• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intensitas Komunikas

Dalam dokumen TRANSFER PENGETAHUAN INTERAKSI SOSIAL DA (1) (Halaman 98-116)

JEJARING OMS

B. INTERAKSI SOSIAL DI JEJARING OMS

B.2. Intensitas Komunikas

Intensitas pertemuan mengarah pada pertemuan secara fisik antar partisipan di jejaring. Sedangkan intensitas komunikasi merupakan interaksi antar partisipan yang tidak hanya mendasarkan pada pertemuan fisik. Partisipan di AJI Damai, Forum LSM DIY dan JPY menyadari bahwa komunikasi yang intensif diperlukan di jejaring OMS. Bahkan para partisipan mengaku bahwa komunikasi antar anggota di jejaring ini intensif. Akan tetapi, ketika ditelusuri lebih jauh, komunikasi intensif tersebut hanya terjadi pada aktor-aktor tertentu di jejaring ini. Bahkan di Forum LSM DIY, ada lembaga yang menjadi perantara antar lembaga lainnya untuk mempermudah komunikasi.

Keaktifan partisipan pada sebuah jejaring sosial merupakan faktor penting guna menunjang dinamika di jejaring tersebut. Bagi jejaring baru, keaktifan partisipan mungkin bukan merupakan masalah besar

45 Hasil wawancara dengan responden OMS 2 yang dilakukan pada November 2011

85

karena umumnya partisipan masih intens berpartisipasi. Namun, bagi jejaring yang usianya lebih dari dua tahun, keaktifan partisipan menjadi masalah khusus yang biasanya muncul pada lingkup internal.

Ada tiga OMS yang menjadi sentral dari pola relasi berdasarkan keaktifan di AJI Damai, yaitu OMS 4, OMS 13, dan OMS 19.(Lihat GRAFIK 5). OMS 4 dan OMS 13 memang selalu terlibat dalam kegiatan di AJI Damai dengan selalu mengirimkan perwakilannya dalam setiap pertemuan dan kegiatan. OMS 19 dalam setahun terakhir ini tidak pernah terlibat dalam kegiatan. OMS 19 ini cukup dikenal di kalangan jejaring, terutama di AJI Damai. Meskipun OMS 19 tidak aktif di AJI Damai, OMS 19 tetap dianggap sebagai OMS yang aktif di AJI Damai. Alasannya, lokasi dan tempat OMS 19 cukup representatif digunakan oleh teman-teman jaringan untuk mengadakan berbagai kegiatan.

Grafik 5

Pola relasi berdasarkan keaktifan di AJI Damai

86

Pada Forum LSM, menurut GRAFIK 6, tidak ada OMS yang menjadi sentral dari pola relasi tersebut. Akan tetapi, melalui gambar tersebut dapat dilihat bahwa OMS 5 berperan sebagai mediator bagi beberapa OMS. Begitu pula dengan OMS 7. Bedanya, OMS 7 lebih sebagai perantara dari OMS yang tidak aktif di Forum LSM DIY.

Pada JPY (lihat TABEL 19), ada dua OMS yang menjadi sentral dari pola relasi tersebut, yaitu OMS 7 dan OMS 19. Kedua OMS itu memang paling aktif dalam dinamika jejaring JPY. OMS 7 seringkali melontarkan ide-ide tentang berbagai kegiatan JPY. Biasanya, OMS 7 ini selalu merangkul OMS 19 untuk pembahasan ide-ide lebih lanjut. Sehingga di kalangan perwakilan OMS di JPY menganggap memang kedua OMS ini yang sangat berperan dalam dinamika jejaring JPY

Grafik 6

Pola relasi berdasarkan keaktifan di Forum LSM DIY

87

Ketiga gambar di atas ( GRAFIK 5, GRAFIK 6, GRAFIK 7) memperlihatkan bahwa di setiap jejaring terdapat aktor sentral, yang berperan sebagai perekat. Peran lainnya yaitu sebagai perantara, baik antara partisipan aktif, maupun partisipan tidak aktif. Pola relasi berdasarkan keaktifan di tiap jejaring menggambarkan pola komunikasi yang selama ini terjadi. Komunikasi yang ada masih didominasi oleh beberapa aktor atau partisipan. Dimungkinkan bahwa aktor tersebut juga berpengaruh terhadap bergulirnya informasi dan pengetahuan di dalam jejaring OMS.

