapu.” (Kamis, 7 Januari 2016)

Ni : “Saya ikut menyapu, anak-anak itu diberi contoh secara konsisten.” (Rabu, 6 Januari 2016)

Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapat bahwa guru menata sepeda motornya dengan rapi. Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari guru:

Jk : “Kita yang harusnya memberi contoh.” (Sabtu, 28 November 2015)

Ni : “Keteladanan mbak, agar siswa juga bisa meniru. Tidak hanya dalam hal menata sepeda tetapi juga dengan hal yang lain.” (Rabu, 6 Januari 2016)

Berdasarkan hasil observasi, guru agama Islam menjadi imam ketika shalat berjamaah. Akan tetapi di semester 2, siswa shalat berjamaah tidak didampingi oleh guru agama Islam karena guru tersebut telah pensiun.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sd, “Ada buka

bersama siswa dan guru, dengan diisi pengajian.” Guru ikut dalam acara keagamaan yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal ini diperkuat dengan dokumentasi foto ketika guru kelas ikut mendampingi siswa dalam acara pesantren kilat (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 17 halaman 209).

97 4) Pengondisian

Berdasarkan hasil observasi peneliti, terdapat ruang khusus untuk pembelajaran agama Katolik dan Kristen. Kepala sekolah menyatakan bahwa “Di ruangan itu biasanya untuk pembelajaran agama Katholik dan Kristen.” Hal ini juga dibenarkan oleh Pl “Ya kami mengajar di ruangan khusus atau kalau ada pembelajaran agama Katolik dan Kristen secara bersamaan ya salah satu di perpustakaan”. (Sabtu, 13 Januari 2016)

Tamanisasi di setiap kelas telah ada. Tamanisasi ini terdiri dari tanaman hias dan tanaman apotik hidup. Tanaman hias ada yang berada di pot dan ada yang di tempat khusus. Berdasarkan hasil observasi peneliti, setiap hari taman di depan kelas dirawat (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 18 halaman 209).

Berdasarkan hasil observasi peneliti, di semua kelas terdapat tempat sampah. Tempat sampah sudah dipilah menjadi 3 yaitu plastik, daun, dan kertas. Selain itu juga terdapat komposer yang digunakan untuk mengolah daun-daun dan bahan organik agar bisa menjadi pupuk (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 19 halaman 210). Guru Ks menyatakan bahwa “Sekarang juga ada komposer, yaitu alat untuk membuat pupuk. Alat ini didapat dari bantuan dinas provinsi. Jadi saya sudah mensosialisasikan ke siswa bahwa kalau ada sampah organik silakan masukkan ke komposer agar besok bisa menjadi pupuk.” (Senin, 4 Januari 2016)

98

Berdasarkan hasil observasi peneliti, terdapat ruang UKS. Ruangan di setting nyaman. Bulan Agustus kemarin UKS ini menjadi salah satu yang menjadi penilaian sekolah sehat. Hal ini diperkuat dengan foto ruang UKS (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 20 halaman 210).

Terdapat 1 ruang kesenian yang ada di SD Plebengan. Ruang kesenian ini berisi gamelan yang digunakan untuk pelajaran gamel. Berdasarkan hasil observasi peneliti, ruangan ini digunakan setiap hari senin dan selasa. Hal ini diperkuat dengan dokumentasi foto ruang kesenian (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 21 halaman 210).

Mushola di SD Plebengan berukuran 3 x 5 meter. Berdasarkan hasil observasi peneliti, mushola ini biasanya digunakan guru dan beberapa siswa. Apabila shalat jamaah dhuhur, siswa pergi ke masjid yang letaknya bersebelahan dengan sekolah. Berdasarkan hasil observasi, terdapat 2 tempat untuk kamar mandi, yaitu kamar mandi yang berada di sebelah selatan, dan kamar mandi yang di sebelah utara. Kamar mandi yang di sebelah selatan terdapat 6 unit. Kamar mandi sebelah utara terdapat 2 kamar mandi untuk putri dan 2 kamar mandi untuk putra (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 22 halaman 210). Di dekat kamar mandi juga tersedia tempat untuk wudlu.

