• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antar OMS

JEJARING OMS

A. TRANSFER PENGETAHUAN DI JEJARING OMS

A.1. Hubungan Antar OMS

Jejaring Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) merupakan gabungan OMS-OMS yang memiliki tujuan bersama. Setiap OMS diwakilkan oleh individu dari lembaga masing-masing. Tidak menutup kemungkinan, jejaring OMS tidak hanya diikuti oleh OMS saja atau dalam hal ini lembaga/ organisasi saja, ada perwakilan mahasiswa, kelompok agama, komunitas, dan bahkan perwakilan individu saja. Dalam prakteknya, tidak banyak jumlah OMS yang mampu

23 Argote, L. (1999). Organizational Learning: Creating, retaining and transferring knowledge. Boston:

Kluwer Academic Publishers.

24 Schwartz, D. G. (2006). Encyclopedia of Knowledge Management. United Kingdom: Idea Gropus

46

bertahan dan menjadi dinamisator dari jejaring OMS tersebut. Tiap OMS memiliki kepentingan tersendiri ketika bergabung dalam sebuah jejaring OMS. Kepentingan itu dapat bersifat internal, yaitu hanya untuk kebutuhan OMS itu sendiri, namun dapat pula bersifat ekternal, yaitu sebagai langkah transformatif bagi pergerakan sosial.

Jejaring OMS tidak hanya terdiri dari satu aktor atau partisipan. Partisipan-partisipan tersebut berinteraksi dan akhirnya membentuk pola relasi tertentu. Tentu saja tiap jejaring OMS memiliki pola relasi masing-masing. Kemudian, bagaimana dengan jejaring OMS di Yogyakarta di mana aktor di jejaring yang satu juga menjadi aktor di jejaring yang lain? Apakah hal tersebut mempengaruhi pola relasi di tiap jejaring OMS? Apakah ada kesamaan pola relasi antar jejaring OMS yang ada?

Grafik 1

Pemetaan Kedekatan Antar OMS di Jejaring OMS

47

GRAFIK 1 merupakan pemetaan relasi antar OMS di ketiga jejaring OMS (AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY). Pada prakteknya, OMS tidak hanya mengikuti satu jejaring OMS. Jejaring OMS di Yogyakarta memungkinkan OMS untuk berpartisipasi di semua jejaring OMS. Asumsinya, semakin banyak jumlah jejaring OMS yang ada dan semakin banyak OMS yang terlibat di dalamnya, maka diharapkan pergerakan sosial akan semakin mudah. Grafik pada GRAFIK 1 menunjukkan ada empat OMS yang menjadi sentral dari pola relasi tersebut, yaitu OMS 4, OMS 7, OMS 8, dan OMS 19. Ke empat OMS tersebut memang mengikuti hampir ketiga jejaring tersebut. Ke empat OMS tersebut menduduki posisi sentral dalam relasi antar OMS. Artinya ke empat OMS tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam jejaring OMS. Apabila AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY merupakan jejaring OMS yang besar dan cukup diperhitungkan dalam pergerakan sosial di Yogyakarta, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh ke empat OMS tersebut juga signifikan dalam pergerakan sosial di Yogyakarta.

Grafik 2

Pemetaan Kedekatan Antar OMS di AJI Damai

48

GRAFIK 2 menggambarkan pemetaan kedekatan antar OMS di AJI Damai. Ke empat OMS yang menjadi sentral pada relasi antar OMS di jejaring OMS, yaitu OMS 4, OMS 7, OMS 8, dan OMS 19, juga menjadi sentral di relasi antar OMS di AJI Damai. Bagaimana dengan kedua jejaring yang lain? Lihat BOX 17 dan BOX 18.

GRAFIK 3 menggambarkan kedekatan antar OMS di Forum LSM DIY. Secara eksplisit, tidak ada OMS yang menjadi aktor sentral dalam pola relasi tersebut. Namun, OMS 7 dan OMS 19 masih menjadi bagian dalam dari pola relasi yang ada.

