BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja adalah hipotesa yang sebenarnya, yang asli yang bersumber dari kesimpulan teoritik (Amirin, 2000:84). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang sangat menentukan peneliti didalam jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan teori - teori yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan hipotesis kerja, yaitu “Implementasi Program Binjai Smart City melalui e-Dokter di Kota Binjai meliputi isi kebijakan terkait kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi atau terkait, jenis manfaat yang diperoleh, perubahan yang diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksana program, dan sumber daya yang dilibatkan atau butuhkan, dan lingkungan implementasi terkait dengan indikator kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karekteristik lembaga dan penguasa, dan kepatuhan dan daya tanggap dari pelaksana program.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan elemen yang penting dalam menjaga sebuah reliabilitas dan validitas hasil penelitian. Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Umumnya, tujuan penelitian adalah memecahkan masalah. Dan langkah yang ditempuh dalam sebuah penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan.
3.1 Penedekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif..
Pendekatan Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah (Azwar, 2004:5).
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif melakukan aktivitasnya untuk memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi, atau cerita yang rinci tentang subjek penelitian dan latar sosial penelitian.
Pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara-mendalam dan pengamatan tersebut akan berbentuk cerita mendetail (deskripsi, rinci, gambaran yang mendalam), termasuk ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian (Hamidi, 2005:30).
Menurut Michael Quinn (dalam Yusuf 2014:336), penelitian kualitatif memiliki karakteristik utama dalam penelitiannya yaitu sebagai berikut:
1. Penyelidikan yang bersifat naturalistik 2. Analisis bersifat induktif
3. Holistik (keseluruhan)
4. Data bersifat kualitatif (kata dan gambar-gambar) 5. Menekankan pemahaman dan kontak personal 6. Dinamis
7. Tiap kasus unik dan spesifik
8. Dalam konteksnya, netral dan bersifat sensitif 9. Rancangan bersifat fleksibel
Pendekatan kualitatif ini akan membantu peneliti untuk mendeskripsikan dan menggambarkan isi kebijakan terkait kepentingan kelompok sasaran, tipe manfaat, derajat perubahan yang diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksana program, dan sumber daya yang dilibatkan atau butuhkan, dan lingkungan implementasi terkait dengan indikator kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karekteristik lembaga dan penguasa, dan kepatuhan dan daya tanggap.
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian bersifat deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. variabel yang diteliti bisa tunggal bisa juga lebih dari satu variabel (Juliansyah, 2011:35). Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
(Suryabrata, 1994:19).
Menurut Patton (dalam Wirawan, 2011:154) data kualitatif terdiri dari deskripsi rinci mengenai situasi, kejadian-kejadian, orang, interaksi-interaksi dan perilaku-perilaku terobservasi, kutipan-kutipan langsung dari orang mengenai pengalaman mereka, sikap, kepercayaan, dan pikiran;
kutipan atau keselurushan bagian dari dokumen-dokumen, koresponden, rekaman, dan kasus-kasus sejarah. Deskripsi rinci, kutipan-kutipan langsung, dan dokumentasi kasus pengukuran kualitatif merupakan data dari pengalaman dunia. Data dikumpulkan sebagai narasi terbuka tanpa berupaya menyesuaikan dengan aktivitas program atau pengalaman orang disesuaikan dengan kategori-kategori atau standar-standar yang ditentukan sebelumnya seperti pilihan-pilihan respon dalam kuesioner.
Penelitian deskriptif ini akan membantu peneliti untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang pada permasalahan Implementasi Program Binjai Smart City melalui e-Dokter di Kota Binjai yang meliputi isi kebijakan terkait kepentingan kelompok sasaran, tipe manfaat, derajat perubahan yang diinginkan, letak pengambilan keputusan, pelaksana program, dan sumber daya yang dilibatkan atau butuhkan, dan lingkungan implementasi terkait dengan indikator kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karekteristik lembaga dan penguasa, dan kepatuhan dan daya tanggap.