99

Berdasarkan hasil observasi peneliti, di SD N Plebengan terdapat green house. Fungsi dari green house ini adalah untuk pembibitan dan tempat tanaman apotik hidup. Tanaman apotik hidup diletakkan 2 tempat yaitu di depan halaman sekolah dan di green house (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 23 halaman 210).

Berdasarkan hasil observasi, terdapat koperasi kejujuran. Koperasi ini menjual kertas, alat tulis, buku, dan lain-lain. Koperasi terletak di ruang guru. Terdapat daftar harga setiap alat tulis yang dijual, jadi siswa mudah mengetahui harganya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, terdapat ruang untuk memajang piala. Piala dipajang di ruang piala yang berjumlah + 77 piala. Piala-piala tersebut dipajang agar siswa termotivasi untuk berprestasi dan mendapatkan piala.

Kantin SD N Plebengan termasuk kantin sehat. Kantin menjual makanan buatan penjual sendiri, sehingga lebih sehat dan mendukung siswa agar cinta produk makanan dalam negeri. Hal ini juga diperkuat dengan dokumentasi kantin sehat SD N Plebengan (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 24 halaman 210).

Di depan ruang kelas, terdapat pohon perindang dan pohon buah. Ada 7 pohon perindang yang terdiri dari 1 pohon akasia, 5 sukun, 2 pohon jati, 6 pohon palem, 3 pohon beringin, dan 2 pohon sawo kecik. Pohon buah yang ditanam yaitu 10 pohon pisang, 20

100

pohon pepaya, 2 jambua air, dan 1 jeruk purut. Hal ini diperkuat dengan dokumentasi foto suasana halaman sekolah SD N Plebengan yang rindang dan terdapat pohon buah (lihat lampiran 15. Dokumentasi Gambar 25 halaman 211).

Berdasarkan hasil observasi peneliti, tempat parkir di SD N Plebengan cukup luas. Tempat parkir ini cukup untuk menampung sepeda siswa dan kendaraan guru. Terdapat sekat antara parkir guru dan siswa sehingga siswa dapat menempatkan dengan tepat sepedanya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, di semua kelas terdapat tempelan-tempelan baik itu foto maupun yang menunjang pembelajaran. Kelas 1A (Rabu, 6 Januari 2016) terdapat foto presiden dan wakil presiden, kotak P3K, pancasila, dan gambar wayang. Kelas 1 B (Kamis, 7 Januari 2016) terdapat foto presiden dan wakil presiden, data siswa, visi misi sekolah, pancasila, dan poster cara menulis tegak bersambung.

Kelas 2A (Senin, 30 November 2015) terdapat kotak P3K, data siswa, foto presiden dan wakil presiden, pancasila, dan gambar 4 sehat 4 sempurna. Kelas 2B (Rabu, 2 Desember 2015) terdapat alamari, foto presiden dan wakil presiden, pancasila, gambar wayang, pahlawan, poster 4 sehat 5 sempurna, kotak P3K, dan data siswa.

101

Kelas 3 A (Selasa, 1 Desember 2015) terdapat foto presiden, kotak P3K, wakil presiden, pancasila, sumpah pemuda, data siswa, tata tertib, dan poster presiden dan wakil presiden dari masa ke masa. Kelas 3B (Selasa, 1 Desember 2015) terdapat kotak P3K, foto presiden dan wakil presiden, poster presiden dari masa ke masa, data siswa, tata tertib, sumpah pemuda, dan pancasila.

Kelas 4A (Jumat, 27 November 2015) terdapat kotak P3K, foto presiden dan wakil presiden, poster pahlawan kemerdekaan, poster pahlawan kemerdekaan, visi misi sekolah, pancasila, rangka manusia, dan gambar mata. Kelas 4B (Sabtu, 28 November 2015) terdapat tempelan foto pahlawan, sumpah pemuda, gambar presiden dari masa ke masa, penampang lidah, peta Indonesia, wayang, dan almari.