Grafik 3

Pemetaan Kedekatan Antar OMS di Forum LSM DIY

49

GRAFIK 4 menggambarkan kedekatan antar OMS di JPY. Pada pola relasi ini menunjukkan bahwa OMS 7, OMS 8, dan OMS 19 juga menjadi aktor sentral dalam relasi yang ada. Kesimpulannya bahwa ke empat OMS (OMS 4, OMS7, OMS 8, dan OMS 19) merupakan aktor kunci dari jejaring OMS di Yogyakarta. Pada Bab II yaitu Deskripsi Subjek Penelitian, dipaparkan bahwa ada kecenderungan yang sama antar jejaring OMS dalam bentuk dan wilayah gerakan. Hal tersebut diperkirakan karena aktor yang sama antar jejaring OMS.

Hubungan atau relasi antar OMS yang terpetakan dalam pola relasi jejaring OMS memiliki kontribusi dalam proses transfer pengetahuan. Oleh karenanya, sebelum membahas pada proses transfer pengetahuan, langkah pertama yang harus dilakukan ialah mengidentifikasi hubungan antar aktor di masing-masing jejaring

Grafik 4

Pemetaan Kedekatan Antar OMS di JPY

50

OMS. Rob Cross, Adrew Parker, dan Laurence Prusak (2000)25

mengemukakan bahwa penting untuk menemukan empat karakteristik dari hubungan-hubungan guna penciptaan pengetahuan di jaringan.

Pertama, mengetahui apa yang aktor lain tahu. Ada individu yang dicari karena memiliki pengetahuan yang spesifik, di mana individu tersebut dapat berkontribusi pada pemecahan suatu masalah. Ada pula individu yang tidak memiliki pengetahuan yang spesifik, namun individu tersebut dapat membantu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang sulit. Kedua, memiliki akses pada pemikiran aktor lain. Tentu saja, ketika seorang aktor akan mengakses pengetahuan dari aktor lain, maka aktor lain tersebut haruslah juga memiliki keinginan dan bersedia untuk diakses pengetahuannya. Catatan penting di sini ialah belajar bagaimana mendapatkan akses dari aktor lain membutuhkan pengembangan pemahaman atas gaya respon seseorang dan melalui media apa yang dirasa efektif untuk menciptakan kontak.

Ketiga, aktor-aktor memiliki keinginan secara aktif dalam

pemecahan masalah. Ini merupakan unsur yang sangat penting dibandingkan dua hal sebelumnya. Hal mendasar ialah bagaimana seseorang memahami permasalahan dan dengan pemikiran- pemikirannya mencoba mengatasi permasalahan tersebut. Keempat, memiliki hubungan yang aman untuk agenda pembelajaran dan kreativitas. Poin penting dalam hubungan yang aman ialah bagaimana menumbuhkan kepercayaan. Kepercayaan dalam jejaring diasumsikan akan membuat aktor yang ada mempunyai keinginan untuk mengambil resiko dengan ide-idenya, sehingga

25 Cross, Rob, Adrew Parker, dan Laurence Prusak. 2000. Knowing what we know: Supporting

knowledge creation and sharing in social networks. Cambridge: IBM Institute for Knowledge Management.

51

muncul solusi-solusi yang kreatif. Pola relasi yang terpetakan di atas setidaknya memberikan gambaran bahwa di masing-masing jejaring OMS memiliki aktor-aktor yang sudah teridentifikasi satu sama lain oleh masing-masing OMS sebagai partisipan jejaring. Hal tersebut memudahkan pencarian OMS ketika ada kepentingan tertentu, terutama terkait jejaring OMS.