3.3 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data sebagai bahan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan peneliti, penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Binjai Jalan Jendral Sudirman No. 6
Kecamatan Binjai Kota Kota Binjai. Dan kemudian penelitian ini didukung oleh lokasi penelitian lainnya yang juga sebagai tempat pengumpulan informasi tambahan yaitu : Rumah Sakit Dr. RM. Djoelham Kota Binjai, Rumah Sakit Tentara Binjai, Rumah Sakit Sylvani Kota Binjai, Dinas Kesehatan Kota Binjai, Puskesmas Rambung, Puskesmas Kebun Lada, Puskesmas Tanah Tinggi, Puskesmas Binjai Estate, dan Puskesmas Binjai Kota.
Adapun latar belakang peneliti mengambil lokasi penelitian diatas dikarenakan adanya beberapa masalah yang terdapat dimasing-masing lokasi penelitian yaitu jaringan e-Dokter mati dan tidak bisa diakses selama tiga hari, kemudian masih terdapat masyarakat yang belum mengetahi apa itu program e-Dokter, masih adanya Rumah Sakit dan puskesmas-Puskesmas yang sudah terdata diaplikasi namun belum memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan belum ada masyarakat yang memesan e-Dokter di Rumah Sakit atau Puskesmas tersebut dan pengurusan surat-surat yang masih manual yang menunjukkan bahwa pasien e-Dokter harus membawa surat-surat fotocopinya.
3.4 Informan Penelitian
Menurut Bungin (2011:50), informan adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai masalah penelitian.
Informan berfungsi untuk membantu menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan bermanfaat bagi bahan analisis. Pemilihan informan pada penelitian difokuskan pada representasi atas masalah yang diteliti. Informan harus benar-benar melalui pemilihan yang selektif,
informan juga harus mengetahui atau sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam permaslahan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan melalui bentuk sumber data snowball sampling. Yang diartikan sebagai memilih sumber informasi mulai dari sedikit kemudian makin lama makin besar jumlah sumber informasinya. Dalam bentuk ini, peneliti cukup mengambil satu orang informan saja dahulu. Kemudian kepada orang pertama ini, Tanya lagi orang lain yang mengetahui dan memahami kasus sehubungan dengan informasi yang dijadikan fokus penelitian dalam situasi sosial di daerah/tempat penelitian dan begitulah seterusnya, sampai peneliti yakin bahwa data dan informasi yang dikumpulkan cukup dan data yang didapat setelah diolah dilapangan sejak awal penelitian telah menunjukkan hasil yang sama dan tidak berubah lagi (Yusuf, 2014:371).
Berdasarkan penjelasan mengenai teknik pengambilan sampel diatas, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
No Status Informan Informasi Yang Dibutuhkan Jumlah 1 Kepala Bappeda
Kota Binjai
Informasi terkait perencanaan program e-Dokter di Kota Binjai yang meliputi kebijakan-kebijakan, jenis manfaat, perubahan yang diinginkan, pengambilan keputusan pelaksana program, strategi
pengembangan program,
karakteristik rezim yang berkuasa dan tingkat respon pelaksana program.
1
2. Kepala Bidang Aplikasi dan Telematika Dinas
Informasi terkait pengelolaan sistem teknologi, informasi dan komunikasi serta implementasi program
e-1
Kominfo Kota Binjai
Dokter terkait sebagai pengoprasional dan peran dalam program Binjai Smart City seperti e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang digunakan) dan Konteks Implementasi (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan program dari aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
3 Tim Leader
Binjai Smart City
Informasi tekait sebagai pembuat aplikasi dan pengembangan aplikasi dan peran dalam program Binjai Smart City seperti e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
Informasi terkait dengan sistem dan prosedur pelaksanan teknis e-Dokter di Rumah Sakit yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang digunakan) dan Konteks Implementasi (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan program dari aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
1
6 Dokter-Dokter
Informasi terkait dengan pemberi pelayanan yang dipilih masyarakat dalam aplikasi e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
3
Informasi terkait dengan tidak berjalannya program e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang digunakan) dan Konteks Implementasi (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan program dari aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
Informasi terkait dengan peran serta sebagai koordinator program e-Dokter ditingkat Puskesmas yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana)
1
9 Kepala Informasi terkait dengan 3
Puskesmas Kebun
pelaksanaan teknis implementasi e-Dokter ditingkat Puskesmas sebagai faskes tujuan Rumah Sakit ataupun peran nya sebagai pilihan pengobatan dalam aplikasi e-Dokter yang belum menjalankan yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
Informasi terkait prosedur dan sistem pengurusan surat-surat rujukan ataupun pengoprasional program e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan (Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang digunakan) dan Konteks Implementasi (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan program dari aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
Informasi terkait sebagai pelaksana dengan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien melalui adanya program e-Dokter menggunakan e-Dokter saat berobat jalan
Informasi terkait dengan penerima pelayanan kesehatan dan kepuasan atas semua prosedur program e-Dokter yang meliputi Isi Kebijakan
3
(Kepentinga-kepentingan yang mempengaruhi, jenis manfaat yang bisa diperoleh, perubahan yang ingin dicapai, letak pengambilan keputusan, pelaksana program dan sumber daya yang digunakan) dan Konteks Implementasi (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan program dari aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).