Grafik 7

Pola relasi berdasarkan keaktifan di JPY

88 B.3. Jenis Media Komunikasi

Menurut Tom R. Tyler47, internet telah mengubah cara

berkomunikasi secara sosial. Misalnya saja surat elektronik (surel)/

e-mail. Surat elektronik memungkinkan untuk terkoneksinya

beberapa orang tanpa memerlukan kedekatan secara fisik. Contoh lainnya yaitu telepon. Telepon membantu untuk komunikasi jarak jauh dan lebih cepat untuk penyampaian berita. Internet mampu menyediakan komunikasi dalam bentuk tertulis melalui surat elektronik. Kecenderungan yang terjadi sekarang bahwa orang dapat menulis sesuatu dengan mudah melalui surat elektronik dan kemudian mentransmisikannya secara virtual dan cepat ke seluruh dunia.

Akan tetapi, revolusi dalam komunikasi telah mengubah relasi, baik antar individu, maupun dalam kelompok. Tyler memberikan pandangannya bahwa fungsi internet lebih merupakan cara baru untuk mengelola permasalahan-permasalaan sosial yang sudah ada dan mempertemukan kebututuhan-kebutuhan sosial yang sudah lama, dibandingkan dengan sebuah transformasi teknologi yang secara fundamental memiliki pola-pola yang berubah dari proses- proses antar individu atau group. Tyler menambahkan bahwa fungsi lain dari internet yaitu meningkatkan frekuansi dan kualitas dari komunikasi interpersonal. Komunikasi-komunikasi internet mampu menggantikan komunikasi tatap muka langsung (face—to-face) dan telepon. Dalam tulisannya, Tyler mengatakan bahwa hubungan yang berkembang melalui internet merupakan hubungan yang dekat, penuh arti dan sifatnya lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa

47 Tyler, Tom R. 2002. Is the internet changing social life? It seems the more change, the more

89

banyaknya kekhawatiran yang terlihat tentang kualitas dan kebermaknaan dari interaksi-interaksi internet tidak ditemukan.

Penemuan-penemuan Tyler terkait dengan komunikasi internet mendukung penyataan McKenna dan Bargh (2000)48, yaitu tidak ada

dampak sederhana yang mendasar dari internet pada masyarakat kebanyakan. Internet sebagai sebuah alat yang digunakan oleh orang untuk mengatasi permasalahan tertentu. Lebih lanjut, Tyler menyarankan untuk mengembangkan dan mengartikulasikan sebuah model yang dapat dipahami parameter yang membentuk kualitas dari pengalaman-pengalaman interpersonal. Poin utama yang dikemukakan oleh Tyler ialah bahwa teknologi mengubah realitas sosial dan psikologis masyarakat, atau dengan kata lain yaitu masyarakat mengubah penggunaan teknologi untuk memfasilitasi kreasinya atas sebuah realitas sosial dan psikologis yang diinginkan. Oleh karenanya, usaha untuk memahami pengaruh dari teknologi- teknologi baru harus melihat teknologi-telnologi sebagai alat yang mana orang dapat mempergunakannnya untuk mendapatkan tujuan-tujuan sosialnya.

Bahasan tentang jejaring dan teknologi tentu tidak terlepas dari Manuel Castells. Berikut ini beberapa kutipan dari Manuel Castells49.

The ability of networks to introduce new actors and new contents in the process of social organization, with relative independence of the power centers, increased over time with technological change, and, more precisely, with the evolution of communication technologies. ... early, electrically based communication technologies were not powerful enough to equip networks with autonomy in all their nodes, as this autonomy

48 McKenna, K.Y.A., Bargh, J.A. 1998. Coming out in the age of internet: Identity

―demarginalization‖ through virtual group participation. Jpurnal of Personality and Social

Psychology, 75, 681-694.

49 Castells, Manuel. 2004. The Network Society: A cross-cultural Perspective. USA; Edwar Edgar

90

would have required multidirectionality and a continuous flow of interactive information processing. But it also means that the availability of proper technology is a necessary, but not sufficient condition for the transformation of the social structure.

....

digital technologies are also characterized by their ability to recombine information on the basis of recurrent, interactive communication.

....

The added value of the Internet over other communication media is its capacity to recombine in chosen time information products and information processes to generate a new output, which is immediately processed in the Net, in an endless process of production of information, communication, and feedback in real time or chosen time (Castells, 2001). This is crucial because recombination is the source of innovation, and innovation is at the root of economic productivity, cultural creativity, and political power-making.