Rob Cross, Adrew Parker, dan Laurence Prusak mengutip pendapat Szulanski (1996), bahwa hubungan yang tidak efektif akan menghalangi transfer pengetahuan. Pemahaman akan karakteristik hubungan-hubungan akan membantu untuk menentukan apa saja yang dapat membuat hubungan menjadi efektif dalam penciptaan pengetahuan. Lebih lanjut, hal tersebut akan memudahkan para aktor dari jejaring tersebut untuk menyarankan intervensi-intervensi bagi jejaring. Pemikiran ke depan menjadi hal penting bagi jejaring. Selama ini, pemetaan yang ada masih melihat jaringan informasi menjadi dasar atas siapa menolong siapa terkait tugas-tugas sekarang atau yang sudah berlalu. Oleh karenanya, pemikiran-pemikiran terkait kesempatan- kesempatan bagi jejaring di masa depan menjadi penting. Sederhananya, melihat potensi yang dimiliki dan memadukannya dengan menciptakan berbagai kesempatan ke depannya menjadi paduan yang cocok untuk keberlangsungan jejaring.

Hubungan antar OMS di tiap jejaring OMS dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar, hubungan antar OMS di tiap jejaring OMS termasuk sangat dekat. Setiap jejaring memiliki faktor kedekatan OMS yang berbeda-beda. Kedekatan antar OMS di AJI Damai dipengaruhi oleh fokus isu yang sama, tujuan-tujuan yang sama, kesamaan akses alat bersama di jejaring, kerja-kerja

52

kolaboratif yang berkelanjutan, dan kesadaran akan pentingnya keakraban antar OMS. Kedekatan OMS di Forum LSM hanya dipengaruhi oleh fokus isu yang sama. Lalu, kedekatan antar OMS di JPY dipengaruhi oleh kesamaan akses alat bersama, tujuan- tujuan yang sama, kerja-kerja kolaboratif yang berkelanjutan antar OMS, dan kesadaran bahwa keakraban antar lembaga mempengaruhi pencapaian kerja-kerja jaringan.

Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedekatan antar aktor di masing jejaring OMS, maka jejaring OMS tersebut dapat mengidentifikasi cara untuk membuat hubungan menjadi efektif dalam transfer pengetahuan. AJI Damai dan JPY memiliki kesamaan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar OMS partisipannya. Tidak heran apabila dalam kerja-kerjanya juga memiliki banyak kesamaan satu sama lain (lihat bab II). Sifat kedua jejaring OMS (AJI Damai dan JPY) yang cenderung cair merupakan salah satu strategi untuk menjaga hubungan antar aktor di masing- masing jejaring OMS tersebut. Hal tersebut dipilih mengingat kesibukan di masing-masing lembaga. Dalam tataran jejaring OMS, para aktor tidak menciptakan keterikatan yang sifatnya formal. Aktor-aktor tersebut lebih mementingkan kesadaran, terkait bahwa hal tersebut penting dalam keberlangsungan sebuah gerakan sosial. Poinnya ialah adanya kesadaran bahwa menjaga hubungan yang dekat (secara kualitas-red) dan harmonis antar OMS merupakan kunci dalam dinamika berjejaring.

Aku pernah bertemu dengan beberapa teman, kalau Jogja malah relatif terkoordinasi dan lumayan kuat.

(OMS 1)26

53

Pada dasarnya karakteristik hubungan di tiap jejaring OMS tidak jauh beda. Meskipun faktor kedekatan antar aktor di Forum LSM DIY hanya dipengaruhi oleh isu-isu yang sama dan memiliki kepengurusan yang hierarkis-formal, namun pada prakteknya, pola kerja-kerja yang ada di semua jejaring OMS hampir sama. Perbedaannya ialah jumlah aktor yang masih bertahan di tiap jejaring dan bagaimana pola partisipasinya. Misalnya saja di AJI Damai. Dalam aktivitas reguler hanya tim kecil yang mengkoordinir dinamika jejaring. Ketika muncul isu/ peristiwa besar sesuai konsen AJI Damai, dengan mudah tim kecil tersebut mengumpulkan para partisipan. Cara ini dianggap lebih efektif, dan kenyataannya bahwa dengan sistem semacam ini tidak mengurangi kedekatan hubungan antar OMS di jejaring OMS.