TOTAL INFORMAN
24
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan multi sumber bukti (triangulasi) yang artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Dalam hal ini yang digunakan adalah observasi, partisipatif, wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012:83):
1) Wawancara
Metode wawancara adalah yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian. Wawancara yang dilakukan termasuk wawancara yang mendalam (in-dept interview) yaitu dengan terlibat secara tatap muka dengan menggunakan wawancara yang bersifat semi struktur (semi structure-interview).
2) Observasi,
Metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang menjadi objek penelitian dan mencatat segala gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.
3) Dokumentasi
Pengumpulan data yang diperoleh menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dalam lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu-satunya, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2007:247).
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2007:243), terdapat bebrapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting tentang penelitian
dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2. Penyajian data /Data Display
Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersususn yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.
Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif, bagan maupun dalam bentuk tabel sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami,
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukkan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian untuk menjaring data/informasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Triangulasi merupakan suatu metode yang dipakai dalam penelitian kualitatif- sering juga dilakukan dalam metode kuantitatif-untuk mengukur validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Dengan mengumpulkan dan membandingkan multiple dataset satu sama lain, triangulasi membantu meniadakan ancaman bagi setiap validitas dan reliabilitas data. Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama (Wirawan, 2011:156).
Dalam penelitian dapat dipergunakan 3 jenis triangulasi, yaitu (Bungin, 2011:264) :
1. Triangulasi dengan Sumber Data.
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan Moeleong, (2006) : 1). Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden 2). Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data 3). Menyediakan tambahan informasi secara sukarela .4).
memastikan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data. 5). Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.
2. Triangulasi dengan Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah
hasil observasi sesuai dengan informasi ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk meguji sumber data, apakah sumber data ketika di interview dan di observasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.
3. Triangulasi dengan Teori.
Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba (1981:307 dalam Moeloeng), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa dengan derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Hal ini dapat dilakukan sebagai pembanding teori dengan menyertakan usaha pencarian teori dan cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penemuan penelitian yang lebih relevan.
Ketiga macam triangulasi diatas, adalah cara peneliti dalam melakukan analisis data dengan menggunakan triangulasi sumber data dan teknik. Triangulasi sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dari para informan yang dituju.
Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan mengkroscek atau mengecek data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu data yang diperoleh dari wawancara,kemudian dicek dengan observasi dan dokumentasi.
BAB IV
HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Program Binjai Smart City melalui e-Dokter
Konsep Smart City adalah sebagai sebuah kota yang dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh warga yang tinggal tetap atau pendatang yang tinggal sementara di kota tersebut untuk berbagai keperluan. Informasi Kota ini didesain dengan mengimplementasikan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi secara menyeluruh, dan digunakan untuk berbagai pelayanan yang dapat diberikan oleh sebuah sistem kota. Dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mendorong transparansi publik pada sistem tata kelola pemerintah dan perencanaan yang melibatkan warga kota sebagai salah satu stakeholder. Konsep Smart City dibangun dan dikembangkan dalam enam dimensi, yang meliputi: dimensi ekonomi (smart economy), manusia (smart people), tata kelola (smart governance), mobilitas (smart mobility), lingkungan (smart environment), dan kehidupan (smart living).