....

The third feature of new information and communication technologies is their flexibility, which allows the distribution of processing power in various contexts and applications.

(Manuel Castells)

Menurut Castells, teknologi komunikasi memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan jejaring dalam memperkenalkan aktor-aktor dan muatan-muatan barunya dalam proses organisasi sosial dengan berpusat pada kekuatan independen. Namun, teknologi komunikasi belum cukup dalam jejaring di mana aktor juga memiliki otonomi. Oleh sebab itu, proses sosial interaksi informasi harus terus berjalan. Sederhananya, teknologi saja tidak cukup untuk melakukan transformasi sosial. Teknologi komunikasi digunakan untuk mengkombinasikan informasi dari berbagai sumber terpercaya di masing-masing jaringan OMS guna menciptakan inovasi-inovasi. Teknologi informasi dan komunikasi ini memberikan fleksibilitas dalam distribusi proses penguatan di jejaring OMS.

91

Wei-chung Chang50 berpendapat sama, bahwa transfer pengetahuan

tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi informasi. Bahkan, teknologi menciptakan pengertian baru tentang transfer pengetahuan. Namun, perlu menjadi catatan bahwa teknologi yang berdiri sendiri tidak dapat memecahkan permasalahan transfer pengetahuan. Hal mendasar dalam transfer pengetahuan ialah daya serap dari individu-individu yang tergabung di dalamnya, sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan apakah pembaharuan pengetahuan perlu dilakukan atau tidak.

50 Chang, Wei-chung. . Research on capacities of Community of Practices to facilitate knowledge

transfer in organisations. Taiwan: Departemen of Management Information System, National Chengchi University

Tabel 17

Penggunaan Media Komunikasi di AJI Damai

NO Agenda

AJI DAMAI

Media Internet Tele-

pon Konven- sional Lain n y a W e b si te / B lo g E m ai l Y M F ac e b o o k M ai li st G ro u p s BBM Tw it te r T e le p o n K ab e l T e le p o n S e lu lar F ac e t o f ac e S u rat / D o k u m e n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyebaran undangan 5 1 2 6 1 8 1 1

2 Efektif untuk menyebar

undangan 2 1 1 3 1 5 2

3 Favorit di jejaring 4 2 7

4 Favorit responden 3 5 5 1 1 2 1

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja jaringan

3 5 2 2

6 Efektif untuk keakraban 2 3 4 1 1

7 Efektif untuk bertukar pengalaman- pengalaman kerja lembaga ke jejaring 2 2 5 1 8 Efektif mengkampanyekan isu- isu jaringan 2 4 1 3 1

9 Paling banyak diakses di

jejaring 3 5 1 1

10 Paling menunjang

kinerja jejaring. 1 2 5 1 1 1 1

92

TABEL 17 menggambarkan penggunaan media komunikasi di AJI Damai. Mulai dari penyebaran undangan, pertukaran informasi, dan sebagainya, media komunikasi yang mayoritas digunakan ialah internet, meliputi e-mail, facebook, dan maillist-groups. Ketiganya merupakan jejaring sosial media yang memang digemari di dunia maya. Namun, untuk penyebaran undangan seputar agenda di AJI Damai, partisipannya lebih memilih disebarkan melalui telpon seluler, yaitu dengan sms. Alasannya, telepon seluler lebih fleksibel dan dapat dibawa ke mana-mana, tanpa harus terkoneksi terlebih dahulu melalui internet. Penggunaan media komunikasi konvensional, sepertinya sudah ditinggalkan, misalnya melalui dokumen/ surat menyurat. Pertemuan langsung atau face-to-face juga tidak menjadi pilihan partisipan AJI Damai untuk berkomunikasi. Kesibukan di masing-masing lembaga sudah cukup menyita waktu partisipan sehari-hari, sehingga partisipan mengaku kesulitan untuk membagi waktunya. Hal inilah merupakan salah satu faktor rendahnya partisipasi dalam jejaring OMS. Namun, dukungan partisipan itu selalu ada apabila AJI Damai membutuhkannya.

93

Kecenderungan yang sama terjadi pada Forum LSM DIY (lihat TABEL 18). Media internet masih menjadi favorit dalam melakukan berbagai agenda di jejaring OMS, yaitu email dan mail-list groups. Hal menarik ialah pada penyebaran undangan terkait agenda di Forum LSM DIY. Media yang digunakan masih konvensional, yaitu dengan surat/ dokumen. Forum LSM DIY yang bersifat formal membuat penyebaran undangan pun juga harus resmi.