Kelas 5A (Selasa, 5 Januari 2016) terdapat foto-foto presiden dan wakil presiden, kotak P3K, poster presiden dan wakil presiden dari masa ke masa, poster wayang-wayang (punakawan dan pandawa), pembukaan UUD 1945, pancasila, peta Indonesia, poster senjata tradisional, tarian tradisional, rumah adat, dan pakaian adat. Di kelas 5B (Jumat, 8 Januari 2016) terdapat tempelan sejata tradisional, baju tradisional, rumah adat, foto pahlawan kemerdekaan, gambar presiden dari masa ke masa, globe, almari, dan penggaris.

102

Di semua kelas ada kotak P3K (pertolongan pertama kecelakaan), almari, foto presiden dan wakil presiden, dan data siswa. Hal ini diperkuat dengan dokumentasi (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 26-28 halaman 211). Dalam data siswa terdapat jadwal piket, data nama siswa, dan tata tertib. Selain itu, di setiap kelas ada mading. Mading untuk menempelkan hasil karya siswa (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 29 halaman 211).

Di depan kelas terdapat slogan-slogan untuk hidup sehat. Berikut contoh isi slogan yang tertempel di dinding depan kelas:

(1) Aku anak PHBS

(2) Perilaku hidup bersih dan sehat siswa SD Plebengan: (a) Berantas sarang nyamuk.

(b) Pilah – olah sampah.

(c) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air.

(d) Jajan di kantin “sehat” SD Plebengan. (e) Gunakan jamban dengan bersih dan sehat. (f) Siaga – tanggap dengan bencana.

(g) Sayang – peduli terhadap tanaman dan lingkungan. (3) Ayo Budayakan cuci tangan pakai sabun.

(4) Saat-saat penting pakai sabun. (5) Cuci tangan dengan benar.

103 (6) Hijaukan lingkungan. (7) Aku anak berprestasi. (8) Bersih itu sehat.

(9) Dengan membaca kita mengetahui dunia, dll (Sabtu, 28 November 2015).

Hal ini diperkuat dengan dokumentasi terkait slogan dan poster yang ada di lingkungan sekolah (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 30-32 halaman 211-212).

Selain itu, ada banner yang berisi 18 karakter yang dikembangkan di SD N Plebengan. Banner ini ditempelkan di depan perpustakaan dan di dekat ruang guru (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 33 halaman 212).

Banner dan slogan dipasang dengan tujuan tertentu tergantung dengan isinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa didapat bahwa:

Za : “Suruh cuci tangan mbak, cuci tangannya sebelum makan.

Saya sudah. Kalau saya membembawa bekal, habis pelajaran, mau makan, saya mencuci tangan dulu.” (Kamis, 14 Januari 2016)

Nn : “Aku anak PHBS mbak. aku sudah mbak. sebelum makan,

cuci tangan dahulu. Jumat bebas jentik juga sudah, kan kita kerja bakti.” (Senin, 7 Desember 2015)

De : “Dengan membaca, kita mengetahui dunia. Saya memang suka membaca mbak, tapi banyak yang buku pelajaran.” (Senin, 14 Desember 2015)

Dw : Kalau saya suka membaca, tetapi buku cerita.” (Senin, 14 Desember 2015)

104

Berdasarkan hasil wawancara siswa diatas siswa mengetahui arti dari slogan ditempel di lingkungan sekolah. Siswa sudah berusaha untuk melaksanakan ajakan dalam slogan tersebut.

5) Ekstrakurikuler

Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti yaitu kurikulum, didapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SD N Plebengan yaitu pramuka, karawitan, drumband, dan olahraga (voli, sepak bola, senam, dan atletik). Pramuka dan karawitan termasuk ekstrakurikuler wajib. Pramuka wajib diikuti siswa kelas IV, V, dan VI. Kegiatan pramuka mendukung kedisiplinan siswa, mengembangkan kerja keras siswa, mengembangkan kemampuan manajemen organisasi, dan melatih kemandirian siswa. Salah satu kegiatan pramuka di SD N Plebengan adalah outbond. Pada tahun 2014 kemarin diadakan outbond pramuka di Goa Cemara. Kegiatan outbond ini diperkuat dengan hasil dokumentasi peneliti (lihat Lampiran 15. dokumentasi gambar 34 halaman 212).