Kota Binjai adalah satu-satunya kota yang telah menerapkan konsep Smart City di Sumatera Utara. Pengembangan konsep Binjai Smart City merupakan konsep pengembangan Kota Binjai yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh warga yang tinggal tetap atau pendatang yang tinggal sementara di Kota Binjai untuk berbagai keperluan dengan menggunakan berbagai media teknologi. Pengembangan e-Government adalah salah satu komponen pendukung untuk terwujudnya Smart City yang merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan
berbasis elektronik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2003 sebagai payung bagi seluruh kebijakan di bidang Government. Pengembangan e-Government akan melibatkan berbagai faktor yang memiliki andil dalam penciptaan suatu jasa layanan publik. Seluruh faktor tersebut perlu dirancang dari awal melalui suatu proses perencanaan yang matang agar dihasilkan program pengembangan e-Government yang dapat diterapkan mulai dari faktor kepemimpinan, sumber daya manusia, organisasi, dan sistem manajemen, sarana komunikasi, perangkat keras, perangkat lunak, anggaran, dan lain-lain yang harus dipadukan dengan sebuah perencanaan yang terpadu, holistik, bertahap, realistik, dan terukur.
Dengan mengacu pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003, Pemerintah Kota Binjai mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021, dan kemudian menyusun rencana induk pengembangan Smart City Kota Binjai 2016-2021. Di bawah kepemimpinan Walikota Dan Wakil Walikota, yaitu Muhammad Idaham dan Timbas Tarigan, dan membuat Visi Pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021 “Terwujudnya Kota Cerdas yang Layak Huni, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan Menuju Binjai yang Sejahtera,” serta dengan misi pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021 sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerintahan yang cerdas (smart governance) melalui birokrasi yang berkesinambungan guna mewujudkan tata kelola pemerintah kota yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
2. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas (smart people) dengan kualifikasi pintar, sehat, produktif dan sejahtera.
3. Mengoptimalkan produktifitas pergerakkan masyarakat (smart mobility) melalui kualitas infrastruktur daerah yang mampu meningkatkan fungsi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
4. Meningkatkan perekonomian kota melalui peningkatan sumber daya alam berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, kreatif, inovatif, dan produktif (smart economy dan smart environment)
5. Meningkatkan kualitas standar hidup (smart living) dalam aspek kelayakan kesejahteraan, keadilan dan kenyamanan.
Visi pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021, Kota Binjai sebagai Smart City yang mengambil visi “Terwujudnya Kota yang Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Konsep Smart City Binjai Menuju Kota Digital yang Nyaman, Transparan, Aman yang Berkelanjutan dan Menumbuhkan Ekonomi Kreatif, Inovatif dan Produktif Pada Tahun 2021”. Dan mengambil misi dengan dijabarkan sebagai berikut (Rencana Induk Pengembangan Smart City Kota Binjai Tahun 2016-2021) : 1. Peningkatan tata kelola: transparansi, informatif, dan responsive melalui
penerapan e-Government pada setiap SKPD.
2. Peningkatan partisipasi masyarakat pada pembangunan dan perubahan sikap dan budaya yang lebih baik melalui penerapan aplikasi layanan dan pengaduan masyarakat.
3. Peningkatan kemudahan dan kenyamanan akses layanan umum (transportasi, wisata, dan publik servis) baik bagi warga ataupun pengunjung kota Binjai melalui penerapan aplikasi informasi kota.
4. Peningkatan perekonomian kota dengan pertumbuhan digital entrepreneurship dan peningkatan kunjungan dan transit dengan pengupayaan penerapan apliaksi-aplikasi informasi usaha dan jasa yang informatif dan kemudahan dalam mengakses.
Dengan adanya visi-misi tersebut Pemerintah Kota Binjai mengeluarkan Peraturan walikota sebagai dasar untuk melaksanakan Binjai Smart City yang termuat dalam Peraturan Walikota Nomor 53 Tahun 2017 tentang Penyelanggaraan Binjai Smart City , yang diyakini sebagai
pedoman agar semua program Binjai Smart City yang dibuat dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan tersebut.
Dalam rangka pembangunan dan pengembangan Binjai Smart City , pemerintah Kota Binjai membuat beberapa program-program dengan salah satu strateginya adalah membangun aplikasi-aplikasi yang telah diidentifikasi sesuai dengan Blueprint sistem aplikasi e-Government untuk
Dalam rangka pembangunan dan pengembangan Binjai Smart City , pemerintah Kota Binjai membuat beberapa program-program dengan salah satu strateginya adalah membangun aplikasi-aplikasi yang telah diidentifikasi sesuai dengan Blueprint sistem aplikasi e-Government untuk