Tabel 18

Penggunaan Media Komunikasi di Forum LSM DIY

NO Agenda

FORUM LSM DIY

Media Internet Tele-

pon Konven- sional Lain n y a W e b si te / B lo g E m ai l Y M Face b o o k M ai li st G ro u p s BBM Tw it te r T e le p o n K ab e l T e le p o n S e lu lar F ac e t o f ac e S u rat / D o k u m e n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyebaran undangan 4 2 2 1 1 4

2 Efektif untuk menyebar

undangan 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2

3 Favorit di jejaring 2 3 1 1

4 Favorit responden 2 3 1

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja jaringan

2 3 1

6 Efektif untuk keakraban 1 2 3 2

7 Efektif untuk bertukar pengalaman- pengalaman kerja lembaga ke jejaring 1 3 2 8 Efektif mengkampanyekan isu- isu jaringan 1 3 2

9 Paling banyak diakses di

jejaring 1 3 1 1 1 1

10 Paling menunjang

kinerja jejaring. 3 2 1

94

Dibanding kedua jejaring di atas, interaksi dinamis dengan menggunakan media komunikasi internet lebih terlihat pada JPY (lihat TABEL 19). Mulai dari sekedar menyapa, kemudian berbagi informasi dan pengetahuan, dan lain sebagainya. Ada partisipan yang bersedia mengelola jejaring sosial media JPY.

Secara menyeluruh, para aktor di setiap jejaring OMS mengandalkan internet, atau secara lebih spesifik yaitu maillist-groups, untuk melakukan transfer pengetahuan dan informasi. Cara ini lebih efektif mengingat kendala untuk melakukan pertemuan langsung. Hanya saja, komunikasi pengetahuan dan informasi di tiap jejaring OMS juga masih mengalami berbagai kendala. Salah satunya, rendahnya kebiasaan menulis entah itu pengalaman-pengalaman kerja, atau

Tabel 19

Penggunaan Media Komunikasi di JPY

NO Pertanyaan

JPY

Media Internet Tele-

pon Konven- sional Lain n y a W e b si te / B lo g E m ai l Y M Face b o o k M ai li st G ro u p s BBM Tw it te r T e le p o n K ab e l T e le p o n S e lu lar F ac e t o f ac e S u rat / D o k u m e n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyebaran undangan 8 8 8 1 8 2 2

2 Efektif untuk menyebar

undangan 2 6 8 7 1 2

3 Favorit di jejaring 2 6 7 6 1

4 Favorit responden 3 4 8 4 1

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja jaringan

1 4 3 8

6 Efektif untuk keakraban 3 1 7 5 3 1

7 Efektif untuk bertukar pengalaman- pengalaman kerja lembaga ke jejaring 2 2 1 2 8 2 1 8 Efektif mengkampanyekan isu- isu jaringan 4 3 1 9 7 1 1

9 Paling banyak diakses di

jejaring 3 1 4 8 1 1 2

10 Paling menunjang

kinerja jejaring. 1 1 2 9 2

95

sekadar informasi. Meskipun tingkat kesadaran transfer pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh aktor di jejaring OMS tinggi, namun mayoritas hanya sebatas tacit. Hal itu tidak sukup signifikan apabila media yang mayoritas digunakan dalam berkomunikasi ialah internet.

Yang penting progressnya diberi lewat email. Jadi pas butuh dukungan besar, rasa memiliki jaringan masih ada. Dan itu cukup membantu.

(OMS 8)51

Pengukuran tingkat interaksi sosial di jejaring OMS dalam penelitian ini menggunakan indikator intensitas pertemuan dan komunikasi. Hasil pengukuran menunjukkan di Forum LSM DIY dan JPY berada pada tingkat interaksi sosial yang sedang . Hal berbeda pada AJI Damai. Ada variasi tingkat interaksi sosialnya, yaitu 10% berada pada tingkat interaksi sosial yang tinggi dan 90% berada pada tingkat interaksi sosial yang sedang. Angka-angka tersebut pada dasarnya menunjukkan kecenderungan yang sama antar jejaring OMS. Problematika terkait partisipasi partisipan menjadi permasalahan di semua jejaring OMS. Hal tersebut diprediksi mempengaruhi tingkat interaksi sosial secara internal di jejaring OMS.