Berdasarkan hasil observasi, ketika ekstrakurikuler berlangsung, pertama yang dilakukan yaitu upacara. Semua siswa berkumpul di halaman sekolah untuk upacara. Semua siswa membawa atribut pramuka yang telah ditetapkan. Ada beberapa siswa yang tidak membawa atribut upacara menempatkan diri di tempat yang sudah ditentukan. Siswa berbaris menurut regunya. Ketua regu memimpin regunya masing-masing. Siswa dibimbing untuk belajar tali temali.

105

Setiap regu sudah membawa peralatan yang telah ditentukan. Pembina pramuka mengajarkan tali temali tersebut dan kegunaan tali temali untuk kehidupan sehari-hari. Siswa mencoba untuk membuat tali tersebut.

Ekstrakurikuler PMR dilakukan setiap hari Rabu. PMR dilakukan bergantia dengan pramuka, misalnya minggu ini pramuka berarti minggu depan PMR. PMR mengajarkan cara menolong teman yang sakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Berdasarkan hasil observasi, siswa diajarkan obat-obatan alami dari tumbuh- tumbuhan di lingkungan sekitar. Siswa juga diajarkan cara merawat tumbuhan tersebut.

Karawitan wajib diikuti oleh kelas II, III, IV, V, dan VI. Karawitan dilaksanakan setiap hari senin, dan selasa. Karawitan mengenalkan kepada siswa gamelan, cara memainkan gamelan, mengenalkan gendhing-gedhing jawa, dan mengenalkan lagu-lagu jawa. Lagu-lagu yang diajarkan tergantung pada jenjang kelasnya. Semakin tinggi jenjang kelasnya maka semakin rumit. Untuk kelas rendah diajarkan lagu-lagu sederhana seperti manyar sewu dan sluku- sluku bathok. Kelas tinggi diajarkan lagu taberi sinau, pepeling, dan aku duwe pitik. Menurut guru karawitan, selain untuk mengenalkan gamelan, siswa juga dikenalkan Lagu-lagu Jawa. Berdsarkan hasil observasi, ekstrakurikuler karawitan dibuat giliran setiap kelas. Satu kelas yang rata-rata berjumlah 28 siswa dibagi menjadi 2 kelompok,

106

yaitu kelompok yang nembang/menyanyi dan kelompok yang nggamel. Apabila sudah dua putaran lagu, siswa bergantian, yang nembang berganti nggameli.

Ekstrakurikuler drumband diikuti oleh pilihan siswa kelas III – V. Ektrakurikuler drumband sering mengikuti perlombaan. Terakhir lomba drumband Juara II tingkat Kecamatan tahun 2014. Selain itu Lomba Drumband Polisi Sahabat Anak Juara II tingkat Kabupaten tahun 2013. Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi saat siswa mengikuti lomba drumband (lihat lampiran 15. dokumentasi gambar 35 halaman 212). Berdasarkan hasil observasi ketika drumband, siswa berkumpul pada pukul 14.00. Siswa mengambil alat di ruang penyimpanan alat drumband. Guru hadir kemudian siswa pemanasan. Siswa memainkan intro. Guru drumband mengulang pembelajaran yang minggu kemarin sudah dilakukan. Siswa dilatih agar hafal dengan lagu yang sudah diberikan. Siswa yang memegang alat musik ritmis dilatih guru sendiri dan siswa yang menggunakan alat musik melodis juga berlatih dengan guru sendiri. Setelah berlatih beberapa kali, siswa yang memainkan alat musik rimis dan melodis memainkan secara bersama. Drumband kemudian dilatih untuk berjalan. Siswa ketika berlatih berjalan mengelilingi lapangan.

Ekstrakurikuler olahraga rutin diadakan setiap hari Jumat. SD N Plebengan mempunyai kelompok bola voli. Siswa belajar teknik- teknik bermain bola voli. Siswa juga diajarkan bagaimana