51 Hasil wawancara dengan responden OMS 8 yang dilakukan pada November 2011.

Gambar 8

Tingkat Interaksi Sosial di AJI Damai

96 C. EFEKTIVITAS KERJA-KERJA DI JEJARING OMS

TABEL 20 memperlihatkan kerangka pengukuran variabel efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS pada penelitian ini. Bertumpu pada pemikiran Alan Fowler, bahwa ada tiga hal yang digunakan sebagai ukuran performa suatu organisasi/ lembaga/ komunitas/ jejaring, yaitu outputs, outcomes, dan impacts.

Outputs mengukur usaha-usaha yang telah dilakukan. Outputs

merupakan implemetasi dari aktivitas-aktivitas yang ada. Outcomes mengukur efektifitasan dengan menggunakan outputs. Sedangkan impacts mengukur perubahan dari kondisi sebelumnya ke kondisi sesudahnya. Tabel 20 Accessing Achievements Point of measurement What is measured Indicators

Outputs Efforts Implementation of

Activities

Outcomes Effectiveness

Use of outputs and sustained production

of benefits

Impacts Change Difference from the

original situation Sumber : Alan Fowler (1997; P.164)

97

Mengacu pada poin pengukuran di TABEL 20, diperoleh tingkat efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS sebagai berikut (lihat GAMBAR 9). Jejaring OMS yang memiliki tingkat efektivitas kerja-kerja yang paling tinggi ialah JPY dengan presentase sebesar 90,91%. Kemudian di urutan kedua ada AJI Damai dengan presentasi sebesar 70%. Terakhir yaitu Forum LSM DIY dengan presentase sebesar 60%. Gambaran detail terkait masing-masing indikator dalam tingkat efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS dapat dilihat pada uraian masing-masing indikator di bawah ini.

C.1. Kegiatan-kegiatan

Setiap jejaring OMS memiliki bermacam-macam kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan. Kerja-kerja tersebut mengusung kepentingan bersama dan mendasarkan pada platform di masing-masing jejaring OMS. Kerja-kerja tersebut merupakan kerja kolaboratif seluruh partisipannya. Setiap partisipan mengambil peran dalam kerja-kerja tersebut.

Gambar 9

Tingkat Efektivitas Kerja-Kerja Jejaring OMS

AJI Damai FORUM LSM DIY JPY

98

Pada umumnya, kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan yang ada di ketiga jejaring OMS direncanakan dengan mempertimbangkan isu-isu yang menjadi fokus di jejaring tersebut. Perencanaan setiap kerja/ kegiatan juga mempertimbangkan hasil yang akan didapatkan. Mayoritas partisipan di ketiga jejaring OMS merasa puas dengan kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan yang diadakan di jejaring tersebut. Ada apresiasi oleh dan untuk para partisipan di jejaring tersebut atas kerja-kerja yang dilakukan. Hal ini digunakan untuk menjaga semangat pergerakan. Semangat menghargai kinerja yang dilakukan bersama, apa pun itu hasilnya, diharapkan mampu menjaga dinamika jejaring.

Kegiatan-kegiatan di AJI Damai mayoritas didominasi aksi damai dengan melibatkan massa, audiensi ke stakeholder dan media, dan konferensi pers terkait kasus-kasus kekerasan yang muncul di masyarakat. Pencapaian terbesar dalam dua tahun ini yang paling membanggakan bagi partisipan AJI Damai ialah kampanye pemilu kepala daerah (Pilkada) damai dan youth-camp yang kemudian melahirkan jejaring API Damai (Aliansi Pelajar Untuk Indonesia Damai) untuk anak-anak SMA. Kegiatan-kegiatan di Forum LSM DIY diwarnai oleh aksi damai, menerbitkan buletin, advokasi, penelitian, dan riset. Kemudian, kegiatan di JPY berupa peringatan hari tertentu (misalnya: International Women‘s Day/IWD; Hari anti kekerasan terhadap perempuan/ HAKTP; Hari seksualitas), diskusi paublik, seminar, aksi damai, dan advokasi kasus (Misal: Kasus Syeh Puji, UU Pronografi, dan lainnya).

Jejaring OMS di Yogyakarta identik digunakan untuk kampanye ke masyarakat yang lebih luas. Tidak heran apabila di ketiga jejaring OMS tersebut memiliki agenda yang sama yaitu aksi damai. Di

99

Yogyakarta, ada kebiasaan yang selalu dilakukan para aktivis pergerakan sosial ketika melakukan aksi damai. Pertama, aksi dilakukan ketika ada isu atau peristiwa besar yang muncul. Kedua, partisipan jejaring OMS yang biasanya tidak aktif, lalu tiba-tiba sudah bergabung dalam aksi tersebut. Ketiga, tempat untuk melakukan aksi selalu di titik nol Yogyakarta atau di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan di Tugu Yogyakarta. Tempat tersebut dianggap paling strategis. Keempat, aksi ini lebih ditujukan ke media supaya diliput. Hal ini digunakan sebagai ukuran sukses atau tidaknya aksi yang dilakukan, yaitu dengan berapa banyak media (terutama media cetak) yang meliput kegiatan aksi tersebut.

C.2. Outputs

Mayoritas hasil kerja/ kegiatan yang ada di jejaring OMS, baik itu di AJI Damai, Forum LSM, dan JPY merupakan target bersama. Hanya sedikit saja hasil kerja/kegiatan yang bukan merupakan target bersama. Hasil dari kegiatan/kerja yang ada sering menjadi acuan dalam membuat rencana kerja/ kegiatan selanjutnya. Perencanaan suatu kegiatan selalu mengacu pada platform di jejaring masing-masing, sehingga hasil dari kegiatan/kerja diperkirakan akan sesuai dengan platform jejaring. Hasil dari kerja/kegiatan sering digunakan sebagai ukuran sukses atau tidaknya suatu kerja/ kegiatan. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi dan evaluasi dari masing-masing jejaring terkait dengan dinamika pergerakan sosial yang ada di masing-masing jejaring. Apabila kegiatan/kerja di tingkat jejaring ini dinilai sukses, tidak jarang akan dijadikan model kerja/kegiatan di tingkat lembaga partisipannya masing-masing.

100

C.3. Outcomes

Partisipan di AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY mengaku bahwa masing-masing jejaring memiliki tujuan yang dapat dilihat jelas. Hasil yang ingin diraih pada setiap kerja/kegiatan mempengaruhi tujuan yang dingin dicapai. Tujuan yang telah tercapai, kemudian menjadi ukuran dinamika pergerakan di jejaring masing-masing. Pencapaian tujuan juga merupakan poin penting dalam evaluasi kinerja masing-masing jejaring. Hal tersebut dikarenakan bahwa setiap kegiatan/keja di jejaring mendasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh jejaring ini.

Tujuan yang ingin dicapai oleh tiap jejaring menjadi dasar pemilihan strategi pergerakan di masing-masing jejaring. Pada AJI Damai dan JPY, tujuan yang ingin dicapai oleh jejaring merupakan tujuan bersama dari semua partisipannya. Namun, di Forum LSM DIY, tujuan tersebut bukan merupakan tujuan bersama dari seluruh partisipannya. Hal ini dikarenakan bahwa partisipan di Forum LSM DIY memiliki latar belakang yang jauh lebih variatif dibandingkan pada AJI Damai dan JPY. Setiap OMS tentu memiliki tujuan masing-masing. Pembentukan AJI Damai dan JPY mendasarkan pada isu bersama yang besar. Pembentukan Forum LSM DIY lebih dikarenakan adanya kebutuhan wadah bagi para OMS di Yogyakarta. Oleh karenanya, di Forum LSM DIY, tidak semua partisipan merasa bahwa tujuan-tujuan dari kegiatan/kerja merupakan tujuan bersama, karena pada dasarnya bukan merupakan tujuan dari para partisipannya meski tergabung di Forum LSM DIY. Faktor keaktifan partisipan mempengaruhi hal ini. OMS yang aktif di Forum LSM DIY jumlahnya sedikit. Ada

101

indikasi bahwa ketidakaktifan dari sebagian besar partisipannya karena tujuannya yang berbeda.

C.4. Impacts

Sejauh ini, dampak yang muncul dari pergerakan yang dilakukan oleh masing-masing jejaring (AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY) merupakan bagian dari harapan bersama. Di tingkat lembaga partisipannya, dampak dari pergerakan masing-masing jejaring dirasakan positif. Untuk merasakan dampak dari pergerakan masing-masing jejaring, membutuhkan waktu dan tidak dapat seketika dirasakan.

Ada dampak dari pergerakan di masing-masing jejaring yang di

Dalam dokumen TRANSFER PENGETAHUAN INTERAKSI SOSIAL DA (1) (Halaman 98-116)